Anda di halaman 1dari 8

FORMAT PENILAIAN PENAMPILAN KERJA

KETERAMPILAN : MEMANDIKAN KLIEN


DI TEMPAT TIDUR

Definisi
Suatu proses membersihkan bada klien yang tidak mampu mandi secara mandiri dengan cara
membasuhkan air dan sabun klien. Prosedur ini biasa dilakukan perawat di pagi hari sebelum
melakukan prosedur lain ataupun sebelum klien melakukan aktivitasnya dan dapat pula dilakukan di
sore hari. Memandikan klien mempunyai 2 kategori yang disesuaikan dengan kemampuan fisik klien
dan tingkatan hygiene yang diperlukan. Kategori yang dimaksud adalah :
1. Complete bed bath adalah proses memandikan pada klien yang memerlukan bantuan total dari
perawat (totally dependent)
2. Partial bed bath (abbreviated bath) adalah proses memandikan pada klien yang memerlukan
bantuan seperlunya dari perawat (partial dependent). Jadi perawat hanya memandikan bagian
tubuh tertentu saja yang tidak mampu dilakukan klien. Contoh kasus pada partial bed bath
misalnya terjadi pada klien dengan fraktur di bagian kaki kanan, maka klien hanya mampu
membersihkan bagian tubuh wajah, tangan, aksila, dada anterior dan perineal saja. Maka untuk
bagian tubuh yang lain, misalnya bagian tubuh posterior dan ekstremitas bawah dilakukan oleh
perawat
3. Tub bath adalah proses memandikan klien di dalam tub bath yang berisi air. Pada memandikan
jenis ini sangat memungkinkan perawat untuk membersihkan dan menggosok badan klien lebih
leluasa dibandingakan jika memandikan klien di tempat tidur. Jika klien tidak mampu berdiri,
maka perawaa harus membantu klien masuk ke dalam tub bath yang berisi air
4. Shower adalah proses memandikan klien dengan menggunakan air pancuran yang telah diatur
aliran airnya. Klien dapat berdiri atau duduk di bawah pancuran air
5. Sitz bath adalah suatu proses membersihkan klien yang bertujuan untuk menurunkan rasa nyeri
dan mengurangi infeksi bagian perineal dan anus. Jenis ini biasa dilakukan pada klien post
operasi rektal-perineal, ibu post parfum (sehabis melahirkan bayi), atau klien dengan iritasi lokal
(misalnya hemoroid). Klien hanya duduk di tub yang khusus untuk melakukan prosedur ini
6. Tepid sponge adalah suatu proses memandikan klien dimana klien juga dimasukkan dalam tub
yang khusus. Prosedur ini efektif dilakukan pada klien dengan temperatur panas yang tinggi
7. Medicated bath adalah proses memandikan klien dengan menambahkan jenis obat tertentu ke
dalam air mandi klien. Obat yang dimaksud adalah sodium bikarbonat dan cairan burow’s

Tujuan
1. Menghilangkan mikroorganisme, sekresi dan ekskresi tubuh (misalnya keringat) dan sel-sel kulit
mati
2. Memberikan stimulasi pada kulit
3. Memberikan kesegaran tubuh
4. Meningkatkan kenyamanan klien dan relaksasi
5. Mencegah bau badan yang tidak sedap
6. Memperlancar sirkulasi darah
7. Pada saat memandikan klien, perawat dapat pula memberikan penilaian apakah kondisi klien
lebih baik dari sebelumnya atau tidak, dengan cara melakukan komunikasi terapeutik

Indikasi
Semua klien (hanya dibedakan apakah jenis mandi yang dibututuhkan adalah mandi untuk
membersihkan area tubuh atau mandi terapetik)

Kontraindikasi
Tidak ada

Hal-hal yang perlu diperhatikan


1. Pada klien yang menerima fisioterapi, kegiatan mandi dapat dilakukan bersamaan dengan
gerakan-gerakan fisioterapi untuk menghindarkan kelelahan yang berlebihan pada klien
2. Perawat harus menggunakan sarung tangan pada saat memandikan klien di tempat tidur,
terutama pada klien dengan penyakit infeksius, seperti HIV-AIDS karene meminimalisir adanya
kontak langsung dengan klien ataupun mencegah cairan tubuh klien melekat ditangan perawat
3. Klien dengan masalah gangguan sistem pernafasan sebaiknya diberikan posisi elevasi kepala
selama prosedur
4. Jangan meletakkan sabun di kom besar penampung air karena akan menyebabkan air berbusa.
Letakkan sabun di tempat sabun
5. Pada klien dengan penyakit Diabetes Melitus, berikan perhatian yang lebih pada perawatan kaki
karena pada penyakit ini jika terjadi luka maka penyembuhan luka akan menjadi lebih lama
6. Jika memandikan klien dalam tub bath, yakinkan klien tidak akan jatuh. Klien yang berisikio
jatuh, misalnya klien dengan kerusakan neurologi, arthritis, penyakit-penyakit muskuler, klien
yang mengalami kelemahan, klien yang diamputasi, klien yang mengalami gangguan
keseimbangan gerak dan koordinasi seperti klien manula
7. Ajarkan pada klien bagaimana mengecek temperatur/suhu air mandi yang akan digunakan,
tanda-tanda kulit yang iritasi dan cara melakukan hygiene care. Temperatur yang aman dipakai
klien adalah 37,7-460 C (100-115F)
8. Air mandi yang sudah kotor sebaiknya diganti minimal 1 kali
9. Pada klien dewasa bisa dilakukan mandi lebih sering karena kelenjar sebasea aktif
menghasilkan keringat, sedangkan pada klien manula bisa lebih jarang untuk dimandikan tetapi
harus dilakukan perawatan kulit lebih sering (misalnya dengan pemberian lotion kulit atau bath
oil)

Pengkajian
1. Kaji toleransi klien untuk melakukan aktivitas, tingkat kenyamanan, kemampuan kognitif dan
fungsi muskuloskeletal. Hal ini penting dilakukan untuk menilai kemampuan klien melakukan
prosedur, menilai sejauh mana perawat harus membantu serta tipe mandi yang seperti apa yang
tepat dilakukan (misalnya tub bath atau partial bed bath)
2. Kaji kebiasaan klien melakukan aktivitas mandi, misalnya frekuensi dan waktu mandi yang
disukai ataupun jenis sabun yang dipakai
3. Kaji apakah klien mempunyai masalah kulit tertentu atau tidak
4. Kaji dan identifikasi adanya risiko kerusakan klien, misalnya klien dengan :
a. Imobilasisi
b. Penurunan sensasi
c. Masalah nutrisi dan cairan
d. Insufisiensi vaskular
e. Alat bantu (misalnya gips, restrain, balutan luka, kateter, NGT, dan lain-lain)
f. Usia manula
g. Masalah inkontinensia (bowel atau urin)
h. Alergi
5. Kaji pengetahuan klien terhadap pentingnya perawatan kulit dan mandi
6. Kaji dan periksa kembali catatan medis dokter tentang adanya tipe mandi terapeutik (jika ada),
jenis cairan yang digunakan, lamanya prosedur, temperatur cairan dan bagian tubuh mana yang
harus diberikan perhatian
7. Kaji adanya perhatian khusus terhadap klien yang berkaitan dengan pemberian posisi
FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN MEMANDIKAN KLIEN DI TEMPAT TIDUR

Nama Mahasiswa : ………………………..

ASPEK YANG DINILAI KET

1 8
1. Persiapan Alat
 2 buah handuk mandi
 3 buah waslap
 Sabun mandi pada tempatnya
 Waskom
 Selimut mandi
 Air hangat
 Lotion, bedak, deodorant
 Pakaian ganti
 Alat untuk oral hygiene (pasta gigi, sikat
gigi, gelas kumur, mangkok)
 Pispot
 Sarung tangan bersih
 Skort
Persiapan lingkungan
2. Jaga privacy klien

Persiapan klien
3. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan
dilakukan
4. Berikan klien posisi supine di tempat tidur
Langkah – langkah :
5. Cuci tangan
6. Memakai sarung tangan
7. Menawarkan klien untuk gosok gigi, dan bantu
apabila klien membutuhkan bantuan
8. Menawarkan untuk BAB atau BAK, dan bantu
apabila klien membutuhkan
9. Memasang selimut mandi sambil menurunkan
selimut klien
10. Bantu klien membuka pakaian di bawah selimut
11. Memasang handuk di bawah bagian kepala
klien
12. Membasahi waslap dan membasuh wajah dan
leher klien, dimulai dari dahi. Tanyakan apakah
klien mau menggunakan sabun
13. Membasuh dan membersihkan bibir dengan
arah melingkar
14. Membasuh kelopak mata dari arah dalam keluar
15. Membersihkan daun telinga
16. Mengeringkan wajah
17. Meletakkan handuk memanjang pada lengan
yang terjauh dari perawat
18. Mambasahi dan menyabuni lengan dari arah
pergelangan tangan sampai pangkal lengan
(aksila)
19. Membilas dan membersihkan seluruh lengan
dengan air bersih dan keringkan dengan
handuk. Setelah kering letakkan lengan ke arah
atas

20. Memindahkan handuk pada lengan yang


terdekat dengan perawat. Lakukan dengan cara
yang sama dengan cara di atas

21. Memindahkan handuk memanjang menutupi


bagian dada dan perut kllien
22. Membasahi dan menyabuni bagian dada hingga
atas simfisis pubis dari arah dada ke bawah
atau dari bagian yang bersih ke kotor
23. Membilas, membersihkan dan mengeringkan.
Setelah kering, tutup dengan baju atau selimut
bersih

24. Klien di miringkan (berlawanan dengan


perawat, pastikan klien dalam keadaan aman).
Letakkan handuk memanjang di bawah
punggung dan bokong klien. Tutup bagian kaki
yang sudah bersih
25. Basahi dan sabuni dari arah punggung ke
bokong. Bilas dan keringkan
26. Lakukan masase 3-5 menit dengan
menggunakan lotion. Lakukan gerakan
melingkar pada area tulang yang menonjol
(scapula, vertebra, sacrum). Observasi adanya
tanda-tanda luka tekan
27. Berikan bedak, lotion dan deodorant (sesuai
kebiasaan klien)
28. Bantu klien untuk memakai pakaian bagian atas
29. Meletakkan handuk bawah di bawah kaki yang
terjauh dengan perawat
30. Membasahi dan menyabuni kaki dari arah paha
ke telapak kaki atau dari bagian yang bersih ke
kotor
31. Membilas, membersihkan dan mengeringkan.
Setelah kering, tutup dengan baju atau selimut
bersih

32. Meletakkan handuk di kaki yang terdekat


dengan perawat. Bersihkan dengan cara yang
sama
33. Dengan menggunakan waslap tersendiri, basahi
dan sabuni bagian genitalia klien (bila klien
dapat melakkukan sendiri, berikan di tangan kiri
klien)
34. Bilas, bersihkan dan keringkan. Setelah kering,
tutup dengan baju atau selimut bersih /
pakaikan sarung
35. Bantu klien memakai pakaian ganti

36. Merapihkan alat


37. Lepaskan sarung tangan
38. Cuci tangan
39. Dokumentasi
Sikap
40. Melakukan tindakan dengan sistematis
41. Komunikatif dengan klien
42. Percaya diri

EVALUASI PRAKTIKUM
1. Mahasiswa mampu mempersiapkan alat secara lengkap
2. Mahasiswa mampu melakukan prosedur memandikan klien di atas tempat tidur.
3. Mahasiswa mampu mempertahankan kenyamanan dan privasi klien selama prosedur dilakukan.
4. Mahasiswa wajib berlatih dengan menggunakan buku panduan pada jam praktikum lab mandiri.
FORMAT PENILAIAN PENAMPILAN KERJA
KETERAMPILAN : MENGERAMASI KLIEN
DI TEMPAT TIDUR

Definisi
Suatu proses membersihkan rambut klien dengan menggunakan air dan shampoo jenis tertentu yang
dilakukan perawat di tempat tidur klien

Tujuan
1. Menstimulasi sirkulasi darah ke kulit kepala
2. Menjadikan rambut klien menjadi lebih bersih
3. Meningkatkan kenyamanan klien

Indikasi
Efektif dilakukan pada klien dengan :
1. Imobilisasi karena pada umumnya klien dengan imobilisasi rambut menjadi lebih jarang disisir
dan dicuci
2. Klien dengan diaforesis karena pada klien ini akan menyebabkan rambut dan kulit kepala
menjadi lebih berminyak

Kontraindikasi
1. Klien dengan peningkatan tekanan intrakranial, misalnya pada klien dengan cedera kepala berat,
edema otak, injury daerah servikal, karena dikhawatirkan adanya manipulasi bagian kepala dan
leher pada saat dilakukannya prosedur
2. Klien dengan insisi terbuka di daerah muka, leher dan kepala
3. Klien yang terpasang trakeostomy
4. Klien dengan distress pernafasan

Hal-hal yang perlu diperhatikan


1. Frekuensi mengeramasi klien tergantung dari kondisi rambut dan kebiasaan rutin klien. Misalnya
klien dengan karakteristik rambut berminyak akan lebih sering dikeramasi daripada klien dengan
rambut kering (biasanya karena faktor proses penuaan dan defisiensi protein). Perawat juga
harus memperhatikan jenis shampoo yang akan digunakan
2. Klien yang diperbolehkan untuk duduk di kursi biasanya dapat dikeramasi didepan penampung
air khusus dengan posisi kepala hiperekstensi. Jangan lupa memberikan handuk dibawah leher
dan di dekat penampungan air khusus
3. Trendelenburg adaalh posisi terbaik untuk melakukan prosedur ini, dimana kepala diposisikan
lebih rendah daripada kaki. Hal ini dilakukan karena mempermudah sistem drainase air sehingga
tidak mengalir ke arah wajah klien. Yakinkan bahwa klien dapat mentolerir posisi ini
4. Kepala dengan hiperekstensi jangan pernah dilakukan jika klien mengalami injury bagian leher
5. Perawat dapat mengajarkan anggota keluarga cara mengeramasi klien yang mengalami
ketidakmampuan yang permanen (misalnya injuri spinal cord/tulang belakang)
6. Perhatikan suhu/temperatur air yang digunakan untuk mengeramasi klien

Pengkajian
1. Kaji apakah klien mempunyai kontraindikasi dilakukannya prosedur
2. Kaji apakah ada posisi khusus yang tidak diperbolehkan atau batasan posisi lainnya
3. Kaji catatan medis dokter ada tidaknya shampoo khusus untuk klien (ada beberapa klien yang
menerima medikasi lewat shampoo khusus)
4. Kaji kebiasaan klien melakukan perawatan rambut, frekuensi dan waktu serta jenis shampoo
yang digunakan
5. Kaji kondisi rambut dan kulit kepala klien, misalnya distribusi rambut, warna, kelembaban, tekstur
rambut, adanya lesi atau abrasi di kulit kepala dan adanya tanda-tanda infeksi
FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN MENGERAMASI KLIEN DI TEMPAT TIDUR

Nama Mahasiswa : ……………………………………….

ASPEK YANG DI NILAI KET

1 8
1. Persiapan Alat
 2 handuk mandi
 Perlak dan pengalasnya
 Perlak panjang sebagai talang
 Ember berisi air hangat dan gayung
 Ember kosong
 Celemek
 Shampo dalam tempatnya
 Sisir
 Kassa dan kapas
 Bengkok
 Kain pel
 Sarung tangan bersih
 Tirai untuk menjaga privasi
Persiapan lingkungan
2. Jaga privasi klien

Persiapan klien
3. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan
dilakukan
4. Atur posisi supine di tempat tidur

Langkah – langkah
5. Cuci tangan
6. Memasang sarung tangan bersih
7. Perawat memakai celemek
8. Memasang perlak pengalas di bawah
kepala dipinggir tempat tidur.
9. Memasang talang / alat pencuci rambut
diarahkan ke ember kosong yang
bawahnya dialasi kain pel.
10. Membentangkan handuk menutupi dada
11. Menutup telinga dengan kapas dan mata
dengan kassa
12. Membasahi rambut dengan air hangat
13. Memberikan shampo pada kulit kepala,
lakukan massage dengan menggunakan
ujung jari, kemudian bilas. (ulang sampai
rambut bersih )
14. Kapas penutup telinga dan kain kassa
penutup mata diangkat dan diletakkan
dalam bengkok
15. Kepala diangkat dan diberi alas handuk
16. Mengangkat talang lalu dimasukkan
ke dalam ember
17. Mengangkat perlak pengalas
18. Mengeringkan rambut dengan handuk
19. Menyisir rambut dan kepala klien yang
diletakkan pada bantal yang telah di alasi
handuk kering
20. Rapihkan alat dan klien
21. Lepaskan sarung tangan
22. Cuci tangan
23. Dokumentasi

Sikap
24. Melakukan tindakan dengan sistematis
25. Komunukatif dengan klien
26. Percaya diri

EVALUASI PRAKTIKUM
1. Mahasiswa mampu mempersiapkan alat secara lengkap
2. Mahasiswa mampu melakukan prosedur mengeramasi klien di atas tempat tidur dengan benar.
3. Mahasiswa mampu mempertahankan kenyamanan dan privasi klien selama prosedur dilakukan.
4. Mahasiswa wajib berlatih dengan menggunakan buku panduan pada jam praktikum lab mandiri.

Anda mungkin juga menyukai