Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

OPERASI TRANSGENDER

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Keperawatan

Dosen Pembimbing : Novi Widyastuti,M.Kep.,Sp.Kep.J.

Kelas 1A

Kelompok 8

1. Aina Daviq (3020193423)


2. Faiz Salsabilla (3020193437)
3. Fina Lestari (3020193438)
4. Hanifah Nabila Maulida (3020193441)
5. Oktia Widyowati (3020193452)
6. Reisma Febrianti Ervinasari (3020193458)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NOTOKUSUMO

YOGYAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati
indahnya alam ciptaan-Nya. Sholawat dan salam tetaplah kita curahkan kepada
baginda Habibillah Muhammad SAW yang telah menunjukan kepada kita jalan yang
lurus berupa ajaran agama yang sempurna.

Penulisan makalah ini bertujuan memenuhi tugas kelompok mata kuliah


Etika Keperawatan.

Namun tidak lepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena
itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca
yang ingin memberi saran atau kritik demi memperbaiki makalah ini agar nantinya
dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.

Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini


dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para
pembaca untuk mengangkat permasalahan lain yang berkaitan pada makalah-makalah
selanjutnya. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................... 2
C. Tujuan.........................................................................................................................2
D. Manfaat.......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Transgender.................................................................................................3

2. Faktor penyebab operasi transgender............................................................................4

3. Hubungan operasi transgender dengan kesehatan reproduksi.......................................5

4. Risiko operasi transgender.............................................................................................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................................ 8

B. Saran...........................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Transgender adalah kata yang digunakan untuk mendeskripsikan bagi orang


yang melakukan, merasa, berfikir atau terlihat berbeda dari jenis kelamin yang
telah ditetapkan sejak lahir. Transgender tidak mengacu pada bentuk spesifik
apapun ataupun orientasi seksual orangnya. Seorang transgender dapat saja
mengidentifikasikan dirinya sebagai seorang heteroseksual, homoseksual, atau
biseksual (Yash, 2003: 17).

Mereka yang merasakan ketidaknyamanan dengan gender kelaminnya, akan


melakukan operasi pergantian kelamin atau yang disebut dengan transgender.
Namun langkah mereka tidak hanya sampai disitu, setelah melakukan sebuah
operasi pergantian kelamin maka selanjutnya dilakukan sebuah pergantian
identitas.

Mereka yang berani melakukan transgender atau operasi penggantian


kelamin, bukanlah termasuk pada kategori penyuka sesama jenis (homoseksual/
lesbian) tetapi karena memiliki kelainan pada orientasi seksualnya atau merasa
terjebak pada jenis kelaminnya tersebut. Salah satu penyebab transgender adalah
pengaruh hormonal yang membentuk karakteristik kelamin manusia, dan ini
bukanlah merupakan penyakit mental. Orang yang merubah gendernya sering
disebut dengan waria.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan transgender ?


2. Faktor penyebab terjadinya transgender ?
3. Hubungan operasi transgender dengan kesehatan reproduksi ?
4. Resiko dan efek samping operasi transgender ?

C. Tujuan

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan operasi transgender


2. Menambah pengetahuan tentang faktor dan dampak melakukan operasi
transgender
3. Mengetahui fenomena operasi transgender dengan kesehatan reproduksi

D. Manfaat

Dari Penulisan Makalah ini diharapkan mendatangkan manfaat berupa


penambahan pengetahuan lebih dalam serta wawasan kepada para pembaca
tentang operasi transgender dan dampak baik buruknya dalam kehidupan dan
didalam lingkungan kita.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN

Operasi ganti kelamin atau transgender adalah pembedahan yang merubah


struktur seksual atau jenis kelamin seseorang, baik dari segi penampilan dan
fungsi, dari seorang pria menjadi seorang wanita, atau sebaliknya.

Operasi ini, secara medis juga dikenal sebagai feminisasi atau maskulinisasi,
genetoplasti, penektomi atau faginoplasti, orkiektomi, atau faloklasti tergantung
dari jenis kelamin asli dan jenis kelamin yang diinginkan. Hal ini dimanfaatkan
oleh pribadi transgender untuk beralih dari gender ( karateristik sesuai jenis
kelamin ) biologis mereka , menjadi sesuai dengan jenis kelamin yang diinginkan
yang sebut disforiagender.

Identitas transgender digunakan untuk seseorang yang dalam perasaan


internalnya tidak sesuai dengan bentuk lahirnya atau bentuk fisiknya, semisal
seseorang yang memiliki tubuh pria namun dengan jiwa wanita terjebak
didalamnya atau sebaliknya.

Ekspresi gender mengacu pada cara seseorang berekspresi dan berkomunikasi.


Sedangkan identitas gender mengacu pada cara berkomunikasi seseorang dengan
orang lain mengenai ekspresi gender melalui perilaku, gaya rambut, suara atau
karakteristik.

3
2. Faktor Penyebab Operasi Transgender

a. Faktor kromosom
Faktor ini adalah faktor genetik, merupakan bawaan yang akan
mempengaruhi perilaku seseorang karena kromosomnya .
Contoh : laki laki dengan syndrome klinefilter, yaitu kelainan genetik pada
laki laki yang diakibatkan oleh kelebihan kromosom X. normalnya, laki
laki hanya kromosom seks berupa XY. Namun penderita syndrome ini
umumnya memiliki kromosom XXY. Kelainan tersebut membuat laki laki
berkelakuan seperti perempuan.

b. Faktor Neuropsikologis
Faktor ini dipengaruhi oleh lingkungan dan psikologis lingkungan dan
psikologis seseorang. Cassandra mengatakan, ” umumnya seseorang
merasakan perasaan tidak nyaman. Dan tertekan karena merasa berada
ditubuh yang salah. Maka, lingkungan dan psikologi seseorang yang
tertekan tersebut menjadi salah satu pendukung yang menyebabkannya
melakukan transgender.

c. Faktor Hormonal

Faktor bawaan dan hampir sama dengan faktor kromosom, yaitu


faktor genetik yang ada dalam diri seseorang karena ada masalah
ketidakseimbangan hormon. Hal itu juga dapat membuat seseorang
berperilaku tidak sesuai dengan realita fisiknya. ” masalah terburuk yaitu
jika dorongan dalam diri untuk berubah sudah kuat, dapat menimbulkan
konflik yang berkembang kearah depresi.

4
3. Hubungan Operasi Transgender dengan Kesehatan Reproduksi

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rekers, kurang lebih dari 70


orang anak laki-laki yang mengalami gangguan identitas gender yang ia jadikan
objek penelitian, ia menemukan bahwa tidak terdeteksi yang sifatnya abnormal
secara fisik. Dan tidak ada bukti bahwa pemberian hormon sewaktu seorang
wanita mengandung atau ketidakseimbangan hormonal pada diri ibu dapat
menyebabkan atau mempengaaruhi terjadinya gangguan identitas gender pada
seseorang anak.

Transgender adalah kaum minoritas yang juga tak jarang memperoleh


perhatian dan kesetaraan yang minim di dalam masyarakat, tak terkecuali hal hal
yang menyangkut kesehatan seksual dan reproduksi mereka.

Operasi pergantian kelamin memiliki hubungan yang terkait dengan


kesehatan reproduksi seorang transgender. Namun seorang transgender kadang
merasa enggan untuk memeriksakan kesehatan reproduksinya ke bidang
kesehatan. Fakta penting terkait kesehatan seksual dan reproduksi seorang
transgender di masyarakat.

a. Mereka memiliki resiko yang tinggi untuk terjangkit HIV atau


penyakit menular seksual lainnya
b. Banyak pria transgender yang berhubungan seks dengan pria
memiliki resiko kehamilan yang tidak diinginkan serta penyakit
menular seksual
c. Mereka memerlukan pemeriksaan kesehatan yang preventif,
termasuk pemeriksaan atas kanker payudara, serviks, dan prostat
d. Mereka sering merasa enggan untuk mencari perawatan kesehatan
seksual dan reproduksi
e. Mereka tidak memiliki akses mengenai informasi kesehatan yang
relevan. Pendidikan kesehatan seksual untuk remaja dan dewasa
jarang membahas tubuh dan identitas kaum transgender.

5
f. Penyedia layanan kesehatan sering kali kekurangan pengetahuan
dasar tentang orang orang transgender dan kebutuhan kesehatan
mereka.
g. Banyak penyedia layanan kesehatan yang tidak memberikan
pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi kepada kaum
transgender
h. Marginalisasi dan kekerasan meningkatkan resiko kesehatan bagi
kaum transgender. Mereka pada umumnya harus menghadapi
tingginya tingkat marjinalisasi sosial dan ekonomi serta tingkat
kekerasan fisik dan seksual

Fakta diatas merupakan gambaran miris mengenai kesehatan seksual dan


reproduksi kaum marginal dimana mereka memiliki resiko tinggi terhadap
kesehatan seksual dan reproduksi mereka, di sisi lain, mereka tidak memiliki
akses serta pelayanan yang relevan terhadap sesuatu yang sebenarnya adalah hak
mereka.

6
4. Resiko dan Efek Samping Operasi Transgender

Adakah risiko dan efek samping dari operasi kelamin ?

Layaknya prosedur medis lainnya, operasi ganti kelamin membawa risiko


infeksi, pendarahan, dan mungkin pemeriksaan medis lainnya untuk memperbaiki
kerusakan. Operasi ganti kelamin adalah hal yang permanen dan tidak bisa
diubah kembali. Maka harus benar benar yakin sebelum menjalani operasi ini.
Meski begitu banyak orang yang merasa puas terhadap hasil yang telah mereka
dapatkan.

Komplikasi yang paling umum dari operasi pergantian kelamin pria ke wanita
adalah penyempitan jalur vagina baru. Namun, hal ini dapat ditangani dengan
dilasi (pelebaran) atau menggunakan sebagian jaringan usus besar untuk membuat
vagina. Sementra itu, komplikasi dari prosedur wanita ke pria adalah prosedur
disfungsi penis. Cangkok penis buatan adalah prosedur yang sulit dan tidak akan
menghasilkan rupa yang seragam.

Operasi ganti kelamin rentan menyebabkan masalah psikologis dan sosial

Terlepas dari komplikasi fisik, operasi ganti kelamin juga dapat memengaruhi
kualitas hidup baru orang tersebut. Orang-orang transgender yang telah memiliki
identitas baru seing kehilangan sering kehilangan pasangan, keluarga, teman,
bahkan pekerjaan. Mereka bahkan mungkin bisa merasa kesulitan jika diharuskan
untuk pindah dan memulai hidup baru.

Sebuah jurnal terbitan PLOS ONE tahun 2011 tentang studi tindak lanjut
terhadap 324 orang Swedia yang telah menjalankan operasi ganti kelamin
menunjukkan bahwa mereka memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap angka
kematian, perilaku bunuh diri, dan gangguan psikiatri dibanding populasi umum..

7
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kebingungan jenis kelamin atau disebut juga sebagai gejala


transseksualisme merupakan gejala ketidakpuasan seseorang karena merasa
tidak adanya kecocokan antara bentuk fisik dan kelamin dengan kejiwaan
ataupun adanya ketidakpuasan dengan alat kelamin yang dimilikinya .
Sehingga munculnya dorongan untuk melakukan operasi kelamin yang bisa
disebut sebagai gender dysphoria syndrome. Walaupun setiap orang memiliki
perbedaan yang bermacam-macam, kita memiliki kesetaraan atau kesamaan
yang harus dihormati dengan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan sebagai
warga negara.

B. SARAN

Sebagai makhluk Tuhan, hendaknya kita saling menghargai kehidupan


orang yang memiliki perbedaan, karena pada prinsipnya seseorang yang
berbeda tidak meminta ketidak normalan yang terjadi pada tubuhnya, tetapi
sikap psikologisnya yang mempengaruhi.

Seseorang yang memilih untuk menjadi transgender dan mengubah alat


kelaminnya dalam agama tidak diperbolehkan atau dilarang. Untuk membuat
seseorang menyadari kesalahannya sebaiknya kita melakukan pendekatan atau
pengayoman, bukan malah menjauhi mereka, karena perubahan tidak terjadi
secara langsung, namun bertahap.

8
DAFTAR PUSTAKA

Sutomo.1998. Transgender Warriors. Jakarta : Ilmu Kita.

Rozikin. 2001. LGBT. Bandung: UB Press.

Bustomi, Furqon. 2006. Kejinya LGBT. Jakarta : Pustaka Media.

Anda mungkin juga menyukai