Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PERILAKU MANUSIA
Disusun Guna Memenuhi Tugas Kuliah
Mata Kuliah: Psikologi

Dosen Pembimbing:
Mumpuni DN, SSt., M.Si

DISUSUN OLEH:

Emilia Sari (222402014)


Hanna Cahya Cyntia (222402015)
Saskia Veby Ananda (222402016)
Puttri Dewanti (222402017)

Kelas: D3 Keperawatan Tingkat 1 Semester 1

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES PEMKAB JOMBANG
1. PERILAKU MANUSIA

1.1 Pengertian Perilaku Manusia

Perilaku manusia atau sering disebut sebagai tingkah laku manusia pula merupakan salah
satu objek utama dari studi psikologi. Menurut Warsah dan Daheri perilaku manusia adalah
mengetahui pola tingkah laku manusia, bukan hanya untuk di generalisasi, melainkan lebih dari
itu yakni untuk mengetahui sejauh mana seseorang itu berbeda dari yang lain atau sejauh mana
manusia itu unik.

1.2 Ciri-Ciri Perilaku Manusia


Ciri – cirri Perilaku Manusia yang Membedakan dari Makhluk Lain. Menurut (Sarwono,
1983) dalam (Sunaryo, 2002 : 4-5) dalam buku Psikologi Untuk Keperawatan, cirri-ciri perilaku
manusia yang membedakan dari makhluk lain adalah kepekaan sosial, kelangsungan perilaku,
orientasi pada tugas, usaha dan perjuangan, tiap individu adalah unik. Secara singkat dapat
diuraikan sebagai berikut:
a. Kepekaan sosial
Artinya kemampuan manusia untuk dapat menyesuaikan perilakunya sesuai
pandangan dan harapan orang lain. Contohnya yaitu perilaku manusia akan berbeda pada
saat menghadapi orang sedang marah, sedang bersenang-senang, sedang tertimpa
musibah, sedang belajar, mengikuti seminar dan sebagainya
b. Kelangsungan perilaku
Artinya antara perilaku yang satu ada kaitannya dengan perilaku yang lain,
perilaku sekarang adalah kelanjutan perilaku yang baru, lalu, dan seterusnya. Dalam kata
lain bahwa perilaku manusia terjadi secara berkesinambungan bukan secara serta merta

c. Orientasi pada tugas


Artinya setiap perilaku manusia selalu memiliki orientasi pada suatu tugas
tertentu. Seorang mahasiswa yang rajin belajar menuntut ilmu, orientasinya adalah untuk
dapat menguasai ilmu pengetahuan tertentu

d. Usaha dan perjuangan


Usaha dan perjuangan pada manusia telah dipilih dan ditentukan sendiri, serta
tidak akan memperjuangkan sesuatu yang memang tidak ingin diperjuangkan. Jadi,
sebenarnya manusia memiliki cita-cita yang ingin diperjuangkannya, sedangkan hewan
hanya berjuang untuk mendapatkan sesuatu yang sudah tersedia di alam

e. Tiap-tiap individu manusia adalah unik


Unik disini mengandung arti bahwa manusia yang satu berbeda dengan manusia
yang lain dan tidak ada dua manusia yang sama persis di muka bumi ini, walaupun ia
dilahirkan kembar. Manusia mempunyai cirri-ciri, sifat, watak, tabiat, kepribadian,
motivasi tersendiri yang membedakannya dari manusia lainnya

1.3 Pembentukan Perilaku


Pembentukan Perilaku Menurut (Walgito, 1999) dalam jurnal (Audinovic, 2012 : 14)
proses pembentukan perilaku yaitu :
a. Cara pembentukan perilaku dengan kebiasaan
Salah satu pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan kebiasaan. Dengan cara
membiasakan diri untuk berperilku seperti yang diharapkan, akhirnya akan terbentuklah perilaku
tersebut.
b. Pembentukan perilaku dengan pengertian (Insight)
Cara ini berdsarkan atas teori belajar kognitif, yaitu belajar dengan disertai adanya
pengertian. Contohnya bila naik motor harus menggunakan helm, karena helm tersebut untuk
keamanan diri, dan masih banyak contoh untuk menggambarkan hal tersebut.
c. Pembentukan perilaku dengan menggunakan model
Teoti ini didasarkan atas teori belajar sosial (social learning theory) atau
obsevationallearning theory. Misalnya pemimpin sebagai panutan yang dipimpinnya, orang tua
sebagai contoh anak-anaknya.

Sedangkan proses pembentukan perilaku menurut Abraham Harlord Maslow dalam


(Sunaryo, 2002 : 6) manusia memiliki kebutuhan dasar, yaitu :

a. Kebutuhan fisiologis/biologis,
yang merupakan kebutuhan pokok utama, yaitu O2, H2O, cairan elektrolit, makanan, dan
seks. Apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi akan terjadi ketidakseimbangan fisiologis.
Misalnya, kekurangan O2 yang menimbulkan sesak napas dan kekurangan H2O dan
elektrolit yang menyebabkan.

b. Kebutuhan rasa aman, misalnya :


 Rasa aman terhindar dari pencurian, penodongan, perampokan dan kejahatan lain.
 Rasa aman terhindar dari sakit dan penyakit.
 Rasa aman memperoleh perlindungan hokum.

c. Kebutuhan mencintai dan dicintai, misalnya :


 Mendambakan kasih sayang/cinta kasih orang lain baik dari orang tua, saudara, teman,
kekasih, dan lain-lain.
 Ingin dicintai/mencintai orang lain.

d. Kebutuhan harga diri, misalnya :


 Ingin dihargai dan menghargai orang lain.
 Toleransi atau saling menghargai dalam hidup berdampingan.

e. Kebutuhan aktualisasi didi, misalnya :


 Ingin dipuja dan disanjung oleh orang lain.
 Ingin menonjol dan lebih dari orang lain, baik dalam karier, usaha, kekayaan, dan lain-
lain.

Jadi, menurut beberapa sumber diatas dapat disimpulkan bahwa proses


pembentukan perilaku ada didalam kehidupan kita sehari-hari. Selain itu, beberapa
kebutuhan diatas juga bersangkutan dengan diri kita masing-masing.
1.4 Macam2 Perilaku Manusia

a. Perilaku Refleksif

Perilaku refleksif adalah perilaku yang terjadi atas reaksi secara impulsif (tanpa dipikir)
terhadap stimulus yang tentang organisme tersebut. Contohnya adalah reaksi kedip mata Bila
kena sinar, gerakan lutut Jika kena sentuhan palu, menarik jari Jika kena api. Stimulus yang
diterima sang individu tak hingga ke pusat susunan syaraf atau otak, sebagai pusat kesadaran,
pusat pengendali, dari perilaku manusia. Perilaku yang refleksif respons langsung timbul begitu
menerima stimulus.

b. Perilaku Non-refleksif

Perilaku non-refleksif adalah perilaku yg dikendalikan atau diatur oleh pusat kesadaran atau
otak. pada kaitan ini stimulus sehabis diterima oleh reseptor (penerima) kemudian diteruskan ke
otak menjadi pusat syaraf, pusat kesadaran, baru lalu terjadi respons melalui afektor. Proses yang
terjadi pada otak atau pusat kesadaran ini yg disebut sebagai proses psikologi. perilaku atau
aktivitas atas dasar proses psikologis inilah yang disebut sebagai aktivitas psikologi atau perilaku
psikologis.

1.5 Faktor2 Yang Mempengaruhi Perilaku Manusia

Menurut Daryanto terdapat dua faktor yang mempengaruhi perilaku manusia, yaitu faktor
biologis dan faktor sosiopsikologis.

a. Faktor Biologis

Perilaku manusia dipengaruhi oleh warisan biologis dari orang tua. Faktor biologis terlibat
dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan berpadu dengan faktor-faktor sosiopsikologis. Menurut
Wilson perilaku sosial dibimbing oleh aturan-aturan yang sudah diprogram secara genetis dalam
jiwa manusia.

b. Faktor Sosiopsikologis

Manusia merupakan makhluk sosial maka perilakunya dipengaruhi oleh proses sosial. Faktor
sosiopsikologis dapat diklasifikasikan ke dalam tiga komponen, yaitu:

a) komponen afektif adalah aspek emosional dari faktor sosiopsikologis.

b) komponen kognitif yaitu aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia.

c) komponen konatif yaitu aspek volisional yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan
bertindak.
Sementara itu menurut Sunaryo faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia terbagi
atas tiga faktor utama, yaitu faktor genetik, faktor eksogen, dan faktor lainnya yang akan
dijelaskan sebagai berikut ini:

c. Faktor Genetik

Faktor genetik adalah faktor yang berasal dari dalam diri seorang. Yang diantaranya sebagai
berikut:

1. Ras

Setiap negara di belahan dunia memiliki ciri khas dan ras yang berbeda-beda antara
negara yang satu dan negara yang lain. Negara Indonesia memiliki berbagai jenis ras,
beragam tradisi dan adat istiadat, bahasa, suku, etnis serta kaya akan budaya yang
menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang majemuk yang menjunjung tinggi
keberagaman. Keberagaman ras dapat dikenali melalui karakteristik dan ciri fisik
seseorang yang dapat diidentifikasi secara langsung. Contoh, ras melanesoid yang
tersebar di kawasan Timur Indonesia.

2. Jenis kelamin

Perilaku antara pria dan wanita berbeda. Pria dikenal sebagai makhluk yang tegas lebih
cenderung berperilaku sesuai dengan pertimbangan akal, sedangkan wanita adalah sosok

lembut dan lebih cenderung menggunakan perasaan di dalam sikap dan tindakan, dalam
memutuskan sesuatu wanita menggunakan perasaan dan emosinya.

3. Sifat fisik

Perilaku individu juga dipengaruhi bentuk fisiknya, seseorang yang memiliki bentuk
tubuh yang proporsional cenderung lebih percaya diri di dalam pergaulan sosialnya.

4. Kepribadian

Kepribadian atau personality adalah bentuk perilaku yang ditunjukkan oleh individu
dalam interaksi dan adaptasinya dengan lingkungannya.

5. Bakat dan minat

Bakat adalah sebuah proses yang memadukan antara kemampuan yang dimiliki individu
dengan kesempatan untuk mengembangkan aktivitas yang diminatinya. Seorang anak
yang memiliki bakat tertentu dan tidak memiliki wadah untuk mengembangkan dan
mengeksplorasi kemampuannya, maka anak tersebut mengalami gangguan perilaku
sehingga disebut anak nakal.
6. Kecerdasan

Kecerdasan adalah kemampuan individu di dalam mencerna informasi dan memecahkan


sebuah persoalan. tingkat kecerdasan individu dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti
faktor genetik dan gizi. Seseorang yang cerdas memiliki daya tangkap yang cepat,
mengambil keputusan cepat dan bertindak tepat dibandingkan dengan seorang yang
kurang cerdas.

d. Faktor Eksogen

Faktor eksogen adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku yang berasal dari luar
diri individu. Yang diantaranya sebagai berikut:

1. Usia

Usia adalah salah satu faktor penting di dalam menentukan sikap dan perilaku individu.
Usia juga dapat menentukan kinerja seseorang di dalam bekerja, pada tingkat usia yang
relatif muda produktivitas kerja juga semakin tinggi, tetapi pada tingkat kematangan usia
tertentu biasanya produktivitas menjadi menurun.

2. Pendidikan

Tingkat pengetahuan dapat menentukan perilaku individu, proses belajar melalui


pendidikan baik jalur formal maupun non formal dilakukan dengan tujuan ingin tahu,
pengetahuan yang luas, kesadaran yang tinggi, sikap yang positif akan berpengaruh
terhadap sebuah perilaku.

3. Pekerjaan

Seseorang yang bekerja cenderung menghabiskan waktu di tempat kerja, terjebak dengan
rutinitas dan tugas-tugas sehingga kadang lupa untuk menjaga pola hidup sehat yang
diperoleh dengan beristirahat yang cukup dan berolahraga.

4. Agama

Agama adalah hal yang mendasar berupa nilai dan keyakinan yang dianut individu
dengan cara pandang, cara berpikir, serta sikap yang ditunjukkan dalam kehidupan
sosialnya.

5. Sosial ekonomi

Kedudukan individu dalam masyarakat ditentukan oleh strata sosial dan tingkat ekonomi.
orang dengan pendapatan tinggi memiliki gaya hidup mewah dengan fasilitas lengkap
sebagai penunjang tingginya derajat sosial seseorang yang semuanya akan memberikan
pengaruh terhadap pola perilakunya.
6. Kebudayaan

Kebudayaan adalah seperangkat norma yang dimiliki oleh kelompok masyarakat tertentu
secara turun temurun yang dapat melahirkan perilaku. Budaya setiap daerah sangat
beraneka ragam dan dalam bentuk yang abstrak seperti adat istiadat, kesenian, keyakinan,
hukum, moral, serta susila.

7. Lingkungan

lingkungan sangat berpengaruh terhadap perilaku dan kepribadian seseorang baik


lingkungan fisik maupun lingkungan sosialnya.

e. Faktor Lainnya

1. Susunan Saraf Pusat

Stimulus yang diterima diantarkan ke sistem saraf tepi melalui neuron yang akhirnya
berubah menjadi sebuah perilaku individu.

2. Persepsi

Persepsi merupakan proses penginderaan yang dimulai dari perhatian atau hasil
pengamatan mengenai obyek dan menyimpulkan informasi dan menafsirkannya.

3. Emosi

Emosi merupakan reaksi tubuh atau perubahan fisiologis dalam menghadapi kondisi
tertentu. Emosi dapat mendorong individu untuk berperilaku atau bertindak sebagai
akibat adanya stimulus yang diterimanya. misalnya perasaan marah ketika diganggu oleh
orang lain.

1.6 Domain Perilaku

Meskipun perilaku merupakan bentuk dari sebuah respons atau reaksi terhadap stimulus
atau rangsangan yang diberikan, tetapi dalam menerima respons sangat bergantung pada setiap
individu yang bersangkutan. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun stimulusnya sama, tetapi
respons setiap individu berbeda. Hal tersebut menunjukkan bahwa perilaku manusia sangat
kompleks dan unik.

Menurut Benyamin Bloom (1908) seperti dikutip Notoatmodjo (2003) dalam Maulana
(2009:195), membagi perilaku manusia dalam tiga domain (ranah/kawasan), yaitu kognitif,
afektif, dan psikomotor. Ketiga domain tersebut mempunyai urutan, pembentukan 8 perilaku
baru khusunya pada orang dewasa diawali oleh domain kognitif. Individu terlebih dahulu
mengetahui stimulus untuk menimbulkan pengetahuan. Selanjutnya timbul domain afektif dalam
bentuk sikap terhadap objek yang diketahuinya. Pada akhirnya, setelah objek diketahui dan
disadari sepenuhnya, timbul respons berupa tindakan atau keterampilan (domain psikomotor).
Pada kenyataannya tindakan setiap individu tidak harus didasari pengetahuan dan sikap. Dalam
perkembangannya, teori Bloom dimodifikasi untk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yaitu:

1) Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu obyek tertentu (Maulana, 2009). Pengetahuan merupakan domain
yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Fitriani, 2011).Proses adopsi
perilaku, menurut Rogert (1974) dalam Maulana (2009) bahwa sebelum individu mengadopsi
perilaku baru, terjadi proses berurutan dalam dirinya. Proses ini meliputi

a) Awareness (individu menyadari atau mengetahui adanya stimulus/objek).

b) Interest (orang mulai tertarik pada stimulus).

c) Evaluation (menimbang baik buruknya stimulus bagi dirinya)

d) Trial (orang mulai mencoba perilaku baru).

e) Adaption (orang telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan
sikapnya terhadap stimulus).

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitiif mempunyai 6 tingkatan:

a) Tahu (know), diartikan sebagai mengingat sesuatuu materi yang telah dipelajari
sebelumnya, oleh sebab itu “tahu” merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

b) Memahami (comprehension), diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan


secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar.

c) Aplikasi (application), kemampuan untuk menggunakan materi yangtelah dipelajari pada


situasi atau kondisi real (sebenarnya).

d) Analisis (analysis), kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam
komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada
kaitannya satu sama lain.

e) Sintesis (synthesis), menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau


menghubungkan di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f) Evaluasi (evaluation), berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau


penilaian terhadap suatu materi atau objek.
2) Sikap

Sikap adalah suatu reaksi atau respons yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau
obyek. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek di lingkungan tertentu sebagai
suatu penghayatan terhadap obyek (Fitriani, 2011). Sikap tidak dapat dilihat, tetapi dapat
ditafsirkan terlebih dahulu daripada perilaku yang tertutup. Sikap juga merupakan reaksi yang
bersifat emosional terhadap stimulus sosial (Maulana, 2009).

Menurut Newcomb seperti dikutip Notoatmodjo (2003) dalam Maulana (2009), sikap
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, yang menjadi predisposisi tindakan suatu
perilaku, bukan pelaksanaan motif tertentu. Sikap memiliki tingkatan, yaitu menerima,
merespon, menghargai, bertanggungjawab. Pembentukan sikap dipengaruhi oleh beberapa factor,
antara lain : pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, kebudayaan, media
massa, lembaga pendidikan dan agama, serta pengaruh factor emosional (Azwar, 2003).
Komponen yang membentuk sikap menurut Maulana (2009) sebagai berikut:

a) Komponen kognitif (cognitive)

Di sebut juga komponen perceptual, yang berisi kepercayaan yang berhubungan dengan
persepsi individu terhadap objek sikap dengan apa yang di lihat dan di ketahui,
pandangan, keyakinan, pikiran, pengalaman pribadi, kebutuhan emosional, dan
informasi dari orang lain. Sebagai contoh seorang tahu kesehatan itu sangat berharga
jika menyadari sakit dan terasa hikmahnya sehat.

b) Komponen afektif (komponen emosional)

Komponen ini menunjukkan dimensi emosional subjektif indivudu terhadap objeksikap,


baik bersifat positif (rasa senang) maupun negatif (rasa tidak senang). Reaksi emosional
banyak dipengaruhi oleh apa yang kita percayai sebagai suatu yang benar terhadap
objek sikap tersebut.

c) Komponen konatif (komponen prilaku)

Komponen ini merupakan predisposisi atau kecenderungan bertindak terhadap objek sikap
yang dihadapinya (misalnya para lulusan SMU banyak memilih melanjutkan ke
politeknik kesehatan karena setelah lulus menjanjikan pekerjaan yang jelas).

3) Praktik atau Tindakan

Praktik merupakan suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt
behavior) untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung
atau suatu kondisi yang memungkinkan, seperti fasilitas. Praktik sendiri mempunyai beberapa
tingkatan, yaitu:
a) Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil
adalah merupakan praktik tingkat pertama.

b) Respon terpimpin (guided response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh
adalah merupakan indikator praktik tingkat dua.

c) Mekanisme (mecanisme)

Apabila sesorang telah melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu
itu sudah menjadi kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga.

d) Adopsi (adoption)

Merupakan praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya
tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. (2016). Teori komunikasi. Yogyakarta: Gava Media.

Hartini dkk (2021). Perilaku Organisasi. Bandung: Widina Bhakti Persada.

Saleh, A.A. (2018). Pengantar Psikologi. Makassar: Penerbit Aksara Timur.

Warsah, I., Daheri, M. (2021). Psikologi: suatu pengantar Yogyakarta: Tunas Gemilang Press.

Sarwono,( 1983) dalam (Sunaryo, 2002 : 4-5) dalam buku Psikologi Untuk Keperawatan, cirri-
ciri perilaku manusia yang membedakan dari makhluk lain adalah kepekaan sosial, kelangsungan
perilaku, orientasi pada tugas, usaha dan perjuangan, tiap individu adalah unik.

Jurnal (Audinovic, 2012 : 14) proses pembentukan perilaku.

Notoatmodjo (2003) dalam Maulana (2009:195), membagi perilaku manusia dalam tiga domain
(ranah/kawasan)

Anda mungkin juga menyukai