Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

MENCIPTAKAN LINGKUNGAN KONDUSIF

DOSEN PEMBINA : MUMPUNI DN,SST.,M.Si

DISUSUN OLEH :

FIKA AMELIA (222402004)

DWI RATNASARI (222402011)

ELSA VENA N (222402012)

ELSA AGUSTINA (222402013)

PUTTRI DEWANTI (222402017)

ALVINA DWI Z (222402019)

ALIFTA MAULINA (222402023)

TRIANUR ASIYAH (222402024)

STIKES PEMKAB JOMBANG


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TAHUN 2023/2024
BAB II

PEMBAHASAN

Pelayanan kesehatan merupakan sarana upaya kesehatan yang melakukan kegiatan


kesehatan dan merupakan organisasi dalam pemberi pelayanan. Pelayanan yang kompleks
harus dikelola secara profesional dengan memperhatikan sumber daya manusianya. Salah
satu orang yang memberikan pelayanan di rumah sakit adalah tenaga perawat. Perawat di
rumah sakit yang melakukan praktik keperawatan dalam bentuk pelayanan keperawatan
disebut dengan asuhan keperawatan. Perawat memberikan layanan keperawatan di rumah
sakit sepanjang waktu dan selalu berhubungan dengan pasien.
Rumah sakit juga dituntut untuk memberikan pelayanan berkualitas dengan standar
yang telah ditetapkan dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat.Pelayanan Kesehatan
yang berkualitas adalah salah satu wujud dari tuntunan masyarakat saat ini. Masyarakat
menjadi kritis dan terdidik menguatkan pelayanan kesehatan lebih respon atas keinginan
masyarakat, menerapkan manajemen yang lebih transparan akuntabel dan partisipatif.
Peningkatan kerja sumber daya manusia (SDM) penting dilakukan untukmeningkatkan
pelayanan kepada masyarakat, sehingga perlu dilakukan upaya yang berkesinambungan
untuk menghadapi tuntutan masyarakat. Sebagian besar staf di rumah sakit adalah perawat
yang berjumlah 60% dari staf yang berada di rumah sakit. Perawat adalah tenaga medis yang
hadir di setiap rumahsakit. Perawat yang berada di rumah sakit bertugas di bagian pelayanan
rawat jalan, rawat inap ataupun pada poliklinik dan kegawatdaruratan.

Sumber daya manusia memegang peranan yang penting untuk mewujudkan


organisasi yang ideal dan membutuhkan perhatian. Kinerja diartikan sebagai prestasi kerja.
Pengukuran kinerja pegawai mempertimbangkan kualitas, kuantitas dan juga ketepatan
waktu bekerja.
Lingkungan yang sehat dan aman sangat dibutuhkan, karena lingkungan kerja yang
sehat dan aman akan membuat seseorang dapat bekerja secara tenang, dan hasil kerja pun
diharapkan dapat memenuhi standar yang telah ditentukan. Lingkungan kerja merupakan
salah satu faktor yang bisa mempengaruhi kinerja kerja karyawan. Menurut Ghofar jika
lingkungan kerja baik (contohnya, lingkungannya bersih dan lingkungan menarik), individu
dapat lebih mudah menyelesaikan pekerjaan mereka, apabila lingkungan kerja bagus maka
tidak akan ada masalah dengan kinerja kerja para karyawan.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Praci menyatakan bahwa lingkungan kerja
berpengaruh siginfikan pada kinerja karyawan dikarenakan Lingkungan kerja yang baik
seharusnya dapat meningkatkan kinerja karyawannya karena hasil penelitian menyatakan
adanya pengaruh lingkungankerja berpengaruh terhadap kinerja.
Lingkungan kerja terbagi menjadi dua jenis yaitu lingkungan fisik dan lingkungan
non fisik. Lingkungan fisik terdiri dari sarana dan prasarana yang berada di rumah sakit
yaitu ventilasi, ruang kerja, warna ruangan, penerangan, keamanan, kebersihan dan
kebisingan. Sedangkan Lingkungan kerja yang non fisik terdiri dari hubungan kerja antara
rekan kerja, atasan, ataupun hubungan dengan bawahan.
Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa nyaman, aman dan keindahan
bagi para perawat dalam bekerja, dan membuat kinerja perawat akan menjadi lebih baik. Jika
lingkungan tidak nyaman, akan membuat perawat bekerja tidak baik dan kinerja perawat
akan menurun. Maka sudah menjadi tanggung jawab pihak manajemen yang ada di rumah
sakit untuk membuat lingkungan kerja yang aman dan kondusif.9 Hal ini perkuat dengan
penelitian dengan penelitian Rismayanti menyatakan bahwa lingkungan kerja signifikan
terhadap kinerja sebesar 36,3%.
Perawat sangat berperan penting dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan
karena perawat merupakan salah satu faktor penting dalam melakukan pelayanan kesehatan
di rumah sakit, hampir di setiap negara. 80% pelayanan kesehatan diberikan oleh perawat
dan 60% staf di rumah sakit adalah perawat.11,12 Perawat dalam menjalankan peran dan
tanggung jawabnya, menghadapi beberapa tantangan. Dengan berbagai tantangan dan
peluang seperti ini dapat menimbulkan permasalahan yang berhubungan dengan tenaga
keperawatan. Menurut Wuryanto13 permasalahan tersebut ada kaitannya dengan kurangnya
jumlah perawat, ketidakpuasan dalam bekerja serta buruknya lingkungan kerja.
2.1 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LINGKUNGAN KONDUSIF
Kualitas pelayanan dalam rumah sakit dapat ditingkatkan apabila didukung oleh
peningkatan kualitas fasilitas fisik.Ruang rawat inap merupakan salah satu wujud fasilitas
yang penting keberadaannya bagi pelayanan pasien (Santosa,2006)
Kondisi lingkungan fisik ruang rawat inap mempengaruhi psikologis pasien.Ruang
rawat inap yang bising,suhu udara terlalu panas,pencahayaan kurang,kebersihan dan
kerapihan tidak terjaga akan meningkatkan stress pada pasien.Ruang rawat inap seharusnya
membangkitkan optimisme sehingga membantu proses penyembuhan pasien (Robby,2006)
 Suhu Kamar
Penghawaan di rumah sakit penting dicermati,sebab terkait langsung dengan
kenyamanan tubuh.Disamping menyuplai udara segar untuk pernafasan dan metabolisme
tubuh,penghawaan yg baik juga berhubungan dengan terciptanya suhu ruang yang kondusif
bagi tubuh, sehingga energi dari dalam tubuh tidak akan terkuras untuk beradaptasi dengan
perbedaan suhu ruang (Santosa,2007).
 Tingkat Kebisingan
Pengaruh kebisingan terhadap manusia secara fisik tidak saja mengganggu organ
pendengaran tetapi juga dapat menimbulkan gangguan pada organ organ tubuh yang
lain,seperti penyempitan pembuluh darah dan sistem jantung (Sasongko,2000)
 Pencahayaan
faktor penting dalam perancangan ruang.Dengan demikian intensitas cahaya perlu
diatur untuk menghasilkan kesesuain kebutuhan penglihatan di dalam ruang berdasarkan
jenis aktivitas aktivitasnya.Arah cahaya terhadap arah pandang mata secara langsung dengan
intensitas tinggi dapat menciptakan silau.Oleh karena itu arah cahaya beserta efek efek
pantulan atau pembiasannya juga perlu diatur untuk menciptakan kenyamanan penglihatan
ruang (Santosa,2006)
 Bau bauan (Aromatic)
Adanya suggesti yang diberikan melalui bau bauan dapat membantu meningkatkan
kenyamanan dimana temperature (suhu) dan kelembaban adalah dua faktor yang berkaitan
yang dapat mempengaruhi kepekaan indra penciuman.Sehingga penggunaan aromatic
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kenyamanan dan terciptanya
lingkungan yang kondusif.
 Ukuran tempat tidur
Ukuran kasur untuk pasien dan jenis kasur yang yang pasien tiduri akan memiliki
dampak yang besar pada kualitas tidur yang pasien dapatkan setiap tidur.
 Kasur hanya untuk pasien
Disini hanya pasien saja yang boleh menggunakan tempat tidur unuk menjaga
kenyamanan pasien dan agar terhindar dari kuman / kotoran yang dibawa dari luar oleh
orang lain.
2.2 PERAN PERAWAT MENCIPTAKAN LINGKUNGAN KONDUSIF
 Kontrol Lingkungan Pasien
Tutup pintu kamar klien atau sketsel pasien jika diperlukan.Hal ini dilakukan sebagai
bentuk menjaga privasi pasien dan membuat pasien menjadi nyaman.
 Meningkatkan Rutinitas Menjelang Tidur Pasien
Rutinitas menjelang tidur merilekskan klien dalam persiapan untuk tidur.Penting bagi
seseorang untuk pergi tidur pada saat mereka merasa lelah ataupun mengantuk setelah
melakukan suatu aktivitas.
 Meningkatkan Kenyamanan Pasien
Melakukan tindakan hygiene pada pasien/klien yang tirah baring.Menganjurkan klien
untuk memakai pakaian yang longgar agar pasien merasa nyaman dan tidak sesak karena
pakaian yang ketat.
 Pengendalian Gangguan Fisiologis Pasien
Membantu klien mengendalikan gejala gejala yang mengganggu tidur seperti klien
dengan abnormalitas pernapasan harus tidur dengan dua bantal/dengan posisi semi duduk
(semi fowler) untuk mempermudah pernapasan(jalan napas).
 Menetapkan periode istirahat dan tidur pasien
Membantu klien untuk tetap aktif secara fisik di siang hari sehingga mereka cenderung
tidur di malam hari.Menyediakan waktu istirahat dan tidur untuk klien.
 Pengurangan stress pasien
Perawat membantu pasien untuk bangun dan melakukan aktivitasnya yang
merilekskan seperti membaca jika mampu,atau perawat biss mengarahkan pasien/klien
untuk melakukan aktivitas santai lain jika klien/pasien tidak berminat melakukan apapun.
 Kudapan Menjelang Tidur Pasien

Perawat harus menganjurkan klien untuk mencoba menahan diri dari meminum /
mengonsumsi kafein sebelum tidur guna memudahkan pasien untuk tidur.

 Pendekatan Farmakologis

Perawat dapat membantu klien menggunakan perilaku dan tindakan hygiene tidur
yang tepat untuk membuat pola tidur yang tidak memerlukan penggunaan obat.

 Promosi Kesehatan Melalui Penyuluhan Klien/Pasien

Mengajarkan pasien mengenai teknik teknik yang meningkatkan tidur dan kondisi
kondisi yang mengganggu tidur.

Menginstruksikan orang tua untuk mempelajari bagaimana meningkatkan kebiasaan


tidur yang baik pada anak anak karena kebiasaan tidur akan sangat berpengaruh kedepannya
nanti
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Tidur dapat mengistirahatkan dan memulihkan fisik setelah beraktivitas. Seseorang dapat
merasakan manfaat dari tidur dengan mengutamakan kualitas tidur itu sendiri yaitu durasi
waktu tidur dan perasaan yang didapatkan saat bangun berupa rasa segar, siang tidak
mengantuk tanpa stimulan. Kualitas tidur dapat dipengaruhi oleh lingkungan yang kondusif
yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu suhu kamar, tingkat kebisingan,
pencahyaan,bau-bauan (aromatic), ukuran tempat tidur, dan kasur hanya untuk pasien.
Dengan memenuhi faktor-faktor tersebut akan dapat menciptakan lingkungan kondusif
dengan suasana nyaman, aman dan keindahan yang dapat berpengaruh dalam psikologis
pasien untuk proses penyembuhan dan berpengaruh bagi perawat dalam kinerja perawat.
Sehingga perawat memiliki peran penting dalam menjaga lingkungan yang kondusif untuk
kedua belah pihak baik perawat maupun pasien.

3.2 SARAN

Adapun saran untuk para perawat dalam menjaga lingkungan pasien tetap kondusif agar
selalu mengutamakan kenyamanan dan keamanan pasien. Dengan kondisi lingkungan fisik
ruang rawat inap yang baik dapat mengurangi tingkatan stres pada pasien, dimana seharusnya
ruang rawat inap dapat membangkitkan optimisme sehingga membantu proses penyembuhan
pasien.

Anda mungkin juga menyukai