Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ATOM DAN ION, MUATAN LISTRIK, POTENSIAL, ARUS DAN HAMBATAN

Dibuat untuk memenuhi tugas ilmu dasar keperawatan 1

DI SUSUN OLEH

MARINTAN MORALAMBU ( 21131110008 )

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN NERS

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN ADVAITA MEDIKA TABANAN


2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan kasih
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Ilmu
DasarKeperawatan, “Atom dan ion, muatan listrik, potensial, arus dan hambatan listrik”
Dalam penulisan makalah ini penulis tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan arahan dari
semua pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu kami berterimakasih
kepada dosen sebagai pembimbing kami dan teman-teman semua yang selalu mendukung
dalam penyelesaian makalah ini. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih kepada pihak yang
terkait dalam pemberian bantuan kepada penulis. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
setiap pembaca.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................

KATA PENGANTAR .................................................................................................

DAFTAR ISI................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG.................................................................................

B. TUJUAN ......................................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI

A. ATOM DAN ION, MUATAN LISTRIK, POTENSIAL LISTRIK, ARUS DAN


HAMBATAN LISTRIK....................................................................

B. POTENSIAL LISTRIK PADA BERBAGAI KEADAAN SEL .................

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN ............................................................................................

B. SARAN ........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................


BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Listrik adalah sumber energi yang di salurkan melalui kabel. Tetapi dalam tubuh manusia
juga terdapat gelombang arus listrik yang disebut Biolistrik. Tegangan listrik pada tubuh kita
berbeda dengan apa yang kita bayangkan. Seperti listrik dirumah tangga. Kelistrikan pada
tubuh berkaitan dengan komposisi ion yang terdapat dalam tubuh. Komposisi ion ekstra sel
berbeda dengan komposisi ion intra sel. Pada ekstra sel lebih banyak ion Na dan CI2,
sedangkan intra sel terdapat ion H dan Anion protein. Tubuh kita boleh disebut sebagai
system elekrtomagnetik. Sebab, kelistrikan sangat erat kaitannya dengan kemagnetan. Otak
kita memiliki medan kemagnetan. Sebagaimana jantung ataupun bagian-bagian lain di tubuh
kita.

B. TUJUAN

1. Dapat mengetahui pengertian serta fungsi dari : atom dan ion, muatan listrik, potensial
listrik, arus dan hambatan listrik.

2. Dapat mengetahui manfaat potensial listrik pada berbagai keadaan sel.


BAB II TINJAUAN TEORI

A. Atom Dan Ion, Muatan Listrik, Potensial Listrik, Arus Dan Hambatan Listrik

1. Atom dan ion

a) Atom Tubuh, layaknya semua materi lain terdiri dari atom. Atom merupakan susunan
materi pembangun. Walaupun awalnya kata atom berarti suatu partikel yang tidak dapat
dipotong-potong lagi menjadi partikel yang lebih kecil, dalam terminologi ilmu pengetahuan
modern, atom tersusun atas berbagai partikel subatom.

Partikel-partikel penyusun atom ini adalah elektron, proton, dan neutron. Namun hidrogen-1
tidak mempunyai neutron. Demikian pula halnya pada ion hidrogen positif H+. Dari kesemua
partikel subatom ini, elektron adalah yang paling ringan, dengan massa elektron sebesar 9,11
× 10−31 kg dan mempunyai muatan negatif. Ukuran elektron sangatlah kecil sedemikiannya
tiada teknik pengukuran yang dapat digunakan untuk mengukur ukurannya. Proton memiliki
muatan positif dan massa 1.836 kali lebih berat daripada elektron (1,6726 × 10−27 kg).
Neutron tidak bermuatan listrik dan bermassa bebas 1.839 kali massa elektron atau (1,6929 ×
10−27 kg). Atom dari unsur kimia yang sama memiliki jumlah proton yang sama, disebut
nomor atom. Suatu unsur dapat memiliki jumlah neutron yang bervariasi. Variasi ini disebut
sebagai isotop.

b) Ion-Ion adalah atom atau sekumpulan atom yang bermuatan listrik.Ion bermuatan negatif,
yang menangkap satu atau lebih elektron, disebut anion, karena dia tertarik menuju anoda.
Ion bermuatan positif, yang kehilangan satu atau lebih elektron, disebut kation, karena
tertarik ke katoda. Proses pembentukan ion disebut ionisasi. Atom atau kelompok atom yang
terionisasi ditandai dengan tikatas n+ atau n-, di mana n adalah jumlah elektron yang hilang
atau diperoleh. Ion juga merupakan pembawa muatan sehingga mampu menghantarkan arus
listrik yang merupakan salah satu alasan mengapa kita mudah sekali tersetrum,dikarenakan
arus listrik yang dihantarkan oleh tubuh jauh lebih besar daripada arus listrik yang kita
perlukan untuk melaksanakan fungsei normal tubuh di jantung. Akibatnya impuls listrik
tersebut mengalahkan impuls listrik normal yaang menyebabkan jantung berdetak sehingga
jantung sama sekali berhenti berdetak atau mungkin berdetak secara abnormal. Ion pertama
kali disajikan dalam bentuk teori oleh Michael Faraday pada sekitar tahun 1830, untuk
menggambarkan mengenai bagian melekul yang bergerak ke arah anoda atau katoda dalam
suatu tabung hampa udara.

2. Muatan Listrik Muatan listrik, Q, adalah muatan dasar yang dimiliki suatu benda. Satuan Q
adalah coulomb, yang merupakan 6.24 x 1018 muatan dasar. Q adalah sifat dasar yang
dimiliki oleh materi baik itu berupa proton (muatan positif) maupun elektron (muatan
negatif). Muatan listrik total suatu atom atau materi ini bisa positif, jika atomnya kekurangan
elektron. Sementara atom yang kelebihan elektron akan bermuatan negatif. Besarnya muatan
tergantung dari kelebihan atau kekurangan elektron ini, oleh karena itu muatan materi/atom
merupakan kelipatan dari satuan Q dasar. Dalam atom yang netral, jumlah proton akan sama
dengan jumlah elektron yang mengelilinginya (membentuk muatan total yang netral atau tak
bermuatan). Muatan listrik dalam tubuh dibagi menjadi 2 : 1) Muatan listrik negatif terdapat
di permukaan dalam membran. 2) Muatan listrik positif terdapat di permukaan luar membran.

3. Arus Listrik Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui suatu titik
dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu. Arus listrik dapat diukur dalam satuan Coulomb /
detik atau Ampere. Contoh arus listrik dalam kehidupan sehari-hari berkisar dari yang sangat
lemah dalam satuan mikroAmpere (μA) seperti di dalam jaringan tubuh hingga arus yang
sangat kuat 1-200 kiloAmpere (kA) seperti yang terjadi pada petir. Dalam kebanyakan sirkuit
arus searah dapat diasumsikan resistansi terhadap arus listrik adalah konstan sehingga besar
arus yang mengalir dalam sirkuit bergantung pada voltase dan resistansi sesuai dengan
hukum Ohm. Arus listrik merupakan satu dari tujuh besaran pokok dalam satuan
internasional. Satuan internasional untuk arus listrik adalah Ampere (A). Secara formal
satuan Ampere didefinisikan sebagai arus konstan yang, bila dipertahankan, akan
menghasilkan gaya sebesar 2 x 10-7 Newton/meter di antara dua penghantar lurus sejajar,
dengan luas penampang yang dapat diabaikan, berjarak 1 meter satu sama lain dalam ruang
hampa udara.

4. Hambatan Listrik Hambatan listrik suatu objek tindakan oposisi terhadap bagian dari
sebuah arus listrik .Sebuah objek penampang seragam memiliki resistensi yang proporsional
kepada paratahanan dan panjang daerahnya. Semua bahan dan berbanding menunjukkan
terbalik dengan perlawanan cross-sectional beberapa, kecuali untuk superkonduktor , yang
memiliki ketahanan dari nol. Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik
dari suatu komponen elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya.
Hambatan listrik yang mempunyai satuan Ohm dapat dirumuskan sebagai berikut: R=V/I di
mana V adalah tegangan dan I adalah arus listrik. Alat untuk mengukur resistensi disebut
ohmmeter . Ohmmeter tidak bisa mengukur resistensi rendah akurat karena hambatan lead
mengukur, menyebabkan penurunan tegangan yang mengganggu pengukuran. Untuk lebih
akurat menggunakan perangkat empat-terminal penginderaan.
5. Potensial Listrik Potensial listrik dalam tubuh sering disebut sebagai potensial saraf. Di
permukaan (atau membran) setiap neuron, terdapat beda potensial listrik (voltase) akibat
muatan negatif neto di permukaan dalam membran dan muatan positif neto di permukaan
luar. Muatan neto adalah hasil dari interaksi rumit antara ion-ion negatif dan positif. Neuron
di katakan mengalami polarisasi. Bagian dalam sel biasanya lebih negatif 60 sampai 90mV
dari pada bagian luar.

B. Potensial Listrik Pada Berbagai Keadaan Sel

a. Transduksi sinyal merupakan proses penyampaian pesan. Jadi ada pesan dari luar sel terus
di membran sel ia ketemu reseptornya dan mengakibatkan ada suatu tanggapan dari dalam
sel. kemudian terjadi ikatan antara ligan tersebut dengan reseptor yang ada di membran sel.
menurut sifat stimulator / ligandnya, transduksi signal dapat dibagi menjadi 2 bagian.

1) Reseptor Intraselular Ligandnya merupakan senyawa yang dapat larut dalam lipid.
karenanya ia bisa langsung nembus membran sel trus masuk ke dalam sel menuju reseptornya
yg ada di dalam sel.

2) Reseptor di Membran sel Ada juga ligand yang tidak bisa larut dalam lipid, jadi tidak bisa
tembus membran sel. Terus gimana? Tenang! ada reseptornya di membran sel. jadi ia cuman
perlu nempel di reseptor di membran sel tersebut.

b. Sel Saraf dalam Keadaaan Istirahat Dalam suatu sel saraf maupun sel – sel hidup lainnya
membran sel mempertahankan kondiisi intraseluler yang berbeda dengan lingkungan
ekstraselulernya. Setiap sel saraf menghasilkan sedikit ion negatif yang berada di dalam sel
dan ion positif yang berada di luar membran sel. Sel mempunyai lapisan yang disebut
membran sel dan di dalam sel ini terdapat ion Na+, Ion K+, Ion Cl-. Sel saraf menggunakan
difusi pasif dan membran sel nya. Suatu sel saraf berada dalam keadaan istirahat, saluran Na+
yang bergantung pada tegangan tertutup sehingga menjadi ketidaksamaan distribusi Na+.
Membran sel saraf yang berada dalam keadaan istirahat (tidak adanya proses konduksi implus
listrik), konsentrasi ion Na+ lebih banyak di luar sel daripada di dalam sel, di dalam sel akan
lebih negatif dibandingkan dengan di luar sel. Dalam keadaan istirahat membran sel tidak
pemiabel terhadap anion yang besar. Dengan demikian kelebihan muatan negatif terbentuk
tepat di bagian dalam permukaaan membran sel. Beda potensial pada membran sel sekitar
70mV dan potensial listrik adalah nol. Dengan demikian beda potensial di dalam mebran sel
70mV. Membrane sel ini disebut dalam keadaan polirisasi. Ini adalah potensial sel saraf
dalam keadaan istrirahat.

1) Rangsangan sel saraf Potensial sel saraf dalam keadaan istirahat dapat diganggu oleh
rangsangan listrik, kimia maupun fisis. Butir – butir membrane sel akan berubah dan
beberapa ion Na+ akan masuk dari luar ke dalam sel. Di dalam sel akan menjadi kurang
negatif (lebih positif) dari pada di luar sel dan potensial membran ini disebut dalam keadaan
depolarisasi. Gangtguan ini mungkin hanya sedikit mempengaruhi potensial membran pada
titik ransangan. Potensial membran dengan cepat kembali pada noilai istirahatnya yaitu
-70Mv. Jika ransangan cukup kuat hingga menyebabkan depolarisasi dari piotensial istirahat.
Saluran membran karena adanya perubahan potensial akan terbuka. Karena ada gradien
konsentrasi dan gradien listrik, ion Na+ mengalir melalui sel dalam waktu yangbcepat dan
jumlahyang banyak serta menimbulkan arus listrik. Pada bagian dalam membran
menghasilkan perubahan polaritas membran danmenyebabkan potensial listrik. Setelah
depolarisasi saluran Na+ tertutup untuk waktu yang cukup singkat sampai membran sel sarap
tidak dapat diransang lagi. Periode ini dinamakan dengan periode pemulihan. Perubahan
transien pada potensial ;listrik diantara membran dinyatakan sebagai potensial aksi. Potensial
aksi merupakan penomena keseluruhan yang berarti bahwa begitu nilai ambang tercapai,
peningkatan waktu dan amplitudo dari potensial aksi akan selalu sama tidak perduli macam
apapun intensitas dari ransangan.

2) Perambatan infuls saraf Depolarisasi lokal pada titik mula ransangan menyebabkan
gerakan difusi pasif – ion yang berada pada daerah ransangan. Karna adanya potensial aksi
sebagian kecil membran mengalami depolarisasi akibat adantya aliran ion dalam membran.
Saat poroses depolarisasi ini mencapai batas ambang potensial aksi dihasilkan kembli pada
bagian akson. Adanya periode pemulihan yaitu selama sebagian membran mengalami
depolarisasi dan tidak dapat diransang lagi. Implus saraf hanya dapat merambat pada satu
arah tertentu saja dan menjauhi tubuh sel saraf. Impuls akan terus bergerak hingga mencapai
terminal.Dan menyebabkan dilepaskannya neurottransmiter dari membran sel saraf. Proses
penghantaran implus saraf aliran listrik mengalir kedalam dan keluar melalui membran serta
tegak lurus searah perhambatan impuls. Perambatan impuls melalui akson yang diselimuti
lapisan mylin sedikit berbeda dengan perambatan melalui akson tanpa myelin. Aktivitas
listrik pada sel saraf yang dilapisi myelin hanya terbatas pada node ranvier karna adanya
konsentrasi yang cukup besar dari saluran ion yang bergantung pada tegangan. Kecepatan
rambat pada akson saraf dengan lapisan myelin adalah 12m/s. Kecepatan rambat ini juga
bergantung pada hambatan dari akso plasma dan kapasitas membran. Akson dengan lapisan
myelin memiliki kapasitansi yang lebih rendah dibandingkan akson tanpa lapisan myelin.
Semakin rendah kapasitansi membran semakin kecil muatannya, dan waktu depolarisasinya
semakin singkat.

c. Depolaris adalah keadaan dimana saraf sedang menjalankan rangsang. Pada keadaan ini
muatan yang lebih negatif berada di sisi luar membrane sedangkan muatan yang lebih positif
berada di sisi dalam memberan. Membrane sel saraf bersifat impermeable terhadap ion
kalium dan p permeable terhadap ion natrium sehingga ion (Na) berdifusi dan ion (K)
ditahan. Dalam keadaan ini pula dikenal potensial aksi, yaitu potmembrane yang diukur pada
saat sel terdepolarisasi. Proses ini terjadi jika terdapat rangsangan yang akan menjadi impuls
bagi saraf.

d. Hiperpolarisasi Hiperpolarisasi adalah peningkatan besar potensial membrane negatif,


membrane memjadi lebih terpolarisasi dibandingkan pada potensial istrahat. Selam
heperpolarisasi potensial membrane semakin menjauhi, menjadi lebih negative lebih banyak
muatan yang dipisahkan dibandingkan dengan potensial istrahat.
e. Potensial aksi Potensial aksi adalah peristiwa elektris (listrik) yang terlokalisir, yaitu
depolarisasi membrane pada titik perangsangan yang spesifik. Neuron umumnya dirangsang
pada dendritnya atau badan selnya, supaya potensial aksi yang dihasilkan itu berfungsi
sebagai suatu sinyal, potensial aksi itu dengan suatu cara halus “berjalan” di sepanjang akson
ke ujung lain sel itu.
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
Atom merupakan susunan materi pembangun. Walaupun awalnya kata atom berarti
suatu partikel yang tidak dapat dipotong-potong lagi menjadi partikel yang lebih kecil,
dalam terminologi ilmu pengetahuan modern, atom tersusun atas berbagaipartikel
subatom. Depolarisasi lokal pada titik mula ransangan menyebabkan gerakan difusi
pasif – ion yang berada pada daerah ransangan. Karna adanya potensial aksi sebagian
kecil membran mengalami depolarisasi akibat adantya aliran ion dalam membran.
Saat poroses depolarisasi ini mencapai batas ambang potensial aksi dihasilkan kembli
pada bagian akson.

B. SARAN
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami defenisi dari atom
dan ion, muatan listrik, potensial listrik, arus dan hambatan listrik. Serta potensial
listrik pada berbagai keadaan sel, dan mampu megetahui apa aja yang menjadi
motivasi dalam penerapannya agar dapat mengetahui peranannya dalam keperawatan
yang profesional.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai