Disusun Oleh:
Aditya Prasetya
Alifa Ira Rachmawat
Bramastary Sheca Rahagi
Fiqram Ismi Riadi
Intan Novita Sari
Puji syukur kami panjatkan atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya saya dapat
menyelesaikan makalah tentang “Biomekanika dan Biolistrik” ini. Kami sangat bersyukur karena
dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas mata kuliah Ilmu Biomedik Dasar dengan judul
“Biomekanika dan Biolistrik”. Disamping itu, kami mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga dapat
terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya dapat kami
perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat kekurangannya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
A. Biomekanika............................................................................................................ 4
B. Biolistrik .................................................................................................................. 11
1. Pengertian Biolistrik..................................................................................... 11
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 16
B. Saran ........................................................................................................................ 16
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Biomekanik adalah ilmu yang mempelajari tentang pergerakan tubuh manusia yang di
pengaruhi oleh sistem anatomi tubuh, fisiologis dan psikologi yang dilihat dari segi mekanika.
Biomekanik membahas bagaimana tulang, otot, jaringan lunak, tendon, dan ligamen bekerja
sehingga menghasilkan gerakan yang halus dan terkontrol dengan baik gerakan ini tentunya
didapat dengan latihan. Khususnya dalam dunia olahraga biomekanik telah banyak di gunakan
oleh para pelatih dan beberapa peneliti dalam riset yang dilakukan di berbagai cabang olahraga
dengan tujuan sebagai alat ukur evaluasi baik untuk pelatih atau atlet itu sendiri. Seperti pada
cabang olahraga tenis lapangan Abrams, Sheets, & Andriacchi, (2011) menjelaskan metode servis
pada tenis secara biomekanik tentang rantai kinematik pada saat servis dari beberapa bentuk servis
dan resiko rentan cidera pada bahu.
Manusia merupakan makhluk hidup yang memiliki akal pikiran serta hawa nafsu, dalam
menjalani hidupnya manusia melakukan aktivitas-aktivitas seperti bergerak, bernafas, makan,
minum dan lain sebagainya. Manusia senantiasa bergerak untuk memenuhi semua kebutuhan
dalam hidupnya. Salah satu aktivitas manusia dalam melakukan gerak sehari-hari yaitu dengan
bekerja, terkait dengan pekerjaan tentu saja berhubungan dengan gerak fisik dari tubuh seseorang
untuk memenuhi tuntutan kerja yang ditekuninya. Tanpa disadari aktivitas pengangkatan barang
yang dilakukan pekerja dapat menyebabkan penyakit ataupun cedera pada tulang belakang terlebih
jika pekerjaan tersebut tidak dilakukan dengan benar (Mas’idah, 2009).
Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktivitas pekerjaan sehari-hari. Adanya
massa otot yang bobotnya hampir lebih dari separuh beban tubuh, memungkinkan kita untuk dapat
menggerakkan dan melakukan pekerjaan. Pekerjaan disatu pihak mempunyai arti penting bagi
kemajuan dan peningkatan prestasi, sehingga mencapai kehidupan yang produktif sebagai satu
tujuan hidup. Dipihak lain, bekerja berarti tubuh akan menerima beban dari luar tubuhnya. Dengan
kata lain bahwa setiap pekerjaan merupakan beban bagi yang bersangkutan. Beban tersebut dapat
berupa beban fisik maupun mental. Salah satu gerakan manusia yang paling sederhana dan
mendasar adalah gerakan yang dilakukan oleh tangan manusia. Gerakan tangan manusia
merupakan gerakan gabungan antara sendi yang saling berhubungan antara satu sendi dengan
sendi yang lainnya, yang meliputi sendi pergelangan tangan, sendi siku dan sendi bahu. Pergerakan
sendi pada tangan manusia disebut sebagai pergerakan anggota gerak atas, yang mana anggota
gerak atas mempunyai fungsi penyeimbang gerak tubuh manusia dalam menjalankan berbagai
aktivitas kehidupan secara normal. Otot-otot tubuh berfungsi untuk menegakkan tubuh. Saat tubuh
mengangkat beban, terjadilah kerja fisik yang menyebabkan kontraksi otot. Jika otot diberi beban
1
tambahan maka akan terjadi kelelahan, otot-otot menegang dan pembuluh darah mengecil. Hal ini
mengurangi aliran darah yang membawa oksigen dan gula ke seluruh tubuh. Sewaktu menarik
beban, bagian tubuh yang paling berpotensi cedera adalah tulang belakang dan bagian bawah,
akibatnya terasa letih dan otot terasa sakit. Kondisi itu jika berlangsung dalam waktu yang lama,
dapat menimbulkan rasa sakit yang bersifat permanen atau bahkan kelumpuhan.
Biolistrik adalah ilmu yang mempelajari tentang potensial listrik pada organ tubuh. Pada
biolistrik ada dua aspek yang memegang peranan penting yaitu : Kelistrikan dan Kemagnetan yang
timbul pada tubuh manusia, serta penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia.
Aktivitas organ dan berbagai sistem didalam tubuh manusia tidak hanya berhubungan erat satu
sama lain tetapi juga bekerjasama dalam menanggapi perubahan lingkungan, baik lingkungan
dalam maupun lingkungan luar tubuh. Didalam tubuh manusia terdapat sistem koordinasi yang
meliputi sistem saraf yang berfungsi mengendalikan aktivitas dan keserasian kerja antara sistem
organ.
Biolistrik merupakan energi yang terdapat dalam tubuh makhluk hidup yang bersumber
dari ATP (Adenosine Tri Posphate) dimana ATP ini dihasilkan oleh salah satu bagian sel yakni
mitokondria dalam proses respirasi dengan kata lain biolistrik merupakan segala yang berkaitan
dengan kelistrikan yang dihasilkan oleh tubuh makhluk hidup. Kelistrikan yang dimaksud adalah
segala sesuatu yang berkaitan dengan muatan-muatan, ion-ion yang terdapat dalam tubuh dan
medan listrik yang diasilkan oleh ion-ion dan muatan -muatan tersebut serta tegangan yang
dihasilkan.
B. Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan beberapa rumusan
masalah berikut :
1. Apa itu biomekanika?
2. Apa konsep dasar biomekanika?
3. Bagaimana penerapan prinsip biomekanika dalam keperawatan?
4. Apa itu biolistrik?
5. Apa saja rumus dasar hukum kelistrikan?
6. Apa saja kelistrikan yang ada pada tubuh manusia?
7. Bagaimana kegunaan listrik dalam medis?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian dari biomekanika
2. Menjelaskan kosep dasar biomekanika
3. Menjelaskan penerapan prinsip biomekanika dalam keperawatan
4. Menjelaskan pengertian biolistrik
2
5. Menyebutkan rumus dasar hukum kelistrikan
6. Menyebutkan kelistrikan pada tubuh manusia
7. Menjelaskan kegunaan listrik dalam medis
D. Metode Penulisan
Adapun metode yang penulis gunakan untuk menulis dan menyusun makalah ini adalah
metode studi pustaka yaitu sebuah metode penulisan karya tulis dengan mencari informasi dari
berbagai jenis referensi, mulai dari literatur buku, internet, televisi, dan jenis referensi lainnya.
E. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut. Makalah ini diawali dengan
halaman judul, kata pengantar, dan daftar isi.
⚫ BAB I yang merupakan pendahuluan dibagai menjadi beberapa sub-bab seperti latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
⚫ BAB II yang merupakan pembahasan dibagi menjadi beberapa sub-bab seperti Pengertian
biomekanika, konsep dasar biomekanika, dan penerapan prinsip dasar biomekanika.
⚫ BAB III yang merupakan penutup dibagi menjadi beberapa sub-bab yaitu kesimpulan dan
saran-saran.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. BIOMEKANIKA
1. Pengertian Biomekanika
4
2. Konsep Dasar Biomekanika
5
3. Penerapan Prinsip Biomekanika dalam Keperawatan
1. Mekanika Tubuh
➢ Mekanika tubuh (Body Mechanic) adalah usaha untuk mengkordinasi sistem musculoskeletal
dan saraf, sehingga individu dapat bergerak, mengangkat, membungkuk, berdiri, duduk,
berbaring dan melakukan aktivitas sehari-hari dengan sempurna. Penggunaan mekanika tubuh
yang tepat dapat mengurangi resiko cedera sistem musculoskeletal. Mekanika tubuh juga tepat
memfasilitasi pergerakan tubuh yang memungkinkan mobilisasi fisik tanpa terjadi ketegangan
otot dan penggunaan energi otot yang berlebihan. Hal-hal tersebut mencakup kesegarisan
tubuh (Body Alignment), keseimbangan tubuh dan koordinasi gerakan.
➢ Mekanika tubuh penting bagi perawat dan kliennya.Hal ini mempengaruhi tingkat kesehatan mereka.
Mekanika tubuh yang benar diperlukan untuk mendukung tingkat kesehatan dan mencegah kecacatan
serta untuk menjaga keselamatan klien. Disamping itu, mekanika tubuh juga bertujuan untuk
menghibur pasien yaitu dengan meningkatkan kenyamanan dan kerjasama. Dalam hal ini, perawat
6
menggunakan berbagai kelompok otot untuk setiap aktivitas keperawatan, memberikan obat,
mengangkat, dan memindahkan klien dan menggerakan objek.
2. Kesegarisan Tubuh
Kesegarisan tubuh (body alignment) atau postur merupakan istilah yang sama dan mengacu pada posisi
sendi, tendon, ligament, dan otot selama berbaring. Kesegarisan tubuh yang benar mengurangi ketegangan
pada struktur muskusloskeletal, mempertahankan tonus (ketegangan) otot secara kuat dan menunjang
keseimbangan. Dalam mempertahankan kesegarisan tubuh yang tepat, dan memindahkan klien dengan
aman dari tempat tidur ke kursi atau dari tempat tidur ke brankar. Adapun faktor yang mempengaruhi
kesegarisan tubuh:
➢ Status kesehatan
Perubahan status kesehatan dapat menimbulkan keadaan yang tidak optimal, terdapat organ atau
bagian tubuh yang mengalami kelelahan atau kelemahan sehingga dapat memengaruhi pembentukan postur
tubuh.
➢ Nutrisi
Nutrisi merupakan bahan untuk menghasilkan yang digunakan dalam membantu proses
keseimbangan organ, otot, tendon, ligament, dan persendian. Apabila status nutrisi kurang, kebutuhan enegi
pada organ tersebut juga akan berkurang, sehingga dapat mengganggu proses keseimbangan.
➢ Emosi
Emosi dapat menyebabkan kurangnya kendali dalam menjaga keseimbangan tubuh. Hal tersebut
dapat mempengaruhi proses koordinasi pada otot, ligament, sendi, dan tulang.
7
Perilaku gaya hidup seseorang dapat membuat seseorang menjadi lebih baik atau sebaliknya
menjadi lebih buruk. Seseorang yang mempunyai gaya hidup yang tidak sehat misalnya selalu
menggunakan alat bantu dalam melakukan kegiatan sehari-hari, dapat mengalami ketergantungan sehingga
postur tubuh tidak berkembang dengan baik.
Adanya perubahan perilaku dan ilai seseorang dapat memengaruhi postur tubuh. Sebagai contoh,
perilaku dalam membuang sampah di sembarang tempat dapat mempengaruhi proses pembentukan postur
tubuh orang lain yang berupaya untuk selalu bersih dari sampah.
3. Pengaturan Posisi
➢ Posisi Flower
Posisi Fowler adalah posisi dengan tubuh setengah duduk atau duduk.
Tujuan:
◆ Mempertahankan kenyamanan
8
➢ Posisi Sim
Pada posisi ini pasien berbaring miring baik ke kanan atau ke kiri.
Tujuan :
◆ Memberikan kenyamanan.
◆ Melakukan huknah..
➢ Posisi Trendelenburg
Posisi ini menempatkan pasien di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah dari bagian
kaki.
Tujuan:
9
➢ Posisi Dorsal Recumbent
Pada posisi ini, pasien ditempatkan pada posisi telentang dengan kedua lutut fleksi di atas tempat
tidur.
Tujuan :
◆ Pemeriksaan genetalia.
➢ Posisi Litotomi
Pada posisi ini, pasien ditempatkan pada posisi telentang dengan mengangkat kedua kaki dan
ditarik ke atas abdomen.
Tujuan:
◆ Proses persalinan.
Pada posisi genu pectoral, pasien menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel
pada bagian alas tempat tidur.
Tujuan :
4. Traksi
➢ Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk menangani kerusakan
atau gangguan pada tulang dan otot. Tujuan dari traksi adalah untuk menangani fraktur,
dislokasim atau spasme otot dalam usaha memperbaiki deformitas dan mempercepat
penyembuhan.
11
B. BIOLISTRIK
1. Pengertian Biolistrik
Biolistrik merupakan karakteristik kelistrikan dari sel pada makhluk hidup. Karakteristik
biolistrik yang dapat diamati antara lain: impedansi, kapasitansi, induktansi, konstanta dielektrik
dan konduktivitas listrik. Karakteristik biolistrik dapat diukur dengan metode dielektrik.
Pengukuran dielektrik yaitu metode yang dilakukan dengan menggunakan dua plat kapasitor.
Diantara plat kapasitor tersebut disisipkan bahan dielektrik yang akan diuji karakteristik
biolistriknya. Setiap bahan memiliki sifat listrik yang khas dan besarnya sangat ditentukan oleh
kondisi internal bahan tersebut, seperti momen dipol listrik, komposisi bahan kimia, kandungan
air, keasamaan dan sifat internal lainya (Fish and Geddes, 2009). Bahan yang memiliki sifat
kelistrikan dan mampu menyimpan energi listrik disebut dengan bahan dielektrik. Pemanfaatan
bahan dielektrik semakin banyak diterapkan di bidang industri maupun pertanian. Aplikasinya
didasarkan pada kemampuan bahan untuk menyerap radiasi gelombang elektromagnetik dan
mengubahnya menjadi panas (Frenske & Mirsa, 2000). Menurut Nuwaiir (2009), sel darah
memiliki sifat kelistrikan yang dapat diamati dengan melakukan pengukuran karakteristik
biolistrik yang meliputi nilai kapasitansi, impedansi, kondutivitas dan konstanta dielektrik.
Adanya karakteristik biolistrik pada sel darah memungkinkan digunakan sebagai alternatif bahan
dielektrik.
12
2. Rumus Dasar Hukum Kelistrikan
➢ Hukum coulomb
Keterangan :
➢ Hukum Ohm
Keterangan :
R = Hambatan (Ω)
V= Tegangan (Volt)
13
➢ Hukum Joule
Keterangan :
R = Hambatan (Ω)
t = Waktu (s)
Terdiri dari otak, medulla spinalis dan syaraf perifer. Syaraf perifer ini adalah serat saraf yang
mengirim informasi sensorik ke otak atau medulla spinalis disebut syaraf afferent sedangkan
serat syaraf yang mengantarkan dari otak atau medulla spinalis ke otak serta kelenjar disebut
syaraf eferen.
Serat syaraf ini mengatur organ dalam tubuh. Misalnya jantung, usus dan kelenjar kelenjar.
Otak berhubungan dengan kelenjar medulla spinalis, keduanya diliputi oleh cairan
serebrospinalis dan dilindungi oleh tulang otak serta tulang vertebra (columna vertebralis).
Suatu sel syaraf mempunya fungsi menarima dan menghantar aliran listrik.
➢ Konsentrasi ion di dalam dan diluar sel Merupakan suatu model potensial istirahat pada
waktu = 0 dimana ion Kakan melakukan difusi dari konsentrasi tinggi kekonsentari yang
lebih rendah sehingga pada saat tertentunakn terjadi membera dipole/memberan dua kutup
dimana larutan dengan konsentrasi yang tadinya rendah akan kelebihan ion positif,
kebalikan dengan konsentrasi tinggi akan beruba menjadi kekurangan ion sehingga
menjadi lebi nagatif.memberan permiabel terhadap ion K, ntrium dan kaluim sedangkan
terhadap protein besar (A-) sangt tidak permeable Kelistrikan syaraf Kecepatan aliran
listrik pada serat syaraf yang berdiameter yang sama dan panjang yang sama sangat
tergantung kepada lapisan mialin ini. Akson tnpa myelin (diameter Imm) mempunyai
14
kecepatan 20-50 m/dik. Syarat syaraf bermielin pada diameter 100 m/dtk. Pada serat saraf
bermeilen aliran sinyal dapat meloncat dari suatu simpul kesuatu simpul yang lain.
➢ Perambatan potensial aksi, Potensial aksi biasa terjadi apabila suatu daerah membran syaraf
atau otot mendapat rangsangan mencapai nilai ambang. Potensial aksi itu sendiri
mempunyai kemampuan untuk merangsang daerah sekitar sel membran untuk mencapai
nilai ambang dengan demikian dapat terjadi perambatan potensial aksi ke segala sel
membran. Keadaan ini disebut perambatan potensial aksi atau gelombag polarisasi.
➢ Kelistrikan pada sinapsis dan neuronmyal junction, Hubungan antara dua buah syaraf
disebut sinapsis, berahirnya syaraf pada sel otot atau hubungan syaraf otot disebut
neuromyal junction, baik sinapsis maaupun neuromial junction mempunya kemampuan
meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara loncat dari satu sel kesel berikutnya. Oleh
karena pada waktu terjadi depolarisasi, zat kimia yang ada pada otot akan
bergetar/berdenyut menyebabkan kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi depolarisasi sel
otot hal mana otot akan menglami relaksasi.
➢ Kelistrikan otot jantung dan otot bergaris., Sel memberan otot jantung (miokardium) sangat
berbeda dengan syaraf dan otot bergaris. Pada syaraf maupun otot bergaris dalam keadaan
potensial memberan akan istirahat dilakukan ransangan maka ion-ion Na+ akan masuk
kedalam sel dan setelah mancapai nilai ambang akan timbul depolarisasi. Sedangkan pada
sel otot jantung, ion Na+ mudah bocor sehingga segera setelah terjadi repolarisasi komplit.
Ion Na+ perlahan-lahan akan masuk kembali kedalam sel dengan akibat terjadi gejala
depolarisasi secara sepontan sempai mencapai nilai ambang dan terjadi potensial aksi tanpa
memerlukan rangsangan dari luar.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
B. Saran
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik,dan tentunya masih jauh dari harapan. Oleh karena itu,masih perlu
kritik dan saran yang membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan penulis. Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak sangat kami
harapkan untuk lebih menyempurnakan makalah ini, agar makalah ini dapat lebih
sempurna dan menjadi pedoman untuk kita semua.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/58941294/Fisika-Kesehatan-Biolistrik
http://journal.stkipsubang.ac.id/index.php/didaktik/article/view/86
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=kelistrikan+pada+tubuh+manuia&btn
G=
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=hukum+ohm+fisika+dasar&oq=huku
m+ohm
https://repository.unikom.ac.id/30769/1/Hukum%20Ohm_Kirchoff.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Coulomb
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=biolistrik+dalam+keperawatan&oq=b
iolistrik+
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=biomekanika+dalam+keperawatan&o
q=biomekanika
17