Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN TUGAS

REFLEKSI PENGALAMAN DALAM MELAKUKAN PEMENUHAN


KEBUTUHAN FISIOLOGIS DASAR MANUSIA
Dosen Pengampu:

DZAKIYATUL FAHMI MUMTAZ, S.Kep.Ns.M.Kep

Untuk Memenuhi tugas individu dari


Mata Kuliah kebutuhan fisiologis dasar manusia

Disusun oleh:
NADIRATUL HUSNI – 2011604122

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI


PROGRAM SARJANA TERAPAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS „AISYIYAH YOGYAKARTA
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah kebutuhan fisiologis dasar manusia yang berjudul “refleksi
kasus tentang pengalaman dalam melakukakan pemenuhan kebutuhan fisiologis dasar
manusia” ini pada tepat waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas akhir kebutuhan fisiologis dasar manusia . Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Demikianlah makalah ini saya buat dan Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen
pengampu kebutuhan fisologis dasar manusia yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan dengan baik. Dan Saya menyadari, makalah yang saya
tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 29 maret 2021

(Nadiratul husni 2011604122}

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2 Tujuan.......................................................................................................................4
1.3 Manfaat.....................................................................................................................5

BAB II KAJIAN PUSTAKA


2.1 menjelaskan definisi Kebutuhan fisiologis dasar manusia......................................6
2.2 Menjelaskan hal hal yang mendasari pemahaman tentang Kebutuhan fisiologis
dasar manusia...........................................................................................................6
2.3 menjelaskan model-model kebutuhan fisiologis dasar manusia.............................7
2.4 Menjelaskan kerakteristik seseorang yang kebutuhan dasarnya terpenuhi...........11
2.5 Menjelaskan Manusia sebagai sistem.....................................................................12
2.6 Menjelaskan Manusia sebagai makhluk holistik....................................................14
2.7 Menjelaskan Manusia sebagai sistem adaptive......................................................14

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN KASUS


3.1 deskripsi kasus.........................................................................................................19
3.2 kasus........................................................................................................................23
3.3 pembahasan kasus...................................................................................................23

BAB IV PENUTUP
4.1 kesimpulan..............................................................................................................39
4.2 saran........................................................................................................................39

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................40
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam
mempertahankan keseimbangan fisiologis maupuan psikologis, yang tentunya bertujuan untuk
mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham
Maslow dalam teori Hirarki. Kebutuhan menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima
kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri
(Potter dan Patricia, 1997). Dalam mengaplikasikan kebutuhan dasar manusia (KDM) yang dapat
digunakan untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar manusia pada saat memberikan
perawatan. Beberapa kebutuhan manusia tertentu lebih mendasar daripada kebutuhan lainnya.
Oleh karana itu beberapa kebutuhan harus dipenuhi sebelum kebutuhan lainnya. Kebutuhan
dasar manusia seperti makan ,air, keamanan dan cinta merupakan hal yang penting bagi manusia.
Dalam mengaplikasikan kebutuhan dasar manusia tersebut dapat digunakan untuk memahami
hubungan antara kebutuhan dasar manusia dalam mengaplikasikan ilmu keperawatan di dunia
kesehatan. walaupun setiap orang mempunyai sifat tambahan, kebutuhan yang unik, setiap orang
mempunyai kebutuhan dasar manusia yang sama. Besarnya kebutuhan dasar yang terpenuhi
menentukan tingkat kesehatan dan posisi pada rentang sehat-sakit.

Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut maslow adalah sebuah teori yang dapat
digunakan perawat untuk memahami hunbungan antara kebutuhan dasar manusia pada saat
memberikan perawatan. Menurut teori ini, beberapa kebutuhan manusia tertentu lebih dari pada
kebutuhan lainnya; oleh karena itu, beberapa kebutuhan harus dipenuhi sebelum kebutuhan yang
lain. Misalnya, orang yang lapar akan lebih mencari makanan daripada melakukan aktivitas
untuk meningkatkan harga diri

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian kebutuhan fisiologis dasar manusia ?
2. Apakah hal hal yang mendasari pemahaman tentang kebutuhan fisiologis dasar
manusia ?
3. Apa saja model model kebutuhan fisiologis dasar manusia ?
4. Apakah karakteristik seseorang yang kebutuhan dasarnya terpenuhi ?
5. bagaimana manusia sebagai system dalam pemenuhunan kebutuhan fisiologis dasar
manusia
6. bagaimana manusia sebagai makhluk holistic dalam pemenuhunan kebutuhan
fisiologis dasar manusia
7. bagaimana manusia sebagai system adaptive dalam pemenuhunan kebutuhan
fisiologis dasar manusia
8. bagaimana kasus tentang refleksi pemenuhan kebutuhan fisiologis dasar manusia

I.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian kebutuhan fisiologis dasar manusia
2. Mengetahui hal-hal yang mendasari pemahaman tentang kebutuhan fisiologis dasar
manusia
3. Mengetahui model-model kebutuhan fisiologis dasar manusia
4. Mengetahui kerakteristik seseorang yang kebutuhan dasanya terpenuhi.
5. Mengetahui bagaimana manusia sebagai system dalam pemenuhunan kebutuhan
fisiologis dasar manusia
6. mengetahui bagaimana manusia sebagai makhluk holistic dalam pemenuhunan
kebutuhan fisiologis dasar manusia
7. mengetahui bagaimana manusia sebagai system adaptive dalam pemenuhunan
kebutuhan fisiologis dasar manusia
8. mengetahui bagaimana kasus tentang refleksi pemenuhan kebutuhan fisiologis dasar
manusia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


Kebutuhan dasar manusia adalah hal-hal seperti makanan, air, keamanan dan cinta yang
merupakan hal yang penting untuk bertahan hidup dan kesehatan. Hierarki kebutuhan manusia
menurut Maslow adalah sebuah teori yang dapat digunakan perawat untuk memahami hubungan
antara kebutuhan dasar manusia pada saat memberikan perawatan. Hierarki kebutuhan manusia
mengatur kebutuhan dasar dalam lima tingkatan prioritas. Tingkatan yang paling dasar, atau
yang pertama meliputi kebutuhan fisiologis seperti: udara, air dan makanan. Tingkatan yang
kedua meliputi kebutuhan keselamatan dan keamanan, yang melibatkan keamanan fisik dan
psikologis. Tingkatan yang ketiga mencakup kebutuhan cinta dan rasa memiliki, termasuk
persahabatan, hubungan sosial dan cinta seksual. Tingkatan yang keempat meliputi kebutuhan
rasa berharga dan harga diri, yang melibatkan percaya diri, merasa berguna, penerimaan dan
kepuasan diri. Tingkatan yang terakhir adalah kebutuhan aktualisasi diri.
Menurut teori Maslow seseorang yang seluruh kebutuhannya terpenuhi merupakan
orang yang sehat, dan sesorang dengan satu atau lebih kebutuhan yang tidak terpenuhi
merupakan orang yang berisiko untuk sakit atau mungkin tidak sehat pada satu atau lebih
dimensi manusia.

2.2 HAL HAL YANG MENDASARI PEMAHAMAN KEBUTUHAN DASAR


MANUSIA
Manusia sebagai bagian integral yang berintegrasi satu sama lainnya dalam motivasinya
memenuhi kebutuhan dasar (fisiologis,keamanan,kasih sayang,harga diri dan aktualisasi diri).
Setiap kebutuhan manusia merupakan suatu tegangan integral sebagai akibat dari perubahan dari
setiap komponen system. Tekanan tersebut dimanifestasikan dalam perilakunya untuk memenuhi
kebutuhan atau tujuan sampai terpenuhinya tingkat kepuasan klien.
Dasar kebutuhan manusia adalah terpenuhinya tingkat kepuasan agar manusia bias
mempertahankan hidupnya. Peran perawat yang utama adalah memenuhi kebutuhan dasar
manusia dan tercapainya suatu kepuasan bagi diri sendiri serta kliennya, meskipun dalam
kenyataannya dapat memenuhi salah satu dari kebutuhan membawa dampak terhadap perubahan
system dalam individu (biologis, intelektual, emosional, social, spiritual, ekonomi, lingkungan,
patologi dan psikopatologi). Hal ini menggambarkan suatu bagian di mana penerapan proses
keperawatan selalu difokuskan pada kebutuhan individu yang unik dan sebagai suatu bagian
integral dari keluarga dan masyarakat. Keseimbangan antar kebutuhan tersebut menjadi
tanggungjawab dari setiap orang. Misalnya tanggung jawab orangtua terhadap anaknya,
demikian juga tanggung jawab perawat untuk membantu memenuhi kebutuhan dasar klien. Peran
tersebut dapat dilaksanakan secara optimal melalui pendekatan proses keperawatan.

2.3 MODEL-MODEL KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


A. Abraham Maslow
Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow meliputi lima kategori kebutuhan dasar,
yakni sebagai berikut :
1. Kebutuhan Fisiologis (Physiologic Needs)
Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Seorang yang
beberapa kebutuhannya tidak terpenuhi secara umum akan melakukan berbagai upaya
untuk memenuhi kebutuhan fisiologisnya terlebih dahulu. Misalnya, seorang yang
kekurangan makanan, keselamatan, dan cinta biasanya akan mencari makanan terlebih
dahulu daripada mencari cinta.
Kebutuhan fisiologis hal yang penting untuk bertahan hidup. Manusia memiliki delapan
macam kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan akan oksigen dan pertukaran gas,
kebutuhan cairan dan elektrolit, kebutuhan nutrisi, kebutuhan eliminasi urin dan fekal,
kebutuhan istirahat dan tidur, kebutuhan tempat tinggal, kebutuhan temperatur, serta
kebutuhan seksual. Penting untuk mempertahankan kebutuhan tersebut guna
kelangsungan umat manusia.
2. Kebutuhan Keselamatan dan Rasa Aman (Safety and Security Needs)
Kebutuhan keselamatan dan rasa aman yang dimaksud adalah keselamatan dan rasa aman
dari berbagai aspek, baik fisiologis maupun psikologis. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan
perlindungan diri dari udara dingin, panas, kecelakaan dan infeksi, bebas dari rasa takut
dan cemas, serta bebas dari ancaman keselamatan dan psikologi pada pengalaman yang
baru atau tidak dikenal.
3. Kebutuhan Rasa Cinta, Memiliki, dan Dimiliki (Love and Belonging Needs)
Kebutuhan ini meliputi memberi dan menerima kasih sayang, perasaan dimiliki dan
hubungan yang berarti dengan orang lain, kehangatan, persahabatan, serta mendapat
tempat atau diakui dalam keluarga, kelompok dan lingkungan sosialnya.
4. Kebutuhan Harga Diri (Self Esteen Need)
Kebutuhan ini meliputi perasaan tidak bergantung pada orang lain, kompeten, serta
penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri (Need for Self Actualization)
Kebutuhan ini meliputi kemampuan untuk dapat mengenal diri dengan baik (mengenal
dan memahami potensi diri), belajar memenuhi kebutuhan sendiri – sendiri, tidak
emosional, mempunyai dedikasi yang tinggi, kreatif, serta mempunyai kepercayaan diri
yang tinggi dan sebagainya.

Dengan mengetahui konsep kebutuhan menurut Maslow, kita perlu memahami bahwa :
Manusia senantiasa berkembang, sehingga dapat mencapai potensi diri yang maksimal.
Kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi tidak akan terpenuhi dengan baik sampai kebutuhan di
bawahnya penuhi. Jika kebutuhan dasar pada tiap tingkatan tidak terpenuhi, pada akhirnya akan
muncul sesuatu kondisi patologis. Setiap orang mempunyai kebutuhan dasar yang sama dan
setiap kebutuhan tersebut dimodifikasi sesuai dengan budaya masing. Setiap orang memenuhi
kebutuhan dasarnya menurut prioritas. Walaupun kebutuhan pada umumnya harus dipenuhi,
tetapi beberapa keburukan sifatnya dapat ditunda.kegagalan dalam memenuhi kebutuhan
menyebabkan ketidakseimbangan homeostatis. Lebih lanjut kondisi ini dapat menimbulkan
penyakit. Kebutuhan dapat menyebabkan seseorang dan bergerak memenuhinya. Ini disebabkan
oleh rangsangan yang berasal dan factor eksternal dan internal. Seseorang dapat merasakan
adanya kebutuhan sehingga dapat berespon melalui berbagai cara. Kebutuhan dasar sifatnya
saling berkaitan, beberapa kebutuhan yang tidak terpenuhi akan mempengaruhi kebutuhan
lainnya.
 Kebutuhan Aktualisasi Diri
 Kebutuhan Harga Diri
 Kebutuhan Rasa Cinta, Memiliki dan Dimiliki
 Kebutuhan Rasa Aman
 Kebutuhan fisiologis
Untuk beralih ke tingkat kebutuhan yang lebih tinggi, kebutuhan dasar di bawahny harus
terpenuhi dulu. Artinya, terdapat sesuatu jenjang kebutuhan yang “lebih penting” yang harus
dipenuhi sebelum kebutuhan yang lain dipenuhi. Sebagai contoh, jika kebutuhan fisiologis
seseorang seperti makan, cairan, istirahat, dan lain sebagainya belum terpenuhi, tidak mungkin
baginya untuk memenuhi kebutuhan harga diri atau aktualisasi diri dengan mengabaikan
kebutuhan yang pertama.

B. Virginia Henderson
Teori keperawatan Virginia Handerson (Hammer dan Henderson, 1955) mengcangkup
seluruh kebutuhan dasar seorang manusia. Handerson (1964) mendefinisikan keperawatan
sebagai Membantu individu yang sakit dan yang sehat dalam melaksanakan aktivitas yang
memiliki kon-stribusi terhadap kesehatan dan penyembuhannya. dimana individu tersebut akan
mampu mengerjakannya tanpa bantuan bila ia memiliki kekuatan , kemauan, dan pengetahuan
yang di butuhkan . dan hal ini dilakukan dengan cara membantu mendapatkan kembali
kemadiriannya secepat mungkin.
Kebutuhan berikut ini, sering kali disebut 14 kebutuhan dasar henderson , memberikan
kerangka kerja dalam melakukan asuhan keperawatan (Henderson, 1966):
 Bernapas secara normal
 Makan dan minum cukup
 Eliminasi
 Bergerak dan mempertahankan posisi yang dikehendaki
 Istirahat dan tidur
 Memilih cara berpakian ; berpakian dan melepas pakian
 Mempertahankan temperatur tubuh dalam rentang normal
 Menjaga tubuh tetap bersih dan rapi
 Menghindari bahaya dari lingkunga
 Berkomukasi dengan orang lain
 Beribadah menurut keyakinan
 Bekerja yang menjajikan prestasi
 Bermain dan berpatisipasi dalam bentuk rekreasi
 Belajar, menggali atau memuaskan rasa keingintahuan yang mengacu pada
perkembangan dan kesehatan normal.

C. Watson
Filosofi Watson tentang asuhan keperawatan (1979,1985,1988) berupaya untuk
mendifinisikan hasil dari aktivitas keperawatan yang berhubungan dengan aspek humanistik dari
kehidupan ( Watson 1979;marriner-Tomey,1994). Tindakan keperawatan mengacu langsung
pada pemahaman hubungan antara sehat, sakit dan perilaku manusia. Keperawatan
memperhatikan peningkatan dan mengembalikan kesehatan serta pencegahan terjadinya
penyakit.
Model Watson meliputi proses asuhan keperawatan, pemberian bantuan bagi klien dalam
mencapai atau mempertahankan kesehatan atau mencapai kematian yang damai. Intervensi
keperawatan berkaitan dengan proses keperawatan manusia. Perawatan manusia membutuhkan
perawat yang memahami perilaku dan respon manusia terhadap masalah kesehatan yang aktual
ataupun yang potensial, kebutuhan manusia dan bagaimana merespon terhadap orang lain dan
memahami kekurangan dan kelebihan klien dan keuarganya , sekaligus pemahaman pada
dirinya sendiri. Selain itu perawat memberikan kenyamanan dan perhatian serta empati pada
klien dan keluargannya. Asuhan keperwatan tergambar pada seluruh faktor-faktor yang
digunakan oleh perawat dalam pemberian pelayanan keperawatan pada klien ( Watson, 1987).

D. King
Manusia merupakan individu reaktifan yang dapat bereaksi terhadap situasi, orang dan
objek tertentu. Sebagai makhluk yang berorientasi pada waktu, manusia tidak terlepas dari
kejadian masa lalu dan masa sekarang yang akan berpengaruh terhadap masa depannya. Sebagai
makhluk sosial, manusia hidup bersamaorang lain dan berinteraksi satu sama lain. Berdasarkan
hal tersebut, kebutuhan dasar manusiadi bagi menjadi tiga yaitu :
 Kebutuhan akan informasi kesehatan
 Kebutuhan akan pencegahan penyakit
 Kebutuhan akan perawat ketika sakit.

E. Martha E. Rogers
Manusia merupakan satu kesatuan yang utuh serta memiliki sifat dan karakter yang
berbeda. Manusia selalu berinteraksi dengan limgkungan dan memengaruhi satu sama lain.
Dalam proses kehidupannya, manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikannya masing-
masing. Dengan kata lain, setiap individu berbeda satu dengan yang lain. Konsep Martha E.
Rogers ini di kenal dengan konsep manusia manusia sebagai unit.

F. Jhonson
Jhonson mengungkap pandangannya dengan menggunakan pendekatan sistem perilaku.
Dalam pendekatan ini, individu di pandang sebagai sistem prilaku yang selalu ingin mencapai
keseimbangan dan stabilita, baik dalam lingkungan internalmaupun eksternal. Individu juga
memiliki keinginan untuk mengatur dan menyesuaikan dirinya terhadap pengaruh yang timbul.

G. Sister Calista Roy


Menurut Roy, manusia sebagai individu dapat meningkatkan kesehatannya dengan
mempertahankan perilaku yang adaptif dan mengubah perilaku maladaptif. Sebagai makhluk
biopsikososial, manusia selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Untuk mencapai
keseimbangn atau homeostasis, manusia harus beradaptasu dengan perubahan yang terjadi.
Adaptasi tersebut dilakukan dengan stimulasi fokal, stimulasi konstektual dan stimulasi residual.
Dalam proses penyesuaian diri, individu harung meningkatkan energinya agar mampu mencapai
tujuan berupa kelangsungan hidup, perkembangan, reproduksi serta keunggulan. Dengan
demikian, individu memiliki tujuan untuk meningkatkan respon adaptif. Karenanya, Roy secara
ringkas berpendapat bahwa individu sebagai makhluk biopsikososio-spiritual yang merupakan
satu kesatuan yang utuh, memiliki mekanisme untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan
yang terjadi melalui interaksi yang dilakukan terhadap perubahan lingkungan tersebut.

2.4 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


Kebutuhan dasar manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut :
 Penyakit.
Adanya penyakit dalam tubuh dapat menyebabkan perubahan pemenuhan kebutuhan,
baik secara fisiologis maupun psikologis, karena beberapa fungsi organ tubuh
memerlukan pemenuhan kebutuhan lebih besar dari biasanya.
 Hubungan Keluarga.
Hubungan keluarga yang baik dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan dasar karena
adanya saling percaya, merasakan kesenangan hidup, tidak adarasa curiga, dan lain-lain.
 Konsep Diri.
Konsep diri manusia memiliki peran dalam pemenuhan kebutuhan dasar. Konsep diri
yang positif memberikan makna dan keutuhan (wholeness) bagi seseorang. Konsep diri
yang sehat menghasilkan perasaan positif tentang diri. Orang yang merasa positif tentang
dirinya akan mudah berubah, mudah mengenali kebutuhan dan mengembangkan cara
hidup yang sehat., sehingga mudah memenuhi kebutuhan dasarnya.
 Tahap Perkembangan.
Sejalan dengan meningkatnya usia, manusia mengalami perkembangan. Setiap tahap
perkembangan tersebut memiliki kebutuhan dasar yang berbeda, baik kebutuhan
psikologis, biologis, sosial, maupun spiritual, mengingat berbagai fungsi organ tubuh
juga mengalami proses kematangan dengan aktivitas yang berbeda.

2.5 MANUSIA SEBAGAI SISTEM


Manusia sebagai sistem terdiri atas sistem adaptif, personal, interpersonal, dan sosial.
 Sebagai sistem adaptif, merupakan proses perubahan individu sebagai respons terhadap
perubahan lingkungan yang dapat mempengaruhi integritasi atau keutuhan.
 Sebagai sistem personal, manusia memiliki peroses persepsi dan bertumbuh kembang.
 Sebagai sistem interpersonal, manusia dapat berinteraksi, berperan, dan berkomunikasi
terhadap orang lain.
 Sebagai sistem sosial, manusia memiliki kekuatan dan wewenang dalam pengambilan
keputusan di lingkungannya, baik dalm keluarga, masyarakat, maupun lingkungan
pekerjaan.
Manusia sebagai makhluk holistik memiliki makna bahwa manusia adalah makhluk yang
utuh atau menyeluruh yang terdiri atas unsur biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Teori
holistik menjelaskan bahwa semua organisme hidup saling berinteraksi. Adanya gangguan pada
salah satu bagian akan mempengaruhi bagian yang lain.
Saat mempelajari salah satu bagian manusia, perawat harus mempertimbangkan
keterkaitan bagian tersebut dengan bagian yang lain. Selain itu, perawat juga harus
mempertimbangkan interaksi individu dengan lingkungan eksternalnya.
manusia terdiri atas:
 Unsur biologis
 Manusia merupakan suatu susunan sistem organ tubuh
 Manusia mempunyai kebutuhan untuk dapat mempertahankan hidupnya
 Manusia tidak terlepas dari hukum alam, yaitu: lahir, berkembang dan meninggal
 Unsur psikologis
 Manusia mempunyai struktur kepribadian
 Tingkah laku manusia merupakan manifestasi kejiwaan
 Manusia mempunyai daya pikir dan kecerdasan
 Manusia mempunyai kebutuhan psikologis agar pribadinya dapat berkembang
 Unsur sosial
 Manusia perlu hidup bersama orang lain dan bekerja sama untuk memenuhi
kebutuhan dan tuntutan hidupnya
 Dalam sistem sosial, pandangn individu, kelompok dan masyarakat dipengaruhi
oleh kebudayaan
 Manusia dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan beradaptasi dengan lingkungan
tersebut
 Dalam sistem sosial, manusia dituntut untuk bertingka laku sesuai dengan harapan
dan norma yang berlaku di masyarakat
 Unsur spiritual
 Manusia mempunyai keyakinan atau mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa
 Manusia memiliki pandangan hidup
 Manusia mempunyai semangat hidup yang sejalan dengan keyakinan yang
dianutnya (sumber: buku ajar kebutuhan dasar manusia,teori & Aplikasi praktik)

2.6 MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK HOLISTIK


Manusia sebagai makhluk holistik merupakan makhluk yang utuh atau paduan dari unsur
biologis, psiologis, sosial, dan spiritual.
 Sebagai makhluk biologis, manusia tersusun atas sistem organ tubuh yang digunakan
untuk mempertahankan hidupnya, mulai dari lahir, tumbuh kembang, hingga meninggal.
 Sebagai makhluk psioliogisi, manusia mempunyai struktur kepribadian, tingkah laku
sebagai manifestasi kejiwaan, dan kamampuan berpikir serta kecerdasan.
 Sebagai makhluk sosial, manusia perlu hidup bersama orang lain, saling bekerja sama
untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup, mudah dipengaruhi kebudayaan, serta
dituntut untuk bertingkah laku sesuai dengan harapan dan norma yang ada.
 Sebagai makhluk spiritual, manusia memiliki keyakinan, pandangan hidup, dan dorongan
hidup yang sejalan dengan keyakinan yang dianutnya.

2.7 MANUSIA SEBAGAI SISTEM ADAPTIVE


Sistem, adalah suatu set dari beberapa bagian yang berhubungan dengan keseluruhan
fungsi untuk beberapa tujuan dan demikian juga keterkaitan dari beberapa bagiannya. Dengan
kata lain bahwa untuk memeliki keseluruhan bagian-bagian yang saling berhubungan, sistem
juga memiliki input, out put, dan control, serta proses feedback.
Roy mengemukakan bahwa manusia sebagai sebuah sistim yang dapat menyesuaikan diri
(adaptive system ). Sebagai sistim yang dapat menyesuaikan diri manusia dapat
digambarkan secara holistik (bio, psicho, Sosial) sebagai satu kesatuan yang mempunyai Inputs
(masukan), Control dan Feedback Processes dan Output (keluaran/hasil). Proses kontrol adalah
Mekanisme Koping yang dimanifestasikan dengan cara-cara penyesuaian diri. Lebih spesifik
manusia didefinisikan sebagai sebuah sistim yang dapat menyesuaikan diri dengan activifitas
kognator dan Regulator untuk mempertahankan adaptasi dalam empat cara-cara penyesuaian
yaitu : Fungsi Fisiologis, Konsep diri, Fungsi peran, dan Interdependensi.
Dalam model adaptasi keperawatan menurut Roy manusia dijelaskan sebagai suatu sistim
yang hidup, terbuka dapat menyesuaikan diri dari perubahan suatu unsur, zat, materi yang ada
dilingkungan. Sebagai sistim yang dapat menyesuikan diri manusia dapat digambarkan dalam
karakteristik sistem, manusia dilihat sebagai suatu kesatuan yang saling berhubungan antara unit
unit fungsionil atau beberapa unit fungsionil yang mempunyai tujuan yang sama. Sebagai suatu
sistim manusia dapat juga dijelaskan dalam istilah Input, Control, Proses Feedback, dan Output.
 Input (Stimulus)
Pada manusia sebagai suatu sistim yang dapat menyesuaikan diri: yaitu dengan
menerima masukan dari lingkungan luar dan lingkungan dalam diri individu itu
sendiri (Faz Patrick & Wall; 1989). Input atau stimulus yang masuk, dimana
feedbacknya dapat berlawanan atau responnya yang berubah ubah dari suatu
stimulus. Hal ini menunjukkan bahwa manusia mempunyai tingkat adaptasi yang
berbeda dan sesuai dari besarnya stimulus yang dapat ditoleransi oleh manusia.
 Mekanisme Koping.
Adalah tiap upaya yang diarahkan pada penatalaksanaan stress, termasuk upaya
penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan yang digunakan untuk
melindungi diri (stuart, sundeen; 1995). Manusia sebagai suatu sistim yang dapat
menyesuaikan diri disebut mekanisme koping, yang dibedakan menjadi 2 (dua),
yaitu Mekanisme koping bawaan dan dipelajari.
Mekanisme koping bawaan, ditentukan oleh sifat genetic yang dimiliki, umumnya
dipandang sebagai proses yang terjadi secara otomatis tanpa dipikirkan
sebelumnya oleh manusia. Sedangkan mekanisme koping yang dipelajari,
dikembangkan melalui strategi seperti melaui pembelajaran atau pengalaman-
pengalaman yang ditemui selama menjalani kehidupan berkontribusi terhadap
respon yang biasanya dipergunakan terhadap stimulus yang dihadapi
Respon adaptif, adalah keseluruhan yang meningkatkan itegritas dalam batasan
yang sesuai dengan tujuan “human system”. Respon maladaptif, yaitu segala
sesuatu yang tidak memberikan kontribusi yang sesuai dengan tujuan “human
system. Dua Mekanisme Coping yang telah diidentifikasikan yaitu: Susbsistim
Regulator dan Susbsistim Kognator. Regulator dan Kognator adalah
digambarkan sebagai aksi dalam hubungannya terhadap empat effektor atau cara
penyesuaian diri yaitu: Fungsi Phisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan
Interdependensi. (Baca Poin 1.4: Sistem Regulator dan Kognator)
 Output
Faz Patrick & Wall (1989), manusia sebagai suatu sistim adaptive adalah espon
adaptive (dapat menyesuaikan diri) dan respon maldaptive (tidak dapat
menyesuaikan diri). Respon-respon yang adaptive itu mempertahankan atau
meningkatkan intergritas, sedangkan respon maladaptive dapat mengganggu
integritas. Melalui proses feedback, respon-respon itu selanjutnya akan menjadi
Input (masukan) kembali pada manusia sebagai suatu sistim.Perilaku adaptasi
yang muncul bervariasi, perilaku seseorang berhubungan dengan metode adaptasi.
Koping yang tidak konstruktif atau tidak efektif berdampak terhadap respon sakit
(maladaptife). Jika pasien masuk pada zona maladaptive maka pasien mempunyai
masalah keperawatan adaptasi (Nursalam; 2003).

Skema manusia sebagai system adaptif yaitu:


 Stimulus.
Roy menjelaskan bahwa Lingkungan digambarkan sebagai stimulus (stressor)
lingkungan sebagai stimulus terdiri dari dunia dalam (internal) dan diluar
(external) manusia.(Faz Patrick & Wall,1989). “Stimuluis Internal adalah
keadaan proses mental dalam tubuh manusia berupa pengalaman, kemampuan
emosional, kepribadian dan Proses stressor biologis (sel maupun molekul) yang
berasal dari dalam tubuh individu. Stimulus External dapat berupa fisik, kimiawi,
maupun psikologis yang diterima individu sebagai ancaman”(dikutip oleh
Nursalam;2003).
 Tingkat Adaptasi
Tingkat adaptasi merupakan kondisi dari proses hidup yang tergambar dalam 3
(tiga kategori), yaitu 1) integrasi, 2) kompensasi, dan 3) kompromi. Tingkat
adaptasi seseorang adalah perubahan yang konstan yang terbentuk dari stimulus.
Stimulus merupakan masukan ( Input ) bagi manusia sebagai sistem yang adaptif.
Lebih lanjut stimulus itu dikelompokkan menjadi 3 (tiga) jenis stimulus, antara
lain: 1) stimulus fokal, 2) stimulus kontektual, dan 3) stimulus residual.
 Stimulus Fokal
yaitu stimulus yang secara langsung dapat menyebabkan keadaan sakit
dan ketidakseimbangan yang dialami saat ini. Contoh : kuman penyebab
terjadinya infeksi
 Stimulus Kontektual.
yaitu stimulus yang dapat menunjang terjadinya sakit (faktor presipitasi)
seperti keadaan tidak sehat. Keadaan ini tidak terlihat langsung pada saat
ini, misalnya penurunan daya tahan tubuh, lingkungan yang tidak sehat.
 Stimulus Residual
yaitu sikap, keyakinan dan pemahaman individu yang dapat
mempengaruhi terjadinya keadaan tidak sehat, atau disebut dengan Faktor
Predisposisi, sehingga terjadi kondisi Fokal, misalnya ; persepsi pasien
tentang penyakit, gaya hidup, dan fungsi peran.
 Sehat-Sakit (Adaptive dan Maladaptif)
Kesehatan dipandang sebagai keadaan dan proses menjadi manusia secara utuh
dan integrasi secara keseluruhan . Integritas atau keutuhan manusia meyatakan
secara tidak langsung bahwa kesehatan atau kondisi tidak
terganggu mengacu kelengkapan atau kesatuan dan kemungkinan tertinggi dari
pemenuhan potensi manusia. Jadi intergrasi adalah sehat sebaliknya kondisi
tidak ada integrasi adalah kurang sehat. Definisi kesehatan ini lebih dari tidak
adanya sakit tapi termasuk penekanan pada kondisi baik. Dalam model
adaptasi keperawatan konsep sehat dihubungkan dengan konsep adaptasi.
Adaptasi yang tidak memerlukan energi dari koping yang tidak efektif dan
memungkinkan manusia berespon terhadap stimulus yang lain. Mengurangi dan
tidak menggunakan energi ini dapat meningkatkan penyembuhan dan
mempertinggi kesehatan, ini adalah pembebasan energi yang
dihubungkan dengan konsep adaptasi dan kesehatan. Adaptasi adalah komponen
pusat dalam model adaptasi keperawatan didalamnya menggambarkan manusia
sebagai sistem yang dapat menyesuaikan diri . Adaptasi dipertimbangkan baik
proses koping terhadap stressor dan produk akhir dari koping. Proses adaptasi
termasuk fungsi holistik untuk mempengaruhi kesehatan secara positif dan itu
meningkatkan integritas. Proses adaptasi termasuk semua interaksi manusia dan
lingkungan dan dua bagian proses. Bagian pertama dari proses ini dimulai dengan
perubahan dalam lingkungan internal dan eksternal yang membutuhkan sebuah
respon. Perubahan-perubahan itu adalah stressor-strassor atau stimulus focal dan
ditengahi oleh faktor-faktor kontekstual dan residual. Bagian bagian stressor
menghasilkan interaksi yang biasanya disebut stress, bagian kedua dari stress
adalah nekanisme koping yang merangsang menghasilkan respon adaftif atau
inefektif . Produk adaptasi adalah hasil dari proses adaptasi dan digambarkan
dalam istilah kondisi yang meningkatkan tujuan-tujuan manusia yang meliputi:
kelangsungan hidup, pertumbuhan dan pengeuasaan yang disebut Intergritas.
Kondisi akhir ini adalah kondisi keseimbangan dinamik yang meliputi
peningkatan dan penurunan respon respon. Setiap kondisi adaptasi baru
dipengaruhi oleh tingkat adaptasi, sehingga keseimbangan dinamik dari manusia
berada pada tingkat yang lebih tinggi
BAB III
KASUS DAN PEMBAHASAN

3.1 DESKRIPSI KASUS REFLEKSI


Deskripsi kasus refleksi tentang pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman
3.1.1 .Kebutuhan rasa aman dan nyaman
pada pasien gawat darurat Rasa aman didefinisikan oleh Maslow dalam Potter & Perry(2006)
sebagai sesuatu kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh ketentraman, kepastian
dan keteraturan dari keadaan lingkungannya yang mereka tempati. Abraham Maslow dalam
Potter&Perry,2006 juga mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki
kebutuhan pokok yang harus terpenuhi yang digambarkan kedalam 5 tingkatan yang berbentuk
piramid dan prioritas pemenuhan kebutuhan ini dimulai dari tingkatan yang paling bawah.Lima
tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow yang dijabarkan
sebagai berikut:
1. Kebutuhan biologis
2.Kebutuhan rasa aman.
Kebutuhan rasa aman ini meliputi kebutuhan untuk dilindungi, jauh dari sumber bahaya,
baik berupa ancaman fisik maupun psikologi.
3. Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki
Kebutuhan akan rasa cinta, dicintai dan menyayangi dapat dimiliki setiap orang karena
setiap orang membutuhkan untuk dapat berinteraksi dengan orang lain dan kebutuhan
untuk dapat merasa memiliki.
4. Kebutuhan akan penghargaan
Kebutuhan akan penghargaan yang dimiliki seseorang dapat berupa pemberian apresiasi
dan rewardatas prestasi yang berhasil dilakukan, kecakapan dalam melaksanakan
kompetensi serta berupa dukungan dan pengakuan lain atas prestasinya
5. Kebutuhan aktualisasi diri
Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan secara estitika atau dalam menampilkan diri,
kebutuhan kognitif, kompetensi dan menyadari akan potensi dirinya.Kebutuhan ini
muncul dan akan menjadi tuntutan seseorang apabila kebutuhan dasar yang lain seperti
psikologis, rasa aman dan kebutuhan penghargaaan telah terpenuhi.Kebutuhan akan
aktualisasi ini akan menjadi prioritas jika ketiga kebutuhan yang lain sudah mampu
dipenuhi oleh individu.

Kebutuhan rasa aman pasien menjadi prioritas pelayanan di rumah sakit Sanglah. Hal ini
sesuai dengan predikat RSUP Sanglah sebagai rumah sakit yang telah terakreditasi Joint
Commission Acreditation(RSUPS,2012). The Joint CommisionInternational,2016
mengembangkan akreditasi rumah sakit dimana indikator utamanya adalah International
Patient SafetyGoals (IPSG) atau Sasaran Keselamatan Pasien (SKP). Keselamatan pasien
(Patient Safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman.Sistem tersebut meliputi penilaian risiko, identifikasi dan pengelolaan
hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis pasien, kemampuan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko (DepKes, 2008).

Potter & Perry(2006) mengungkapkan kenyamanan /rasa nyaman adalah suatu keadaan
telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu
kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah
terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri).
Kenyamanan mesti dipandang secara holistik yang mencakupempat aspek yaitu:
1. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh.
2.Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan sosial.
3.Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri
yang meliputi harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan).
4.Lingkungan, berhubungan dengan latar belakangpengalaman eksternal manusia
seperti cahaya, bunyi, temperatur, warnadan unsur alamiah lainnya.

Perubahan kenyamanan adalah dimana individu mengalami sensasi yang tidak


menyenangkan dan beresponterhadap rangsangan yang berbahaya (Linda
Jual,2000).Nyeri merupakan perasaan dan pengalaman emosional yang timbul dari
kerusakan jaringan yang aktual dan potensional atau gambaran adanya kerusakan
(NANDA,2005). Kebutuhan rasa nyaman yang paling sering yang menyebabkan pasien
datang ke unit gawat darurat adalah rasa nyeri.RSUP Sanglah menempatkan kebutuhan
penanganan rasa nyeri sebagai kebutuhan penting yang harus ditangani segera.
Pengkajian nyeri termuat dalam pengkajian keperawatan sebagai pengkajian dalam
penanganan pasien gawat darurat dalam secondary survey setelah dilakukan penanganan
primary survey (airway, breathing, circulation, disability). Kebutuhan penanganan nyeri
juga telah dibuatkan standar operasional prosedur tersendiri sebagai pedoman dalam
penanganan nyeri yang berlaku dirumah sakit (RSUPS, 2012).

3.1.2. Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman dan nyaman


Hirarki Abraham Maslow dalam Potter & Perry, 2006 menyebutkan bahwa kebutuhan
rasa aman meliputikebutuhan untuk di lindungi, jauh dari sumber bahaya, baik berupa
ancaman fisik maupun psikologi.Hal ini sesuai dengan tujuan pembentukan Komite
Keselamatan Pasien Rumah Sakit/KKP-RS.Komite Keselamatan Pasien Rumah
Sakit/KKP-RS (2008) mendefinisikan bahwa keselamatan (safety) adalah bebas dari
bahaya atau risiko (hazard).Keselamatan pasien (patientsafety)adalah pasien bebas dari
harm/cedera yang tidak seharusnya terjadi atau bebas dari harmyang potensial akan
terjadi (penyakit, cedera fisik/sosial/psikologis, cacat, kematian dan lain-lain), terkait
dengan pelayanan kesehatan.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RINomor 1691/ Menkes/ Per/ VIII/2011,
keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman yang meliputi pengkajianrisiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar
dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

3.1.3. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman dan
Nyaman
Potter & Perry, 2006 menyebutkan bahwa keamanan adalah kondisi bebas dari cedera
fisik dan psikologis . Keselamatan adalah suatu keadaan seseorang atau lebih yang
terhindar dari ancaman bahaya/kecelakaan. Pemenuhan kebutuhan keamanan dan
keselamatan dilakukan untuk menjaga tubuh bebas dari kecelakaan baik pada pasien,
perawat, atau petugas lainnyayang bekerja untuk pemenuhan kebutuhan tersebut.Faktor
yang mempengaruhi keamanan dan keselamatan meliputi:
1. Emosi
Kondisi psikis dengan kecemasan, depresi, dan marah akan mudahmempengaruhi
keamanan dan kenyamanan
2. Status Mobilisasi
Statusfisik dengan keterbatasan aktivitas, paralisis,kelemahan otot, dan kesadaran
menurun memudahkan terjadinya resikocedera
3. Gangguan Persepsi Sensori
Adanya gangguan persepsi sensoriakan mempengaruhi adaptasi terhadaprangsangan yang
berbahayaseperti gangguan penciuman dan penglihatan
4. Keadaan Imunitas
Daya tahan tubuh kurang memudahkanterserang penyakit
5. Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran yang menurun, pasien komamenyebabkan responterhadap rangsangan,
paralisis, disorientasi, dan kurang tidur.
6. Informasi atau Komunikasi
Gangguan komunikasi dapat menimbulkan informasi tidak diterima dengan baik.
7. Gangguan Tingkat Pengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi
sebelumnya.
8. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional
Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok
9. Status nutrisi
Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah menimbulkan
penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko terhadap penyakit tertentu.
10.Usia
Pembedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak-anak dan lansia
mempengaruhi reaksi terhadap nyeri
11. Jenis Kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam merespon nyeri dan
tingkat kenyamanannya.
12. Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu mengatasi nyeri.

3.2 KASUS REFLEKSI


Seorang pasien yang bernama Bp.An yang dirawat diruang anggrek rumah sakit umum daerah
Muntilan, mengalami gangguan rasa aman dan nyaman Memiliki riwayat kesehatan yaitu nyeri
pada jari tengah kaki nya, yang diakibatkan karena pasien Bp.An mengalami jatuh dikamar
mandi sejak 5 hari yang lalu sehingga jari tengah kaki terbentur benda tumpul yang
menyebabkan terjadinya perlukaan di jari tengah klien, badan lemas serta pada malam hari sulit
tidur.an Klien mengalami penyakit gula (Diabetes Melitus) dan setiap minggu selalu control ke
puskesmas. Lalu Keluarga klien mengatakan pada saat muncul keluhan klien langsung di bawa
berobat ke puskesmas, namun puskesmas menyarankan untuk di rujuk ke RSUD Muntilan. Dari
kasusu diatas lakukanlah diagnosis pengkajian asuhan keperawatan!
.
3.3 PEMBAHASAN KASUS REFLEKSI

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN RASA AMAN NYAMAN NYERI


Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 23 Maret 2013 jam 10.30 di Ruang Anggrek Rumah Sakit
Umum Daerah Muntilan

I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
1.Identitas Pasien
Nama : Bp.An
Tempat & TTL : Magelang 31 Desember 1941
Agama : Islam
Suku : Jawa
Status Perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Tani
TB/BB : 160 cm / 50 kg
Golongan Darah :B
Diagnosa Medis : Ulkus DM
Gangguan KDM : Gangguan Rasa Aman Nyaman Nyeri
Alamat : Temanem Rt 002/ Rw 001 Ds. Adikarto Mtl

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny. Mu
Umur : 40th
Pendidikan Terakhir : SMP
Agama : Islam
Suku : Jawa
Hubungan dgn Pasien : Anak
Pekerjaan : Tani
Alamat : Gemtam, Sido Agung, Mtl.

B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Nyeri jari tengah kaki kiri

2. Riwayat Kesehatan Saat Ini


Alasan masuk rumah sakit:
Keluarga klien mengatakan nyeri jari tengah kaki kiri sejak 5 hari yang lau akibat jatuh
dari kamar kemudian jari tengah kaki terbentur benda tumpul yang menyebabkan
terjadinya perlukaan di jari tengah klien, badan lemas, pada malam hari sulit tidur.

Faktor pencetus :
Akibat terjatuh dari kamar, jari tengah kaki kiri terbentur benda tumpul sehingga terjadi
perlukaan.

Timbul keluhan :
Terjadi secara bertahap pada saat terbentur benda tumpul klien hanya merasa sedikit
nyeri dan hanya sedikit memar, lama kelamaan luka tak kunjung sembuh malah tambah
parah.

Factor yang memperberat:


Keluarga klien mengatakan neri bertambah apabila kaki kiri tempat luka di gunakan
melakukan aktivitas, dan pada saat malam hari nyeri secara tiba-tiba memburuk sehingga
menyebabkan klien sulit untuk tidur.

Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah dan keberhasilan:


Keluarga klien mengatakan pada saat muncul keluhan klien langsung di bawa berobat ke
puskesmas, namun puskesmas menyarankan untuk di rujuk ke RSUD Muntilan.

3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Penyakit yang pernah dialami:
Keluarga mengatakan 5th yang lalu klien pernah dirawat di rumah sakit lain. Klien
mengalami penyakit gula (Diabetes Melitus) dan setiap minggu selalu control ke
puskesmas. Keluarga klien mengatakan klien tidak pernah mengalami kecelakaan dan
tidak pernah di operasi.
Klien tidak ada alergi terhadap makanan maupun obat.

Factor-faktor resiko penyebab masalah kesehatan saat ini:


Menurunnya system imunitas tubuh yang menyebabkan sukarnya penyembuhan luka
oleh tubuh. Kebiasaan hidup tidak sehat: Klien merupakan perokok aktif dan sering
minum kopi setiap harinya.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Keluarga klien mengatakan sebagian besar keluarga pasien yang laki-laki adalah perokok
aktif dan suka minum kopi. Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang
pernah mengalami penyakit seperti Tn. An dan penyakit yang menular maupun menurun.
GENOGRAM:
Keterangan :

 Klien

 Perempuan

 Laki-laki

C. PENGKAJIAN POLA FUNGSIONAL

1. Persepsi Terhadap Kesehatan


Pasien mengatakan jika pasien dan keluarganya sakit pasien terlebih dahulu mengatasi
penyakitnya sendiri dengan cara minum obat tradisional yang di buat sendiri seperti
jamu – jamuan.Bila tidak tertangani baru klien memeriksakan kesehatannya dan
keluarganya ke puskesmas ,kemudian pergi ke dokter.

2. Pola Bernafas
Sebelum Sakit Pasien mengatakan bernafas dengan normal dan tidak ada gangguan Selama
Sakit Pasien bernapas secara normal dan sehingga pasien tidak membutuhkan alat bantu
pernafasan,tidak ada ronchy,tidak ada wheezing.

3. Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit


Sebelum Sakit
Keluarga klien mengatakan minum air putih kurang lebih 7 – 8 gelas/hari, 1 gelas kopi.
Selama Sakit
Klien diberikan cairan RL 20tpm melalui vena serta minum air putih kurang lebuh
1L/hari + 3 gelas air teh yang disediakan oleh rumah sakit.

4. Pola Nutrisi – Metabolik


Sebelum Sakit
Pasien mengatakan dirumah makan 3 kali sehari dengan mengabiskan 1 porsi makanan
tiap makan dengan komposisi sayur,nasi dan lauk dan minum air putih.
Selama Sakit
Keluarga pasien klien tidak diperbolehkan makan makanan yang manis-manis, dan dan
harus menjaga asupan makanan klien. Klien hanya makan makanan yang di berikan oleh
rumah sakit saja 3x sehari .

5. Pola Eliminasi BAK dan BAB


Sebelum Sakit
Keluarga klien mengatakan klien BAK normal 5-6 kali/hari dengan konsistensi warna
kuning,dengan bau khas urine, klien bisa BAB 1 kali sehari dengan konsistensi lembek
warna kekuningan dengan bau khas feses.
Selama Sakit
Keluarga klien mengatakan klien BAK dan BAB normal seperti biasa, namun klien tidak
bisa pergi ke toilet karena lemas dan nyeri kaki, klien dipasangi pempers.

6. Pola Aktifitas dan Latihan


Sebelum Sakit
Pasien mengatakan dapat beraktifitas secara normal,mandiri sebagai petani tanpa dibantu
dengan orang terdekatnya
Selama Sakit
Pasien tidak banyak bergerak bebas karna nyeri pada jari kaki dan terpasang infus RL
ditangan kanan.Klien bedrest total dan ADL di bantu keluarga.

7. Pola istirahat dan tidur


Sebelum Sakit
Keluarga Klien mengatakan istirahat tidur malam 7-8 jam,dengan nyenyak tidak
terbangun oleh gangguan,dan istirahat siang 1-2 jam/hari.
Selama Sakit
Keluarga klien mengatakan klien pada malam hari sulit tidur karena nyeri kaki yang
memburuk, klien hanya tidur 1-2 jam. Dan pada siang hari klien sering tidur 3-4 jam
setelah nyeri diberikan suntikan pada malamnya.

8. Pola konsep diri


a. Citra tubuh
Klien mengatakan lemah, nyeri kaki dan tidak bisa beraktivitas seperti biasanya.
b. Peran
Klien di keluarga berperan sebagai ayah dan sekaligus sebagai tulang punggung
keluarga, yang harus menghidupi keluarganya dan sebagai seorang petani
c. Harga Diri
Klien terus berpegang teguh dan menjalankan prinsipnya sesuai norma
d. Aktualisasi Diri
Klien adalah tulang punggung keluarga, meski mengalami sakit gula namun tetap
bekerja seperti biasa sebagai tulang punggung keluarga.

9. Pola Koping
Ketika klien mmengalami sakit, klien biasanya membuat ramuan sendiri (jamu) dan
apabila sakit tak kunjung sembuh baru kemudian klien memeriksakan diri ke puskesmas.

10. Pola Seksual Reproduksi


Sebelum Sakit
Pasien tidak melakukan hubungan suami istri
Selama Sakit
Pasien tidak dapat melakukan hubungan suami istri.

11. Pola peran –berhubungan


Klien adalah seorang petani yang tinggal bersama istri dan anaknya , dan berhubungan
sangat baik , terlihat selama dirawat dirumah sakit istri dan anaknya menunggu klien.

12. Pola nilai dan kepercayaan


Sebelum sakit
Klien beragama islam dan selalu beribadah sesuai dengan kepercayaannya.
Selama sakit
Klien hanya berdoa ditempat tidur

13. Kebutuhan rasa aman dan nyaman


P: nyeri jari tengah kaki kiri sejak 5 hari yang lau akibat jatuh dari kamar kemudian jari
tengah kaki terbentur benda tumpul yang menyebabkan terjadinya perlukaan di jari
tengah klien, sehingga klien nampak meringis dan menahan nyeri kesakitan.
Q: nyeri cenut-cenut seperti tertusuk benda tajam.
S: skala nyeri 5-7
T: Nyeri datang secara tiba-tiba, dan semakin memburuk pada saat kaki kiri digunakan
untuk betraktivas.

14. Kebutuhan Belajar


Klien mengatakan tidak mengerti tentang kesehatan. Dan tidak tahu menahu tentang
masalah kesehatan yang dialami.

15. Kebutuhan personal hygiene


Sebelum Sakit
klien tiap melakukan perawatan mandiri , tanpa dibantu oleh keluarga. Klien mandi 2-
3x/hari pakai sabun, jarang sikat gigi, dan keramas (seminggu sekali)
Selama Sakit
Pemenuhan kebutuhan personal hygiene seluruhnya dibantu oleh keluarga. Klien mandi
hanya di lap saja oleh keluarga, tidak pernah keramas dan gosok gigi.

D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Tinggi Badan : 157 cm
Berat Badan : 50 kg
2. TTV
Tekanan Darah : 140/80 mmHg
Nadi : 92 x/menit
Suhu : 36 C
Penafasan : 21 X/menit

3. Kuku Dan Kulit


Warna kulit sawo matang kemudian ada jaringan parut, ada lesi di jari kaki kiri,kuku
kurang bersih, CRT kembali dalam 3 detik.

4. Kepala dan Rambut


Warna rambut putih campur hitam, tengkorak tidak ada benjolan, kulit kepala tidak ada
lesi dan massa, tidak ada nyeri tekan, kekuatan akar rambut kuat.

5. Mata
Tidak menggunakan kaca mata,pupil isokor,daerah orbital tidak terdapat
oedema/kemerahan atau jaringan lunak,kunjungtiva tidak anemis.

6. Hidung
Bersih, tidak ada sinusitis pada sinus frontalis,sinus edmoidalis,sinus splenoid dan sinus
maksilaris,tidak ada lesi,tidak ada masa,tidak ada pembengkakan, nervus olfaktoris baik.

7. Telinga
Kesimetrisan telinga,lurus dengan kelopak mata,bersih tidak ada
penumpukan,serumen,tidak ada lesi,tidak ada kotoran,cairan dan peradangan.

8. Mulut ( bibir, gigi, lidah,faring )


Kurang bersih terdapat caries gigi, plak, kesulitan saat berbicara.

9. Dada
a. Paru – Paru
I : pengembangaan paru kanan dan kiri simetris
P : taktil fremitus kiri dan kanan sama
P : sonor
A : vesikuler

b. Jantung
I : iktus kordis tidak tampak di ics sedikit di tengah dari midkalvikula
P : tidak ada nyeri tekan pada dada
P : redup
A : S1 dan S2 murni, S3 tidak terdengar

c. Abdomen
I : umblikus kotor,tidak ada benjolan di sekitar perut,
A : terdengar peristaltik usus 15x/menit
P : tympani
P : Tidak nyeri tekan saat di tekan di daerah abdomen kuadran kanan bawah

10. Genetalia ( anus dan alat kelamin )


Pasien tidak terpasang kateter.

11. Ekstremitas
Ekstremitas atas:
Tidak ada lesi dan massa pada kedua tangan , nadi kuat, tidak ada edema,terpasang infus
RL 20 tpm di tangan sebelah kanan
Ekstremitas bawah:
Terdapat lesi pada jari tengah kaki kiri, kulit kaki terlihat hitam, pada luka daging
menghitam dan sensasi nyeri tidak terasa.

E. DATA PENUNJANG
1. pemeriksaan Laboratorium
2. pemeriksaan diagnostik
3. terapi
Trapi injectsi
1.ketorolac 10 mg 2x 24 jam
2. ranitidin 50 mg 3x 24 jam
3. ceftriaxon 2g 1x 24 jam
4.novoravid 4 unit 3x 24 jam

F. ANALISIS DATA
no Hari / Data Kemungkinan Masalah
tanggal penyebab kep.
1 2 3 4 5
1 Sabtu, Ds : Terputusnya Nyeri akut
23 Pasien mengatakan nyeri kontuinitas b.d ulkus
maret pada jari tengah kaki kiri. jaringan dan tulang
2013 Pengkajian nyeri :
P: nyeri jari tengah kaki kiri
sejak 5 hari yang lau akibat Merangsang
jatuh dari kamar kemudian hipotalamus
jari tengah kaki terbentur mengeluarkan zat
benda tumpul yang vasoaktif.
menyebabkan terjadinya
perlukaan di jari tengah
klien Merangsang
Q: nyeri cenut-cenut seperti ujung2 saraf bebas
tertusuk benda tajam.
S: skala nyeri 5-7
T: Nyeri datang secara tiba- Sensasi nyeri
tiba, dan semakin
memburuk pada saat kaki
kiri digunakan untuk Nyeri

betraktivas.
Do :
- Pasien tampak lemah
- Wajah meringis
kesakitan.
2 Selasa Ds: Nyeri akut yang di Kerusakan
24 Klien mengatakan tidak bisa rasakan integritas
Maret tidur pada malam hari kulit b.d

2013 karena menahan nyeri akut medikasi

pada kaki. defisit

Ds: Terganggunya pola imun

Klien tanpak mengantuk istirahat tidur.


pada,
Mata sayu tampak lemas.
3 Selasa Ds: Nyeri akut Intoleransi
24 Klien mengatakan aktifitas b.d
Maret kesusahan saat bergerak. bedrest

2013 Do: total

ADL dengan bantuan Aktivitas di batasi


keluarga

Gerakan terbatas

Intoleransi aktivitas
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan ulkus DM.


2. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan nyeri akut yang di rasakan.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan bedrest total.

No Hari Tujuan Rencana Rasional Tanda


DP /tgl Tindakan tangan
1 2 3 4 5 6
1 Selasa Setelah 1. monitor nyeri -untuk
24 dilakukan secara mengetahui
Maret tindakan koprehensif kriteria nyeri
2013 keperawatan (PQRST) yang dialami.
3x24 jam nyeri 2. monitor -untuk
berkurang/ efektifitas menentukan
hilang dg KH: penanganan non intervensi
-klien farmakologi dan keperawatan
melaporkan respon terhadap yang akan di
nyeri berkurang/ obat yang di berikan kepada
hilang berikan klien.
-frekuensi dan 3. kolaborasi -untuk
durasi nyeri npemberian mengurangi
berkurang analgesik NSAID nyeri yang
-RR,TD,N, dalam relaks sedatife dirasakan klien
batas normal necrase.
-ekspresi wajah
rileks.
2 Selasa Setelah 1.motivasi klien -agar klien siap
24 dilakukan untuk untuk tidur dan
Maret tindakan mempersiapkan tidak ada
2013 keperawatan diri seb34elum masalah saat
tidur
3x24 jam pola tidur.
tidur menjadi 2.berikan obat -untuk
baik kembali tidur bila perlu memenuhi
dengan KH: ketika klien tidak kebutuhan tidur
-klien bisa tidur sama klien.
mengatakan bisa sekali.
tidur pada 3.berikan posisi -memberikan
malam hari nyaman pada posisi yang
-klien tampak klien nyaman untuk
segar pada pagi mengurangi
hari. terjadinya
dekubitus.
3 Selasa Setelah 1. observasi Vital -membantu
24 dilakukan Sign menentukan
Maret tindakan kondisi normal
2013 keperawatan umum pasien
3x24 jam klien 2. observasi -membantu
menjadi toleran tingkat menentukan
terhadap kemampuan klien pilihan
aktivitasnya dalam melakukan intervensi dan
dengan KH: aktivitas. memberi dasar
-klien mampu untuk
mengubah perbandinagan
posisitidur dan dan evaluasi
duduk terhdap aktivitas
-klien dapat 3. dorong klien -
bangun dari melakukan meningkatkanpe
tempat tidur, aktivitas sehari- nyembuhan dan
mengubah posisi hari tanpa pembentukan
dan berjalan bantuan keluarga. kekuatan otot
-klien dapat 4. berkolaborasi -antisipasi
melakukan dengan tim medis terhadap nyeri

35
aktivitas sehari- lain dalam hal dapat
hari. pemberian obat meningkatkan
oral dan terapi tegangan otot.
lanjutan

CATATAN KEPERAWATAN
No Hari , Tindakan Respon dan hasil TTD
tanggal, jam
1 Selasa, 24 1. Memonitor nyeri secara -Skala nyeri klien 7
Maret 2013, koprehensif (PQRST)
08.00 2. mengobservasi Vital Sign -TD: 140/80 N: 92 S: 36 RR:21
09.00 3. mengobservasi tingkat -ADL di bantu penuh oleh
kemampuan klien dalam keluarga.
melakukan aktivitas.
10.00 4. Memberikan obat injects -setelah di berikan beberapa
dan obat oral. saat kemudian nyeri
berkurang.
13.00 5. Mengobservasi keluhan -klien mulai merasa nyaman
klien setelah di berikan dan nyeri agak berkurang.
tindakan.
15.30
6. Memberikan posisi semi S : pasien mengatkan sangat
powler nyaman deangan posisinya
O : pasien kelihatan gelisah,
lemas
17.30 7. Memberikan dorongan -klien mau untuk duduk
pada klien untuk tanpa bantuan keluarga.
melakukan aktivitas
secara mandiri.
18.30 8. Mengobservasi
perkembangan klien Klien berusah untuk
berbicara pada perawt
sebisanya.
2 Rabu, 25 1. Memonitor nyeri secara Skala nyeri klien 7
Maret 2013, koprehensif (PQRST)
08.00 2. mengobservasi Vital Sign -TD: 143/70 N: 89 S: 36,7
09.00 RR:20
3. mengobservasi tingkat -ADL di bantu penuh oleh
kemampuan klien dalam keluarga.
10.00 melakukan aktivitas.
4. Memberikan obat injects -setelah di berikan beberapa
dan obat oral. saat kemudian nyeri
13.00 berkurang.
5. Mengobservasi keluhan -klien mulai merasa nyaman
klien setelah di berikan dan nyeri agak berkurang.
15.30 tindakan.

6. Memberikan posisi semi S : pasien mengatkan sangat


powler nyaman deangan posisinya
O : pasien kelihatan gelisah,
17.30 lemas
7. Memberikan dorongan -klien melakukan mobilisasi
pada klien untuk dari duduk sampai berdiri.
melakukan aktivitas
18.30 secara mandiri.
8. Mengobservasi Klien berusah untuk
perkembangan klien berbicara pada perawt
sebisanya.
3 Kamis, 26 1. Memonitor nyeri secara Skala nyeri klien berkurang
Maret 2013 koprehensif (PQRST) menjadi 6
2. mengobservasi Vital Sign -TD: 173/86 N: 84 S: 36,
3. mengobservasi tingkat RR:20
kemampuan klien dalam -ADL di bantu penuh oleh
melakukan aktivitas. keluarga.
4. Memberikan obat injects
dan obat oral. -setelah di berikan beberapa
saat kemudian nyeri
5. Mengobservasi keluhan berkurang.
klien setelah di berikan -klien mulai merasa nyaman
tindakan. dan nyeri agak berkurang.

V. CATATTAN PERKEMBANGAN
No Hari/TGL/Jam Perkembangan Pasien TT
1 Kamis, 26 Maret S: klien mengatakan nyeri kaki terasa cenut-
2013 jam 18.30 cenut pada bagian luka. Dan masih tidak bisa
tidur pada malam hari
O: KU lemah klien tampak menahan nyeri,
TD:168/80 N:84 S:36 RR:20
A: Masalah belum teratasi.
P: klien dipindahkan ke ruang ASTER

BAB IV
PENUTUP
4.1 SIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan :


1. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular,
berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga
dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.
2. Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan
kemandirian.
3. Perkembangan fisik mencakup pertumbuhan biologis. Misalnya, pertumbuhan otak, otot,
tulang serta penuaan dengan berkurangnya ketajaman pandangan mata dan berkurangnya
kekuatan otot-otot
4. Sebagai pemberi pelayanan keperawatan, perawat memberikan pelayanan dari mulai
manusia sebelum lahir sampai dengan meninggal, dalam merawat kasus yang samapun
tindakan yang diberikan akan sangat berdeda karena setiap orang adalah unik, sehingga
seorang perawat dituntut untuk mengerti proses tumbuh kembang.
5. kembang merupakan proses yang dinamis dan terus menerus.

3.2 SARAN

Mempelajari tentang kebutuhan fisiologis dasar manusia sangat penting untuk diterapkan
dalam praktik keperawatan. Sebagai mahasiswa perawat anestesi, kita harus mengetahui
kebutuhan dasar dari pasien, karena ini merupakan hal yang mendasar yang harus dipenuhi. Kita
juga seharusnya bisa memprioritas kebutuhan yang mana harus dipenuhi terlebih dahulu
disamping kebutuhan – kebutuhan dasar lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul,aziz.2016.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:Salemba Medika.

Ewenayla. 2017. https://id.scribd.com/doc/238517049/Makalah-Kebutuhan-Dasar-Manusia (diakses


tanggal 29 maret 2021)

http://masdanang.co.cc/?p=23

Iqbal Mubarak, Wahit.2007.Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:EGC.

irasuarilah,2017http://irasuarilah-fkp.web.unair.ac.id/artikel_detail-205064 KEPERAWATAN
%20DASAR-KEBUTUHAN%20ISTIRAHAT%20TIDUR.html (diakses
tanggal 29 maret 2021)

Lasanta. 2017, https://laporanpraktikumbersama.blogspot.com/2017/01/makalah-kebutuhan-istirahat-


dan-tidur.html?m=1 (diakses tanggal 29 ,maret 2021)

M. Pascal faeyza. 2021. https://www.academia.edu/13177156/Kebutuhan_dan_Pemenuhannya


(diakses tanggal 29 maret 2021)

Perry,potter.2015.Buku Ajar Fundamental Keperawatan vol.1.Jakarta:EGC

Tarwoto.2018.Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.Jakarta:Salemba Medika

SintaUa. 2018. file:///C:/Users/SsC/Downloads/77a862032c68b1170c7989f3858a1433.pdf


(diakses tanggal 29 maret 2021)

Hendra julianto. 2019. https://id.scribd.com/doc/144159242/Laporan-Kasus-Gangguan-Rasa-Aman-


Dan-Nyaman-Nyeri-Dengan-DM (diakses tanggal 29 maret 2021)

Anda mungkin juga menyukai