Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan ( menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah usaha sadar


dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan,pengendalian diri,kepribadian,kecerdasan,akhlak mulia,serta keterampilan
yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Sedangkan psikologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mengkaji perilaku
individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya.Perilaku yang dimaksud adalah,
perilaku motorik yaitu perilaku dalam bentuk gerakan. Perilaku kognitif ialah perilaku
dalam bentuk bagaimana individu mengenal alam disekitarnya. Perilaku konatif ialah
perilaku yang berupa dorongan dari dalam individu. Perilaku afektif ialah perilaku
dalam bentuk perasaan atau emosi.
Dari pengertian di atas terlihat bahwa adanya kaitan yang sangat kuat antara
pendidikan dengan psikologi.Maka dari itu, elemen-elemen diatas sangat penting untuk
dipelajari dan dipahami oleh mahasiswa keguruan.Karena pendidikan merupakan
kegiatan yang melibatkan individu yang berperilaku yang ikut terlibat dalam
pendidikan.Seyogyanya mereka yang terlibat dapat menunjukkan perilaku yang seusai
agar proses pendidikan dapat berlangsung secara efektif sesuai dengan landasan dan
tujuan yang akan dicapai.

B. RUMUSAN MASALAH
Perkembangan yang terjadi pada anak meliputi segala aspek kehidupan yang
mereka jalani baik bersifat fisik maupun non fisik.Perkembangan berarti serangkaian
perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan
pengalaman.Bagi para guru, salah satu pertanyaan yang paling penting tentang belajar
adalah kondisi seperti apa yang paling efektif untuk menciptakan perubahan yang
diinginkan dalam tingkah laku?

1
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas dalam penulisan makalah ini
adalah :
1. Apakah pengertian dari konsep psikologi?
2. Bagaimana dinamika perilaku manusia dalam perspektif psikologi:perspektif
biologis,behaviorisme,kognitif,dan perspektif humanistik serta implikasinya
dalam pendidikan?
3. Apa maksud perkembangan sebagai cabang psikologi?
4. Apakah pengertian psikologi perkembangan?
5. Apa manfaat psikologi perkembangan bagi penyelenggaraan pendidikan?

C. TUJUAN PENULISAN

Sesuai dengan perumusan masalah di atas,maka dengan mempelajari materi ini


diharapkan dapat :

1. Mengetahui apakah pengertian dari konsep psikologi.


2. Mengetahui bagaimana dinamika perilaku manusia dalam perspektif
psikologi:perspektif biologis,behaviorisme,kognitif,dan perspektif humanistik
serta implikasinya dalam pendidikan.
3. Mengetahui apa maksud perkembangan sebagai cabang psikologi.
4. Mengetahui apa pengertian psikologi perkembangan.
5. Mengetahui manfaat psikologi perkembangan bagi penyelenggaraan pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP PSIKOLOGI : ETIMOLOGI DAN TERMINOLOGI

Konsep Psikologi
Konsep Psikologi adalah gagasan-gagasan mengenai sesuatu yang menyangkut
tentang tingkah laku manusia dan lingkungan sekitarnya melalui pengalaman-
pengalaman yang di alami
Etimologi
Secara etimologis “Psikologi” berasal dari bahasa
Yunani: Psyche dan logos.Psyche artinya jiwa dan logos berarti ilmu. Sebagai salah satu
bidang dari psikologi dan sebagai ilmu psikologi perkembangan memiliki teiori-teori
yang ada sampai sekarang dan dapat digunakan sebagai kerangka acuan untuk
memahami perubahan tingkah laku manusia sesuai dengan perubahan waktu/zaman.
Terminologi
Secara terminologi ( menurut istilah pengetahuannya ) Psikologi adalah ilmu
yang mempelajari tentang segala hal yang berhubungan dengan jiwa manusia,
hakikatnya, asal usulnya, proses bekerjanya, dan akibat yang di timbulkannya. Psikologi
dapat juga diartikan pula dengan ilmu yang mempelajari prilaku manusia atau tingkah
laku manusia.

B. DINAMIKA PERILAKU MANUSIA DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI

Dinamika perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh


manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan
genetika. Menurut perspektif kognitif lebih menekankan bahwa tingkah laku adalah
proses mental, dimana individu (organisme) aktif dalam menangkap, menilai,
membandingkan dan menanggapi stimulus sebelum melakukan reaksi. Menurut
perspektif behaviorisme manusia adalah mesin (homo mechanicus) yang perilakunya
dikendalikan atau dikendalikan oleh lingkungan.

3
Pada dasarnya individu mempunyai keinginan untuk memenuhi kebutuhan dan
dalam memenuhi kebutuhannya individu memerlukan perilaku-perilaku yang dinamis.
Untuk mendapatkan perilaku yang dinamis, individu perlu menyesuaikan dan
menggunakan segala aspek yang ada dalam dirinya. Apabila semua aspek dalam diri
individu dapat berjalan dinamis, individu tidak hanya dapat memenuhi kebutuhannya
tetapi juga dapat mengembangkan diri ke arah pengembangan pribadi.

Pengembangan pribadi yang dimaksud adalah individu dapat menguasai


kemampuan-kemampuan social secara umum seperti keterampilan komunikasi yang
efektif, sikap tenggang rasa, memberi dan menerima toleran, mementingkan
musyawarah untuk mencapai mufakat seiring dengan sikap demokratis, memiliki rasa
tanggung jawab social seiiring dengan kemandirian yang kuat dan lain sebagainya.

Dalam pendidikan pun dinamika perilaku perlu diterapkan agar kegiatan


bimbingan dan konseling kelompok bisa berjalan dengan lancar, dinamis dan tujuan
yang diingkan tercapai. Misalnya dalam bimbingan dan konseling kelompok semua
anggota dan konselor bersikap pasif maka kegiatan tersebut tidak akan hidup dan tidak
berjalan dengan lancar. Begitu pula sebaliknya.

Psikologi memberikan sumbangan terhadap pendidikan, karena subjek dan objek


pendidikan adalah manusia (individu). Psikologi memberikan wawasan bagaimana
memahami perilaku individu, proses pendidikan serta bagaimana membantu individu
agar dapat berkembang optimal.

Dalam literatur psikologi pada umumnya para ahli ilmu ini berpendapat bahwa
penentu perilaku utama manusia dan corak kepribadian adalah keadaan jasmani,
kualitas kejiwaan, dan situasi lingkungan. Determinan tri dimensional ini (organo
biologi, psikoedukasi, dan sosiokultural) merupakan determinan yang banyak dianut
oleh ahli psikologi dan psikiatri. Dalam hal ini unsur ruhani sama sekali tidak masuk
hitungan karena dianggap termasuk penghayatan subjektif semata-mata.

4
Selain itu psikologi apapun alirannya menunjukkan bahwa filsafat yang
mendasarinya bercorak antroposentrisme yang menempatkan manusia sebagai pusat
segala pengalaman dan relasi-relasinya serta penentu utama segala peristiwa yang
menyangkut masalah manusia. Pandangan ini mengangkat derajat manusia teramat
tinggi ia seakan-akan memiliki kausa prima yang unik, pemilik akal budi yang sangat
hebat, serta memiliki kebebasan penuh untuk berbuat apa yang dianggap baik dan sesuai
baginya.

 Perspektif Biologis

Yaitu sebuah pendekatan psikologi yang menekankan pada berbagai peristiwa


yang berlangsung dalam tubuh mempengaruhi perilaku, perasaan dan pikiran seseorang.
Perspektif Biologis memunculkan psikologi evolusi yaitu suatu bidang psikologi yang
nenekankan pada mekanisme evolusi yang membantu menjelaskan kesamaan di antara
manusia dalam kognisi, perkembangan, emosi praktek-praktek sosial, dan area-area lain
dari perilaku. Kita bisa terima Charles Darwin (1859) untuk menunjukkan dalam
gagasan bahwa genetika dan evolusi memainkan peran dalam mempengaruhi perilaku
manusia melalui seleksi alam .

Teori dalam perspektif biologi yang mempelajari perilaku genomik


mempertimbangkan bagaimana gen mempengaruhi perilaku. Sekarang genom manusia
dipetakan, mungkin, suatu hari nanti kita akan memahami lebih tepatnya bagaimana
perilaku dipengaruhi oleh DNA. Faktor biologis seperti kromosom, hormon dan otak
semua memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku manusia, untuk jenis
kelamin misalnya, Pendekatan biologis berpendapat bahwa perilaku sebagian
diwariskan dan memiliki fungsi (atau evolusi) adaptif. Misalnya, dalam minggu-minggu
segera setelah kelahiran anak, tingkat testosteron pada ayah hampir lebih dari 30 persen.

Psikolog Biologi menjelaskan perilaku dalam hal neurologis, yaitu fisiologi dan
struktur otak dan bagaimana ini mempengaruhi perilaku. Banyak psikolog biologis telah
berkonsentrasi pada perilaku abnormal dan telah mencoba untuk menjelaskannya.

5
Misalnya psikolog biologi percaya bahwa skizofrenia dipengaruhi oleh tingkat
dopamine (neurotransmitter).

Temuan ini telah membantu psikiatri lepas landas dan ia membantu meringankan gejala
penyakit mental melalui obat-obatan. Namun Freud dan disiplin lain akan berpendapat
bahwa ini hanya memperlakukan gejala dan bukan penyebabnya. Di sinilah psikolog
kesehatan mengambil temuan bahwa psikolog biologis memproduksi dan melihat
faktor-faktor lingkungan yang terlibat untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik.

Pendiri psikoanalisis adalah Sigmund Freud (1856-1839), seorang neurolog


berasal dari Austria, keturunan Yahudi. Teori yang dikembangkan pengalaman
menangani pasien, freud menemukan ragam dimensi dan prinsip-prinsip mengenai
manusia yang kemudian menyusun teori psikologi yang sangat mendasar, majemuk, dan
luas implikasinya dilingkungan ilmu sosial, humaniora, filsafat, dan agama.

Dalam diri manusia ada 3 tingkatan kesadaran yaitu alam sadar, alam tidak
sadar, dan alam prasadar. Alam kesadaran manusia digambarkan freud sebagai sebuah
gunung es dimana puncaknya yang kecil muncul kepermukaan dianggap sebagai alam
sadar manusia sedangkan yang tidak muncul ke permukaan merupakan alam
ketidaksadaran yang luas dan sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Dan
diantara alam sadar dan alam ketidaksadaran terdapat alam prasadar. Dengan metode
asosisi bebas, hipnotis, analisis mimpi, salah ucap, dan tes proyeksi hal-hal yang
terdapat dalam alam prasadar dapat muncul ke alam sadar.

 Perspektif Behaviorisme
Yaitu pendekatan psikologi yang menelaah cara lingkungan dan pengalaman
mempengaruhi tindakan seseorang. Penganut behaviorisme (behaviorist) menaruh
perhatia n pada peranan penghargaan (reward) maupun hukuman (punishment) dalam
mempertahankan atau mengurangi kecenderungan munculnya perilaku tertentu.

6
Behaviorisme berbeda dengan kebanyakan pendekatan lain karena mereka
melihat orang (dan hewan) sebagai dikendalikan oleh lingkungan mereka dan secara
khusus bahwa kita adalah hasil dari apa yang telah kita pelajari dari lingkungan kita.
Behaviorisme berkaitan dengan bagaimana faktor lingkungan (disebut rangsangan)
mempengaruhi perilaku yang dapat diamati (disebut respon). Pendekatan behavioris
mengusulkan dua proses utama dimana orang belajar dari lingkungan mereka
Pengkondisian yaitu klasik dan operant conditioning Pengkondisian klasik melibatkan
pembelajaran oleh asosiasi, dan pengkondisian operan melibatkan belajar dari
konsekuensi perilaku.

Pendekatan ini awalnya diperkenalkan oleh John B. Watson (1941, 1919).


Pendekatan ini cukup banyak mendapat perhatian dalam psikologi di antara tahun 1920-
an s/d 1960-an. Ketika Watson memulai penelitiannya, dia menyarankan agar
pendekatannya ini tidak sekedar satu alternatif bagi pendekatan instinktif dalam
memahami perilaku sosial, tetapi juga merupakan alternatif lain yang memfokuskan
pada pikiran, kesadaran, atau pun imajinasi. Watson menolak informasi instinktif
semacam itu, yang menurutnya bersifat “mistik”, “mentalistik”, dan “subyektif”. Dalam
psikologi obyektif maka fokusnya harus pada sesuatu yang “dapat diamati”
(observable), yaitu pada “apa yang dikatakan (sayings) dan apa yang dilakukan
(doings)”. Dalam hal ini pandangan Watson berbeda dengan James dan Dewey, karena
keduanya percaya bahwa proses mental dan juga perilaku yang teramati berperan dalam
menyelaskan perilaku sosial.

Para “behaviorist” memasukan perilaku ke dalam satu unit yang dinamakan


“tanggapan” (responses), dan lingkungan ke dalam unit “rangsangan” (stimuli).
Menurut penganut paham perilaku, satu rangsangan dan tanggapan tertentu bisa
berasosiasi satu sama lainnya, dan menghasilkan satu bentuk hubungan fungsional.
Contohnya, sebuah rangsangan ” seorang teman datang “,lalu memunculkan tanggapan
misalnya, “tersen-yum”.Jadi seseorang tersenyum, karena ada teman yang datang

7
kepadanya.Para behavioris tadi percaya bahwa rangsangan dan tanggapan dapat
dihubungkan tanpa mengacu pada pertimbangan mental yang ada dalam diri seseorang.
Jadi tidak terlalu mengejutkan jika para behaviorisme tersebut dikategorikan sebagai
pihak yang menggunakan pendekatan “kotak hitam (black-box)” . Rangsangan masuk
ke sebuah kotak (box) dan menghasilkan tanggapan. Mekanisme di dalam kotak hitam
tadi – srtuktur internal atau proses mental yang mengolah rangsangan dan tanggapan –
karena tidak dapat dilihat secara langsung (not directly observable), bukanlah bidang
kajian para behavioris tradisional.

Kemudian, B.F. Skinner (1953,1957,1974) membantu mengubah fokus


behaviorisme melalui percobaan yang dinamakan “operant behavior” dan
“reinforcement”. Yang dimaksud dengan “operant condition” adalah setiap perilaku
yang beroperasi dalam suatu lingkungan dengan cara tertentu, lalu memunculkan akibat
atau perubahan dalam lingkungan tersebut. Misalnya, jika kita tersenyum kepada orang
lain yang kita hadapi, lalu secara umum, akan menghasilkan senyuman yang datangnya
dari orang lain tersebut. Dalam kasus ini, tersenyum kepada orang lain tersebut
merupakan “operant behavior”. Yang dimaksud dengan “reinforcement” adalah proses
di mana akibat atau perubahan yang terjadi dalam lingkungan memperkuat perilaku
tertentu di masa datang . Misalnya, jika kapan saja kita selalu tersenyum kepada orang
asing (yang belum kita kenal sebelumnya), dan mereka tersenyum kembali kepada kita,
maka muncul kemungkinan bahwa jika di kemudian hari kita bertemu orang asing maka
kita akan tersenyum. Perlu diketahui, reinforcement atau penguat, bisa bersifat positif
dan negatif. Contoh di atas merupakan penguat positif. Contoh penguat negatif,
misalnya beberapa kali pada saat kita bertemu dengan orang asing lalu kita tersenyum
dan orang asing tersebut diam saja atau bahkan menunjukan rasa tidak suka, maka
dikemudian hari jika kita bertemu orang asing kembali, kita cenderung tidak tersenyum
(diam saja).

8
 Perspektif Kognitif

Proses perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik, yaitu proses


yang didasarkan proses genetik, yaitu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis
perkembangan sistem atas mekanisme biologis perkembangan sistem syaraf. Tujuan
aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan
intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan
memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungakan dan
menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk
memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian aspek kognitif adalah subtaksonomi
yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat
pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi

 Perspektif Humanistik

Menurut pandangan humanistik, manusia adalah makhluk yang aktif dalam


merumuskan strategi transaksional dengan lingkungannya. Perilaku manusia berpusat
pada konsep dirinya berupa persepsi manusia tentang identitas dirinya yang bersifat
fleksibel dan berubah-ubah. Selain itu perilaku manusia juga didasarkan pada
kebutuhannya dalam fungsi untuk mempertahankan, meningkatkan serta
mengaktualisasikan dirinya.

C. PERKEMBANGAN SEBAGAI CABANG PSIKOLOGI

Secara umum, perkembangan di artikan sebagai suatu proses yang dialami oleh
setiap individu yang bersifat kualitatif dan berhubungan dengan kematangan seseorang
bila ditinjau dari perubahan progresif dan sistematis dalam dirinya.
Sedikitnya ada empat istilah yang berdekatan bahkan saling terkait pengertiannya
dengan istilah perkembangan (development).

9
a. Pertumbuhan (Growth) yakni perubahan yang bersifat kuantitatif baik perubahan secara
alamiah maupun hasil belajar. Perubahan ini dapat dihitung dengan ukuran-ukuran
tertentu.
b. Kematangan (Maturation) yaitu perubahan kualitatif fungsi psiko-fisik organisme dari
tidak siap menjadi siap melakukan fungsinya. Perubahannya alamiah dan hasil belajar.
c. Belajar (Learning) yakni perubahan perilaku sebagai akibat pengalaman, disengaja,
bertujuan/terarah, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
d. Latihan (Exercise) yaitu perubahan perilaku yang lebih bersifat mekanistis dan lebih
banyak menyentuh aspek psikomotor organisme sebagai akibat pengalaman, disengaja,
bertujuan/terarah, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

Growth, maturation, learning, dan exercise sama-sama menghasilkan perubahan


perilaku yang menyebabkan organisme mengalami perkembangan (development).
Perkembangan, terutama dalam konsep pertumbuhan (growth), terjadi sejak masa
konsepsi, yakni saat betemunya antara sperma dengan sel telur sampai akhir hayat. Oleh
sebab itu perkembangan (development) dapat didefinisikan sebagai perubahan
sepanjang hayat (changes over time) baik melalui proses pertumbuhan, kematangan,
belajar, maupun melalui latihan. Jika konteks yang dimaksud dalam bahan diklat ini
remaja, maka yang dimaksud perkembangan remaja adalah perubahan-perubahan psiko-
fisik yang terjadi pada masa remaja sebagai akibat dari proses pertumbuhan,
kematangan, belajar, maupun melalui latihan.

D. PENGERTIAN PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

Psikologi perkembangan adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku individu


dalam perkembangannya dan latarbelakang yang mempengaruhinya.Dalam ruang
lingkup psikologi, ilmu ini termasuk psikologi khusus,karena psikologi perkembangan
mempelajari kekhususan dari pada tingkah laku individu.

10
Terdapat beberapa ahli yang mengemukakan pengertian psikologi perkembangan,yaitu:

Linda L Daidoff (1991)


Psikologi perkembangan adalah cabang psikogi yang mempelajari perubahan
dan perkembangan struktur jasmani, perilaku dan fungsi mental manusia yang dimulai
sejak terbentuknya makhluk itu melalui pembuaahn hingga menjelang mati.

M. Lenner (1976)

Psikologi perkembangan sebagai pengetahuan yang mempelajari persamaan dan


perbedaan fungsi-fungsi psikologis sepanjang hidup mempelajari bagaimana proses
berpikir pada anak-anak, memiliki persamaan dan perbedaan dan bagaimana
kepribadian seseorang berubah dan berkembangnya dari anak-anak, remaja sampai
dewasa.

Dari beberapa definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa Perkembangan


psikologi adalah suatu ilmu yang mempelajari secara sistematis perkembangan perilaku
manusia secara ontogeny yaitu mempelajari struktur jasmani, perilaku maupun fungsi

mental manusia sepanjang rentang hidupnya dar masa konsepsi hingga menjelang mati.

Ilmu ini termasuk psikologi khusus yakni psikologi yang mempelajari kekhususan dari
pada tingkah laku individu.

Menurut beberapa para ahli, ada beberapa fase atau periodisasi psikologi
perkembangan individu, yaitu:
1. Periodisasi yang berdasar biologis.
Periodisasi atau pembagian masa-masa perkembangan ini didasarkan kepada
keadaan atau proses biologis tertentu. Pembagian Aristoteles didasarkan atas gejala
pertumbuhan jasmani yaitu antara fase satu dan fase kedua dibatasi oleh pergantian gigi,
antara fase kedua dengan fase ketiga ditandai dengan mulai bekerjanya kelenjar
kelengkapan kelamin. Fase-fase tersebut yaitu :

11
a) Fase anak kecil : 0 – t th,
b) Fase anak sekolah: 7 – 14 th yaitu masa mulai bekerjanya kelenjar kelengkapan
kelamin, dan;
c) Fase remaja : 14 – 21 th.

2. Periodisasi yang berdasar psikologis.


Tokoh utama yang mendasarkan periodisasi ini kepada
keadaan psikologis adalah Oswald Kroch.Beliau menjadikan masa-masa kegoncangan
sebagai dasar pembagian masa-masa psikologi perkembangan, karena beliau yakin
bahwa masa kegoncangan inilah yang merupakan keadaan psikologis yang khas dan
dialami oleh setiap anak dalam masa perkembangannya.Fase-fase tersebut yaitu:
a) Dari lahir sampai masa “trotz”( kegoncangan) pertama: kanak-kanak awal.
b) Trotz pertama sampai trotz kedua : masa keserasia bersekolah.
c) Trotz kedua sampai akhir remaja: masa kematangan

3. Periodisasi yang berdasar didaktis.


Pembagian masa-masa perkembangan sekarang ini seperti yang dikemukakan
oleh Harvey A. Tilker, PhD dalam “Developmental Psycology to day”(1975) dan
Elizabeth B. Hurlock dalam “Developmental Psycology”(1980) tampak sudah lengkap
mencakup sepanjang hidup manusia sesuai dengan hakikat perkembangan manusia yang
berlangsung sejak konsepsi sampai mati dengan pembagian periodisasinya.
Berikut periodisasi berdasarkan didaktis menurut Elizabeth B. Hurlock :
a. Masa sebelum lahir (pranatal): 9 bulan
b. Masa bayi baru lahir (new born): 0-2 minggu
c. Masa bayi (babyhood): 2 minggu- 2 th
d. Masa kanak-kanak awal (early childhood):2-6 th
e. Masa kanak-kanak akhir (later chilhood): 6-12 th
f. Masa puber (puberty) 11/12 – 15/16 th
g. Masa remaja ( adolesence) : 15/16 – 21 th
h. Masa dewasa awal (early adulthood) : 21-40 th

12
i. Masa dewasa madya(middle adulthood): 40-60 th
j. Masa usia lanjut (later adulthood) : 60-lansia

E. MANFAAT PSIKOLOGI PERKEMBANGAN BAGI PENYELENGGARAAN


PENDIDIKAN
Dengan mempelajari psikologi, orang akan mengetahui fakta-fakta dan prinsip-
prinsip mengenai tingkah laku manusia. Untuk memahami diri kita sendiri dengan
mempelajari psikologi sedikit banyak orang akan mengetahui kehidupan jiwanya
sendiri, baik segi pengenalan, perasaan, kehendak, maupun tingkah laku lainnya.
Ada beberapa manfaat mempelajari Psikologi Perkembangan, diantaranya yaitu:
1) Untuk mengetahui tingkah laku individu itu sesuai atau tidak dengan tingkat usia/
perkembangannya.
2) Untuk mengetahui tingkat pemampuan individu pada setiap fase perkembangannya.
3) Untuk mengetahui kapan individu bisa diberi stimulus pada tingkat perkembangan
tertentu.
4) Agar dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi perubahan-perubahan yang akan
dihadapi anak.
5) Khusus bagi guru, agar dapat memilih dan memberikan materi dan metode yang
sesuai dengan kebutuhan anak.
Dengan mengetahui jiwanya dan memahami dirinya itu maka orang dapat
menilai dirinya sendiri. Pengenalan dan pemahaman terhadap kehidupan jiwa sendiri
merupakan bahan yang sangat penting untuk dapat memahami kehidupan jiwa orang
lain.

Kontribusi Psikologi terhadap Pendidikan

Kontribusi Psikologi Pendidikan terhadap Pengembangan Kurikulum.


Kajian psikologi pendidikan dalam kaitannya dengan pengembangan kurikulum
pendidikan terutama berkenaan dengan pemahaman aspek-aspek perilaku dalam
konteks belajar mengajar. Terlepas dari berbagai aliran psikologi yang mewarnai
pendidikan, pada intinya kajian psikologis ini memberikan perhatian terhadap

13
bagaimana in put, proses dan out pendidikan dapat berjalan dengan tidak mengabaikan
aspek perilaku dan kepribadian peserta didik.
Secara psikologis, manusia merupakan individu yang unik. Dengan demikian,
kajian psikologis dalam pengembangan kurikulum seyogyanya memperhatikan
keunikan yang dimiliki oleh setiap individu, baik ditinjau dari segi tingkat kecerdasan,
kemampuan, sikap, motivasi, perasaaan serta karakterisktik-karakteristik individu
lainnya. Kurikulum pendidikan seyogyanya mampu menyediakan kesempatan kepada
setiap individu untuk dapat berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya, baik
dalam hal subject matter maupun metode penyampaiannya.
Secara khusus, dalam konteks pendidikan di Indonesia saat ini, kurikulum yang
dikembangkan saat ini adalah kurikulum berbasis kompetensi, yang pada intinya
menekankan pada upaya pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai
dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Kebiasaan berfikir dan
bertindak secara konsisten dan terus menerus memungkinkan seseorang menjadi
kompeten, dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar untuk
melakukan sesuatu.
Dengan demikian dalam pengembangan kurikulum berbasis kompetensi, kajian
psikologis terutama berkenaan dengan aspek-aspek: (1) kemampuan siswa melakukan
sesuatu dalam berbagai konteks; (2) pengalaman belajar siswa; (3) hasil belajar
(learning outcomes), dan (4) standarisasi kemampuan siswa

Kontribusi Psikologi Pendidikan terhadap Sistem Pembelajaran


Kajian psikologi pendidikan telah melahirkan berbagai teori yang mendasari sistem
pembelajaran. Kita mengenal adanya sejumlah teori dalam pembelajaran, seperti : teori
classical conditioning, connectionism, operant conditioning, gestalt, teori daya, teori
kognitif dan teori-teori pembelajaran lainnya. Terlepas dari kontroversi yang menyertai
kelemahan dari masing masing teori tersebut, pada kenyataannya teori-teori tersebut
telah memberikan sumbangan yang signifikan dalam proses pembelajaran.
Disamping itu, kajian psikologi pendidikan telah melahirkan pula sejumlah prinsip-

14
prinsip yang melandasi kegiatan pembelajaran Nasution (Daeng Sudirwo,2002)
mengetengahkan tiga belas prinsip dalam belajar, yakni :
1. Agar seorang benar-benar belajar, ia harus mempunyai suatu tujuan
2. Tujuan itu harus timbul dari atau berhubungan dengan kebutuhan hidupnya dan
bukan karena dipaksakan oleh orang lain.
3. Orang itu harus bersedia mengalami bermacam-macam kesulitan dan berusaha
dengan tekun untuk mencapai tujuan yang berharga baginya.
4. Belajar itu harus terbukti dari perubahan kelakuannya.
5. Selain tujuan pokok yang hendak dicapai, diperolehnya pula hasil sambilan.
6. Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan.
7. Seseorang belajar sebagai keseluruhan, tidak hanya aspek intelektual namun
termasuk pula aspek emosional, sosial, etis dan sebagainya.
8. Seseorang memerlukan bantuan dan bimbingan dari orang lain.
9. Untuk belajar diperlukan insight. Apa yang dipelajari harus benar-benar
dipahami. Belajar bukan sekedar menghafal fakta lepas secara verbalistis.
10. Disamping mengejar tujuan belajar yang sebenarnya, seseorang sering mengejar
tujuan-tujuan lain.
11. Belajar lebih berhasil, apabila usaha itu memberi sukses yang menyenangkan.
12. Ulangan dan latihan perlu akan tetapi harus didahului oleh pemahaman.
13. Belajar hanya mungkin kalau ada kemauan dan hasrat untuk belajar.

15
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan


potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi
kegiatan belajar mereka.
Dalam hal ini tentu saja diperlukan adanya pendidik yang profesional terutama
guru disekolah-sekolah dasar dan menengah serta dosen diperguruan tinggi.
Dengan bekal pengetahuan psikologi juga dapat dipakai sebagai bahan untuk
menilai tingkah laku normal, sehingga kita dapat mengetahui apakah tingkah laku
seseorang itu sesuai tidak dengan tingkat kewajarannya, termasuk tingkat
kenormalan tingkah laku kita sendiri.

SARAN

Pendidikan adalah proses dimana pembelajaran dan perubahan tingkah laku


dibentuk. Pendidik yang baik haruslah memahami betul siapa yang dididiknya baik
tingkat kecerdasannya maupun emosionalnya. Untuk memahami hal tersebut pendidik
haruslah menggunakan suatu ilmu yang memahami peserta didik dilihat dari sudut
pandang kepribadiaannya. Dengan ilmu psikologi ini diharapkan lagi pendidik dapat
memberikan penilaian terhadap peserta didiknya secara real. Bukan sekedar pemberian
angka di laporan akhir belajar saja atau sekedar rutinitas kerja. Dengan mendalami
psikologi ini penilaian terhadap peserta didik ini dapat lebih objektif lagi. Menggunakan
psikologi sebagai landasan ilmu pendidikan dengan optimal akan menjadikan
pembelajaran lebih efektif lagi sesuai tujuan pendidikan yang diharapkan.

16
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan, setelah penulis mengkaji tentang
konsep perkembangan dalam kontelasi psikologi dan pendidikan adalah sebagai berikut.
Pengetahuan Psikiologi Perkembangan, sangat berguna bagi guru, yaitu dengan
bekal psikologi perkembangan :
a. Mereka dapat memilih dan memberikan materi pendidikan dan pengajaran
yang sesuai dengan kebutuhan anak didik pada tiap tingkat perkembangan
tertentu.
b. Mereka dapat memilih metode pengajaran dan menggunakan bahasa yang sesuai
dengan tingkat perkembangan pemahaman murid-murid mereka

17
DAFTAR PUSTAKA

(https://andibrilin.wordpress.com/psikologi-pendidikan/)
(http://www.fazan.web.id/2012/05/dinamika-perilaku-manusia-
dalam.html#sthash.gNVM2H68.dpuf) (http://dmafu03.blogspot.com/2012/06/psikologi-
dan-psikologi-pendidikan.html) (http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi_perkembangan)
(http://belajarpsikologi.com/pengertian-psikologi-perkembangan/)
(http://psikologi.or.id/psikologi-umum-pengantar/pengertian-dan-definisi-
psikologi.htm)
http://kuntilanakpakebehel.blogspot.co.id/2015/02/konsep-perkembangan-dalam-
kontelasi.html
http://fazan.web.id/dinamika-perilaku-manusia-dalam-perspektif-
psikologibiologisbehaviorisme.html
http://surhamarame.blogspot.co.id/2012/01/konsep-perkembangan-dalam-kontelasi.html

18

Anda mungkin juga menyukai