Anda di halaman 1dari 14

KATA KERJA OPERASIONAL

MATA KULIAH :
STRATEGI PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

OLEH KELOMPOK : 3
LULU SHOPIE RAQIB 21862060054
WAHYU AMINUDDIN 21862060055

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS ACHMAD YANI BANJARMASIN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah “ Kata Kerja Operasional”
dengan baik dan tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah “ Strategi
Pembelajaran di Sekolah Dasar “ dan juga menambah pengetahuan mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan tujuan penulis.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Muhammad Noor, M.Pd selaku dosen
pengampu mata kuliah “Strategi Pembelajaran di Sekolah Dasar “ yang telah memberikan tugas
ini sehingga penulis dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.

Kami menyadari bahwa pada makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan, demikian kami
ucapkan terimakasih.

Banjarbaru, 19 Februari 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………... i


DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHUDULAN

A. Latar Belakang ……………………………………………………………….. 1


B. Rumusan Masalah ………………………………………………………….... 2
C. Tujuan Masalah ……………………………………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kata Kerja Operasional …………………………………………. 3


B. Taksonomi Bloom dan Ranah Kata Kerja Operasional …………………….. 3
C. Perancangan Indikator Pembelajaran di Sekolah Dasar ……………………. 7
D. Perancangan Tujuan Pembelajaran di Sekolah Dasar …………………….... 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………………………… 10
B. Saran ……………………………………………………………………….. 10

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………. 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

KKO atau Kata kerja operasional adalah kata kerja konkret yang merepresentasikan
bahwa suatu indikator atau indikasi telah dilaksanakan, sehingga dapat diukur atau dinilai
seberapa kuat indikator tersebut muncul dalam diri peserta didik. Penggunaan Kata Kerja
Operasional KKO yang tepat dalam indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran
akan menjamin akurasi dan linieritas pembelajaran. menurut teori taksonomi Bloom olahan
Anderson, pengetahuan diperoleh melalui tingkatantingkatan (1), mengingat, (2) memahami, (3)
menerapkan, (4) menganalisis, (5) mengevaluasi, (6) mengkreasi.

Pembelajaran yang akan direncanakan memerlukan berbagai teori untuk merancangnya,


agar rencana pembelajaran yang disusun benar-benar dapat memenuhi harapan dan tujuan
pembelajaran, perlunya perencanaan pembelajaran dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan
pembelajaran. Dalam perbaikan pembelajaran diasumsikan bahwa: Perbaikan kualitas
pembelajaran; ini haruslah diawali dengan perbaikan desain pembelajaran. Perencanaan
pembelajaran dapat dijadikan titik awal dari upaya perbaikan kualitas pembelajaran. Hal ini
dimungkinkan karena dalam desain pembelajaran, tahapan yang akan dilakukan oleh guru
dalam mengajar telah terancang dengan baik, mulai dari mengadakan analisis dari tujuan
pembelajaran sampai dengan pelaksanaan evaluasi sumatif yang tujuannya untuk mengukur
ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Pembelajaran dirancang dengan
pendekatan sistem; desain pembelajaran yang dilakukan haruslah didasarkan pada pendekatan
sistem. Hal ini disadari bahwa dengan pendekatan sistem akan memberikan peluang yang lebih
besar dalam mengintegrasikan semua variabel yang mempengaruhi belajar.

1
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Kata Kerja Operasional
2. Perancangan Indikator Pembelajaran Di Sekolah Dasar
3. Perancangan Tujuan Pembelajaran Di Sekolah Dasar

C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Pengertian Kata Kerja Operasional
2. Untuk Mengetahui Indikator Pembelajarn Di Sekolah Dasar
3. Untuk Mengetahui Tujuan Pembelajaran Di Sekolah Dasar

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kata Kerja Operasional

KKO atau Kata kerja operasional adalah kata kerja konkret yang merepresentasikan
bahwa suatu indikator atau indikasi telah dilaksanakan, sehingga dapat diukur atau dinilai
seberapa kuat indikator tersebut muncul dalam diri peserta didik. Misalnya, jika indikator yang
ingin diketahui adalah kemampuan “Menganalisis” maka beberapa kata kerja operasional yang
dapat mewakili indikator tersebut adalah peserta didik dapat “menguraikan”, “mengenali”,
“membandingkan”, “mendeteksi”, “memeriksa”, “mengkritisi”, atau “menguji” suatu materi
tertentu. ndikator “Menganalisis” dapat disampaikan sebagai berikut: “Siswa
mampu mengidentifikasi pola penulisan eksplanasi”.

B. Taksonomi Bloom dan Ranah Kata Kerja Operasional

Akhirnya pada tahun 1956, Bloom, Englehart, Furst, Hill dan Krathwohl berhasil
mengenalkan kerangka konsep kemampuan berpikir yang dinamakan Taksonomi Bloom.
Taksonomi Bloom adalah struktur hierarki yang mengidentifikasikan kemampuan kognitif mulai
dari tingkat yang paling rendah hingga yang paling tinggi. Dalam Taksonomi Bloom, tujuan
pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu, ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor.
Pada ranah kognitif, memuat tujuan pembelajaran dengan proses mental yang berawal dari tingkat
pengetahuan ke tingkat yang lebih tinggi yakni evaluasi. Singkatnya, taksonomi Bloom membagi
kemampuan tingkat berpikir atau kognitif (cognitive) menjadi 6 tingkat, menjadi:

3
1. C1 – Pengetahuan
2. C2 – Pemahaman
3. C3 – Penerapan
4. C4 – Analisis
5. C5 – Sintesis
6. C6 – Evaluasi

Menurut Tim Pusat Penilaian Pendidikan (2019, hlm.3) dalam Taksonomi Bloom yang direvisi
oleh Krathwohl dan Anderson, dirumuskan 6 level proses berpikir, yaitu:

o Mengingat (Remembering),
yakni mengingat kembali suatu fakta atau gagasan;
o Memahami (Understanding),
yaitu mampu menerjemahkan suatu konsep, kaidah, atau prinsip;
o Menerapkan (Applying),
mampu memecahkan suatu masalah menggunakan metode, konsep, atau prosedur;
o Menganalisis (Analyzing),
dapat mengenali, menguraikan, serta mengkritisi suatu struktur, bagian atau hubungan;
o Mengevaluasi (Evaluating),
mampu menilai hasil karya, mutu suatu tulisan berdasarkan norma internal, dan
o Mengkreasi (Creating),
yaitu dapat menghasilkan karangan, teori, klasifikasi, proposal, tulisan ilmiah, karya.

Kata kerja operasional dibagi menjadi beberapa ranah meliputi: kognitif (kemampuan
berpikir/menalar), afektif (perasaan/karakter/sikap), dan psikomotor (kemampuan fisik/campuran).
Menurut Tim Kemkes (2018) Berikut adalah tabel-tabel kata kerja operasional (KKO) yang dapat
digunakan untuk mengimplementasikan Taksonomi Bloom yang telah direvisi menjadi indikator
yang konkret.

4
 Kata Kerja Ranah Kognitif

Mengingat Memahami Menerapkan Menganalisis Mengevaluasi Menciptakan

(C2) (C3) (C4) (C5) (C6)


(C1)

Menjelaskan Mendiferensiasikan
Mengartikan Mengorganisasikan
Membangun
Menginterpretasikan Mengatribusikan
Mengecek Merencanakan
Menceritakan Melaksanakan Mendiagnosis
Mengkritik Memproduksi
Menampilkan Mengimplementasikan Memerinci
Membuktikan Mengkombinasikan
Menemukenali Memberi contoh Menggunakan Menelaah
Mempertahankan Merangcang
Mengingat kembali Merangkum Mengonsepkan Mendeteksi
Memvalidasi Merekonstruksi
Membaca Menyimpulkan Menentukan Mengaitkan
Mendukung Membuat
Menyebutkan Membandingkan Memproseskan Memecahkan
Memproyeksikan Menciptakan
Melafalkan/melafazkan Mengklasifikasikan Mendemonstrasikan Menguraikan
Memperbandingkan Mengabstraksi
Menuliskan Menghafal Menunjukkan Menghitung Memisahkan
Menyimpulkan Mengkategorikan
Menyusun daftar Menguraikan Menghubungkan Menyeleksi
Mengkritik Menilai Mengkombinasikan
Menggarisbawahi Membedakan Melakukan Memilih
Mengevaluasi Mengarang
Menjodohkan Menyadur Membuktikan Membandingkan
Memberi saran Merancang
Memilih Meramalkan Menghasilkan Mempertentangkan
Memberi Menciptakan
Memberi definisi Memperkirakan Memperagakan Menguraikan
argumentasi Mendesain
Menyatakan Menerangkan Melengkapi Membagi
Menafsirkan Menyusun kembali
Menggantikan Menyesuaikan Membuat diagram
Merekomendasi Merangkaikan
Menarik kesimpulan Menemukan Mendistribusikan
Memutuskan Menyimpulkan
Meringkas Menganalisis
Membuat pola
Mengembangkan Memilah-milah
Membuktikan Menerima pendapat

5
 Kata Kerja Ranah Afektif

Karakterisasi
Merespons Menghargai Mengorganisasikan
Menerima Menurut Nilai

(A2) (A3) (A4)


(A5)
(A1)

Merumuskan
Berpegang pada
Melaksanakan Menunjukkan
Mengintegrasikan
Membantu Melaksanakan
Menghubungkan
Menawarkan diri Menyatakan pendapat
Mengaitkan Menyusun
Menyambut Mengambil prakarsa Bertindak Menyatakan
Mengubah Melengkapi
Menanyakan Memilih Menolong Mendatangi Mengikuti Memilih Memperhatikan
Menyempurnakan
Mengikuti Menjawab Melaporkan Ikut serta Melayani
Menyesuaikan
Melanjutkan Memberi Menyumbangkan Menggabungkan diri Membuktikan
Menyamakan
Menyatakan Menyesuaikan diri Mengundang Menunjukkan Bertahan
Mengatur
Menempatkan Berlatih Menampilkan Mengusulkan Mempertimbangkan
Memperbandingkan
Membawakan Membedakan Mempersoalkan
Mempertahankan
Mendiskusikan Membimbing
Memodifikasi
Menyatakan setuju Membenarkan
Mengorganisasi
Mempraktekkan Menolak Mengajak
Mengkoordinir
Merangkai

 Kata Kerja Ranah Psikomotorik

Manipulasi Presisi Artikulasi Naturalisasi


Meniru

(P2) (P3) (P4) (P5)


(P1)

Menyalin Mengikuti Membuat kembali Menunjukkan Membangun Mendesain


Mereplikasi Membangun Melengkapi Mengatasi Menentukan
Mengulangi Mematuhi Melakukan Menunjukkan, Menggabungkan Mengelola

6
Manipulasi Presisi Artikulasi Naturalisasi
Meniru

(P2) (P3) (P4) (P5)


(P1)

Membedakan Melaksanakan Menyempurnakan Koordinat, Menciptakan


Mempersiapkan Menerapkan Mengkalibrasi Mengintegrasikan Membangun Membuat
Menirukan Mengawali Bereaksi Mengendalikan Beradaptasi Mencipta
Menunjukkan Mempersiapkan Mempraktekkan Mengembangkan menghasilkan karya
Memprakarsai Memainkan Merumuskan Mengoperasikan
Menanggapi Mengerjakan Memodifikasi Melakukan
Mempertunjukkan Membuat Mencoba’ Memasang Melaksananakan
Menggunakan Memposisikan Membongkar Mengerjakan
Menerapkan Merangkaikan Menggunakan
Menggabungkan Memainkan Mengatasi
Mempolakan Menyelesaikan

C. Perancangan Indikator Pembelajaran Di Sekolah Dasar

Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar secara spesifik yang dapat
dijadikan ukuran untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran. Indikator dirumuskan dengan
kata kerja operasional yang bisa diukur dan dibuat instrumen penilaiannya. Dalam merumuskan
indikator perlu diperhatikan karakteristik SK-KD melalui telaah kata kerja operasional yang
digunakan. Untuk kompetensi yang menuntut penguasaan konsep dan prinsip menggunakan kata
kerja operasional yang sesuai dan berbeda untuk kompetensi yang menuntut kemapuan opersional
atau prosedural. Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan
pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau
dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.

Indikator merupakan Kompetensi Dasar yang lebih spesifik. Apabila serangkaian indikator
dalam satu Kompetensi Dasar sudah dapat dicapai oleh siswa, berarti target Kompetensi Dasar
tersebut sudah terpenuhi. Untuk merumuskan indikator perlu diperhatikan:

7
 Mengacu pada kompetensi dasar dan materi pembelajaran
 Kata kerja operasional sama atau lebih rinci dari kata kerja operasional pada kompetensi dasar
 Tiap kompetensi dasar bisa dibuat tiga atau lebih indikator
 Cakupan lebih sempit dibanding kompetensi dasar
 Cakupan materi lebih sedikit dibanding dengan standar kompetensi.
 Tiap indikator dapat dibuat tiga atau lebih butir soal Perbendaharaan kata kerja operasional yang
beragam akan sangat membantu guru dalam merumuskan indikator berdasarkan kompetensi
dasarnya

Contoh; pada kompetensi dasar mengidentifikasi sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit
berdasarkan data hasil percobaan Untuk kompetensi yang menuntut kemapuan opersional atau
prosedural ,
Indikatornya: melaksanakan percobaan untuk mengidentifikasi sifat-sifat larutan non elektrolit dan
elektrolit Untuk kompetensi yang menuntut penguasaan konsep,
Indikatornya: Mengelompokkan larutan ke dalam larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan
sifat hantaran listriknya Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus
listrik Mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen
polar.

D. Perancangan Tujuan Pembelajaran Di Sekolah Dasar


Seperti yang dikemukakan oleh Sagala (2003) bahwa: “Tujuan perencanaan bukan hanya
penguasaan prinsip-prinsip fundamental, tetapi juga mengembangkan sikap yang positif terhadap
program pembelajaran, meneliti dan menemukan pemecahan masalah pembelajaran. Secara ideal
tujuan perencanaan pembelajaran adalah menguasai sepenuhnya bahan dan materi ajar, metode
dan penggunaan alat dan perlengkapan pembelajaran, menyampaikan kurikulum atas dasar
bahasan dan mengelola alokasi waktu yang tersedia dan membelajarkan siswa sesuai yang
diprogramkan”.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa tujuan perencanaan itu
memungkinkan guru memilih metoda mana yang sesuai sehingga proses pembelajaran itu
mengarah dan dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Bagi guru, setiap pemilihan metoda

8
berarti menentukan jenis proses belajar mengajar mana yang dianggap efektif untuk mencapai
tujuan yang telah dirumuskan.
Hal ini juga sekaligus mengarahkan bagaimana guru mengorganisasikan kegiatan-kegiatan
siswa dalam proses pembelajaran yang telah dipilihnya. Dengan demikian betapa pentingnya
tujuan itu diperhatikan dan dirumuskan dalam setiap pembelajaran, agar pembelajaran itu benar-
benar dapat mencapai tujuan sebagaiman yang tertuang dalam kurikulum.
Disamping pendapat tentang tujuan perencanaan di atas, terdapat juga beberapa fungsi
perencanaan seperti yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik (2001) bahwa pada garis besarnya
perencanaan pembelajaran berfungsi sebagai berikut:
1) Memberi guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan sekolah dan
hubungannya dengan pembelajaran yang dilakssiswaan untuk mencapai tujuan itu.
2) Membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pembelajarannya terhadap
pencapaian tujuan pendidikan.
3) Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pembelajaran yang diberikan dan prosedur yang
dipergunakan.
4) Membantu guru dalam rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan siswa, minat-- minat siswa,
dan mendorong motivasi belajar.
5) Mengurangi kegiatan yang bersifat trial dan error dalam mengajar dengan adanya organisasi
yang baik dan metoda yang tepat.
6) Membantu guru memelihara kegairahan mengajar dan senantiasa memberikan bahan-bahan
yang up to date kepada siswa.
Berdasarkan seluruh uraian di atas, maka secara hakiki tujuan yang paling mendasar dari
sebuah perencanaan pembelajaran adalah sebagai pedoman atau petunjuk bagi guru, serta
mengarahkan dan membimbing kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran, sedangkan
fungsi dari perencanaan adalah:
1) Mengorganisasikan dan mengakomodasikan kebutuhan siswa secara spesifik.
2) Membantu guru dalam memetakan tujuan yang hendak dicapai
3) Membantu guru, dalam mengurangi kegiatan yang bersifat trial dan error dalam mengajar

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perencanaan pembelajaran dapat diartikan pedoman mengajar bagi guru dan pedoman
belajar bagi siswa. Melalui perencanaan pembelajaran dapat diidentifikasi apakah pembelajaran
yang dikembangkan/dilaksanakan sudah menerapkan konsep belajar siswa aktif atau
mengembangkan pendekatan keterampilan proses. Perencanaan pembelajaran dapat diartikan
pedoman mengajar bagi guru dan pedoman belajar bagi siswa. Melalui perencanaan
pembelajaran dapat diidentifikasi apakah pembelajaran yang dikembangkan/dilaksanakan sudah
menerapkan konsep belajar siswa aktif atau mengembangkan pendekatan keterampilan proses.
Kata kerja operasional dibagi menjadi beberapa ranah meliputi: kognitif (kemampuan
berpikir/menalar), afektif (perasaan/karakter/sikap),dan psikomotor (kemampuan
fisik/campuran). Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam jenjang ini adalah :
memperkirakan, menjelaskan, mengkategorikan, mencirikan, merinci, mengasosiasikan,
membandingkan, menghitung, mengkontraskan, mengubah, mempertahankan, menguraikan,
menjalin, membedakan, mendiskusikan, menggali, mencontohkan, menerangkan,
mengemukakan, mempolakan, memperluas, menyimpulkan, meramalkan, merangkum, dan
menjabarkan.

B. Saran
Bagi seorang guru atau calon guru sangatlah penting mengerti dan memahami tentang Kata
Kerja Operasional. Dimana sebelum memberikan sebuah materi atau pembelajaran di harapkan
seorang guru mampu dan mengerti tentang cara perencanaan pembelajaran di Sekolah Dasar
yang sesuai dan mendukung terhadap tercapainya tujuan pembelajaran yang baik.

Dengan adanya makalah ini, penulis berharap semoga bermanfaat bagi mahasiswa
khususnya dan pada umumnya untuk masyarakat. Semoga makalah ini dapat memberikan
penambahan ilmu dan pengetahuan bagi kita semua yang memanfaatkan makalah ini. Kami
selaku penyusun juga mengharapkan sebuah kritik dan saran yang membangun untuk makalah
ini demi kesempurnaan tugas kami yang akan datang.

8
DAFTAR PUSTAKA

Gamal Tahbroni. 2022. Taksonomi bloom (revisi) dan Kata kerja operasional
Muhammad Affandi. S.Pd, M.Pd. dkk. Buku Perencanaan pembelajaran di Sekolah Dasar.
Penerbit Alfabeta. ISBN 978-602-9328-21-9
Dra. Gebi Dwiyanti, MSi dan Nahadi, MSi. RPP, Pengembangan Indikator, Dan Tujuan
Pembelajaran. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2011
Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara. ______, 2008.
Sagala. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
PDF]Taksonomi Bloom (Ranah Kognitif, Afektif, Dan Psikomotor) Serta
Identifikasi Permasalahan Pendidikan Di Indonesia
BS Bloom - 2019

Anda mungkin juga menyukai