Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kapanpun kita mendengar kata radiasi disebutkan, kita
cenderung menghubungkannya dengan istilah seperti perang
nuklir, senjata nuklir, pembuangan limbah nuklir, penderitaan
yang mengerikan dan kesakitan. Semua itu merupakan
permasalahan yang sangat emosional dan kontroversial yang
mencemaskan orang diseluruh dunia. Sudah tentu, pertanyaan
mengenai penggunaan radiasi dalam hubungannya dengan
dampak potensialnya yang menyesengsarakan merupakan
sesuatu yang harus diperhatikan oleh semua individu
masyarakat. Namun, yang juga tidak perlu diragukan lagi adalah
materi yang menghasilkan radiasi jenis tertentu sangan efektif
dalam memainkan perannya di dunia kedokteran, dalam
pengobatan dan diagnosis kanker. Banyak orang yang berhutang
nyawa pada radiasi.
Masalah yang mungkin di hadapi oleh banyak tenaga kesehatan,
termasuk perawat, adalah rasa takut yang berkaitan dengan
keselamatan mereka sendiri dan orang lain saat pertama kali
mereka berhubungan dengan penggunaan radiasi. Cukup sering
ditemukan individu yang lebih banyak terpajan pada aspek
negatif radiasi bukan terhadap sifat alaminya sendiri, berkaitan
dengan penggunaannya dalam bidang kedokteran. Banyak
pertanyaan yang terlontar bukan saja dalam benak perawat,
tetapi juga dibenak penjenguk pasien.
Sayangnya, rasa takut dan kecelakaan yang sebenarnya tidak
perlu ada, terjadi karena kurangnya pengetahuan dan
pemahaman tentang bioradiasi.
1.2 RUMUSAH MASALAH
a. Apa yang dimaksud dengan bioradiasi?
b. Apa saja prinsip prinsip bioradiasi?
c. Apa efek dari radiasi?
d. Apa saja penerapan radioterapi?

1.3 TUJUAN PENULISAN


a. Menjelaskan pengertian bioradiasi
b. Menjelaskan prinsip-prinsip bioradiasi
c. Menjelaskan kegunaan sinar X dalam radiasi
d. Menjelaskan efek radiasi
e. Menjelaskan penerapan radioteraphi

1.4 MANFAAT PENULISAN


a. Agar mahasiswa mengetahui pengertian bioradiasi
b. Mengetahui prinsip-prinsip bioradiasi
c. Mengetahui cara penggunaan sinar X dalam radiasi
d. Mengetahui efek radiasi
e. Mengetahui penerapan radioteraphi

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN BIORADIASI


Bioradiasi adalah ilmu yang mempelajari tentang radiasi.
Radiasi yaitu energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel
atau gelombang. Dalam fisika radiasi mendeskripsikan setiap
proses di mana energi bergerak melalui media atau melalui
ruang, dan akhirnya diserap oleh benda lain, (misalnya,
sebagaimana terjadi pada senjata nuklir, reaktor nuklir, dan zat
radioaktif), tetapi juga dapat merujuk kepada radiasi
elektromagnetik yaitu gelombang radio, cahaya infra merah,
cahaya tampak, sinar ultra violet, dan X-ray, radiasi akustik, atau
untuk proses lain yang lebih jelas.
Adapun tujuan dari bioradiasi ini adalah untuk
memudahkan para ahli bidang kesehatan dalam menengani
masalah medis, terutama pada bagian dalam tubuh manusia.

2.2 PRINSIP PRINSIP BIORADIASI


Bioradiasi menggunakan pancaran gelombang elektro mag
netis untukdiradiasikan dalam tubuh. Sinar yang
digunakan biasanya adalah sinar X dansinar gamma.
Sinar X Terkadang disebut dengan rontgen dan diproduksi
melalui mesin demi kepentingan medis. Terapi radiasi terutama
menggunakan sinar X yang berenergi tinggi yang dihasilkan
akselator.
Seperti disebutkan diatas, radiasi tersebut merupakan
sejenis radiasi elektromagnetik yang sifatnya serupa dengan
sinar gamma, tetapi cara pembuatannya berbeda. Satu langkah
yang sangat penting dalam produksi sinar X adalah pemanasan
sebuah filamen untuk menghasilkan eektron, yang kemudian
dipercepat untuk menyerbu suatu logam target untuk
menghasilkan sinar X.
Voltase yang digunakan untuk mempercepat elektron
dalam mesin sinar X mungkin berkisar antara 20.000 sampai
200.000 volt, tetapi sekitar 80.000 untuk mesin diagnostik yang
khas. Voltase yang digunakan akan menentukan panjang
gelombang minimum sinar X yang dihasilkan, dan panjang
gelombang tersebut pada gilirannya akan menentukan daya
penetrasi radiasi ini. Panjang gelombang yang panjang dapat
diserap hampir seluruhnya oleh kulit, sementara panjang
gelombang yang pendek akan menembus sangat dalam,
beberapa bahkan menembus sedemikian dalam sehingga benar-
benar melalui tubuh. Daya penetrasi yang berlainan tersebut
memungkinkan dilakukannya teknik diagnostik karena sinar yang
muncul digunakan untuk memengaruhi foto yang sudah
terbentuk. Akan menunjukkan bayangan gambar tulang tsb.
Adapun terbentuknya sinar gamma merupakan hasil
disintegrasi atom. Inti atom yang mengalami dsintegrasi dengan
memancarkan sinar alfa akan terbentuk inti-inti baru dengan
memiliki tingkat energi yang agak tinggi. Kemudian terjadi proses
transisi ke tingkat energi yang lebih rendah atau tingkat dasar
sambil memancarkan sinar gamma. Sinar gamma sama halnya
dengan sinar X, termasuk gelombang elektromagnetis, jika sinar
gamma menembus lapisan materi setebal X maka intensitas
akan berkurang.
KEGUNAAN SINAR X DALAM BIORADIASI
1. PEROBATAN
- Sinar X lembut
Untuk mengambil gambar foto yang dikenal sebagai radiograf.
Sinar X bisa menembus badan manusia tapi diserap oleh
bahagian yang lebih tumpat seperti tulang . Gambar foto sinar
ini dapat mengesan tulang yang patah dan menyiasat organ
dalam tubuh manusia.
- Sinar X keras
Untuk memusnahkan sel-sel kanker yang disebut
dengan radioterapi.

2. INDUSTRI
- Mengesan struktur binaan atau bagian dalam mesin yang
mengalami kecatatan.
- Menyiasat rekahan dalam paip logam, dinding konkrit dan
dandang tekanan tinggi.
- Memeriksa struktur palstik dan getah yang mengalami
keretakan.
-
3. PENYELIDIKAN
- Sinar X dapat menyelidiki jarak pemisahan antara atom-atom
dalam suatu bahan hablur.
- Untuk mengambil gambar foto yang dikenal sebagai
radiograf. Sinar X bisa menembus badan manusia tapi
- Diserap oleh bahagian yang lebih tumpat seperti tulang.
Gambar foto sinar ini dapat mengesan tulang yang patah dan
menyiasat organ dalam tubuh manusia.
2.3 EFEK RADIASI
PADA SEL
Perubahan senyawa organik yang
mengakibatkn perubahan pada struktur dan tentu
saja, perubahan pada perilaku sel mis, DNA dan RNA dapat
diubah untuk menghasilkan efek yang segera atau efek yang
tidak muncul sampai sel mengalami pembelahan efek
yang mungkin tidak tampak selama bertahun-tahun. Manifestasi
dari kerusakan akibat radiasi akan bervariasi di antara berbagai
jenis sel, mis, selama berjam jam untuk epitelium usus dan
sumsum tulang, berbulan-bulan
untuk jaringan yang pembelahannya lebih lambat misalnya
ginjal dan paru, dan bertahun- tahun untuk jaringan yang
sensitivitasnya rendah, misalnya sel-sel saraf.
Sel dapat menjadi steril akibat
penuaan dini,sehingga sel tidak pernah berupaya untuk
menjalani pembelahan.
Kematian sel dapat terjadi secara
langsung atau pada akhirnya akibat perubahan yang di jelaskan
diatas.
EFEK SAMPING
Efek genetik
Perubahan genetik juga diakibatkan oleh radiasi.
Dengan mengakibatkan perubahan didalam kromosom
tumbuhan dan hewan, mutasi dapat dihasilkan, dan efek
tersebut juga dapat terjadi pada manusia. Anak-anak dari tenaga
radiografi misalnya menunjukkan peningkatan kasus efek
kongenital seperti halnya anak-anak dari mereka yang selamat
dalam kasus Hirosima dan Nagasaki. Efek tersebut dapat terjadi
sekalipun dalam beberapa kondisi .
Efek radiasi pada sistem reproduksi menjadi kekhawatiran
perawat wanita karna begitu banyak dari mereka yang masih
berada dalam usia subur. Perubahan genetik yang terlihat
anatara lain perubahan gen dan penyimpangan kromosom . bukti
langsung dari efek genetik pada manusia agak sulit
didapat. Dosis yang dibutuhkan untuk menghasilkan sterilitas
yang permanen relatif tinggi.

Perubahan pada kesehatan umum


Reaksi individual terhadap radioterapi berbeda sesuai dengan
kerentanan orang itu sendiri,dosis yang digunakan,dan bagian
tubuh yang diradiasi.pasien mungkin akan memperlihatkan
respon seperti keletihan,kelemahan,mual muntah,sakit
kepala,diare desertai dengan masalah yang muncul kemudian.
Sistem tubuh lain yang memperlihatkan efek radiasi adalah
sistem hemopoietik yang terdiri dari sel sel yang sangat
radiosensitif. Penipisan sumsum tulang dapat terjadi sehingga
produksi sel darah menjadi tidak mencukupi.

Reaksi kulit
Efek yang khas terjadi akibat radiasi adalah eritema biasanya
setelah terapi atau antara 1-24 jam. Keparahannya
bergantung pada dosis yang diberikan.
2.4 RADIOISOTOP DALAM DIAGNOSIS DAN RISET
Radiasi ternyata paling bermanfaat dalam penggunaanya,
sebagai alat diagnostik dalam pengobatan, untuk mengkaji
fungsi organ-organ tertentu dan untuk mencukur kuantitas
seperti volume
darah, kecepatan sirkulasi, arus balik sel darah merah,
curah jantung, konsentrasi hormon, dan untuk menentukan
lokasi tumor dan lesi dalam otak, ginjal, hati, paru-paru tulang.
Beberapa keuntungan penggunaan radioisotop mencakup:
a. Radioisotop dapat dilekatkan dengan unit tertentu mis, sel
darah merah, dan senyawa semacam protein serum, enzim, dsb.
b. Beberapa radioisotop secara kimiawi serupa dengan zat yang
ada dalam tubuh. Zat tersebut dapat ditarik untuk melakukan
fungsi yang sama sehingga baik zat maupun perilakunya dapat
lebih mudah dikaji atau diperiksa.
c. Beberapa radioisotop akan mencari area tertentu dalam
tubuh dan sifat tersebut dapat mempermudah riset terhadap
area tersebut.
d. Radioisotop dapat diberikan secara oral atau melalui injeksi
dan hanya memerlukan dosis yang sangat sedikit. Sehingga
tubuh ditempatkan pada tingkat radiasi yang minimum dan
kerusakan sel tidak akan terjadi
e. Jumlah radioaktivitas yang sangat kecil sekalipun dapat
terdeteksi dengan akurat melalui detektor dan kamera atau
pemindai.`
f. Beberapa radioisotop dapat digunakan untuk memriksa fungsi
kelenjar melalui pemeriksaan darah

RADIOIMMUNOASSAYS (RIA)
Teknik ini melibatkan radiotracer dan sangat
sensitif terhadap kadar yang sangat rendah dari hormon, obat,
atau banyak zat lainnya. Metode ini menggunakan sampel darah
urine, atau jaringan.

POSITRON EMISSION TOMOGRAPHY(PET)


Metode yang merupakan kemajuan sangat menarik dibidang
kedokteran nuklir ini merupakan perpaduan dari tracer
radioisotop konvensional dengan kemampuan pemetaan sinar X.
Penerapan
terbesar metode tersebut sejauh ini adalah dalam pengkajian
metabolisme otak, yang digunakan untuk membedakannya,
misalnya aktivitas otak dalam berbicara dengan aktivitas otak
saat mendengarkan musik. Metode ini menawarkan peluang
yang besar dalam bidang riset aktivitas otak. Penerapan yang
lain mencakup pangkajian berbagai jenis kanker, termasuk
peningkatan kefektifan terapi, dan gangguan jiwa lainnya.
KEWASPADAAN
Karena kuantitas yang digunakan dalam diagnosis maupun
pengkajian terhadap pasien begitu rendahnya, isotop biasanya
tidak memberikan bahaya pejanan yang signifikan dalam asuhan
keperawatan yang biasa. Perawatan pada pasien mungkin tidak
banyak berubah walau disertai dengan adanya isotop. Peringatan
yang diberikan akan bergantung pada hasil pemeriksaan, dosis,
cara tubuh menangani isotop dan tentu saja, isotop tertentu
yang digunakan.
Satu hal yang paling diperlukan disini adalah penanganan dan
pembuangan yang cermat sebagian limbah atau cairan sebagian
limbah atau cairan yang berasal dari tubuh pasien misalnya
darah, urine, muntahan, keringat, dan tinja, dengan demikian
cairan tersebut harus ditangani dengan hati-hati dan berkaitan
dengan urine misalnya
pengumpulan dan pembuangannya harus sesuai dengan
prosedur dan kebijakan institusi perawatan.

2.5 PENERAPAN RADIOTERAPI


Tujuan utama penggunaan terapi radiasi adalah
menghancurkan tumor atau sel ganas tanpa membahayakan
jaringan disekitarnya. Konsep terapi didasarkan pada sel-sel
tumor yang memang lebih sensitif terhadap radiasi (karena sel
ini biasanya membelah lebih cepat dari pada sel yang lain) dan
lebih lambat pulih setelah dirusak dibandingkan sel yang
sehat/normal. Metode ini menawarkan kelebihan yang sangat
jelas karena menghancurkan atau merusak lebih banyak sel
abnormal dari pada sel yang normal. Jika terapi juga didasarkan
pada program yang pelaksanaannya berkala dengan jeda waktu
antarsesi yang singkat, kemungkinan sel normal yang rusak
untuk pulih lebih besar dari pada sel yang abnormal. Ada dosis
maksimum yang dapat ditoleransi sel normal yang dikenal
sebagai dosis radiasi maksimal yang ditoleransi. Lebih dari dosis
tersebut sel yang sehat mungkin tidak dapat pulih dari kerusakan
dan efek samping yang ditimbulkan radiasi.
Terapi radiasi dapat dilaksanakan secara terpisah atau
bersama dengan bentuk terapi yang lain. Seperti obat atau
pembedahan. Tujuan keseluruhan terapi itu bisa bersifat aktif
(menghancurkan sel abnormal) ataupun paliatif (mengurangi
ketidaknyamanan atau memperpanjang kehidupan dalam kondisi
terminal). Terapi yang paling efektif dapat dilaksanakan pada
tumor yang terletak di area yang dapat menerima dosis
menengah, misalnya dikulit atau membran mukosa. Atau area
rongga tubuh yang memiliki akses ke luar
tubuh. Terapi tumor pada dalam tubuh misalnya dipankreas
keefektifannya minimal karena besarnya jumlah jaringan normal
yang dapat terkena dampak sinar yang melaluinya harus
dipertimbangkan.

A. PENERAPAN EKSTERNAL RADIASI


Penerapan eksternal melibatkan penggunaan mesin sinar X
berenergi tinggi atau sumber radioisotop. Radiasi megavolt
memiliki daya penetrasi yang lebih besar dari pada radiasi
voltase rendah, kerusakan yang ditimbulkan pada kulit rendah
pada saat radiasi tersebut masuk, kurang dapat diabsorbsi
tulang, dan tidak begitu menyebar sehingga kerusakan yang
ditimbulkan pada jaringan normal juga berkurang.
1. TERAPI SINAR X
Digunakan untuk pengobatan kanker kulit (radiasi tingkat
rendah) atau kanker yang lokasinya dalam.
2. RADIOISOTOP
Istilah radioisotop digunakan dalam dua konteks. Pertama,
dalam teleterapi (terapi jarak jauh) dalam bentuk bom, misalnya,
dengan menggunakan sumber berintensitas tinggi dari kobalt
atau terkadang kaesium-137 (hanya radiasi gamma yang
digunakan). Sumbernya bersifat tertutup dalam suatu tempat
atau kerangka pelindung yang disebut sebagai bom. Pasien
ditempatkan pada jarak tertentu dari sumber yang akan diam
atau bergerak mengitari
pasien untuk mencapai semua urea pertumbuhan dan agar
penyebaran radiasi merata.Teknik tersebut digunakan untuk
mengirafiasi atau menmghancurkan kanker pada bagian dalam
tubuh karena kerusakan yang ditimbulkan pada jaringan kulit
lebih kecil. Contoh yang sesuai untuk terapi ini adalah pada
tumor otak, esofagus atau tumor paru. Manfaat lainnya adalah
terapi ini menyebarkan kesakitan yang muncul akibat radiasi
lebih rendah dibandingkan yang diakibatkan oleh sinar X.
Penggunaan kedua adalah moul eksternal yang mengandung
radioisotop, kobalt-60 dan strontium radioaktif (yang sangat
berguna dalam mengobati karsinoma pada bibir, telinga, kulit
kepala, mulut, dsb) yang diterapkan pada permukaan kulit. Muld
pelindung terkadang perlu dibengkokan atau ditekuk agar sesuai
dengan posisi atau bentuk teretentu berkaitan dengan
tumor yang akan di terapi. Perlu diingat bahwa isotop sendiri
tidak berkontak langsung dengan kulit sehingga jika wadah yang
menyelubungi sumber itu dipindahkan dari dalam ruangan, tidak
ada materi radioaktif yang tertinggal. Dalam hal ini, pasien
sebenarnya memiliki sumber radiasi pada tubuhnya sehingga
tibdakan pencegahan khusus dan lebih ekstensif harus
dijalankan.
B. PENERAPAN INTERNAL RADIASI
Penerapan internal melibatkan penanaman radioisotop
tertentu didalam tubuh. Brakiterapi dilakukan jika dosis yang
dibutuhkan untuk memengaruhi tumor terlalu tinggi untuk dapat
ditoleransi oleh jaringan sekitar. Energi radiasi yang dihasilkan
oleh sumber
jenis ini tingkatnya lebih rendah sehingga daya penetrasinya pun
lebih rendah dari pada mesin pancaran eksternal yang dibahas
sebelumnya. Materi radioaktif yang berada dalam kateter atau
selang dapat ditanamkan langsung ke dalam tumor, kedalam
jaringan yang berdekatan dengan tumor atau kedalam sistem
sirkulasi. Ini berarti pasien sebenarnya memiliki sumber radiasi
(mis.radioisotop) didalam tubuhnya sampai materi tersebut
akhirnya dikeluarkan atau sampai radioaktifitasnya tidak
memadai lagi. Impian dapat bersifat sementara dipasang
ditempat selama beberapa hari (dikepala, leher atau rahim) atau
bersifat permanen. Seperti sebelumnya terapi ini memerlukan
tindakan pencegahan sangat penting yang harus dijalankan
perawat dan mereka yang berkontak langsung dengan pasien
sampai sumber dikeluarkan langsung dengan pasien sumber
dikeluarkan atau sampai bahaya radiasi sepenuhnya hilang.
1. TERAPI INTRAKAVITAS
Terapi intrakavitas melibatkan penempatan isotop
radioaktif kedalam rongga tubuh untuk mengiradiasi
karsinoma disebelah atau di dekatnya, di dalam kandung kemih,
rahim, sinus maksilar, dsb. Dalam terapi ini isotop biasa di
bungkus oleh beberapa materi yang baisa di pakai untuk
membungkusnya dan untuk mengatur jenis radiasi yang akan
digunakan.
Peralatan yang digunakan untuk pembungkusan sumber
memiliki beragam bentuk dan ukuran tetapi mencakup kapsul
slang plastik, bentuk tetesan dan bahkan balon yang diletakkan
kedalam
posisinya dengan bantuan instrumen, tetapi biasanya
tanpa pembedahan. Teknik intrakavitas ini sangat efektif untuk
pengobatan kanker pada rahim dan kandungan kemih.
2. TERAPI INTERSTITIAL
Radioisotop dapat diimplantasikan melalui pembedahan
langsung kedalam jaringan atau area tumor yang ganas,
misalnya sebuah kelenjar dan umunya berada di dalam jarum,
tetesan, bijih, pita maupun kateter. Suatu isotop dan wadahnya
yang tepat akan dipilih berdasarkan posisi tumor, ukuran,
bentuk, dan jenisnya serta faktor semacam tingkatan dosis yang
diinginkan.
3. TERAPI SISTEMIK
Penggunaan radioisotop yang diberikan secara intravena
yang mengobati gangguan tertentu. Misalnya sumsum tulang
yang menggunakan natrium fosfat.
Perlu diperhatikan bahwa pola distribusi, metabolisme, dan
ekskresi radioisotop yang tidak tertutup pada pasien itu
berlainan. Ada isotop yang dieksresikan dalamn urine, tinja
beberapa dieksresikan dengan cepat, beberapa lagi dieksresikan.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Bioradiasi adalah ilmu yang mempelajari tentang radiasi.
Radiasi yaitu energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel
atau
gelombang. Bioradiasi menggunakan pancaran gelombang elektr
omagnetis untuk diradiasikan dalam tubuh. Sinar yang
digunakanbiasanya adalah sinar X dan sinar gamma. Sinar X
dalam radiasi digunakan diberbagai hal seperti untuk perobatan,
industri, dan penyelidikan. Tujuan utama penggunaan terapi
radiasi adalah menghancurkan tumor atau sel ganas tanpa
membahayakan jaringan disekitarnya. Konsep terapi didasarkan
pada sel-sel tumor yang memang lebih sensitif terhadap radiasi
(karena sel ini biasanya membelah lebih cepat dari pada sel yang
lain) dan lebih lambat pulih setelah dirusak dibandingkan sel
yang sehat/normal.

3.2 SARAN
Kita sebagai mahasiswa tentunya harus menguasai
berbagai materi perkuliahan, termasuk Bioradisi. Maka
kedepannya kami harapkan agar pembaca mampu mencari
referensi lain untuk menambah ilmu yang jauh lebih baik dari
saat membaca makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
1. Cree, dkk. 2012. Sains dalam Keperawatan. Jakarta: EGC
2. http://docs.google.com/presentation/d/IJTnItc-
e7zi8HuqALiOd16xNcJJ4KxdGorWi03XEI/edit?pli=I#slide=id.p18
3. Joyce, dkk. 2008. Prinsip-Prinsip Sains Untuk
Keperawatan. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai