Dosen Pembimbing :
Ida Erni Sipahutar, S.Kep., Ns., M.Kep.
Kelas : I A
FARMAKOLOGI
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Klasifikasi Obat :
Narkotika & Non Narkotika, Antihistamin, Anti Emetic, Vitamin & Mineral” ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Farmakologi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang “Klasifikasi Obat : Narkotika & Non Narkotika, Antihistamin, Anti Emetic,
Vitamin & Mineral” bagi para pembaca dan juga bagi para penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu selaku dosen mata kuliah
Farmakologi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2.4 Pengertian dan macam-macam vitamin dan mineral
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk mengetahui apa itu narkotika dan non narkotika beserta macam-macamnya
1.3.2 Untuk mengetahui apa itu antihistamin beserta macam-macamnya
1.3.3 Untuk mengetahui apa itu anti emetic beserta macam-macamnya
1.3.4 Untuk mengetahui apa itu vitamin dan mineral beserta macam-macamnya
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan namun dalam jumlah terbatas,
Narkotika Golongan I dapat digunakan untuk kepentingan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dan untuk reagensia diagnostik, serta reagensia
laboratorium setelah mendapatkan persetujuan Menteri atas rekomendasi Kepala
Badan Pengawas Obat dan Makanan. Contohnya adalah Heroin, Kokain, Ganja,
Meskalin, Amfetamin, Metamfetamin dan lain sebagainya.
2. Narkotika Golongan II adalah Narkotika golongan II adalah Narkotika berkhasiat
pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi
dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
tinggi mengakibatkan ketergantungan Pihak yang menyerahkan dan pengguna
harus memiliki bukti yang sah dari kepemilikan dan pemberian narkotika tersebut.
Contoh narkotika golongan II: Fentanil, Hidrokodon, Morfin, Metadon.
3. Narkotika Golongan III adalah Narkotika berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Sama seperti
halnya golongan II, golongan III juga dapat digunakan dalam pengobatan dengan
syarat-syarat yang sama. Golongan ini memiliki resiko ketergantungan lebih kecil
daripada golongan diatasnya. Contoh: Codein, Buprenorfin
4
mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan. Contoh:
Metilfenidat, Sekobarbital.
3. Psikotropika Golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan
banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindrom ketergantungan. Contoh:
Flunitrazepam, Pentobarbital, Pentazosin.
4. Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan
sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan. Contoh:
Alprazolam, Lorazepam, Clobazam, Diazepam dan sebagainya
2.2 Antihistamin
2.2.1 Pengertian
Antihistamin merupakan obat yang sering dipakai di bidang dermatologi,
terutama untuk kelainan kronik dan rekuren. Antihistamin adalah zat yang dapat
mengurangi atau menghalangi efek histamin terhadap tubuh dengan jalan memblok
reseptor histamin. Antihistamin dan histamin berlomba untuk menempati reseptor yang
sama. Ada empat tipe reseptor histamin, yaitu H1, H2, H3, dan H4 yang keempatnya
memiliki fungsi dan distribusi yang berbeda. Pada kulit manusia hanya reseptor H1 dan
H2 yang berperan utama. Blokade reseptor oleh antagonis H1 menghambat terikatnya
histamin pada reseptor sehingga menghambat dampak akibat histamin misalnya
kontraksi otot polos, peningkatan permeabilitas pembuluh darah dan vasodilatasi
pembuluh darah. Reseptor H1 ditemukan pada neuron, otot polos, epitelium dan
endotelium. Reseptor H2 ditemukan pada sel parietal mukosa lambung, otot polos,
epitelium, endotelium, dan jantung. Sementara reseptor H3 dan H4 ditemukan dalam
jumlah yang terbatas. Reseptor H3 terutama ditemukan pada neuron histaminergik, dan
reseptor H4 ditemukan pada sumsum tulang dan sel hematopoietik perifer.
5
Histamin ditemukan pada semua jaringan, tetapi memiliki konsentrasi yang tinggi pada
jaringan yang berkontak dengan dunia luar, seperti paru-paru, kulit, dan saluran
pencernaan. Istilah antihistamin pertama kali ditujukan pada reseptor antagonis H1 yang
digunakan untuk terapi penyakit inflamasi dan alergi. Antagonis reseptor H1 dapat dibagi
menjadi generasipertama dan generasi kedua.
6
3. Levocetirizine : Avocel, Levocetirizine Dihydrochloride, Histrine Levo, L-
Falergi, Xyzal
4. Astemizole
C. Antihistamin generasi ketiga
1. Fexofenadine : Fexofen OD, Telfast,Telfast BD, Telfast HD, Telfast OD,
Telfast Plus
2. Desloratadine : Aerius, Desdin, Desfumed, Desloratadine, Deslotine,
Destavell, Eslor
7
Kemungkinan adanya hubungan kausal antara penggunaan antihistamin non sedative
dengan terjadinya aritmia yang berat perlu dibuktikan lebih lanjut.
2.3 Antiemetic
2.3.1 Pengertian
Obat antiemetik adalah obat yang meredakan mual atau muntah. Rasa mual
dihasilkan dari beberapa proses yang kompleks di dalam tubuh, dan inilah mengapa
berbagai obat dirancang untuk meredakan mual dalam berbagai situasi, misalnya:
● mabuk
● infeksi virus atau bakteri, seperti yang menyebabkan flu perut
● kehamilan
● efek pembedahan
● obat lain, seperti kemoterapi
Obat-obatan ini bekerja dengan memblokir pembawa pesan kimia yang disebut
neurotransmitter, yang mengirimkan informasi tentang mual ke otak. Memblokir sinyal
mereka dapat membuat seseorang tidak merasa mual dan muntah.
8
efek ekstrapiramidal meningkat pada dosis yang lebih tinggi. Olanzapine (Zyprexa)
adalah obat antipsikotik atipikal dan reseptor dopaminergik D2 pemblokir.
Olanzapine terutama digunakan untuk pengobatan skizofrenia, tetapi telah
dilaporkan efektif terhadap mual dan muntah yang berhubungan dengan kanker
kemoterapi dan PONV terkait dengan opioid. efek samping yang paling umum dari
penghambat reseptor D2 adalah sedasi, mulut kering, gangguan penglihatan,
persepsi gangguan, bradikardia (detak jantung lambat yang tidak normal), hipotensi,
somnolen (mengantuk) dsb.
b. 5-HT3 Receptor Antagonists
Reseptor 5-HT3 ditemukan di beberapa situs yang terlibat dalam emesis,
termasuk nukleus traktus solitarius (NTS), vagal aferen, dan AP. Ondansetron
(Zofran) dan palonosetron (Aloxi) adalah penghambat reseptor 5-HT3, yang
mencegah mual dan muntah dengan menghambat serotonin dari pengikatan ke
reseptor 5-HT3. Ondansetron memiliki efek anti muntah yang lebih baik daripada
efek anti mualnya. Obat ini efektif bila diberikan pada saat akhir pembedahan. Efek
ondansetron timbul dengan berikatan dengan reseptor 5-HT3 di CTZ dan vagal
aferen di traktus gastrointestinal.
Palonosetron adalah penghambat reseptor 5-HT3 generasi kedua dan lebih
manjur dan lebih aman daripada reseptor 5-HT3 lainnya antagonis dalam profilaksis
dan pengobatan kedua akut dan menunda mual dan muntah akibat kemoterapi
(CINV) dan PONV pada pasien yang menjalani laparoskopi operasi. Efek samping
yang paling umum dari Penghambat reseptor 5- HT3 adalah mulut kering
(xerostomia), sembelit atau diare, pusing, sakit perut, insufisiensi ginjal, sensasi
hangat, cegukan, trombositopenia, dan perubahan elektrokardiografi. Granisetron,
Dolasetron, tropisetron dan ramosetron adalah antagonis reseptor 5-HT3 lainnya
yang juga memiliki efektifitas yang sama. Semua obat pada kelompok ini juga dapat
menyebabkan pemanjangan interval QT.
c. Antikolinergik
Antikolinergik adalah antagonis yang efektif pada reseptor muskarinik,
mereka memiliki aktivitas minimal pada reseptor nicotinic acetylcholine (Ach), yang
ditemukan di ganglia otonom dan sambungan neuromuskular.Salah satu contohnya
adalah skopolamin. Skopolamin adalah obat antikolinergik yang secara luas
9
digunakan dan mencegah rangsangan di pusat muntah dengan memblok kerja dari
asetilkolin di pada reseptor muskarinik di system vestibular.
d. Antihistamin
Contoh obat antihistamin adalah siklizin, Obat ini mempunyai efek dalam
penatalaksanaan PONV yang berhubungan dengan aktivasi sistem vestibular tetapi
mempunyai efek yang kecil untuk muntah yang dirangsang langsung di CTZ. obat
ini memblok H1 dan reseptor muskarinik di pusat muntah. Penghambat reseptor H1
seperti promethazine (Phenergan) dan dimenhydramine (Dramamine) adalah
generasi pertama antihistamin dan memiliki sifat antiemetik yang berasal dari
blokade reseptor H1 mereka di nukleus vestibular. Antagonis reseptor H1 dapat
menyebabkan sedasi, mengantuk, mulut kering, penglihatan kabur, gangguan
berpikir, kencing retensi, halusinasi, mimpi buruk, kebingungan, insomnia, sakit
kepala, dan gejala ekstrapiramidal seperti distonia.
e. Deksametason
Deksametason merupakan salah satu obat yang juga menunjukkan
efektivitas untuk menurunkan kejadian PONV. Mekanisme kerjanya berhubungan
dengan hambatan pada sintesa prostaglandin dan rangsangan pada pelepasan
endorphin yang menghasilkan peningkatan mood dan perasaan sehat. Deksametason
telah terbukti bermanfaat dalam pengobatan PONV dan untuk mual dan muntah
yang berhubungan dengan kemoterapi. Efek samping dari deksametason adalah
seperti diabetes melitus, depresi, insomnia, kecemasan, euforia, osteoporosis,
kelemahan otot, ulkus peptikum, natrium dan retensi air, hipertensi, edema, dan
katarak.
f. Cannabinoids
Tanaman Cannabis sativa (Ganja) mengandung lebih dari 80 jenis
cannabinoid berbeda, tetapi yang paling populer komponennya adalah Δ9-
tetrahydrocannabinol (Δ9-THC). Dronabinol (Marinol) dan nabilone (Cesamet)
adalah sintetis Δ9-THC yang memblokir emesis melalui agonisme CB1/CB2
receptor cannabinoid di NTS, AP, dan motor dorsal nukleus di batang otak. Marinol
dan Cesamet adalah makanan dan pemberian obat (FDA) disetujui untuk pengobatan
mual dan muntah yang berhubungan dengan kemoterapi dan radioterapi pada pasien
yang gagal merespon obat antiemetik lainnya.
10
Beberapa efek samping telah diperhatikan setelah asupan cannabinoid
seperti mulut kering, palpitasi (detak jantung cepat dan tidak teratur), takikardia
(cepat abnormal detak jantung), hipotensi postural (tekanan darah rendah terjadi
ketika berdiri), euforia (perasaan kebahagiaan), mengantuk, depresi, halusinasi,
visual gangguan, dan panik (ketakutan tiba-tiba).
11
elektron dalam mitokondria. Riboflavin terdapat luas di dalam makanan
hewani dan nabati yaitu susu, keju, hati, daging dan sayuran berwarna hijau.
- Niasin (asam Nikotinat), Nikotinamida berfungsi di dalam tubuh sebagai
bagian koenzim NAD dan NADP. Koenzim Koenzim ini diperlukan dalam
reaksi oksidasi-oksidasi pada glikolisis, metabolisme protein, asam lemak,
pernapasan sel dan detoksifikasi, dimana peranannya adalah melepas dan
menerima atom hidrogen. Sumber niasin adalah hati, ginjal, ikan, ayam dan
kacang tanah.
- Biotin, Biotin berfungsi sebagai koenzim pada reaksi-reaksi yang menyangkut
penambahan atau pengeluaran karbon dioksida kepada atau dari senyawa aktif.
Sumber biotin yang baik adalah hati, kuning telur, serealia, kacang kedelai,
kacang tanah, sayuran dan buah-buahan tertentu (jamur, pisang, semangka,
strawberry).
- Asam Pantotenat, Peranan utama asam Pantotenat adalah sebagai bagian
koenzim A, yang diperlukan dalam berbagai reaksi metabolisme sel. Sebagai
bagian dari asetil KoA, asam pantotenat terlibat dalam berbagai reaksi yang
berkaitan dengan metabolisme karbohidrat dan lipid, termasuk sintesis dan
pemecahan asam lemak. Sumber pantotenat paling baik adalah hati, ginjal,
kuning telur, daging, ikan, unggas, serealia utuh dan kacang-kacangan.
- Piridoksin (B6), Piridoksin berperan dalam bentuk fosforilasi PLP dan PMP
sebagai koenzim terutama dalam transaminasi, dekarboksilasi, dan reaksi lain
yang berkaitan dengan metabolisme protein. B6 paling banyak terdapat di
dalam kecambah, gandum, hati, ginjal, serealia tumbuk, kacang kacangan,
kentang dan pisang
- Asam Folat, Folat dibutuhkan dalam untuk pembentukan sel-sel darah merah
dan sel darah putih dalam sumsum tulang dan untuk pendewasaannya. Folat
terutama terdapat di dalam sayuran hijau, hati, daging tanpa lemak, serealia
utuh, biji-bijian, kacang-kacangan, dan jeruk.
- Kobalamin (B12), Vitamin B12 diperlukan untuk mengubah folat menjadi
bentuk aktif, dan dalam fungsi normal metabolisme semua sel, terutama sel-sel
saluran cerna, sumsum tulang dan jaringan syaraf. Sumber utama vitamin B12
adalah makanan protein hewani yang diperoleh dari hasil sintesis bakteri
didalam usus, seperti hati, ginjal, susu, telur, ikan, keju dan daging.
12
- vitamin c, vitamin c berfungsi untuk Sintesis Kolagen, Sintesis Karnitin,
Noradrenalin, Serotonin, Absorbsi dan metabolisme zat besi, Absorbsi
kalsium, Mencegah infeksi, Mencegah kanker dan penyakit jantung. Vitamin
C pada umumnya hanya terdapat di dalam pangan nabati, yaitu sayur dan buah
terutama yang asam seperti jeruk, nanas, rambutan, pepaya, gandaria, dan
tomat. Vitamin C juga banyak terdapat di dalam sayuran daun-daunan dan
jenis kol.
b. Vitamin yang larut dalam lemak
- Vitamin A, Vitamin A berfungsi dalam penglihatan normal pada cahaya
remang. Kebutuhan vitamin A untuk penglihatan dapat dirasakan, bila kita
dari cahaya terang di luar kemudian memasuki ruangan yang remang-remang
cahayanya. Mata membutuhkan waktu untuk dapat melihat, begitu pula bila
pada malam hari bertemu dengan mobil yang memasang lampu yang
menyilaukan. vitamin A, dalam bentuk asam retinoat memegang peranan aktif
dalam kegiatan inti sel, dengan demikian dalam pengaturan faktor penentu
keturunan/gen yang berpengaruh terhadap sintesis protein. Pada diferensiasi
sel terjadi perubahan dalam bentuk dan fungsi sel yang dapat dikaitkan dengan
perubahan perwujudan gen-gen tertentu. Vitamin A juga berfungsi pada
kekebalan tubuh manusia, pertumbuhan dan perkembangan, dan pertumbuhan
gigi. Vitamin A terdapat di dalam pangan hewani seperti hati, kuning telur,
susu (di dalam lemaknya) dan mentega. sedangkan karoten terutama di dalam
pangan nabati seperti sayuran berwarna hijau tua dan buah-buahan yang
berwarna kuning-jingga, seperti daun singkong, daun kacang, kangkung,
bayam, kacang panjang, buncis, wortel, tomat, jagung kuning, pepaya,
mangga, nangka masak dan jeruk.
- Vitamin D, fungsi vitamin D adalah membantu pembentukan dan
pemeliharaan tulang bersama vitamin A dan vitamin C. Fungsi khusus vitamin
D dalam hal ini adalah membantu pengerasan tulang dengan cara mengatur
agar kalsium dan fosfor tersedia di dalam darah untuk diendapkan pada proses
pengerasan tulang. Vitamin D diperoleh melalui sinar matahari dan makanan.
Makanan hewani merupakan sumber utama vitamin D dalam bentuk
kolekalsiferol, yaitu kuning telur, hati, krim, mentega dan minyak hati-ikan.
13
- Vitamin E, berfungsi untuk penyembuhan luka dan merangsang reaksi
kekebalan tubuh. Vitamin E banyak terdapat dalam bahan makanan. Sumber
utama vitamin E adalah minyak tumbuh tumbuhan, terutama minyak
kecambah gandum dan biji bijian
- Vitamin K, berfungsi di dalam proses sintesa prothrombine yang diperlukan
dalam pembekuan darah. Selain itu, fungsi lain vitamin K adalah sebagai pen
transpor elektron di dalam proses redoks di dalam jaringan (sel), Sumber
utama vitamin K adalah hati, sayuran daun berwarna hijau, kacang buncis,
kacang polong, kol dan brokoli. Semakin hijau daun-daunan semakin tinggi
vitamin kandungan vitamin K-nya.
c. Mikromineral
- Besi, zat besi berperan dalam Metabolisme energi. Di dalam sel, besi bekerja
sama dengan rantai protein-pengangkut-elektron, yang berperan dalam
langkah-langkah akhir metabolisme energi. Protein ini memindahkan hidrogen
dan elektron yang berasal dari zat gizi penghasil energi ke oksigen, sehingga
membentuk air. fungsi lain yaitu sebagai kekebalan tubuh, kemampuan
belajar, dan pelarut obat-obatan. Sumber baik besi adalah makanan hewani,
seperti daging, ayam dan ikan. Sumber baik lainnya adalah telur, serealia
tumbuk, kacang-kacangan, sayuran hijau dan beberapa jenis buah
- Seng, Seng memegang peranan esensial dalam banyak fungsi tubuh. Sebagai
bagian dari enzim atau sebagai kofaktor pada kegiatan lebih dari dua ratus
enzim. Seng berperan dalam berbagai aspek metabolisme, seperti reaksi-reaksi
yang berkaitan dengan sintesis dan degradasi karbohidrat, protein, lipida dan
asam nukleat. Sumber paling baik adalah sumber protein hewani, terutama
daging, hati, kerang, dan telur.
- Tembaga, Fungsi utama tembaga di dalam tubuh adalah sebagai bagian dari
enzim. Enzim-enzim mengandung tembaga mempunyai berbagai macam
peranan berkaitan dengan reaksi yang menggunakan oksigen atau radikal
oksigen. Tembaga memiliki peranan dalam mencegah anemia dengan cara
membantu absorbsi besi, merangsang sintesis hemoglobin dan melepas
simpanan besi dari feritin dalam hati. Sumber utama tembaga adalah tiram,
kerang, hati, ginjal, kacang- kacangan, unggas, biji-bijian, serealia dan coklat.
14
- Mangan, Mangan tampaknya berperan sebagai kofaktor berbagai enzim yang
membantu bermacam proses metabolisme. Enzim-enzim lain yang berkaitan
dengan mangan juga berperan dalam sintesis ureum, pembentukan jaringan
ikat dan tulang serta pencegahan peroksidasi lipida oleh radikal bebas.
- Krom, krom dibutuhkan dalam metabolisme karbohidrat dan lipida. Sumber
krom terbaik adalah makanan nabati dan Kandungan krom dalam tanaman
tergantung pada jenis makanan, kandungan krom tanah dan musim.
- Selenium, selenium bekerjasama dengan vitamin E dalam peranannya sebagai
antioksidan. Selenium dan vitamin E melindungi membran sel dari kerusakan
oksidatif, membantu reaksi oksigen dan hidrogen pada akhir rantai
metabolisme, memindahkan ion melalui membrane sel sel dan membantu
sintesis imunoglobulin dan ubikuinon. Sumber utama selenium adalah
makanan laut, hati dan ginjal.
- Fluor, berfungsi dalam mineralisasi tulang dan pengerasan email gigi.
d. Makromineral
- Natrium, natrium menjaga keseimbangan asam basa didalam tubuh dengan
mengimbangi zat-zat yang membentuk asam. Natrium berperan dalam
transmisi saraf dan kontraksi otot. Natrium berperan pula dalam absorpsi
glukosa dan sebagai alat angkut zat-zat gizi lain melalui membrane. Sumber
natrium adalah garam dapur, monosodium glutamate (MSg), kecap dan
makanan yang diawetkan dengan garam dapur
- Klor, Sebagai anion utama dalam cairan ekstraseluler, klor berperan dalam
memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit. Klor terdapat bersamaan
dengan natrium di dalam garam dapur
- Kalium, Bersama natrium, kalium memegang peranan dalam memelihara
keseimbangan cairan dan elektrolit serta keseimbangan asam basa. Bersama
kalsium, kalium berperan dalam transmisi saraf dan relaksasi otot. Sumber
utama adalah makanan mentah/segar, terutama buah, sayuran dan kacang-
kacangan.
- Kalsium, Kalsium mempunyai berbagai fungsi dalam tubuh, seperti
pembentukan tulang dan gigi. Fungsi lain kalsium adalah mengatur
pembekuan darah, katalisator reaksi reaksi biologik, kontraksi otot dan
meningkatkan fungsi transport membrane sel. Sumber kalsium utama adalah
15
susu dan hasil susu, seperti keju. Ikan dimakan dengan tulang, termasuk ikan
kering merupakan sumber kalsium yang baik.
- Fosfor, fungsi fosfor adalah untuk pengklasifikasian tulang dan gigi,
Mengatur pengalihan energi, Absorpsi dan transportasi zat gizi. Fosfor
terdapat di dalam semua makanan, terutama makanan kaya protein, seperti
daging, ayam, ikan, telur, susu dan hasil olahannya, kacang-kacangan dan
hasil olahannya serta serealia.
- Magnesium, Di dalam cairan sel ekstraseluler magnesium berperan dalam
transmisi saraf, kontraksi otot dan pembekuan darah. Magnesium mencegah
kerusakan gigi dengan cara menahan kalsium di dalam email gigi. Sumber
utama magnesium adalah sayuran hijau, serealia tumbuk, biji-bijian dan
kacang-kacangan. Daging, susu dan hasilnya serta cokelat juga merupakan
sumber magnesium yang baik.
2.4.3 Contoh-contoh Obat Vitamin dan Mineral
- Folamin genio, berfungsi sebagai Suplemen untuk ibu hamil dan menyusui,
mencegah cacat janin, mencegah tubuh mudah sakit,memperbaiki sel tubuh,
membentuk tulang, membentuk energi,memproduksi sel darah merah,
memproduksi sel darah merah di tulang. Folamil Genio membantu untuk
memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral untuk bayi.
- Obical, berguna untuk Memenuhi kebutuhan kalsium untuk menjaga kesehatan
dan kekuatan tulang dan gigi, Osteoporosis, serta Memenuhi peningkatan
kebutuhan Ca selama hamil dan menyusui
- Elkana, sebagai Terapi dalam mengatasi keadaan defisiensi vitamin dan mineral
Tambahan untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral anak pada masa
pertumbuhan, pada saat hamil dan pada saat menyusui.
- Calmin AF, Sebagai Suplemen makanan selama masa kehamilan dan setelah
melahirkan, terutama ibu yang menyusui. Membantu mengatasi kekurangan
vitamin pada wanita hamil.
- Folavit, berguna untuk Mengobati defisiensi asam folat, anemia megaloblastik
dan pada anemia karena kekurangan suplemen nutrisi, Suplemen makanan wanita
yang merencanakan kehamilan dan selama 12 minggu pertama kehamilan untuk
membantu mencegah cacat tabung saraf lahir seperti spina bifida dan cacat
16
bawaan lain seperti bibir sumbing atau celah bibir pada bayi sejak dalam
kandungan.
- Cavit D3, berguna untuk Memenuhi kebutuhan kalsium bagi ibu hamil dan
menyusui. Mencegah terjadinya osteoporosis bagi wanita yang telah memasuki
masa menopause. Menjaga kadar kalsium dalam taraf normal pada ginjal.
- Folda, berfungsi Memelihara kesehatan pada wanita hamil dan mendukung
perkembangan janin secara optimal.
- Fetavita, berfungsi Membantu menjaga kesehatan, mencegah serangan penyakit,
bertindak sebagai antioksidan (penangkal radikal bebas), menjaga kesetimbangan
kolesterol, serta membantu memenuhi kebutuhan nutrisi.
- Asam askorbat (vitamin C), membantu Pengobatan dan pencegahan sariawan,
membuat suasana asam urin, defisiensi vitamin C.
- Riboflavin, Mencegah dan mengobati defisiensi vitamin B2, Mencegah Migrain,
Mencegah Katarak.
- Licokalk, Untuk membantu mencegah dan mengobati defisiensi (kekurangan)
kalsium.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang N0 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika
menyebutkan pengertian Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan
dapat menimbulkan ketergantungan yang dibedakan ke dalam golongan-golongan
sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang tersebut. Sedangkan obat-obatan non Narkotik
merupakan psikotropika, sesuai dengan Undang-Undang No.5 tahun 1997 adalah zat atau
obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas
mental dan perilaku.
Antihistamin adalah zat yang dapat mengurangi atau menghalangi efek histamin
terhadap tubuh dengan jalan memblok reseptor histamin. Antihistamin dan histamin
berlomba untuk menempati reseptor yang sama. Ada empat tipe reseptor histamin, yaitu H1,
H2, H3, dan H4 yang keempatnya memiliki fungsi dan distribusi yang berbeda. Kemudian
terdapat obat antiemetik yang merupakan obat yang meredakan mual atau muntah. Rasa mual
dihasilkan dari beberapa proses yang kompleks di dalam tubuh, dan inilah mengapa berbagai
obat dirancang untuk meredakan mual dalam berbagai situasi. Vitamin dibedakan menjadi
dua yaitu vitamin yang larut dalam air (vitamin B dan C) dan vitamin yang larut dalam lemak
(vitamin A, D, E, K). Mineral adalah unsur anorganik yang terdapat dalam tanah dan air,
yang diserap oleh tanaman atau dikonsumsi oleh hewan. Vitamin dan mineral adalah
mikronutrien yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi tubuh secara
normal. Namun mikronutrien ini tidak diproduksi di dalam tubuh kita dan harus berasal dari
makanan yang kita makan.
3.2 Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini,
akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.
Sehingga bisa terus menghasilkan makalah yang bermanfaat bagi banyak orang.
18
DAFTAR PUSTAKA
19