Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH LENGKUNG REFLEKS

(REFLEX ARC)

Dosen Pengampu :
Dr.Husni,Sp.Pk

Disususun oleh Kelompok 3:

1. ANDRIAN SAPUTRA (2214201185) 12.VIONA PUTRI AMALIA(2214201236)


2. SARI DEWI (2214201226) 13. VIRA DWI SARTIKA (221420237)
3. SHEYLLA ZAVI (2214201227) 14. WIDIA SAPUTRI (2214201238)
4. SOVILA APPIS CITRA (2214201228) 15. YULIA ANGGINA (2214201239)
5. SRI WULAN R (2214201229) 16. YULIA DWI PUTRI (2214201240)
6. SYAQILA YOLIVYA (2214201230) 17. YURIKE AGSTRY F (2214201241)
7. TAUFIK HILDAYAH (2214201231) 18. ZIDAN (2214201242)
8. TERTI ANDESI (2214201232) 19.ZIKRI AFDILLAH (2214201243)
9. TESSI YUSFINA (2214201233) 20. VERONICA OLIVA (2214201244)
10. TIARA HIDAYANTI (2214201234)
11. TIARA WILMAS (2214201235)

1D
STIKES ALIFAH PADANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya, tentunya penulis tidak
akan mampu untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam, semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nantinantikan syafa’atnya di akhirat nanti. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas
limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah ini sebagai tugas dari mata kuliah Ilmu Dasar
Keperawatan 1. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian, apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, khususnya kepada Dr. Yulian Wiji Utami selaku
dosen Ilmu Dasar Keperawatan 1 yang telah membimbing penulis dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini bermanfaat. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Banyuwangi, 26 Mei 2019
Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL KATA
PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
1.3 Tujuan ......................................................... Error! Bookmark not defined.
1.3.1 Tujuan Umum ....................................................................................... 2 1.3.2 Tujuan
Khusus ...................................................................................... 2 1.4
Manfaat ....................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Refleks ....................................................... Error! Bookmark not defined.
2.1.1 Lengkung Refleks ................................ Error! Bookmark not defined.
2.1 .2 Komponen Lengkung Reflex .............. Error! Bookmark not defined.
2.1 .3 Deep Reflex dan Superficial Reflex .... Error! Bookmark not defined.
2.2 Jenis-Jenis Refleks ..................................... Error! Bookmark not defined.
2.2.1 Refleks Spinal ...................................... Error! Bookmark not defined.
2.2 .2 Refleks Cranial .................................... Error! Bookmark not defined.
2.2 .3 Refleks Otonom ................................... Error! Bookmark not defined.
2.3 Refleks Regang .......................................... Error! Bookmark not defined.
2.4 Refleks Fleksor dan Ekstensor ................... Error! Bookmark not defined.
2.4.1 Refleks Polisipnatik ............................. Error! Bookmark not defined.
2.4 .2 Respon Terhadap Rangsangan Nyeri .. Error! Bookmark not defined.
2.5 Refleks Fisiologis ....................................... Error! Bookmark not defined.
2.6 Refleks Patologis ........................................ Error! Bookmark not defined.

iii
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 10
3.2 Saran .......................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup yang dapat bernafas, selain itu sebagai
makhluk hidup manusia juga dapat bergerak. Gerak merupakan pola koordinasi yang sederhana
untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf. Pada umumnya, gerak dapat terjadi secara
sadar, dalam artian gerak yang terjadi pada seseorang dapat disadari dan disengaja dilakukan
oleh orang tersebut. Terjadinya suatu gerak yang dapat kita sadari disebut gerak biasa. Namun,
adapula gerak yang terjadi tanpa kita sadari, bahkan sebelumnya kita tidak merencanakan
terjadinya suatu gerakan tersebut. Gerak tersebut dapat disebut gerak refleks.
Gerak biasa merupakan gerak yang terjadi akibat dari rangsangan yang diolah dahulu oleh otak
oleh impuls melalui jalur yang panjang. Dalam artian, gerak biasa ini terjadi karena adanya suatu
perintah dari otak. Contoh gerak biasa yaitu apabila kita ingin untuk menangkap sebuah bola
yang melambung ke arah kita. Bola tersebut adalah sebuah rangsangan yang akan diteruskan
oleh neuron sensorik atau sel saraf sensorik ke otak. Kemudian, di dalam otak rangsangan
tersebut diolah, dan hasil dari pengolahan tersebut adalah berupa tanggapan yang selanjutnya
akan diteruskan oleh neuron motorik atau sel saraf motorik sebagai perintah yang akan dilakukan
oleh efektor yaitu oto. Lalu otot akan memberikan tanggapan berupa gerak biasa.
Gerak refleks merupakan gerak yang terjadi tanpa kita sadari dan gerak refleks ini berlangsung
sangat cepat serta tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan. Mekanisme gerak
refleks sendiri memiliki tujuan untuk menghindari suatu rangsangan/stimulus yang dapat
membahayakan tubuh seperti stimulus dari Aδ (delta) fiber dan C fiber. Secara umum, gerak
refleks dapat dibagi menjadi refleks somatik dan refleks otonom. Efektor dari refleks somatik
adalah otot skelet dan efektor dari refleks otonom adalah otot polos, kelenjar, dan otot jantung.
Sebuah refleks disebut dengan refleks spinal apabila pusat integrasi
2
lengkung refleks tersebut berada di sumsum tulang belakang. Sedangkan pusat integrasi refleks
cranial berada di batang otak. Contoh dari gerak refleks spinal adalah ketika kulit tangan kita
terkena benda dengan rangsangan C fiber yaitu berupa rangsangan panas. Secara tiba-tiba dan
dengan cepat kita akan menarik tangan kita dari benda tersebut.
1.2 Rumusan Masalah 1) Apa definisi dari gerak refleks? 2) Apa yang dimaksud dengan
lengkung refleks? 3) Apa saja komponen dari lengkung refleks? 4) Apa yang dimaksud dengan
deep reflex dan superficial reflex? 5) Apa sajakah jenis-jenis dari refleks? 6) Apa yang dimaksud
dengan refleks regang? 7) Apa yang dimaksud dengan refleks fleksor dan ekstensor? 8) Apa
yang dimaksud dengan refleks fisiologis? 9) Apa yang dimaksud dengan refleks patologis?
1.1 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum 1) Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan
1 1.3.2 Tujuan Khusus 1) Untuk mengetahui definisi dari gerak refleks 2) Untuk mengetahui
definisi lengkung refleks 3) Untuk mengetahui komponen-komponen dari lengkung refleks 4)
Untuk mengetahui deep reflex dan superficial reflex 5) Untuk mengetahui jenis-jenis dari refleks
6) Untuk mengetahui tentang refleks regang 7) Untuk mengetahui tentang refleks fleksor dan
ekstensor 8) Untuk mengetahui tentang refleks fisiologis 9) Untuk mengetahui tentang refleks
patologis

3
1.4 Manfaat 1) Sebagai penambah wawasan dan rujukan dalam ilmu pengetahuan mahasiswa
keperawatan 2) Menumbuhkan etos ilmiah dikalangan mahasiswa keperawatan sehingga tidak
hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan saja, tetapi juga mampu menjadi penghasil gagasan
pikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan yang objektif 3) Melatih kemampuan
mahasiswa keperawatan semester 2 dalam menulis karya tulis ilmih sebagai awal untuk
menghadapi pengerjaan skripsi

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Refleks
Refleks adalah sebuah respon yang bekerja diluar kesadaran terhadap adanya suatu stimulus.
Secara umum, gerak refleks dapat dibagi menjadi refleks somatik dan refleks otonom. Efektor
dari refleks somatik adalah otot skelet dan efektor dari refleks otonom adalah otot polos,
kelenjar, dan otot jantung. Sebuah refleks disebut dengan refleks spinal apabila pusat integrasi
lengkung refleks tersebut berada di sumsum tulang belakang. Sedangkan pusat integrasi refleks
cranial berada di batang otak. Gerakan yang timbul akibat dari gerakan refleks ini disebut
gerakan reflektorik. Semua gerakan reflektorik merupakan gerakan yang terjadi dengan tujuan
untuk menjamin adanya ketangkasan gerakan yang disadari dan untuk membela diri berupa
menghindari stimulus yang membahayakan. Gerakan reflektorik tidak hanya terjadi dan
dilakukan oleh anggota gerak saja, otot lurik pun dapat melakukan gerakan reflektorik.
Perangsangan gerakan reflektorikpun tidak hanya berada di permukaan tubuh saja, semua impuls
perseptif mampu menstimulus gerakan reflektorik. Secara umum refleks dibagi atas dua macam
yaitu refleks dalam atau deep reflex dan refleks permukaan atau superficial reflex.
Deep reflex merupakan refleks yang melibatkan suatu otot yang memiliki reseptor dan efekteor
yang akan mengirim impuls pada lengkung refleks bagian spinalis, seperti biseps, triseps,
pergelangan tangan, refleks rahang, dan patela/lutut. Sedangkan superficial reflex merupakan
refleks yang melibatkan kontraksi otot yang timbul karena efek dari rangsangan pada mukosa,
seperti refleks pada saat bersin, refleks dinding perut, faringeal, dan anal.
 Tabel deep reflex

5
 Tabel superficial reflex
2.2 Lengkung Refleks
Semua rangsangan yang direspon akibat saraf motorik menstimulus otot-otot lurik untuk
melakukan suatu gerakan reflektorik menunjukkan bahwa terdapat sebuah hubungan antara
daerah yang dirangsang dengan otot yang bergerak secara reflektorik. Lintasan atau sirkuit yang
menghubungkan antara reseptor dan efektor itu disebut dengan busur reflek/ lengkung reflek/
reflex arc. Jadi lengkung reflex ini adalah jalur yang dilewati oleh impuls saraf untuk
menghasilkan suatu refleks.
Lintasan dari lengkung refleks dapat dikelompokkan menjadi refleks monosinaptik berupa satu
sinap dengan dua neuron dan refleks polisinaptik yang mengandung satu atau lebih dari sinap
interneuron. Beberapa lengkung refleks antara lain refleks regang (strectch/ myotactic reflex),
refleks neuron motor gamma dan refleks menarik (withdrawal reflex).

6
Reseptor di kulit yang kemudian impuls tersebut dikirim melalui serabut radiks dorsalis ke
sebuah neuron di substansia grisea medula spinalis. Kemudian impuls tersebut akan merangsang
motoneuron di kornu anterior untuk menstimulus otot agar berkontraksi (Talley, 1995).
Reseptor, serabut aferen, interneuron di substansia grisea, motoneuron dan akson beserta otot
yang disarafinya merupakan lengkung refleks.
2.3 Komponen Lengkung Reflex
Komponen-komponen dari lengkung refleks yaitu terdapat reseptor berupa serabut dendrit yang
berfungsi sebagai penerima stimulus/rangsangan, terdapat jalur aferen yang melintas sepanjang
lintasan neuron sensorik sampai ke cranial atau medulla spinalis, terdapat bagian pusat berupa
sisi sinaps yang bertempat pada bagian grey matter dari sistem saraf pusat. Pada sisi sinaps inilah
impuls rangsangan dapat ditransmisikan, diulang rutenya atau bahkan dihambat prosesnya,
kemudian terdapat jalur eferen (motorik) yang akan merespons impuls eferen atau motorik, dan
terdapat efektor dapat berupa otot skelet, otot jantung, dan otot polos, serta glands yang
merespon.
2.4 Jenis-Jenis Refleks
Berdasarkan , refleks dibagi menjadi 3 yaitu refleks spinal, cranial dan otonom.
 Refleks Spinal yaitu refleks  Refleks Cranial  Refleks Otonom
2.5 Refleks Regang
Refleks regang atau stretch reflex/myotactic reflex merupakan lengkung refleks monosinaptik
dengan satu sinap dan dua neuron yang berfungsi dalam pemeliharaan ketegakan tubuh dan
postur berdiri dengan cara merangsang otototo skelet pada tungkai bagian bawah, punggunh,
leher dan kepala sehingga otootot tersebut berkontraksi. Refleks regang dapat ditimbulkan
dengan cara memberikan ketukan pada area ligamentum, tendon, dan periosteum. Penilaian

7
pada refleks fisiologis ini harus selalu sebanding antara bagian tubuh kanan dan kiri. Contoh
refleks regang adalah pada refleks patela atau lutut yang direseptori oleh neuromuscular spindle.
2.6 Refleks Fleksor dan Ekstensor

2.7 Refleks Fisiologis


Refleks fisiologis dapat disebut pula dengan refleks dalam merupakan gerakan reflektorik yang
timbul akibat stimulus terhadap otot yang dapat dilakukan dengan menyebabkan kontraksi pada
otot sehingga muncul refleks regang. Refleks fisiologis ini dapat ditemukan pada orang yang
sehat dan tidak memiliki gangguan pada sistem saraf dengan cara memberikan ketukan pada area
ligamentum, tendon, dan periosteum. Penilaian pada refleks fisiologis ini harus selalu sebanding
antara bagian tubuh kanan dan kiri.

2.8 Refleks Patologis


Kata patologis adalah suatu kata yang selalu merujuk kepada “ keadaan yang tidak normal dan
sebuah pertanda yang merujuk kepada suatu penyakit”. Maka dari itu refleks patologis adalah
refleks yang dapat ditemukan pada seseorang yang memiliki gangguan pada sistem sarafnya.
Refleks patologis tidak dapat ditemukan pada seseorang yang sehat, kecuali pada anak kecil dan
anak bayi. Karena pada anak-anak yang berusia 4-6 tahun tersebut aktivitas traktus
kortikospinalisnya masih belum sempurna. Maka dari itu refleks patologis dinilai pada orang
dewasa saja.
Contoh dari refleks patologis adalah refleks babinsky atau ekstensor plantar response. Yaitu
respon ekstensi dan pengembangan jari jari kaki disertai elevasi pada bagian ibu jari kaki akibat
dari rangsangan goresan telapak kaki bagian lateral

8
Gambar 2.8.1 Goresan pada kulit telapak kaki. a) Respon (-) yaitu fleksi pada kaki dan semua
jari kaki, b) Respon (+) yaitu ekstensor pada kaki dan pengembangan di semua jari kaki.
(sumber: Muttaqin Arif. Asuhan Keperawatan Dgn Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta:
Salemba Medika; 2008)
Refleks patologis yang lainnya ada refleks chaddock, schaeffer, gordon, bing, dan oppenhim
dimana respon yang dihasilkan apabila positif akan sama seperti dengan respon refleks
babinsky.
 Refleks chaddock yaitu metode membangkitkan respon dengan cara memberikan goresan
pada bagian lateral malleolus (Dapat dilihat pada gambar 2.8.2 A).  Refleks oppenheim yaitu
metode membangkitkan respon dengan mengurut dengan kuat pada area tibia dan otot tibialis
anterior dengan arah mengurut kebawah ( Dapat dilihat pada gambar 2.8.2 B).

9
Gambar 2.8.2 a) Refleks Chaddock, b) Refleks Oppenheim, c) Refleks Gordon, d) Refleks
Schaeffer e) Refleks Bing (sumber: Muttaqin Arif. Asuhan Keperawatan Dgn Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta: Salemba Medika; 2008)
 Refleks gordon yaitu metode membangkitkan respon dengan cara memencet otot betis secara
keras (Dapat dilihat pada Gambar 2.8.2 C).  Refleks Schaeffer yaitu metode membangkitkan
respon dengan cara memencet tendon achilles secara keras ( Dapat dilihat pada gambar 2.8.2 D).
 Refleks bing yaitu metode membangkitkan respon dengan memberikan refleks tusuk di bagian
metatarsal ke-5 ( Dapat dilihat pada gambar 2.8.2 E).

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

11
DAFTAR PUSTAKA
Sumber E-Book
Anthoney, R. Terence. Neuroanatomy and the Neurologic Exam: A Thesaurus of Synonyms,
Similar-Sounding Non-Synonyms, and Terms of Variable Meaning. Florida: CRC Press LLC;
1994. Retrieved from https://books.google.co.id/books?
id=WlU8DwAAQBAJ&pg=PT701&dq=patholo
gical+reflex+definition&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjPzK_K48DiAhVEXq0KH
VmKCYQ6AEIKzAA#v=onepage&q=pathological%20reflex%20definition&f=false .
Muttaqin Arif. Asuhan Keperawatan Dgn Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba
Medika; 2008. 116-124 p. Retrieved from https://books.google.co.id/books?
id=8UIIJRjz95AC&pg=PA116&dq=refleks+ada
lah&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiEwN7xosDiAhVDgK0KHZl6A6YQ6AEILT
AB#v=onepage&q=refleks%20adalah&f=false .
Prof.Dr.dr. Satyanegara, Sp.BS. Ilmu Bedah Saraf Edisi V. 5th. Ed. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama; 2014. 126-127 p. Retrieved from https://books.google.co.id/books?
id=PKJLDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq =inauthor:%22Prof.Dr.dr.+Satyanegara,+Sp.BS
%22&hl=id&sa=X&ved=0ahUK
Ewj17r6NvbjiAhUFlKwKHVhgAEcQuwUILTAA#v=onepage&q=lengkung%20
refleks&f=false.
https://books.google.co.id/books?id=kNuPMfhLcjAC&pg=PA63&dq=gerak+refl
eks+adalah&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjANeukMDiAhUORa0KHVaBA0QQ6AEIKTAA#v
=onepage&q=gerak%20refleks %20adalah&f=false
https://www.academia.edu/13636677/2.1_Mekanisme_Gerak_Refleks_2.1.1_Pen
gertian_Gerak_Refleks?auto=download

12

Anda mungkin juga menyukai