PERILAKU MANUSIA
Disusun Guna Memenuhi Tugas Kuliah
Mata Kuliah: Psikologi
Dosen Pembimbing:
Mumpuni DN, SSt., M.Si
DISUSUN OLEH:
Perilaku manusia atau sering disebut sebagai tingkah laku manusia pula merupakan salah
satu objek utama dari studi psikologi. Menurut Warsah dan Daheri perilaku manusia adalah
mengetahui pola tingkah laku manusia, bukan hanya untuk di generalisasi, melainkan lebih dari
itu yakni untuk mengetahui sejauh mana seseorang itu berbeda dari yang lain atau sejauh mana
manusia itu unik.
a. Kebutuhan fisiologis/biologis,
yang merupakan kebutuhan pokok utama, yaitu O2, H2O, cairan elektrolit, makanan, dan
seks. Apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi akan terjadi ketidakseimbangan fisiologis.
Misalnya, kekurangan O2 yang menimbulkan sesak napas dan kekurangan H2O dan
elektrolit yang menyebabkan.
a. Perilaku Refleksif
Perilaku refleksif adalah perilaku yang terjadi atas reaksi secara impulsif (tanpa dipikir)
terhadap stimulus yang tentang organisme tersebut. Contohnya adalah reaksi kedip mata Bila
kena sinar, gerakan lutut Jika kena sentuhan palu, menarik jari Jika kena api. Stimulus yang
diterima sang individu tak hingga ke pusat susunan syaraf atau otak, sebagai pusat kesadaran,
pusat pengendali, dari perilaku manusia. Perilaku yang refleksif respons langsung timbul begitu
menerima stimulus.
b. Perilaku Non-refleksif
Perilaku non-refleksif adalah perilaku yg dikendalikan atau diatur oleh pusat kesadaran atau
otak. pada kaitan ini stimulus sehabis diterima oleh reseptor (penerima) kemudian diteruskan ke
otak menjadi pusat syaraf, pusat kesadaran, baru lalu terjadi respons melalui afektor. Proses yang
terjadi pada otak atau pusat kesadaran ini yg disebut sebagai proses psikologi. perilaku atau
aktivitas atas dasar proses psikologis inilah yang disebut sebagai aktivitas psikologi atau perilaku
psikologis.
Menurut Daryanto terdapat dua faktor yang mempengaruhi perilaku manusia, yaitu faktor
biologis dan faktor sosiopsikologis.
a. Faktor Biologis
Perilaku manusia dipengaruhi oleh warisan biologis dari orang tua. Faktor biologis terlibat
dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan berpadu dengan faktor-faktor sosiopsikologis. Menurut
Wilson perilaku sosial dibimbing oleh aturan-aturan yang sudah diprogram secara genetis dalam
jiwa manusia.
b. Faktor Sosiopsikologis
Manusia merupakan makhluk sosial maka perilakunya dipengaruhi oleh proses sosial. Faktor
sosiopsikologis dapat diklasifikasikan ke dalam tiga komponen, yaitu:
b) komponen kognitif yaitu aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia.
c) komponen konatif yaitu aspek volisional yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan
bertindak.
Sementara itu menurut Sunaryo faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia terbagi
atas tiga faktor utama, yaitu faktor genetik, faktor eksogen, dan faktor lainnya yang akan
dijelaskan sebagai berikut ini:
c. Faktor Genetik
Faktor genetik adalah faktor yang berasal dari dalam diri seorang. Yang diantaranya sebagai
berikut:
1. Ras
Setiap negara di belahan dunia memiliki ciri khas dan ras yang berbeda-beda antara
negara yang satu dan negara yang lain. Negara Indonesia memiliki berbagai jenis ras,
beragam tradisi dan adat istiadat, bahasa, suku, etnis serta kaya akan budaya yang
menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang majemuk yang menjunjung tinggi
keberagaman. Keberagaman ras dapat dikenali melalui karakteristik dan ciri fisik
seseorang yang dapat diidentifikasi secara langsung. Contoh, ras melanesoid yang
tersebar di kawasan Timur Indonesia.
2. Jenis kelamin
Perilaku antara pria dan wanita berbeda. Pria dikenal sebagai makhluk yang tegas lebih
cenderung berperilaku sesuai dengan pertimbangan akal, sedangkan wanita adalah sosok
lembut dan lebih cenderung menggunakan perasaan di dalam sikap dan tindakan, dalam
memutuskan sesuatu wanita menggunakan perasaan dan emosinya.
3. Sifat fisik
Perilaku individu juga dipengaruhi bentuk fisiknya, seseorang yang memiliki bentuk
tubuh yang proporsional cenderung lebih percaya diri di dalam pergaulan sosialnya.
4. Kepribadian
Kepribadian atau personality adalah bentuk perilaku yang ditunjukkan oleh individu
dalam interaksi dan adaptasinya dengan lingkungannya.
Bakat adalah sebuah proses yang memadukan antara kemampuan yang dimiliki individu
dengan kesempatan untuk mengembangkan aktivitas yang diminatinya. Seorang anak
yang memiliki bakat tertentu dan tidak memiliki wadah untuk mengembangkan dan
mengeksplorasi kemampuannya, maka anak tersebut mengalami gangguan perilaku
sehingga disebut anak nakal.
6. Kecerdasan
d. Faktor Eksogen
Faktor eksogen adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku yang berasal dari luar
diri individu. Yang diantaranya sebagai berikut:
1. Usia
Usia adalah salah satu faktor penting di dalam menentukan sikap dan perilaku individu.
Usia juga dapat menentukan kinerja seseorang di dalam bekerja, pada tingkat usia yang
relatif muda produktivitas kerja juga semakin tinggi, tetapi pada tingkat kematangan usia
tertentu biasanya produktivitas menjadi menurun.
2. Pendidikan
3. Pekerjaan
Seseorang yang bekerja cenderung menghabiskan waktu di tempat kerja, terjebak dengan
rutinitas dan tugas-tugas sehingga kadang lupa untuk menjaga pola hidup sehat yang
diperoleh dengan beristirahat yang cukup dan berolahraga.
4. Agama
Agama adalah hal yang mendasar berupa nilai dan keyakinan yang dianut individu
dengan cara pandang, cara berpikir, serta sikap yang ditunjukkan dalam kehidupan
sosialnya.
5. Sosial ekonomi
Kedudukan individu dalam masyarakat ditentukan oleh strata sosial dan tingkat ekonomi.
orang dengan pendapatan tinggi memiliki gaya hidup mewah dengan fasilitas lengkap
sebagai penunjang tingginya derajat sosial seseorang yang semuanya akan memberikan
pengaruh terhadap pola perilakunya.
6. Kebudayaan
Kebudayaan adalah seperangkat norma yang dimiliki oleh kelompok masyarakat tertentu
secara turun temurun yang dapat melahirkan perilaku. Budaya setiap daerah sangat
beraneka ragam dan dalam bentuk yang abstrak seperti adat istiadat, kesenian, keyakinan,
hukum, moral, serta susila.
7. Lingkungan
e. Faktor Lainnya
Stimulus yang diterima diantarkan ke sistem saraf tepi melalui neuron yang akhirnya
berubah menjadi sebuah perilaku individu.
2. Persepsi
Persepsi merupakan proses penginderaan yang dimulai dari perhatian atau hasil
pengamatan mengenai obyek dan menyimpulkan informasi dan menafsirkannya.
3. Emosi
Emosi merupakan reaksi tubuh atau perubahan fisiologis dalam menghadapi kondisi
tertentu. Emosi dapat mendorong individu untuk berperilaku atau bertindak sebagai
akibat adanya stimulus yang diterimanya. misalnya perasaan marah ketika diganggu oleh
orang lain.
Meskipun perilaku merupakan bentuk dari sebuah respons atau reaksi terhadap stimulus
atau rangsangan yang diberikan, tetapi dalam menerima respons sangat bergantung pada setiap
individu yang bersangkutan. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun stimulusnya sama, tetapi
respons setiap individu berbeda. Hal tersebut menunjukkan bahwa perilaku manusia sangat
kompleks dan unik.
Menurut Benyamin Bloom (1908) seperti dikutip Notoatmodjo (2003) dalam Maulana
(2009:195), membagi perilaku manusia dalam tiga domain (ranah/kawasan), yaitu kognitif,
afektif, dan psikomotor. Ketiga domain tersebut mempunyai urutan, pembentukan 8 perilaku
baru khusunya pada orang dewasa diawali oleh domain kognitif. Individu terlebih dahulu
mengetahui stimulus untuk menimbulkan pengetahuan. Selanjutnya timbul domain afektif dalam
bentuk sikap terhadap objek yang diketahuinya. Pada akhirnya, setelah objek diketahui dan
disadari sepenuhnya, timbul respons berupa tindakan atau keterampilan (domain psikomotor).
Pada kenyataannya tindakan setiap individu tidak harus didasari pengetahuan dan sikap. Dalam
perkembangannya, teori Bloom dimodifikasi untk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yaitu:
1) Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu obyek tertentu (Maulana, 2009). Pengetahuan merupakan domain
yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Fitriani, 2011).Proses adopsi
perilaku, menurut Rogert (1974) dalam Maulana (2009) bahwa sebelum individu mengadopsi
perilaku baru, terjadi proses berurutan dalam dirinya. Proses ini meliputi
e) Adaption (orang telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan
sikapnya terhadap stimulus).
a) Tahu (know), diartikan sebagai mengingat sesuatuu materi yang telah dipelajari
sebelumnya, oleh sebab itu “tahu” merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
d) Analisis (analysis), kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam
komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada
kaitannya satu sama lain.
Sikap adalah suatu reaksi atau respons yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau
obyek. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek di lingkungan tertentu sebagai
suatu penghayatan terhadap obyek (Fitriani, 2011). Sikap tidak dapat dilihat, tetapi dapat
ditafsirkan terlebih dahulu daripada perilaku yang tertutup. Sikap juga merupakan reaksi yang
bersifat emosional terhadap stimulus sosial (Maulana, 2009).
Menurut Newcomb seperti dikutip Notoatmodjo (2003) dalam Maulana (2009), sikap
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, yang menjadi predisposisi tindakan suatu
perilaku, bukan pelaksanaan motif tertentu. Sikap memiliki tingkatan, yaitu menerima,
merespon, menghargai, bertanggungjawab. Pembentukan sikap dipengaruhi oleh beberapa factor,
antara lain : pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, kebudayaan, media
massa, lembaga pendidikan dan agama, serta pengaruh factor emosional (Azwar, 2003).
Komponen yang membentuk sikap menurut Maulana (2009) sebagai berikut:
Di sebut juga komponen perceptual, yang berisi kepercayaan yang berhubungan dengan
persepsi individu terhadap objek sikap dengan apa yang di lihat dan di ketahui,
pandangan, keyakinan, pikiran, pengalaman pribadi, kebutuhan emosional, dan
informasi dari orang lain. Sebagai contoh seorang tahu kesehatan itu sangat berharga
jika menyadari sakit dan terasa hikmahnya sehat.
Komponen ini merupakan predisposisi atau kecenderungan bertindak terhadap objek sikap
yang dihadapinya (misalnya para lulusan SMU banyak memilih melanjutkan ke
politeknik kesehatan karena setelah lulus menjanjikan pekerjaan yang jelas).
Praktik merupakan suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt
behavior) untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung
atau suatu kondisi yang memungkinkan, seperti fasilitas. Praktik sendiri mempunyai beberapa
tingkatan, yaitu:
a) Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil
adalah merupakan praktik tingkat pertama.
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh
adalah merupakan indikator praktik tingkat dua.
c) Mekanisme (mecanisme)
Apabila sesorang telah melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu
itu sudah menjadi kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga.
d) Adopsi (adoption)
Merupakan praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya
tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Warsah, I., Daheri, M. (2021). Psikologi: suatu pengantar Yogyakarta: Tunas Gemilang Press.
Sarwono,( 1983) dalam (Sunaryo, 2002 : 4-5) dalam buku Psikologi Untuk Keperawatan, cirri-
ciri perilaku manusia yang membedakan dari makhluk lain adalah kepekaan sosial, kelangsungan
perilaku, orientasi pada tugas, usaha dan perjuangan, tiap individu adalah unik.
Notoatmodjo (2003) dalam Maulana (2009:195), membagi perilaku manusia dalam tiga domain
(ranah/kawasan)