Anda di halaman 1dari 19

ANTROPOLOGI KESEHATAN DALAM PRAKTIK

KEPERAWATAN
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan masalah............................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................2
D. Ruang lingkup.................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Antropologi...................................................................................4
B. Pengertian Keperawatan..................................................................................5
C. Antropologi Keperawatan................................................................................5
D. Manfaat antropologi dalam praktik keperawatan............................................6
BAB III APLIKASI
A. Aplikasi dalam asuhan keperawatan...............................................................8
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengertian Antropologi Kesehatan................................................................10
B. Antropologi kesehatan terhadap praktik keperawatan...................................11
C. Perkembangan antropologi dalam keperawatan............................................13
D. Hubungan Antara Budaya dan Kesehatan.....................................................14
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................16
B. Saran..............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran dan / atau


kesehatan dalam kegiatan, program kesehatan harus mengutamakan peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit. Kegiatan, proyek dan program kesehatan
diselenggarakan agar memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Kegiatan, proyek dan program
kesehatan diselenggarakan dengan penuh tanggung jawab, sesuai dengan standar
profesi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta mempertimbangkan
dengan sungguh-sungguh kebutuhan dan kondisi spesifik daerah. Prospek perawat
profesional di masa depan sangat ditentukan oleh banyak faktor, mulai faktor
keadaan kestabilan sosial-ekonomi-politik di Indonesia dan faktor internal pada
diri perawat sendiri.
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan
kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan
termasuk kehamilan dan persalinan. Pendidikan kesehatan adalah proses
membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara
kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal
yang mempengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain. Definisi yang bahkan
lebih sederhana diajukan oleh Green dan para koleganya yang menulis bahwa
pendidikan kesehatan adalah kombinasi pengalaman belajar yang dirancang untuk
mempermudah adaptasi sukarela terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan.
Data terakhir menunjukkan bahwa saat ini lebih dari 80 persen rakyat
Indonesia tidak mampu mendapat jaminan kesehatan dari lembaga atau

1
perusahaan di bidang pemeliharaan kesehatan, seperti Akses, Taspen, dan
Jamsostek.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan antropologi kesehatan ?
2. Bagaimana Antropologi dalam praktik keperawatan ?
3. Bagaimana Perkembangan antropologi dalam keperawatan ?
4. Bagaimana Manfaat antropologi dalam praktik keperawatan ?
5. Bagaimana contoh penerapan antropologi dalam keperawatan ?

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari penelitian yang dilakukan adalah untuk memahami
antropologi dalam praktik keperawatan, memahami perkembangan maupun
manfaat antropologi dalam praktik keperawatan.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui pengertian antropologi kesehatan.
b. Mengetahui hubungan antara sosial budaya dan biologi yang
merupakan dasar dari perkembangan antropologi kesehatan.
c. Mengetahui manfaat antropologi kesehatan.
d. Menegetahui contoh antropologi dalam keperawatan.

D. Ruang lingkup
Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat
tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama,
antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan
pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.
Antropologi berasal dari kata Yunani άνθρωπος (baca: anthropos) yang berarti
"manusia" atau "orang", dan logos yang berarti ilmu. Antropologi mempelajari
manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial.
Antropologi memiliki dua sisi holistik dimana meneliti manusia pada tiap
waktu dan tiap dimensi kemanusiaannya.Arus utama inilah yang secara tradisional

2
memisahkan antropologi dari disiplin ilmu kemanusiaan lainnya yang
menekankan pada perbandingan/perbedaan budaya antar manusia.Walaupun
begitu sisi ini banyak diperdebatkan dan menjadi kontroversi sehingga metode
antropologi sekarang seringkali dilakukan pada pemusatan penelitian pada
penduduk yang merupakan masyarakat tunggal.
Definisi Antropologi menurut para ahli

1. William A. Havilland: Antropologi adalah studi tentang umat manusia,


berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan
perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang
keanekaragaman manusia.
2. David Hunter:Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang
tidak terbatas tentang umat manusia.
3. Koentjaraningrat: Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia
pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat
serta kebudayaan yang dihasilkan.

Dari definisi-definisi tersebut, dapat disusun pengertian sederhana


antropologi, yaitu sebuah ilmu yang mempelajari manusia dari segi
keanekaragaman fisik serta kebudayaan (cara-cara berprilaku, tradisi-tradisi, nilai-
nilai) yang dihasilkan sehingga setiap manusia yang satu dengan yang lainnya
berbeda-beda.Dengan, demikian antropologi merupakan hal yang mempelajari
seluk-beluk yang terjadi dalam kehidupan manusia.Dapat dilihat dari
perkembangan pada masa saat ini, yang merupakan salah dari fenomena-
fenomena yang terjadi ditengah- tengah masyarakat sekarang ini.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Antropologi

Menurut asal kata anthropologi berasal dari kata Yunani (baca: anthropos)
yang berarti " manusia" atau "orang", dan logos yang berarti "wacana" (dalam
pengertian "bernalar", "berakal"). Anthropologi mempelajari manusia sebagai
makhluk biologis sekaligus makhluk sosial.

1. Koentjaraningrat: Anthropologi adalah ilmu yang mempelajari umat


manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik
masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
2. William A. Havilland: Antropologi adalah studi tentang umat manusia,
berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan
perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang
keanekaragaman manusia.
3. David Hunter: anthropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang
tidak terbatas tentang umat manusia.
4. Solita Sarwono: Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh
unsur-unsur budaya terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan
kesehatan.
5. Menurut Weaver : Antropologi Kesehatan adalah cabang dari antropologi
terapan yang menangani berbagai aspek dari kesehatan dan penyakit.
6. Menurut Hasan dan Prasad : Antropologi Kesehatan adalah cabang dari
ilmu mengenai manusia yang mempelajari aspek-aspek biologi dan
kebudayaan manusia (termasuk sejarahnya) dari titik tolak pandangan untuk
memahami kedokteran (medical), sejarah kedokteran (medico-historical),

4
hukum kedokteran (medico-legal), aspek sosial kedokteran (medico-social)
dan masalahmasalah kesehatan manusia.

Mempelajari masalah-masalah sakit dan penyakit dengan penekanan


terhadap pola-pola tingkahlaku. (Fabrga, 1972;167)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Antropologi adalah : Ilmu yang


mempelajari tentang manusia baik deri segi kebudayaan, peran, tingkahlaku,
aspek biologi dan kesehatan.

B. Pengertian Keperawatan
Pada dasarnya, inti dari keperawatan adalah memberikan asuhan
keperawatan kepada orang lain dimana asuhan keperawatan tersebut diberikan
kepada individu, keluarga, kelompok, serta masyarakat. Sedangkan tujuan dari
keperawatan adalah untuk meningkatkan kesehata, pencegahan penyakit,
pengobatan penyakit, serta pemulihan kesehatan.Sehingga bisa disimpulkan
bahwa keperawatan merupakan profesi yang mempunyai tujuan untuk
kesejahteraan umat manusia. Dalam menjalankan keperawatan digunakan ilmu
dan seni serta menggunakan proses keperawatan sebagai metode ilmiah yang
dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan praktek keperawatan profesional.
Asuhan keperawatan adalah faktor penting dalam survival klien dan dalam aspek-
aspek pemeliharaan, rehabilitatif, dan preventif perawatan kesehatan.

C. Antropologi Keperawatan
Merupakan sistem sosial budaya yang memiliki khasanah untuk di kaji baik
berdiri sendiri maupun integrasi dengan bidang profesi lain Seperti Pendidikan
bagi peranan professional Interaksi peran professional Kebebasan wanita dalam
peran professional. Profesi keperawatan merupakan bidang pengamatan yang
menarik bagi antropologi : metodologinya.

1. Kajian antropologi keperawatan

Dimulai tahun 1936 oleh Brown.Tahun 1968, hanya terdapat 8 orang


antropologi yang berkecimpung dalam pendidikan keperawatan.Tahun

5
1969, Leininger menemukan 19 tulisan tentang perawatan dalam konteks
antropologi.Sekarang semakain banyak, antropologi dan tulisan-tulisan
antropologi keperawatan.

2. Pendidikan Keperawatan

Tahun 1976 di Amerika 14 sekolah perawat menawarkan pendidikan PhD.


Tahun 21 sekolah 1980
Tahun 437 Doktor Perawat 1976
Perawat kini lebih berpendidikan
Perawat lebih fokus pada profesionalitasnya
Keingian untuk lebih maju.

3. Masalah Profesi Keperawatan pada aspek perilaku/antropologi


a. Proses – proses penerimaan calon perawat
b. Latar belakang siswa
c. Motivasi
d. Pendidikan dan pengalaman pendidikan
e. Pola-pola karier
f. Peran serta spesialisasi profesional.
g. Masalah lain
h. Frekuensi frustasi perawat
karena perbedaan citra mereka atas apa yang seharusnya ia lakukan
(memberikan perawatan pada pasien ditempat tidur), Kenyataan apa yang mereka
lakukan (Administrasi), Hubungan yang kaku antara perawat dan dokter, Posisi
yang tidak jelas dari suatu profesi.

D. Manfaat antropologi dalam praktik keperawatan

6
Antropologi sangat dibutuhkan dalam merancang sistem pelayanan
kesehatan modern yang bisa diterima masyarakat tradisional

1. Program Perilaku Sehat dan Pemberdayaan Masyarakat.


2. Penanganan kebiasaan buruk yang menyebabkan sakit.
3. memberikan masukan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menunjang
pembangunan kesehatan, mendukung perumusan kebijakan masalah
kesehatan, dan mengatasi kendala dalam pelaksanaan program kesehatan
melalui pendekatan kebudayaan.
4. memberikan suatu cara untuk memandang masyarakat secara
keseluruhan termasuk individualnya. Dimana cara pandang yang tepat
dalam meningkatkan kesejahteraan suatu masyarakat dengan tetap
bertumpu pada akar kepribadian masyarakat yang membangun.
5. Memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk
menguraikan proses social budaya bidang kesehatan.
6. Sumbangan terhadap metode penelitian dan hasil penelitian. Baik dalam
merumuskan suatu pendekatan yang tepat maupun membantu analisis
dan interprestasi hasil tentang suatu kondisi yang ada di masyarakat

7
BAB III
APLIKASI

A. Aplikasi dalam asuhan keperawatan


Dalam melakukan anamnesis ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh
seorang perawat, antara lain :
1. Tempat dan suasana
Tempat dan suasana dimana anamnesis ini dilakukan harus diusahakan
cukup nyaman bagi pasien. Anamnesis akan berjalan lancar kalau tempat dan
suasana mendukung. Suasana diciptakan agar pasien merasa santai, tidak
tegang dan tidak merasa diinterogasi.
2. Penampilan perawat
Penampilan seorang perawat juga perlu diperhatikan karena ini akan
meningkatkan kepercayaan pasiennya. Seorang perawat yang tampak rapi dan
bersih akan lebih baik dari pada yang tampak lusuh dan kotor. Demikian juga
seorang perawat yang tampak ramah, santai akan lebih mudah melakukan
anamnesis daripada yang tampak galak, ketus dan tegang.
3. Periksa kartu dan data pasien
Sebelum anamnesis dilakukan sebaiknya periksa terlebih dahulu kartu
atau data pasien dan cocokkan dengan keberadaan pasiennya. Tidak tertutup
kemungkinan kadang-kadang terjadi kesalahan data pasien atau mungkin juga

8
kesalahan kartu data, misalkan pasien A tetapi kartu datanya milik pasien B,
atau mungkin saja ada 2 pasien dengan nama yang sama persis. Untuk pasien
lama lihat juga data-data pemeriksaan, diagnosis dan terapi sebelumnya.
Informasi data kesehatan sebelumnya seringkali berguna untuk anamnesis
dan pemeriksaan saat ini.
4. Dorongan kepada pasien untuk menceritakan keluhannya
Pada saat anamnesis dilakukan berikan perhatian dan dorongan agar
pasien dapat dengan leluasa menceritakan apa saja keluhannya. Biarkan
pasien bercerita dengan bahasanya sendiri. Ikuti cerita pasien, jangan terus
menerus memotong, tetapi arahkan bila melantur. Pada saat pasien bercerita,
apabila diperlukan ajukan pertanyaan-pertanyaan singkat untuk minta
klarifikasi atau informasi lebih detail dari keluhannya. Jaga agar jangan
sampai terbawa cerita pasien sehingga melantur kemana mana.
5. Gunakan bahasa/istilah yang dapat dimengerti
Selama tanya jawab berlangsung gunakan bahasa atau istilah umum yang
dapat dimengerti pasien. Apabila ada istilah yang tidak ada padanannya
dalam bahasa Indonesia atau sulit dimengerti, berika penjelasan atau deskripsi
dari istilah tersebut.
6. Buat catatan
Adalah kebiasaan yang baik untuk membuat catatan-catatan kecil saat
seorang dokter melakukan anamnesis, terutama bila pasien yang mempunyai
riwayat penyakit yang panjang.
7. Perhatikan pasiennya
Selama anamnesis berlangsung perhatikan posisi, sikap, cara bicara dan
gerak gerik pasien. Apakah pasien dalam keadaaan sadar sepenuhnya atau
apatis, apakah dalam posisi bebas atau posisi letak paksa, apakah tampak
santai atau menahan sakit, apakah tampak sesak, apakah dapat bercerita
dengan kalimat-kalimat panjang atau terputus-putus, apakah tampak segar
atau lesu, pucat dan lain-lain.
8. Gunakan metode yang sistematis

9
Anamnesis yag baik haruslah dilakukan dengan sistematis menurut
kerangka anamnesis yang baku. Dengan cara demikian maka diharapkan
tidak ada informasi yang terlewat

BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengertian Antropologi Kesehatan


Social budaya erat kaitannya dengan pendekatan ilmu antropologi yaitu
Kata Antropologi berasal dari bahasa Yunani, anthropos dan logos. Anthropos
berarti manusia dan logos berarti pikiran atau ilmu. Secara sederhana, antropologi
dapat dikatakan sebagai ilmu yang mempelajari manusia. Tentunya kita akan
semakin bertanya-tanya, begitu banyak ilmu yang mempelajari manusia.
1. Menurut William A. Haviland, seorang antropologi Amerika,
Antropologi adalah ilrnu pengetahuan yang mempelajari
keanekaragaman manusia dan kebudayaannya. Dengan mempelajari
kedua hal tersebut, Antropologi adalah studi yang berusaha menjelaskan
tentang berbagai macam bentuk perbedaan dan persamaan dalam aneka
ragam kebudayaan manusia. Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang
memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-budaya dari
tingkahlaku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara
keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi
kesehatan dan penyakit pada manusia (Foster/Anderson, 1986; 1-3).

10
2. Menurut Weaver : Antropologi Kesehatan adalah cabang dari antropologi
terapan yang menangani berbagai aspek dari kesehatan dan penyakit
(Weaver, 1968;1)
3. Menurut Hasan dan Prasad :Antropologi Kesehatan adalah cabang dari
ilmu mengenai manusia yang mempelajari aspek-aspek biologi dan
kebudayaan manusia (termasuk sejarahnya) dari titik tolak pandangan
untuk memahami kedokteran (medical), sejarah kedokteran (medico-
historical), hukum kedokteran (medico-legal), aspek sosial kedokteran
(medico-social) dan masalah-masalah kesehatan manusia (Hasan dan
Prasad, 1959; 21-22)
4. Menurut Hochstrasser :Antropologi Kesehatan adalah pemahaman
biobudaya manusia dan karya-karyanya, yang berhubungan dengan
kesehatan dan pengobatan (Hochstrasser dan Tapp, 1970; 245).
5. Menurut Lieban :Antropologi Kesehatan adalah studi tentang fenomena
medis (Lieban 1973, 1034).

a. Mendefinisi secara komprehensif dan interpretasi berbagai macam


masalah tentang hubungan timbal-balik biobudaya, antara tingkah laku
manusia dimasa lalu dan masa kini dengan derajat kesehatan dan
penyakit,tanpamengutamakan perhatian pada penggunaan praktis dari
pengetahuan tersebut;
b. Partisipasi profesional mereka dalam program-program yang
bertujuanmemperbaiki derajat kesehatan melalui pemahaman yang lebih
besar tentang hubungan antara gejala bio-sosial-budaya dengan
kesehatan, sertamelalui perubahan tingkah laku sehat kearah yang
diyakini akan meningkatkan kesehatan yang lebih baik.

B. Antropologi kesehatan terhadap praktik keperawatan


1. Antropologi kesehatan dan ekologi keperawatan
Para antropologi kesehatan pada masa kini khususnya di amerika bekerja
dibidang kesehatan masyarakat, fakultas kedokteran, sekolah perawat

11
dirumah sakit, dan departemen kesehatan serta dijurusan antropologi pada
universitas umum. Mereka melakukan penelitian dalam topic seperti manusia,
anatomi, pediatric, epidemiologi, kesehatan jiwa, penyalah gunaan obat,
definisi mengenai sehat dan penyakit, layihan petugas kesehatan, birokasi
medis, pengaturan dan pelaksanaan rumah sakit, hubungan dokter-pasien, dan
proses memperkenalkan system kesehatan tradisional.

2. Konsep-konsep penting dalam antropologi kesehatan dan ekologi


keperawatan.
a. System adalah agregasi pengelompokan objek-objek yang dipersatukan
oleh beberapa bentuk interaksi yang tetap atau saling tergantung,
sekelompok unit yang berbedayang dikombinasikan sedemikian rupa alam
atau oleh seni sehingga membentuk suatu keseluruhan yang integral dan
berfungsi, beroperasi atau bergerak dalam suatu kesatuan.
b. System sosial-budaya atau kebudayaan adalah keseluruhan yang
integral dalam interaksi antar manusia.
c. Ekosistem adalah suatu interaksi antar kelompok tanaman dan satwa
dalam lingkungan non hidup mereka (hardesty 1977;289) Hubungan
antropologi kesehatan dengan ekologi dalam praktek keperawatan .
hubungan manusia dengan lingkungan , dengan tingkah lakunya, dengan
penyakitnya, cara dimana penyakitnya dan tingkahlakunya mempengaruhi
evolusi atau kebudayaan selalu melalui proses umpan balik. Pendekatan
Ekologis Merupakan dasar bagi studi tentang masalah-masalah
epidemiologi.cara-cara dimana tingkah laku individu dan kelompok
menentukan derajat kesehatan dan timbulnya penyakit yang berbeda-beda
dalam populasi yang berbeda-beda..contoh : semakin maju suatu bangsa,
penyakit yang dideritapun berbeda dengan bangsa yang baru berkembang.
penyakit-penyakit infeksi seperti malaria, demam berdarah, TBC dll pada
umumnya terdapat pada Negara yang berrkembang, sedangkan penyakit-

12
penyakit non infeksi seperti stress, depresi, kanker, hipertensi, umumnya
terdapat pada Negara-negara maju. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan
ekonomi yang berbeda pada kedua kelompok tersebut

C. Perkembangan antropologi dalam keperawatan


1. (Tahun 1849)
Rudolf Virchow ahli patologi Jerman terkemuka, pada tahun 1849 ia
menulis apabila kedokteran adalah ilmu mengenai manusia yang sehat
maupun yang sakit, maka apa pula ilmu yang merumuskan hukum-hukum
sebagai dasar struktur sosial, untuk menjadikan efektif hal-hal yang inheren
dalam manusia itu sendiri sehingga kedokteran dapat melihat struktur sosial
yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit, maka kedokteran dapat
ditetapkan sebagai antropologi. Namun demikian tidak dapat dikatakan
bahwa Vichrow berperan dalam pembentukan asal-usul bidang Antropologi
Kesehatan tersebut.Munculnya bidang baru memerlukan lebih dari sekedar
cetusan inspirasi yang cemerlang.
2. (Tahun 1953)
Sejarah pertama tentang timbulnya perhatian Antropologi Kesehatan
terdapat pada tulisan yang ditulis Caudill berjudul “Applied Anthropology
in Medicine”. Tulisan ini merupakan tour the force yang cemerlang , akan
tetapi meskipun telah menimbulkan antusiasme, tulisan itu tidaklah
menciptakan suatu disiplin baru.
3. (Tahun 1963)
Sepuluh tahun kemudian, Scoth memberi judul “Antropologi
Kesehatan” dan Paul membicarakan “Ahli Antropologi Kesehatan” dalam
suatu artikel mengenai kedokteran dan kesehatan masyarakat.Setelah itu baru
ahli-ahli antropologi Amerika benar-benar menghargai implikasi dari
penelitian-penelitian tentang kesehatan dan penyakit bagi ilmu antropologi.
Pengesahan lebih lanjut atas subdisiplin Antropologi Kesehatan ini adalah
dengan munculnya tulisan yang dibuat Pearsall (1963) yang berjudul
Medical Behaviour Science yang berorientasi antropologi.

13
Budaya merupakan hasil karya manusia.Budaya lahir akibat adanya
interaksi dan pemikiran manusia. Manusia akan selalu berkembang seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mereka
hasilkan. Budaya manusia juga akan ikut berkembang dan berubah dari masa
ke masa. Hal ini terjadi pula pada budaya kesehatan yang ada pada
masyarakat. Budaya kesehatan akan mengalami perubahan. Dengan kemajuan
ilmu pengetahuan yang pesat dan teknologi yang semakin canggih, budaya
kesehatan di masa lalu berbeda dengan kebudayaan kesehatan di masa
sekarang dan mendatang.
Perkembangan teknologi menjadi salah satu faktor perubahan budaya
kesehatan dalam masyarakat. Sebagai contoh, masyarakat dahulu saat akan
melakukan persalinan minta bantuan oleh dukun bayi dengan peralatan
sederhana, namun saat ini masyarakat lebih banyak yang mendatangi bidan
atau dokter kandungan dengan peralatan yang serba canggih. Bahkan mereka
bisa tahu bagaimana keadaan calon bayi mereka di dalam kandungan melalui
USG.Saat ini masyarakat lebih memaknai kesehatan.Banyaknya informasi
kesehatan yang diberikan melalui penyuluhan dan promosi kesehatan
membuat masyarakat mengetahui pentingnya kesehatan. Dengan kesehatan
kita bisa melakukan berbagai macam kegiatan yang bermanfaat, baik untuk
diri sendiri maupun orang lain.

D. Hubungan Antara Budaya dan Kesehatan


Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat.Melville J
Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang
terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu sendiri. Nilai budaya sehat merupakan bagian yang tak terpisahkan
akan keberadaanya sebagai upaya mewujudkan hidup sehat dan merupakan bagian
budaya yang ditemukan secara universal. Dari budaya pula, hidup sehat dapat
ditelusuri.Yaitu melalui komponen pemahaman tentang sehat, sakit, derita akibat
penyakit, cacat dan kematian, nilai yang dilaksanakan dan diyakini di masyarakat,
serta kebudayaan dan teknologi yang berkembang di masyarakat.

14
Pemahaman terhadap keadaan sehat dan keadaan sakit tentunya berbeda di
setiap masyarakat tergantung dari kebudayaan yang mereka miliki. Pada masa
lalu, ketika pengetahuan tentang kesehatan masih belum berkembang, kebudayaan
memaksa masyarakat untuk menempuh cara “trial and error” guna
menyembuhkan segala jenis penyakit, meskipun resiko untuk mati masih terlalu
besar bagi pasien. Kemudian perpaduan antara pengalaman empiris dengan
konsep kesehatan ditambah juga dengan konsep budaya dalam hal kepercayaan
merupakan konsep sehat tradisional secara kuratif.Sebagai contoh pengaruh
kebudayaan terhadap masalah kesehatan adalah penggunaan kunyit sebagai obat
untuk menyembuhkan penyakit kuning (hepatitis) di kalangan masyarakat
Indonesia. Masyarakat menganggap bahwa warna penyakit pasti akan sesuai
dengan warna obat yang telah disediakan oleh alam. Kemudian contoh lainnya
adalah ditemukannya system drainase pada tahun 3000 SM di kebudayaan bangsa
Kreta, dan bangsa Minoans.Ini menunjukkan bahwa kebudayaan dan pengetahuan
serta teknologi sangat berpengaruh terhadap kesehatan.
Sedangkan Antropologi Kesehatan mempelajari bagaimana kesehatan
individu, lingkungan yang dipengaruhi oleh hubungan antara manusia dan spesies
lain, norma budaya dan institusi sosial, politik mikro dan makro, dan globalisasi.
Budaya memiliki kaitan yang erat dengan kesehatan. Hal ini tidak lain karena
pengertian budaya itu sendiri mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni,
kesusilaan, hukum, adat istiadat dan kebiasaan. Ini dikarenakan budaya bersifat
dinamis sebagai bagian penting yang tak terpisahkan dari kehidupan. Sebagai
makhluk hidup yang menyadari akan pentingnya kesehatan, pemahaman akan
budaya masyarakat sangat penting dalam memecahkan masalah-masalah
kesehatan dalam kehidupan sehari-hari, semoga bermanfaat.

15
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Prospek social budaya terhadap Keperawatan adalah suatu proses pemberian
asuhan keperawatan yang difokuskan kepada individu dan kelompok untuk
mempertahankan, meningkatkan perilaku sehat sesuai dengan latar belakang
budaya dan menerapakan pelayanan keperawatan sesuai dengan latar belakang
budaya tanpa merugikan kesehatan atau melanggar prosedur asuhan keperawatan.
Pengkajian asuhan keperawatan dalam konteks social budaya sangat
diperlukan untuk menjembatani perbedaan pengetahuan yang dimiliki oleh
perawat dengan klien. Diagnosa keperawatan transkultural yang ditegakkan dapat
mengidentifikasi tindakan yang dibutuhkan untuk mempertahankan budaya yang

16
sesuai dengan kesehatan, membentuk budaya baru yang sesuai dengan kesehatan
atau bahkan mengganti budaya yang tidak sesuai dengan kesehatan dengan
budaya baru.
Perencanaan dan pelaksanaan proses keperawatan transkultural tidak dapat
begitu saja dipaksakan kepada klien sebelum perawat memahami latar belakang
budaya klien sehingga tindakan yang dilakukan dapat sesuai dengan budaya klien.
Evaluasi asuhan keperawatan transkultural melekat erat dengan perencanaan dan
pelaksanaan proses asuhan keperawatan transkultural.

B. Saran
Semoga makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi para pembaca,
dan dapat memberikan pengetahuan sedikit tentang Rasa aman dan nyaman dalam
praktek keperawatan.Kami mengetahui bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi penulisannya, bahasa, dan lain
sebagainya. Untuk itu saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat kami
harapkan agar dapat terciptanya makalah yang baik yang dapat memberi
pengetahuan yang benar kepada pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Barbara dan George M. Foster. 1986. Antropologi Kesehatan. Jakarta :


UI-Press
Gutomo Priyatmono. 2007. Bermain dengan Kematian. Yogyakarta: Kanisius.
Koentjaroningrat.2000.Pengantar Ilmu Antropologi.Jakarta: PT. Rineka Cipta
Saifudin. 2005. Antropologi Kontemporer, Suatu Pengantar Kritis Mengenai
Paradigma. Jakarta: Prenata Media
Tedi Sutardi. 2007. Antropologi :mengungkap Keragaman Budaya untuk Kelas
XI Sekolah Menengah Atas, Program Bahasa. Bandung: PT Setia Purna Inves.

17

Anda mungkin juga menyukai