Disusun oleh:
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Pembuatan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi tugas Fisika dan Biokimia Anestesi. Makalah ini berisikan tentang
Penerapan Termofisika Dalam Keperawatan Anestesi, diharapkan makalah ini dapat
memberikan informasi kepada kita semua.
Dalam menyelesaikan makalah ini, banyak kesulitan yang saya hadapi. Namun berkat
bimbingan dari Dosen dan teman-teman saya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya. Kami menyadari, sebagai seorang mahasiswa yang pengetahuannya belum
seberapa dan masih banyak belajar dalam membuat makalah.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa hasil penulisan makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata Semoga Makalah Fisika dan
Biokimia Anestesi ini dapat memberikan manfaat untuk semua nya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................I
DAFTAR ISI.........................................................................................................II
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Termofisika merupakan materi yang harus dipahami dengan baik karena di
dalamnyamencakup cukup banyak materi lainnya, termometrik dan skala temperatur
pengaturan suhu, serta perpindahan panas. Termofisika adalah ilmu pengetahuan yang
mencakup semua cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari dan menjelaskan sikap zat
dibawah pengaruh kalor dan perubahan-perubahan yang menyertainya. Di dalamnya tercakup
: kalorimetri, termometri, perpindahan kalor,termodinamika, teori kinetik gas dan fisika
statistik.
Termofisika adalah alat untuk menunjukkan suhu suatu system thermometer yang
sering dipakai yaitu termomnerter klinik dari 32-45̊C dan punya titik. Kata "termodinamika"
berasal dari bahasa Yunani therme (kalor) dan dynamis (gaya). Termodinamika
adalah cabang ilmu fisika yang mempelajari temperatur, panas, dan pertukaran energi. Jadi
termodinamika adalah ilmu mengenai fenomena fenomena energy yang berubah ubah akibat
adanya pergiliran panas dan usaha yang dilakukan. Menurut sejarahnya, semula
termodinamika merupakan ilmu pengetahuan yang merangkaikan kalor dengan usaha
mekanik. Tetapi ilmu ini berkembang. meraih bidang-bidang di luar mekanik. Pada tahap
perkembangan sekarang, termodinamika merupakan akar bagi berbagai cabang ilmu
pengetahuan alam. Termodinamika mempunyai penerapan praktis dalam semua bidang IPA
dan teknologi seperti halnya dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, dan hubungan
dengan cuaca sampai memasak.
Pembahasan
A. Pengertian Termofisika
Termofisika adalah ilmu pengetahuan yang mencakup semua cabang ilmu pengetahuan
yang mempelajari dan menjelaskan sikap zat di bawah pengaruh kalor dan perubahan-
perubahan yang menyertainya. Di dalamnya tercakup kalorimetri, termometri, perpindahan
kalor, termodinamika, teori kinetik gas, dan fisika statistik.
C. Pengertian Biolistrik
Biolistrik adalah energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP
(Adenosine Tri Posphate) dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama
mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel
mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada
permukaan luar dan lapisan tipis muatan negatif pada permukaan dalam bidang
batas/membran. Kemampuan sel saraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat
penting.
Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries yang
berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Stimulus untuk mentringer neuron
dapat berupa tekanan, perubahaan temperature, dan isyarat listrik dari neuron lain. Aktifitasi
bolistrik pada suatu otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada
permukaan air.
Fungsi EKG:
1. Merupakan standar terbaik untuk mendiagnosis aritmia jantung
2. Memandu tingkatan terapi dan resiko untuk pasien yang dicurigai ada infark otot
jantung
3. Membantu menemukan gangguan elektrolit seperti hiperkalemia dan hipokalemia
4. Memungkinkan penemuan abnormalitas konduksi seperti blok cabang berkas
kanan dan kiri
5. Sebagai alat untuk mencegah penyakit jantung sistemik selama uji stres jantung 6.
6. Mendeteksi penyakit bukan jantung seperti emboli paru dan hipotermia
2. Defibirillator
Defibrillator merupakan stimulator detak jantung yang menggunakan aliran listrk
bertegangan tinggi untuk memulihkan pasien yang terkena serangan jantung. Fungsi
utama dari defibrillator adalah untuk restart jantung dari seseorang yang menderita
serangan jantung. Pada prinsipnya semua yang ada dalam alat ini terdapat banyak konsep
fisika mulai dari elektroda paddle hingga gelombang yang ada dalam layar monitornya.
Energi listrik yang diberikan untuk memberikan shock kepada pasien merupakan
gelombang kotak yang dalam ilmu fisika disebut juga dengan shock gelombang artinya
energi diberikan secara keseluruhan dalam waktu yang sangat singkat.
Short Wave Diathermy (SWD) adalah suatu alat terapi yang menggunakan
pemanasan yang pada jaringan dengan merubah energi elektromagnet menjadi energi
panas. Short Wave Diathermy biasa disebut dengan Diathermy gelombang pendek.
Berfungsi untuk memanaskan jaringan dan pembuluh darah dengan gelombang pendek,
sehingga peredaran darah menjadi lancar.
Ada beberapa jenis aplikator inductive. Drum aplikator terdapat pada container yang
kaku, yang mana beberapa diantaranya terhubung dengan penggantung untuk dilalui
mengelilingi region seperti bahu. Pada aplikator umumnya sudah tersedia, keset kaki semi
fleksibel mengandung coil yang terhubung dengan sebuah mesin swd. Pad dapat
berdimensi 0.5x0.75 m dan sering digunakan pada low back pain. Kabel aplikator
mengandung kabel yang terbungkus karet yang digunakan dengan mengelilingi sekitar
ekstremitas dan mengelilingi seluruh tubuh. Untuk keamanan dari kabel dapat diganti
dengan drums dan pads.
4. Microwave Diathermy
Arus dari mesin mengalir ke elektroda melalui co-axial cable, yaitu suatu kabel yang
terdiri dari serangkaian kawat di tengah yang diselubungi oleh selubung logam yang
dikelilingi suatu benda isolator. Kawat dan selubung logam tadi berjalan sejajar dan
membentuk sebagai kabel output dan kabel bolak-balik dari mesin. Konstruksi kabel
semacam ini diperlukan untuk arus frekuensi yang sangat tinggi dan panjangnya tertentu
untuk suatu pengobatan.
Co-axial cable ini menghantarkan arus listrik ke sebuah area dimana gelombang
mikro dipancarkan. Area ini dipasang suatu reflektor yang dibungkus dengan bahan yang
dapat meneruskan gelombang elektromagnetik. Konstruksi ini dimaksudkan untuk
mengarahkan gelombang ke jaringan tubuh yang disebut emitter, director atau aplicator
atau sebagai elektrode.
5. EEG (Electroencephalography)
Mesin EEG telah digunakan sejak tahun 1920 dan telah mengalami banyak
pengembangan. Meski elemen-elemen dasar memiliki kemiripan, namun perbaikan telah
demikian pesat. Mesin yang dimulai dari satu channel telah berekspansi menjadi mesin
dengan 8, 16, 20, 24, 32, 64, 128 channel dan mungkin lebih. Teknologi EEG digunakan
untuk merepresentasikan secara tepat signal listrik yang berasal dari aktifitas sinaptik
spontan di kortek serebri.
Elektrode menyalurkan potensial listrik dari pasien ke mesin EEG melalui kotak yang
disebut jackbox. Biasanya untuk penempelan elektrode ini dengan bantuan pasta sebagai
penghubung dengan kulit. Pasta ini memiliki dua fungsi yaitu melakukan transmisi
potensial listrik, dan meredam terjadinya artefak gerakan. Elektrode skalp yang
digunakan pada rekaman rutin EEG, mempunyai disain yang simpel dengan permukaan
metal, kabel yang fleksibel serta berwarna agar memudahkan pemasangan. Sepatutnya
elektrode yang digunakan mempunyai resistensi yang rendah. Berdasar pada standar
internasional untuk EEG maka resistensi elektrode skalp yang dianjurkan adalah dibawah
5.000 ohm dan di atas 100 ohm.
6. Electrokauter
Arus listrik yang digunakan hanya bersifat lokal sehingga tidak menyebar ke bagian
tubuh yang lain. Hal ini tidak akan mengganggu pasien pasien dengan alat alat listrik
yang tertanam di tubuhnya seperti pacemaker dan defiblilator jantung. Yang perlu
diperhatikan adalah apabila terdapat infeksi pada daerah yang akan di cauter, sebaiknya
infeksi diatasi terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya penyebaran.
Pada dasarnya electrocauter tidak akan menimbulkan bekas permanen. Hanya saja
proses penyembuhan luka setiap orang bervariasi sehingga dokter tidak bisa menjanjikan
sampai kapan bekas luka tersebut akan hilang. Biasanya berkisar antara dua minggu
sampai tiga bulan. Variasi ini tergantung banyak hal seperti usia dan kondisi kulit pasien.
Untuk mempercepat hilangnya bekas tersebut anda dapat meminta dokter memberikan
krim khusus untuk mempercepat proses penyembuhan luka.
Elektrosurgery Unit (ESU) adalah suatu alat bedah dengan memanfaatkan arus listrik
frekwensi tinggi. Prinsip yang paling mendasar dari suatu ESU adalah mengalirkan arus
listrik melalui suatu jaringan. Pada penggunaan Elektrosurgery Unit, digunakan arus
listrik yang besar dengan frekwensi tinggi yang berguna untuk memaksimalkan efek
panas (termal) dan meredam terjadinya efek faradik dan efek ekrolitik, oleh karena itu
dipergunakan frekwensi diatas 300 KHz. Penggunaan arus listrik di dalam pembedahan
untuk mengurangi pendarahan. Namun kerugiannya akan mengakibatkan terjadinya luka
bakar, dan memungkinkan sel-sel jaringan disekitarnya mati. Arus frekwensi tinggi yang
dihasilkan oleh rangkaian akan terjadi pada saat tombol elektroda aktif atau foot switch
ditekan, sehingga arus listrik frekwensi tinggi mengalir dari elektroda aktif kejaringan
tubuh dan tersalur menuju elektroda netral.
Dengan menggunakan ESU, pendarahan yang terjadi pada saat tindakan pembedahan
dapat diminimalisir, karena pembuluh darah yang tebuka disekitar luka dapat langsung
menutup. Alat ini memiliki prinsip kerja merusak jaringan tubuh tertentu dengan
memanaskan jaringan tersebut. Panas didapat dengan cara pemusatan arus listrik
frekuensi tinggi pada jaringan tubuh tertentu dengan menggunakan elektroda sebagai
medianya. Adapun jangkauan frekuensi yang biasa dipakai berkisar antara 500 kHz
sampai dengan 2,5 MHz.
Pengoperasian ESU dibagi menjadi 2 (dua) mode, yaitu bipolar dan monopolar. Mode
bipolar biasa digunakan pada bedah minor untuk proses koagulasi (pembekuan). Sebuah
elektroda berbentuk pinset digunakan untuk menjepit jaringan yang tidak diinginkan,
kemudian arus listrik frekuensi tinggi mengalir dari ujung elektroda melewati jaringan
tadi kemudian menuju ujung elektroda yang lain. Pada mode monopolar digunakan dua
elektroda terpisah, yaitu elektroda aktif dan elektroda pasif/ netral dengan permukaan
yang lebih luas yang ditempatkan dekat dengan lokasi yang akan dibedah. Arus listrik
akan terpusat pada elektroda aktif dan elektroda netral didesain untuk mendistribusikan
arus listrik dengan tujuan mencegah kerusakan jaringan. Mode monopolar lazimnya
digunakan pada bedah mayor dengan metode pemotongan/cutting. Oleh karena itu, mode
bipolar lebih banyak digunakan untuk melakukan pembedahan minor.
8. Cardiotocography
Cardiotocography adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur DJJ (Denyut
Jantung Janin) pada saat kontraksi maupun tidak. Jadi bila doppler hanya menghasilkan
DJJ maka pada CTG kontraksi ibu juga terekam dan kemudian dilihat perubahan DJJ
pada saat kontraksi dan diluar kontraksi. Bila terdapat perlambatan maka itu menandakan
adanya gawat janin akibat fungsi plasenta yang sudah tidak baik. Pemeriksaan CTG
penting dilakukan pada setiap ibu hamil untuk pemantauan kondisi janin terutama dalam
keadaan:
a. Kehamilan dengan komplikasi (darah tinggi, kencing manis, tiroid, penyakit infeksi
kronis, dll).
b. Kehamilan dengan berat badan janin rendah (Intra Uterine Growth Retriction)
c. Oligohidramnion (air ketuban sedikit sekali).
d. Polihidramnion (air ketuban berlebih).
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Termofisika adalah ilmu pengetahuan yang mencakup semua cabang ilmu
pengetahuan yang mempelajari dan menjelaskan sikap zat di bawah pengaruh kalor
dan perubahan-perubahan yang menyertainya. Penerapan Fisika pada Termofisika
Keperawatan yaitu, termometer. Pembuatan termometer pertama kali dipelopori oleh
Galileo galilei (1564-1642) pada tahun 1595. Beberapa jenis termometer adalah
termometer laboratorium, termometer klinis, termometer ruangan, dan termometer
digital.
Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel mampu menghasilkan
potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada permukaan luar
dan lapisan tipis muatan negatif pada permukaan dalam bidang batas/membran.
Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries
yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Penerapan Fisika dalam
Biolistrik Keperawatan yaitu, Elektrokardiogram (EKG), Defibrillator, Short Wave
Diathermy (SWD), Microwave Diathermy, EEG (Electroencephalography),
Electrokauter, Elektro Surgery Unit (ESU), dan Cardiotocography.
DAFTAR PUSTAKA