Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

PROSEDUR PELAKSANAAN PERTOLONGAN POSITIONING


PASIEN

Disusun oleh :
Peppy Citra Arianti (16)
XI Asisten Keperawatan 1
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Banyak kondisi patologi yang mempengaruhi kesejajaran dan mobilitas tuibuh. Abnormalitas
postur kongenital atau didapat memengaruhi efisiensi sistem muskulus skeletal, serta
kesejajaran, keseimbangan, dan penampilan tubuh. Abnormalitas postur dapat menghambat
kesejajaran, mobilitas, atau keduanya sehingga membatasi rentang gerak pada beberapa sendi,

Untuk mencegah abnormalitas postur tersebut dapat dilakukan dengan pengaturan posisi
pasien, selain itu persiapan seperti mengkaji kekuatan otot, mobilitas sendi pasien, adanya
paralisis atau paresis, hipotensi ortostastik, toleransi aktivitas, tingkat kesadaran, tingkat
kenyamanan, dan kemampuan untuk mengikuti instruksi juga penting dilakukan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penulisan
makalah ini sebagai berikut :
1.Apa pengertian pengaturan posisi pasien ?
2.Bagaimanakah prosedur pelaksanaan pengaturan posisi pasien ?

1.2 TUJUAN

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :


1.Untuk mendefinisikan pengaturan posisi pasien.
2.Untuk mendiskripsikan prosedur pelaksanaan pengaturan posisi pasien.

1.3 MANFAAT

Manfaat dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :


1. Dapat mengetahui pengaturan posisi pasien.
2. Dapat mengetahui prosedur pelaksanaan tiap pengaturan posisi pasien.

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PENGATURAN POSISI PASIEN

Posturing / mengatur dan merubah posisi adalah mengatur pasien dalam posisi yang baik
dan mengubah secara teratur dan sistematik. Hal ini merupakan salah satu aspek keperawatan
yang penting. Posisi tubuh apapun baik atau tidak akan mengganggu apabila dilakukan dalam
waktu yang lama. (potter dan perry,2005)

Tujuan merubah posisi :

1. Mencegah nyeri otot


2. Mengurangi tekanan
3. Mencegah kerusakan syaraf dan pembuluh darah superficial
4. Mencegah kontraktur otot
5. Mempertahankan tonus otot dan reflek
6. Memudahkan suatu tindakan baik medic maupun keperawatan

2.2 PROSEDUR PELAKSANAAN PENGATURAN POSISI PASIEN SUPINASI

A.POSISI SUPINASI (Telentang)

Pengertian :

Posisi supinasi adalah posisi pasien berbaring terlentang dengan kepala dan bahu sedikit elevasi
dengan menggunakan bantal.

Tujuan :

v Untuk pasien pascaoperasi dengan anestesu spinal.

v Mengatasi masalah yang timbul akibat pemberian posisi yang tidak tepat.

Persiapan Alat :

v Tempat tidur

v Bantal

v Gulungan handuk

v Bantalan kaki

v Handscoen (jika diperkukan)

Prosedur Pelaksanaan :

1.Pastikan kebutuhan klien akan tindakan posisi supinasi

2.Persiapan klien

o Sampaikan salam.
o Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan.

3.Persiapan lingkungan

o Tutup gorden / pasang sampiran.

o Dekatkan alat-alat.

4.Cuci tangan, gunakan handscoen (jika perlu).

5.Baringkan klien terlentang mendatar di tengah tempat tidur.

6.Letakkan bantal di bawah kepala dan bahu klien.

7.Letakkan bantal kecil di bawah punggung pada kurva lumbar, jika terdapat celah disana.

8.Letakkan bantal di bawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit.

9.Topang telapak kaki klien dengan menggunakan bantalan kaki.

10.Jika klien sadar atau mengalami paralisis ekstrimitas atas,elevasikan tangan dan lengan
bawah dengan menggunakan bantal.

11.Lepaskan sarung tangan.

12.Cuci tangan.
13.Evaluasi respon klien dan dokumentasikan.

BAB 3
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan permasalahan dan hasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Posturing / mengatur dan merubah posisi adalah mengatur pasien dalam posisi yang baik
dan mengubah secara teratur dan sistematik. (potter dan perry,2005).

2.pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien :


o Posisi Supinasi (Telentang)

3.2 SARAN

Saran yang dapat disampaikan dalam makalah ini sebagai berikut.


1. Sebagai seorang perawat dapat memahami dengan benar prosedur pelaksanaan pengaturan
posisi pasien kepada kliennya.
2. Sebagai seorang perawat dapat melakukan prosedur pelaksanaan pengaturan posisi pasien
kepada kliennya dalam praktik keperawatannya.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul Hidayat, A. Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Jilid 1. Surabaya : Salemba
Medika.
Alimul Hidayat, A. Aziz dan Uliyah, Musrifatul. 2004. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar
Manusia. Jakarta : EGC.
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/s1keperawatan09/207314012/bab2.pdf

Anda mungkin juga menyukai