“BIOFLUIDA”
Oleh
KELOMPOK 3
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan Makalah Biofisika ini dengan
judul “Biofluida”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Biofisika di
Semester Genap.
Dengan selesainya Makalah ini, tentu tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak yang telah memberikan masukan serta bimbingan kepada kami. Untuk itu
kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Dr. Ni Made Pujani, M.Si dan Bapak Dr. Rai Sujanem. M.Si selaku
Dosen mata kuliah Biofisika di Jurusan Pendidikan IPA Program Studi S1.
2. Orang tua kami yang telah memberikan dorongan moral maupun material,
serta
3. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan Makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan pada
Makalah ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat terbatasnya
pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan guna menyempurnakan makalah ini.
penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 1
1.3 Tujuan ............................................................................................... 1
1.4 Manfaat ............................................................................................. 2
BAB II. PEMBAHASAN ............................................................................. 3
2.1 Pengertian Fluida .............................................................................. 3
2.2 Penerapan Prinsip Bernoulli ............................................................. 3
2.3 Aliran Pada Tabung .......................................................................... 8
BAB III. Penutup ......................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 10
3.2 Saran ................................................................................................. 10
Daftar Pustaka.............................................................................................. 11
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui penerapan prinsip Bernoulli dari Teorema Torricelli ke
penjelasan Transien Ischemis Attack.
1
2. Untuk mengetahui aliran pada tabung sesuai dengan Persamaan Poiseulli dan
Aliran Darah.
1.4 Manfaat
➢ Bagi Penulis
Dengan adanya penulisan makalah ini, maka bagi penulis dapat dijadikan
sebagai pelatihan penulisan karya ilmiah dan mengasah daya serap kami
dalam menunjang pembelajaran khususnya pada mata kuliah Biofisika yang
tertuang pada tulisan makalah ini yang berjudul “Biofluida”
➢ Bagi Pembaca
Dengan adanya penulisan makalah ini, diharapkan kepada pembaca
sebagai sumbangan atau tambahan referensi pembelajaran yang terkait
dengan biofluida untuk menunjang hasil pembelajaran pada mata kuliah
Biofisika.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Fluida
Fluida merupakan sesuatu yang dapat mengalir sehingga sering disebut
sebagai zat alir. Fluida adalah sub-himpunan dari fasebenda, termasuk cairan, gas,
plasma, dan padat plastik. Beberapa perbedaan diantara ketiganya adalah fase padat,
zat mempertahankan bentuk dan ukuran yang tetap, meskipun suatu gaya yang besar
dikerjakan pada benda tersebut. Fase cair, zat tidak mempertahankan bentuk yang
tetap melainkan mengikuti wadahnya. Tetapi seperti halnya fase padat, pada fase cair
zat tidak mudah dimampatkan dan volumenya dapat diubah hanya jika dikerjakan
gaya yang sangat besar. Fase gas, zat tidak mempunyai bentuk tetap, tetapi akan
mengembang mengisi seluruh wadah. Karena fase cair dan gas memiliki karakter
tidak mempertahankan suatu bentuk yang tetap, maka keduanya mempunyai
kemampuan untuk mengalir dengan demikian keduanya disebut fluida.
Salah satu ciri fluida adalah kenyataan bahwa jarak antar molekulnya tidak
tetap bergantung pada waktu. Ini disebabkan lemahnya ikatan antara molekul (gaya
kohesi) adapun fluida memiliki sifat tidak menolak terhadap perubahan bentuk dan
kemampuan untuk mengalir (atau umumnya kemampuannya untuk mengambil
bentuk dari wadah mereka). Sifat ini biasanya dikarenakan Gaya kohesi antar
molekul gas sangat kecil jika dibandingkan gaya kohesi antar molekul zat cair.
Keadaan ini menyebabkan molekul-molekul gas menjadi relatif bebas sehingga gas
selalu memenuhi ruang. Sebaliknya molekul-molekul zat cair terikat satu sama
lainnya sehingga membentuk suatu kesatuan yang jelas, meskipun bentuknya
sebagian ditentukan oleh wadahnya. Akibat lainnya adalah kemapuannya untuk
dimampatkan. Gas bersifat mudah dimampatkan dengan tekanan yang cukup besar
akan berubah menjadi zat cair.
Contoh:
3
Jika tekanan pada titik 1 dan 2 diukur, akan ditemukan bahwa tekanan pada
titik 2 lebih kecil daripada pada titik 1, sementara kecepatan pada titik 2 lebih besar
dari titik 1. Pada pandangan pertama, hal ini tampak aneh, kita mengharapkan laju
yang lebih tinggi pada titik 2 tekanan juga tinggi. Tetai kenyataannya tidak demikian.
Karena jika tekanan pada titik 2 lebih tinggi dari titik 1, tekanan lebih tinggi ini akan
melambatkan fluida, sementara kenyataannya fluida tersebut bertambah lajunya saat
mengalir dari titik 1 ke titik 2. Dengan demikian tekanan pada titik 2 harus lebih kecil
dari pada titik 1, agar konsisten dengan kenyataan bahwa fluida dipercepat.
Bernoulli mengembangkan persamaan yang menyatakan prinsip ini secara
kuantatif. Persamaan Bernoulli sebagai berikut:
Teorema Torricelli
Persamaan Bernoulli dipakai pada banyak situasi. Suatu contoh adalah untuk
kecepatan zat cair (v1) yang keluar dari keran yang berada pada dasar bejanan air
terlihat pada Gambar 3.
4
Gambar 3. Teorema Torricelli: V1 = √𝟐𝒈(𝒚𝟐 −𝒚𝟏)
Pada titik 2 persamaan Bernoulli sebagai permukaan zat cair tersebut. Dengan
menganggap diameter bejana jauh lebih besar jika dibandingkan dengan dianmeter
keran, maka harga v2 akan mendekati nol. Titik 1 (keran) dan titik 2 (permukaan)
terbuka terhadap atmosfer, sehingga tekanan pada kedua titik sama dengan tekanan
atmosfer; P1 = P2. Jadi persamaan Bernoulli menjadi:
1 1
P1 + 2 ρ v1 2 + ρ g Y1 = P2 + 2 ρ v2 2 + ρ g Y2
1 1
P1 = P2 → ρ v1 2 + ρ g Y1 = ρ v2 2 + ρ g Y2
2 2
1 2
v2 = 0 → ρ v1 + ρ g Y1 = ρ g Y2
2
atau:
V1 = √2g(y2 − y1 ) … … … … … … … … … … … … … . (2.3)
Hasil ini (persamaan 2.3) disebut “Teorema Torricelli”
Persamaan 2.3 memberitahu bahwa “cairan tersebut meninggalkan keran
dengan laju yang sama seperti laju benda yang dijatuhkan bebas dari ketinggian
yang sama”. Hal ini karena penurunan persamaan Bernoulli berawal dari kekekalan
energi.
Kasus khusus lain dari persamaan Bernoulli muncul ketika fluida mengalir
tetapi tidak ada perubahan ketinggian yang berarti, yaitu Y1 = Y2, maka persamaan
2.1 menjadi:
1 1
P1 + ρ v1 2 = P2 + ρ v2 2 … … … … … … … … … … … … (2.4).
2 2
Hal ini menunjukan secara kuantitatif bahwa: “bila laju fluida tinggi, maka tekanan
fluida akan rendah, dan sebaliknya”. Hal ini menjelaskan banyak fenomena umum
beberapa diantaranya diilustrasikan pada gambar berikut.
5
Tabung venturi pada intinya adalah sebuah pipa dengan penyempitan kecil
(mirip kerongkongan). Satu contoh tabung venturi adalah “karburator” pada mobil
(Gbr 2.4c). aliran udara akan semakin cepat pada saat melewati penyempitan ini
(persamaan kontinyuitas A1V1=A2V2) sehingga tekanan udara akan menjadi kecil.
Karena tekanan yang mengecil, bensin pada tekanan atmosfir dalam bejana
karburator dipaksa memasuki aliran udara dan bercampur dengan udara sebelum
memasuki silinder.
Tabung venturi juga merupakan dasar “venturi meter”, yang digunakan untuk
mengukur laju aliran fluida (Gbr 5).
Gambar 6. Prinsip Bernoulli yang bekerja pada aliran udara di liang bawah
tanah
6
tersebut) karena laju angin cenderung berubah terhadap ketinggian (makin tinggi
posisi, tekanan makin rendah dan kecepatan angin akan makin tinggi).
Gambar 7. Bagian belakang kepala dan bahu yang menunjukan arteri yang
menuju otak dan lengen
Darah biasanya mengalir ke atas menuju otak di belakang kepala melalui dua
arteri Vertebral (Arteri Vertebral kiri dan kanan), masing-masing naik dari sifat leher
yang bertemu untuk membentuk arteri basiler persis dibawah otak. Sebagai
ditunjukan pada gambar diatas.
Arteri vertebral keluar dari arteri subclavian, seperti digambarkan, sebelum
memasuki lengan. Ketika sebuah lengan dilatih dengan giat, aliran darah meningkat
untuk memenuhi kebutuhan otot lengan. Bagaimanapun, jika arteri subclavian pada
satu sisi tubuh terhalang sebagian, katakanlah, oleh arterio selerosis, maka kecepatan
darah harus lebih tinggi pada sisi tersebut untuk memenuhi kebutuhan darah (ingat
persamaan kontinuitas; luas yang kecil berarti kecepatan yang lebih besar untuk laju
aliran yang sama, persamaan A1 V1=A2 V2).
Kecepatan aliran darah yang bertambah melalui jalan masuk ke arteri
Vertebral mengakibatkan tekanan yang lebih rendah (prinsip Bernoulli). Dengan
demikian, naik darah di arteri Vertebral pada sisi yang bagus dengan tekanan normal
dapat dialirkan ke bawah ke dalam arteri Verteral yang lainnya karena tekanan
rendah pada sisi itu (seperti efek venturi), dan bukan ke atas ke dalam arteri basiler
dan ke otak. Dengan demikian pasokan darah ke otak diperkecil karena “Sindrom
7
Pencurin Subclavian”, darah yang mengalir dengan cepat pada arteri subclavian
“mencuri” darah dari otak. Pusing atau rasa lemas yang diakibatkan biasanya
menyebabkan orang tersebut untuk menghentikan pengerahan tenaga, diikuti dengan
kembali normal.
Dimana:
r = radius dalam tabung
L = panjang tabung
(P1-P2) = perbedaan tekanan antara ujung-ujung
η = koefisien viskositas
Q = laju volume aliran (volume fluida yang mengalir per satuan waktu = m 3/s).
Persamaan Poiscuille member tahu kita bahwa laju aliran Q berbanding lurus
denga “gradien tekanan”, (P1-P2)/L, dan berbanding terbalik dengan viskositas
fluida. Hal ini sesuai dengan yang kita harapkan.
Bagaimanapun, mangkin mengejutkan bahwa Q juga bergantung pada
“pangkat empat radius tabung”. Ini berarti bahwa untuk gradien tekanan yang sama,
jika radius tabung dibagi dua, laju aliran berkurang sebesar faktor 16!. Dengan
demikian, laju aliran, atau tekanan yang dibutuhkan untuk mempertahankan laju
aliran tertentu, sangat dipengaruhi oleh perubahan kecil pada radius tabung.
8
24 = 16. Untuk mempertahankan laju aliran darah yang sama. Jantung harus bekerja
jauh lebih keras pada kondisi ini, tetapi biasanya tidak dapat mempertahankan laju
aliran awalnya. Dengan demikian, tekanan darah tinggi merupakan indikator bahwa
jantung bekerja lebih keras dan laju aliran darah diperkecil.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Prinsip Bernoulli menyatakan bahwa: “dimana kecepatan fluida tinggi,
tekanan rendah, dan dimana kecepatan rendah tekanan tinggi”. Persamaan Bernoulli
dipakai pada banyak situasi. Suatu contoh adalah untuk kecepatan zat cair (v 1) yang
keluar dari keran yang berada pada dasar bejanan air. Teorema Torricelli
memberitahu bahwa “cairan tersebur meninggalkan keran dengan laju yang sama
seperti laju benda yang dijatuhkan bebas dari ketinggian yang sama”. Hal ini
karena penurunan persamaan Bernoulli berawal dari kekekalan energi.
Dalam kedokteran, satu dari banyak penerapan prinsip Bernoulli adalah
penjelasan TIA (Transien Ischemic Attack) artinya aliran darah ke otak yag berhenti
sebentar yang disebabkan oleh apa yang disebut “Subclavian Steal Syndrome”
(sindrum pencurian subclavian). Orang yang menderita TIA biasanya mengalami
gejala seperti pusing, pandangan berkunang, sakit kepala, dan lemah pada tungkai.
Laju aliran fluida dalam tabung yang bulat bergantung pada viskositas fluida
(η), perbedaan tekanan, dan dimensi tabung. Ilmuwan Prancis J.L Poiseuille (1799-
1869), yang tertarik pada fisika peredaran darah, menemukan bagaimana variabel-
variabel tersebut mempengaruhi laju aliran fluida yang tidak bisa ditekan yang
mengalami aliran laminar pada tabung silinder. Hasilnya yang dikenal dengan nama
persamaan Poiseuille. Persamaan Poiscuille member tahu kita bahwa laju aliran Q
berbanding lurus denga “gradien tekanan”, (P1-P2)/L, dan berbanding terbalik
dengan viskositas fluida. Hal ini sesuai dengan yang kita harapkan.
3.2 Saran
a. Bagi Dosen
Dosen pengampu mata kuliah Biofisika diharapkan memberikan timbal balik
dalam proses pembelajaran terhadap materi yang disajikan dalam makalah ini
sehingga tercipta hubungan timbal balik yang positif dalam memberikan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan penyusunan
makalah yang akan disusun berikutnya serta memberikan revisi berupa ilmu
pengetahuan tambahan guna memperkaya wawasan.
b. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa sebagai insan aktif dan kritis diharapakan mampu mengambil inti
sari pengetahuan dan informasi yang berguna dan menguntungkan dalam
memparkaya wawasan tentang penerapan prinsip Bernoulli serta mampu
mengambil inti sari untuk dihayati, diaplikasikan dan dikembangkan lebih
lanjut sesuai dengan perkembangan zaman.
10
DAFTAR PUSTAKA
Kanginan, Marthen. 2006. Fisika Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga
Purwoko dan Fendi. 2010. Physics 2. Jakarta: Yudhistira
Subratha, Nyoman. 2012. Buku Ajar Biofisika. Singaraja: Universitas Pendidikan
Ganesha
11