Anda di halaman 1dari 11

ASKEP GANGGUAN KEBUTUHAN KESEIMBANGAN SUHU TUBUH AKIBAT

PATOLOGIS SISTEM TUBUH

MAKALAH
Untuk mengetahui tugas matakuliah
KMB II
Yang dibina oleh Bapak Dr. Arif Bachtiar, M.Kep ,

Oleh :

1. Valentina Febrianti Fatma (P17210204154)


2. Dila Rosita (P17210204157)
3. Iva Dea Fahila (P17210204169)
4. Sukma Angela Ramaningrum (P17210204166)
5. Frisca Ilma Silvia (P17210204178)
6. Aprilia Puji Handayani (P17210204181)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN
Agustus 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Askep gangguan
kebutuhan keseimbangan tubuh akibat patologis sistem tubuh” dengan baik.

Selama penyusunan makalah ini penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada dosen mata kuliah KMB II.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Penulis mengucapkan maaf jika
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena penulis menyadari dalam penulisan
makalah ini masih banyak kekurangan. Kritik serta saran yang membangun sangat penulis
harapkan.

Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
khususnya pembaca sebagai tambahan pengetahuan.

Malang, 7 Agustus 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................

KATA PENGANTAR ......................................................................................................

DAFTAR ISI .....................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................

1.1 Latar belakang...................................................................................................


1.2 Rumusan masalah .............................................................................................
1.3 Manfaat .............................................................................................................
1.4 Tujuan................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2
2.1 Pengertian Gangguan Kebutuhan Keseimbangan Suhu Tubuh.........................
2.2 Prevalensi Gangguan Kebutuhan Keseimbangan Suhu Tubuh.........................
2.3 Etiologi Gangguan Kebutuhan Keseimbangan Suhu Tubuh.............................
2.4 Menifestasi Klinis Gangguan Kebutuhan Keseimbangan Suhu Tubuh............
2.5 Patofisiologi Gangguan Kebutuhan Keseimbangan Suhu Tubuh.....................
2.6 Penatalaksanaan Gangguan Kebutuhan Keseimbangan Suhu Tubuh...............
2.7 Asuhan Keperawatan Gangguan Kebutuhan Keseimbangan Suhu Tubuh........

BAB III PENUTUP

2
3
4
4.1 Kesimpulan .......................................................................................................
4.2 Saran .................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia
dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang tentunya
bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Kebutuhan dasar manusia
menurut Abraham Maslow menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima
kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis (oksigenasi, cairan,nutrisi, temperatur,
eliminasi, tempat tinggal, isitirahat, dan seks), keamanan dankeselamatan, cinta dan
rasa memiliki, harga diri, dan aktualisasi diri (Potter & Perry,2005).
kebutuhan lebih diutamakan dibandingkan dengan kebutuhan yang lain. Contohnya
jika individu merasa haus, maka individu akan cenderung untuk mencoba memuaskan
dahaga. Individu dapat hidup tanpa makanan selama berminggu-minggu. Tetapi tanpa
air, individu hanya dapat hidup selama beberapa hari saja karena kebutuhan akan air
lebih kuat daripada kebutuhan akan makan. Menurut Maslow, pemuasan berbagai
kebutuhan tersebut didorong oleh dua kekuatan yakni motivasi kekurangan
(deficiency motivation) dan motivasi perkembangan (growth motivation).
Walaupun manusia memiliki kebutuhan yang sifatnya beranekaragam (heterogen),
akan tetapi setiap orang pada dasarnya memiliki kebutuhan dasar yang sama. Dalam
memenuhi kebutuhannya tersebut, manusia menyesuaikan diri dengan prioritas yang
ada. Lalu jika gagal memenuhi kebutuhannya, manusia akan berpikir lebih keras dan
bergerak untuk berusaha mendapatkannya (Hidayat, 2009). Menurut Potter and Perry
(2005), selama hidup yang dialami manusia, kebutuhan dasar manusia seorang
individu mungkin tidak terpenuhi, terpenuhi sebagian, atau terpenuhi seluruhnya.
Seseorang yang seluruh kebutuhannya terpenuhi merupakan orang yang sehat, dan
seseorang dengan satu atau lebih kebutuhan yang tidak terpenuhi merupakan orang
yang berisiko untuk sakit atau mungkin tidak sehat pada satu atau lebih dimensi
manusia. Kebutuhan manusia yang harus dipenuhi dan dipertahankan oleh manusia
salah satunya adalah kebutuhan fisiologis yang mencakup termoregulasi (temperatur).
Tubuh manusia dapat berfungsi secara normal hanya dalam rentang
temperaturyang terbatas atau sempit yaitu 37 ° C ( 96,6 ° F ) ±1 ° C . Temperatur tubuh di
luar rentang dapat menimbulkan kerusakan dan efek yang permanen seperti kerusakan
otak atau bahkan kematian. Secara sementara tubuh dapat mengatur temperatur
melalui mekanisme tertentu. Terpajan pada panas yang berkepanjangan dapat
meningkatkan aktivitas metabolik tubuh dan meningkatkan kebutuhan oksigen
jaringan.

( Potter,P.A,Perry,A.G.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses,


Dan Praktik. Edisi 4. Volume 1. Alih Bahasa : Yasmin Asih, dkk. Jakarta :
EGC.2005 )
https://www.kompasiana.com/www.sarwan.com/54f927efa33311d33b8b4e02/
konsep-kebutuhan-dasar-manusia

1.2 Rumusan masalah


1. Apa pengertian gangguan kebutuhan keseimbangan tubuh akibat patologis
sistem tubuh ?
2. Bagaimana Prevalensi gangguan kebutuhan keseimbangan tubuh akibat
patologis sistem tubuh?
3. Bagaimana Etiologi gangguan kebutuhan keseimbangan tubuh akibat
patologis sistem tubuh?
4. Bagaiamana Menifestasi klinis gangguan kebutuhan keseimbangan tubuh
akibat patologis sistem tubuh?
5. Bagaiamana Patofisiologi gangguan kebutuhan keseimbangan tubuh akibat
patologis sistem tubuh?
6. Bagaimana Penatalaksanaan gangguan kebutuhan keseimbangan tubuh akibat
patologis sistem tubuh ?
7. Asuhan keperawatan gangguan kebutuhan keseimbangan tubuh akibat
patologis sistem tubuh
1.3 Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini bagi penulis maupun pembaca ialah untuk
menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengertian gangguan kebutuhan
keseimbangan tubuh akibat patologis sistem tubuh ,Prevalensi gangguan kebutuhan
keseimbangan tubuh akibat patologis sistem tubuh,Etiologi gangguan kebutuhan
keseimbangan tubuh akibat patologis sistem tubuh,Menifestasi klinis gangguan
kebutuhan keseimbangan tubuh akibat patologis sistem tubuh, Patofisiologi
gangguan kebutuhan keseimbangan tubuh akibat patologis sistem
tubuh,Penatalaksanaan gangguan kebutuhan keseimbangan tubuh akibat patologis
sistem tubuh dan Asuhan keperawatan gangguan kebutuhan keseimbangan tubuh
akibat patologis sistem tubuh.

1.4 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian gangguan kebutuhan keseimbangan tubuh akibat
patologis sistem tubuh
2. Untuk mengetahui Prevalensi gangguan kebutuhan keseimbangan tubuh akibat
patologis sistem tubuh
3. Untuk mengetahui Etiologi gangguan kebutuhan keseimbangan tubuh akibat
patologis sistem tubuh
4. Untuk mengetahui Menifestasi klinis gangguan kebutuhan keseimbangan tubuh
akibat patologis sistem tubuh
5. Untuk mengetahui Patofisiologi gangguan kebutuhan keseimbangan tubuh akibat
patologis sistem tubuh
6. Untuk mengetahui penaksanaan gangguan kebutuhan keseimbangan tubuh akibat
patologis sistem tubuh
7. Untuk mengetahui Asuhan keperawatan gangguan kebutuhan keseimbangan tubuh
akibat patologis sistem tubuh
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gangguan Kebutuhan Keseimbangan Suhu Tubuh


Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh yang berhubungan dengan
ketidakmampuan tubuh untuk menghilangkan panas ataupun mengurangi produksi
panas. Hipertermi terjadi karena adanya ketidakmampuan mekanisme kehilangan panas
untuk mengimbangi produksi panas yang berlebihan sehingga terjadi peningkatan suhu
tubuh.Hipertermi tidak berbahaya jika di bawah 39°C.Selain adanya tanda klinis,
penentuan hipertermi juga didasarkan pada pembacaan suhu pada waktu yang berbeda
dalam satu hari dan dibandingkan dengan nilai normal individu tersebut (Potter &
Perry,2010). Hipertermi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami atau
berisiko untuk mengalami kenaikan suhu tubuh secara lebih tinggi dari 37°C (per oral)
atau 38.8°C terus-menerus (per rektal) karena peningkatan kerentanan terhadap faktor-
faktor eksternal . Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal
(NANDA International 2009-2011).

Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses tubuh
dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar.adapun tempat pengukuran suhu
tubuh:suhu inti yaitu suhu jaringan dalam relatif konstan seperti rektum, membran
timpani, esofagus, arteri pulmoner, kandung kemih dan suhu permukaan seperti kulit,
aksila, oral. Rasa suhu mempunyai dua sub modalitas yaitu rasa dingin dan rasa panas.
Reseptor dingin/panas berfungsi mengindrai rasa panas dan refleks pengaturan suhu
tubuh. Reseptor ini dibantu oleh reseptor yang terdapat di dalam system syaraf pusat.
Dengan pengukuran waktu reaksi, dapat dinyatakan bahwa kecepatan hantar untuk rasa
dingin lebih cepat dibandingkan dengan kecepatan hantaran rasa panas.
2.2 Prevalensi Gangguan Kebutuhan Keseimbangan Suhu Tubuh
Prevalensi kasus demam thypoid sebesar 5,13%. Negara yang paling tinggi terkena
demam thypoid adalah negara di kawasan Asia Tengah (Pakistan,Bangladesh, India) dan
Asia Tenggara (Indonesia dan Vietnam), di Indonesia Demam thypoid adalah penyakit
infeksi akut yang selalu ada di masyarakat (endemik), mulai dari usia balita, anak-anak
dan dewasa. Insiden thypoid rate di Indonesia masih tinggi yaitu 358 per 100.000
penduduk pedesaan dan 810 per 100.000 penduduk perkotaan per tahun
dengan rata-rata kasus per tahun 600.000-1.500.000 penderita. Angka kematian demam
tifoid di Indonesia masih tinggi dengan CFR sebesar 10% (Nainggolan, R, 2011).
Data World Health Organization (WHO) tahun 2003 memperkirakan terdapat sekitar 17
juta kasus demam tifoid di seluruh dunia dengan kejadian 600.000 kasus kematian tiap
tahun. Angka kejadian demam tifoid diketahui lebih tinggi pada negara berkembang
khususnya di daerah tropis. Di Indonesia kasus demam tifoid tercatat ada 900.000 kasus,
20.000 diantaranya berakhir dengan kematian. Dari sumber lain disebutkan bahwa angka
kejadian penyakit ini antara 350 - 810 kasus per 100.000 penduduk setiap tahunnya.
Hasil Riset Dasar Kesehatan tahun 2007 menunjukkan bahwa persentase penduduk yang
terjangkit demam tifoid dibandingkan dengan seluruh penduduk (prevalensi) di
Indonesia sebesar 1,6% (Rahmawati & Winarto, 2010; Hadinegoro, Tumbelaka, &
Satari, 2001).
Prevalensi nasional Tifoid (berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan
keluhan responden) adalah (1,60%). Sebanyak 14 provinsi di Indonesia mempunyai
prevalensi Tifoid diatas prevalensi nasional, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam (2,96%),
Bengkulu (2,58%), Jawa Barat (2,14%), Jawa Tengah(1,61%), Banten (2,24%), Nusa
Tenggara Barat (1,93%), Nusa Tenggara Timur(2,33%), Kalimantan Selatan (1,95%),
Kalimantan Timur (1,80%), Sulawesi Tengah (1,65%), Sulawesi Selatan (1,80%),
Gorontalo (2,25%), Papua Barat(2,39%) dan Papua (2,11%) (Riskesdas, 2007).

2.3 Etiologi Gangguan Kebutuhan Keseimbangan Suhu Tubuh


Etiologi Hipertermi dapat disebabkan gangguan otak atau akibat bahan toksik yang
mempengaruhi pusat pengaturan suhu. Zat yang dapat menyebabkan efek perangsangan
terhadap pusat pengaturan suhu sehingga menyebabkan demam disebut pirogen. Zat
pirogen ini dapat berupa protein, pecahan protein dan zat lain. Terutama toksin
polisakarida yang dilepas oleh bakteri toksik / pirogen yang dihasilkan dari degenerasi
jaringan tubuh dapat menyebabkan demam selama keadaan sakit. Faktor penyebabnya :
1. Dehidrasi.
2. Penyakit atau trauma
3. Ketidakmampuan atau menurunnya kemampuan untuk berkeringat.
4. Pakaian yang tidak tepat.
5. Kecepatan metabolisme meningkat.
6. Terpajan pada lingkungan yang panas (jangka panjang).
7. Aktivitas yang berlebihan.
8. Pengobatan/anesthesia.

2.4 Menifestasi Klinis Gangguan Kebutuhan Keseimbangan Suhu Tubuh


1. Frekuensi denyut nadi meningkat (10 point untuk peningkatan 1 derajat kenaikan suhu
tubuh)
2. Frekuensi pernafasan meningkat
3. Suhu tubuh meningkat
4. Membran mukosa kering
5. Kulit memerah
6. Demam piloreksi
7. Turgor kulit menurun
8. Konsentrasi urin pekat dan jumlah urin menurun.

2.5 Patofisiologi Gangguan Kebutuhan Keseimbangan Suhu Tubuh


Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set point, tetapi ada
peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas berlebihan tetapi tidak disertai
peningkatan set point.
Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak terhadap
infeksi atau zatasing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada infeksi atau zat asing
masuk ke tubuh akan merangsang sistem pertahanan tubuh dengan dilepaskannya
pirogen. Pirogen adalah zat penyebab demam, ada yang berasal dari dalam tubuh
(pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal dari infeksi oleh
mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik terhadap benda asing (non infeksi).
Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor) yang terdapat pada
tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di hipotalamus. Dalam hipotalamus
pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan
peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ). Ini akan menimbulkan reaksi menaikkan
suhu tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh darah tepi dan menghambat sekresi
kelenjar keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah ketidakseimbangan
pembentukan dan pengeluaran panas. Inilah yang menimbulkan demam pada anak. Suhu
yang tinggi ini akan merangsang aktivitas "tentara" tubuh (sel makrofag dan sel limfosit
T) untuk memerangi zat asing tersebut dengan meningkatkan proteolisis yang
menghasilkan asam amino yang berperan dalam pembentukan antibodi atau sistem
kekebalan tubuh. (Sinarty,2003)
Sedangkan sifat-sifat demam dapat berupa menggigil atau krisis/flush. Menggigil. Bila
pengaturan termostat dengan mendadak diubah dari tingkat normal ke nilai yang lebih
tinggi dari normal sebagai akibat dari kerusakan jaringan, zat pirogen atau dehidrasi.
Suhu tubuh biasanya memerlukan beberapa jam untuk mencapai suhu baru. Krisis/flush.
Bila faktor yang menyebabkan suhu tinggi dengan mendadak disingkirkan, temostat
hipotalamus dengan mendadak berada pada nilai rendah, mungkin malahan kembali ke
tingkat normal.
2.6 Penatalaksanaan Gangguan Kebutuhan Keseimbangan Suhu Tubuh
 Penatalaksanaan medis:
1) Beri obat penurun panas seperti paracetamol, asetaminofen
2) Rasional : membantu dalam penurunan panas
 Penatalaksanaan keperawatan:
1) Observasi keadaan umum pasien Rasional: mengetahui perkembangan keadaan
umum dari pasien
2) Observasi tanda-tanda vital pasien Rasional : mengetahui perubahan tanda-tanda
vital dari pasien
3) Anjurkan pasien memakai pakaian yang tipis Rasional : membantu
mempermudah penguapan panas
4) Anjurkan pasien banyak minum Rasional : mence gah terjadinya dehidrasi
sewaktu panas
5) Anjurkan pasien banyak istirahat Rasional : meminimalisir produksi panas yang
diproduksi oleh tubuh
6) Beri kompres hangat di beberapa bagian tubuh, seperti ketiak, lipatan paha, leher
bagian belakang Rasional : mempercepat dalam penurunan produksi panas
7) Beri Health Education ke pasien dan keluarganya mengenai pengertian,
penanganan, dan terapi yang diberikan tentang penyakitnya Rasional
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dari pasien da keluarganya

DAPUS
Herlman, T. Heather. 2009. NANDA International Diagnosis Keperawatan :Definisi dan
Klasifikasi. 2009-2011. Jakarta : EGC

Potter , P. A. Dan Perry, A. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperwatan vol. 3.Jakarta : EGC

Sinarty hartanto.(2003).Anak Demam Perlu Kompres.www.Pediateik.Com/knal.php

Anda mungkin juga menyukai