Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PENDEKATAN INDIVIDU

Makalah Ini Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosiologi Pendidikan

Dosen Pengampu: DUWI HABSARI MUTAMIMAH,SPd,Mpd.

Di SusunOleh :

Ego Agus Saputra (20222000233)

BIDANG STUDI MANAGEMENT PENDIDIKAN ISLAM

SEKOLAH TINGGI NAHDHATUL ULAMA (STAINU) PACITAN TAHUN AJARAN


2023/2024
COVER

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. RumusanMasalah

BAB 2 PEMBAHASAN

1. Pendekatan Indvidu

2. Pedekatan Sosial

3. Faktor biologis Pada Tingkah Laku Manusia

4. Faktor Psikologi Pada Tingkah Laku Manusia

BAB 3 PENUTUP

KESIMPULAN

DAFTRA PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Sosiologi pendidikan adalah cabang dari ilmu pengetahuan yang membahas prosess interaksi
sosial anak mulai dari keluarga, masa sekolah sampai dewasa serta dengan kondisi-kondisi
sosiol culturil yang teradapat dalam lingkungannya atau masyarakat dimana ia tinggal atau
dibesarkan.

Dalam ilmu biologi individu itu diangap satu sel satu atom, dan kumpulan dari sel-sel itu
merupakan strukur, merupakan suatu organisasi, ialah orgasme. Maka dengan membahas tata
kehidupan sel satu persatu akhirnya dapat dimengerti tata kehidupan organisme pada
umunya.

Individu sebagai titik tolak di tentukan atau di pengaruhi oleh dua macam factor yakni factor
intern dan ekstern.

Untuk menciptakan hubungan yang baik dengan individu maupun terhadap masyarakat maka
perlu menggunakan beberapa pendekatan, dengan pendekatan maka akan berinterksi dengan
individu dan masyarakat berjalan dengan lancar dan mudah, oleh karena pentingnya
pendekatan dalam Sosioli pendidikan maka makalah ini mengambil judul “Pendekatan
Individu”, di dalam makalah ini banyak kekurangan oleh sebab itu kami mengharapkan
kritik, saran, maupun tambahan guna kesempurnaan makalah ini.

B.Rumusan Masalah

1. Apakah pendektan individu itu?

2. Apakah pendekatan sosial itu?

3. Apa saja factor biologis pada tingkah laku manusia ?

4. Apa saja factor psikologis pada tingkah laku manusia ?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendekatan Indvidu

Yaitu pendekatan yang memperhatikan faktor individu secara utuh meliputi watak,
intelegensi, psikologi, dan kemampun psikomotorik.1

Untuk dapat mengerti tata kehidupan masyarakat (kelompok) perlu dibahas tata kehidupan
individu yang menjadi pembentuk mayarakat itu, jikalau kita dapat memahami tingkah aku
individu satu persatu bagaiman cara berfikirnya, perasaannya, kemampuannya,
perbuatnnya,sikapnya dan sebagainnya atau tegasnya watak individu, bagaimana mefasilitasi
individu, begitulah seterusnya. Maka akhirnya dapat dimengerti bagaimana kelompok
(masyarakat), maka dapatlah dimengerti tingkah laku masyarakat seluruhnya sampai pada
tingkah laku Negara ( misalnya kepribadian Negara)

Individu sebagai titik tolak ditentukan atau di pengaruhi oleh dua macam faktor intern dan
extern.

Faktor intern meliputi faktor-faktor biologis dan psikologis, sedangkan faktor extern
mencakup faktor-faktor lingkungan fisik dan lingkungan sosial. 2Maka didalam approach
individu menitik beratkan kepada faktor-faktor biologis dan psikologis yang mendeterminir
tingkah laku seseorang. Kedua faktor itulah yang primer sedangkan faktor lingkungan sekitar
fisik dan miliu sosial merupaka faktor sekunder.

B. Pedekatan Sosial

Yaitu pendekatan yang memperhatikan faktor lingkungan sebagai lingkungan tinggal


induvidu dalam perkembangannya.3

1
Michael, W. B. (2015). Sociology of Education: A Critical Reader. Routledge.
2
Vygotsky, L. S. (1978). Mind in Society: The Development of Higher Psychological Processes. Harvard University Press.
3
Durkheim, É. (1956). Education and Sociology. The Free Press.
Titik pangkal dari Approach Sosial ialah mayarakat dengan berbagi lembaganya, kelompok-
kelompok dengan berbagai aktivitas. Secara konkrit Approach Sosial ini membahas aspek-
aspek atau komponen dari pada kebudayaan manusia, misalnya keluarga, tradisi, adat istiadat,
moralitas, norma-norma sosialnya dan sebagaimana. Jadi segala sesuatu yang dianggap
produk bersama, milik bersama adalah masyarakat. Tingkah laku individu dapat dipahami
dengan memahami tingkah laku masyarakatnya. Misalnya, pada waktu lahir dengan
pertolongan bidan, atau dukun bayi, upacara-upacara yang dialakukan untuk si bayi, apabila
anak sudah mulai bicara diajar tatakrama keluarga dan masyarakat. Misalnya bagimana cara
makan dan minum, bagaiman cara berpakain dan sebagainya,. Semua menjalankan bahwa
generasi muda harus bertingkah laku sesuai dengan pola tingkah laku yang dikehendaki oleh
masyrakat atau dengan perkataan lain di kondisikan oleh kebudayaan masyarakat. Jadi kalau
masyarakat mengizinkan perkawinana poligami maka individu-individunya juga berpoligami.

Lebih luas lagi karena Indonesia mengembangka falsafah hidup pancasila, maka seluruh
warga negara harus mengembangkan paham Pancasila. Kalau pemerintah menganut
demokrasi pancasila maka seluruh warga negara harus mengerti dan mengamalkan demokrai
pancasila. Jikalau ada warga yang tidak mau mengamalkan pancasil, negara akan menindak
mereka, oleh karena mereka diangggap menyeleweng dari pola tiongkah laku yang harus
dikembangkan oleh masyarakat.

Approach Sosial tentulah mempunyai kelemahaman, sebab betapapun homogennya suatu


masyarakat, betapa kuatnya tata cara di situ masih juga kita dapati individualitas jadi anggota
masyarakat, artinya ciri-ciri tingkah laku manusia perseorangan masih dapat dilihat juga.
Mengapa demikian karena tiap-tiap individu mempunyai watak dan kepribadiannya masing-
masing, individualitas manusia tetap masih ada tidak jarang juga kesegeraman tingkah laku
pada masyarakat-masyarakat yang kuat tata caranya dianggap sebagai paksaan terhadap
individu-individunya, mereka merasa kurang bebas, mereka ingin keluar dari belenggu adat
istiadat masyarakat.

Jadi pendekatan sosial ini titik beratnya terletak pada masyarakat dan pengaruh geografis jadi
tingkah laku manusia itu ditentukan oleh faktor fisik dan kultural. Jadi dengan demikian,
maka bertitik pangkal kepada berbagai individu yang berinteraksi, dan dengan interksi sosial
itu akan menunjukkan segi sosialnya makluk manusia, sudah barang tentu dalam hal ini
manusia selalu mengadakan penyesuain diri dengan lingkungannya.4

C. Faktor biologis Pada Tingkah Laku Manusia

Faktor biologis terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan berpadu dengan faktor-faktor
sosiopsikologis. Menurut Wilson, perilaku sosial dibimbing oleh aturan-aturan yang sudah
diprogram secara genetis dalam jiwa manusia. Pentingnya kita memperhatikan pengaruh
biologis terhadap perilaku manusia seperti tampak dalam dua hal berikut.

4
Bourdieu, P. (1977). Outline of a Theory of Practice. Cambridge University Press.
1) Telah diakui secara meluas adanya perilaku tertentu yang merupakan bawaan
manusia, dan bukan perngaruh lingkungan atau situasi.

2) Diakui pula adanya faktor-faktor biologis yang mendorong perilaku manusia,


yang lazim disebut sebagai motif biologis. Yang paling penting dari motif
biologis adalah kebutuhan makan-minum dan istirahat, kebutuhan seksual, dan
kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya.5

Faktor-faktor biologi yang lain, yang tidak dapt disangkal pengaruhnya terhadap tingkah laku
manusia ialah bekerjanya secara normal dari pada hormon-hormon berbagai endrokinon atau
kelenjar-kelenjar buntu di dalam tubuh manusia. Misalnya pada anak-anak putri yang
hormone-hormon genelitahnya sudah mulai bekerja menimbulkan perubahan-perubahan
jasmaniah, misalnya tumbuh dan berkembangnya buah dada (glandula mamae), maka sifat-
sifat dan tingkah lakunya akan menjadi sifat-safatorang dewasa. Demikian jga pada anak
laki-laki. Kurang atau lebih bekerjanya dari pada hormone-hormon endrokinan pada tubuh
manusia akan menyebabkan kelainan-kelainan atau abnormalitas tingkah lakunya, selain dari
pada pertumbyhan fisik yang abnormal pula.6

D. Faktor Psikologi Pada Tingkah Laku Manusia

Kita dapat mengkalsifikasikannya ke dalam tiga komponen.

1) Komponen Afektif merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis,


didahulukan karena erat kaitannya dengan pembicaraan sebelumnya.

2) Komponen Kognitif Aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang


diketahui manusia.

3) Komponen Konatif Aspek volisional, yang berhubungan dengan kebiasaan


dan kemauan bertindak.7

Pengaruh psikologi pada biologis semula bersifat semiphilosophis dan abstark, misalnya pada
sciense of mind (pengetahuan tentang proses berfikir). Tetapi sebaliknya ketika terbit buku
Darwin, Origin of Species pada tahun 1859 biologi berpengaruh besar pada psikologi.
5
Fischer, K. W., & Immordino-Yang, M. H. (2008). The Handbook of Educational Neuroscience. Wiley.
6
Plomin, R., Deary, I. J., & Bouchard, T. J. (2013). Genetics and Intelligence: What’s New?. Intelligence, 41(4), 1-5.

7
Deci, E. L., & Ryan, R. M. (1985). Intrinsic Motivation and Self-Determination in Human Behavior. Plenum.
Misalnya dengan pesatnya studi tingkah laku hewan, maka terjadilah pengetrapannya pada
studi tentang manusia, yaitu tingkah laku manusia dijabarkan dengan tingkah laku hewan.
Suatu contoh misalnya pada tingkah laku insekta semut, burung, terdapatlah suatu tingklah
laku yang sebagian besar dideterminir oleh instincet sesuatu yang tidak di pelajari, relative
bersifat sterotypis, dan response otomatis pada situasi tertentu. Misalnya pada jenis hitam
kecil, bila diketuk akan terkejut semut-semut tadi kelihatan duduk. Pada jenis-jenis burung
mempunyai kecakapan membuat sarang yang berbeda-beda, dan kecakapan-kecakapan tadi
selamanya tidak berubah burung tempua misalnya sarangnya mesti begitu, burung perkutut
sarangnya mesti kelompok-kelompok dan tiap-tiap kelompok itu terdiri atas semut-semut
atau rayap-rayap yang sama bentuknya. Keadaan yang demikian itulah dideterminir oleh
syaraf hereditaer. Mereka itu mempunyai dorongan atau drifes untuk berbuat karena
menghadapi sesuatu situasi timbullah perbuatan instinctifnya.8

8
Lazarus, R. S. (1991). Emotion and Adaptation. Oxford University Press
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Pendekatan individu adalah Yaitu pendekatan yang memperhatikan faktor individu


secara utuh meliputi watak, intelegensi, psikologi, dan kemampun psikomotorik.

2. Pedekatan Sosial (The Sosial Approach) :Yaitu pendekatan yang memperhatikan


faktor lingkungan sebagai lingkungan tinggal induvidu dalam perkembangannya

3. Faktor-faktor biologis pada manusia :

a. Telah diakui secara meluas adanya perilaku tertentu yang merupakan bawaan
manusia, dan bukan perngaruh lingkungan atau situasi.

b. Diakui pula adanya faktor-faktor biologis yang mendorong perilaku manusia,


yang lazim disebut sebagai motif biologis. Yang paling penting dari motif
biologis adalah kebutuhan makan-minum dan istirahat, kebutuhan seksual, dan
kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya.

4. Faktor-faktor psikologi pada manusia :

Kita dapat mengkalsifikasikannya ke dalam tiga komponen.

a. Komponen Afektif merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis,


didahulukan karena erat kaitannya dengan pembicaraan sebelumnya.

b. Komponen Kognitif Aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang


diketahui manusia.

c. Komponen Konatif Aspek volisional, yang berhubungan dengan kebiasaan


dan kemauan bertindak.
DAFTAR PUSTAKA

Ary H. Gunawan, Sosiologi Pendiddikan, Jakarta, Rieneka Cipta, 2000

M. Widda Djuhan, Sosiologi Pendidikan, Ponorogo, STAIN Press, 2008

Ahmadi Drs. H. Abu, Sosiologi Pendidikan, Rineka cipta, Jakarta, 2007

Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, Jakarta, Rieneka Cipta, 1991

http://indonesia-admin.blogspot.com/2023/12/ragam-pendekatan-dalam-sosiologi.html

Anda mungkin juga menyukai