Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TEKNIK PENILAIAN KOMPETENSI PENGETAHUAN DAN

MENYUSUN INSTRUMEN TES PENGETAHUAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran PAI

Dosen Pengampuh: Ade Rahman Matondang, M. Pd.

Disusun Oleh :
PAI 2 SEMESTER V
Kelompok 5 :

Fitrianingrum Br. Pane (0301202137)

Nursela Anggraini (0301202073)

Muhummad Suheri (0301203150)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUMATRA UTARA

MEDAN

2022
Teknik Penilaian Kompetensi
Pengetahuan dan Menyusun Tes
Pengetahuan

Ruang Lingkup Teknik dan


Pengertian Penilaian Prinsip Insturmen
Kognitif Penilaian

Penilaian kognitif
adalah penilaian
yang dilakukan guru Pengetahuan
untuk mengukur 1. Shahih
tingkat pencapaian
dalam bidang 2. Objektif
kognitif
3. Adil
Pemahaman 4. Terpadu
5.Menyeluruh
6. Sistematis
7. Akuntable
Penerapan

Analisis

Sintesis Evaluasi
BAB I
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penilaian Kompetensi Pengetahuan

Penilaian kompetensi pengetahuan atau kognitif adalah penilaian yang dilakukan


guru untuk mengukur tingkat pencapaian atau penguasaan peserta didik dalam aspek
pengetahuan. Penilaian kompetensi pengetahuan adalah penilaian yang dilakukan guru
untuk mengukur tingkat pencapaian atau penguasaan peserta didik dalam aspek
pengetahuan yang meliputi ingatan atau hafalan, pemahaman, penerapan atau aplikasi,
1
analisis, sistematis, dan evaluasi.

Kompetensi Pengetahuan dalam kurikulum 2013 menjadi kompetensi inti dengan


kode Kompetensi Inti 3 (KI-3). Kompetensi pengetahuan merefleksikan konsep-konsep
keilmuan yang harus dikuasai oleh peserta didik melalui proses belajar mengajar.
Penilaian pengetahuan (KD dari KI-3) dilakukan dengan cara mengukur penugasan
peserta didik yang mencakup dimensi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan
metakognisi dalam berbagai tingkatan proses berpikir.2

Penilian terhadap pengetahuan peserta didik dapat dilakukan melalui tes tulis, tes
lisan, dan penugasan. Kegiatan penilaian terhadap pengetahuan dapat digunakan sebagai
pemetaan kesulitan belajar peserta didik dan perbaikan proses pembelajaran. Pedoman
penilian kompetensi pengetahuan ini dikembangkan sebagai rujukan teknis bagi pendidik
untuk melakukan penilian sebagaimana yang dikehendaki dalam Permendikbud Nomor
06 Tahun 2013. Terdapat 6 jenjang proses berpikir ranah kognitif atau pengetahuan
yakni:

1) Kemampuan Menghafal
2) Kemampuan Memahami
3) Kemampuan Menerapkan
4) Kemampuan Menganalisis
5) Kemampuan Sintesis
6) Kemampuan Mengevaluasi

Berikut ini Kata Kerja Operasional ranah Kognitif, yaitu sebagai berikut:

1
Budiarjo, Implementasi Evaluasi Pembelajaran, (Pandeglang: Rumah Belajar Matematika Indonesia,
2019), hlm. 71.
2
Suyadi, Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta: Zifatama Jawara, 2021), hlm. 85.
Kata Kerja Operasional (KKO) Edisi Revisi Teori Bloom

Mengingat Memahami Menerapkan


(C1) (C2) (C3)
Mengetahui Menerjemahkan, Menafsirkan, Memecahkan masalah, Membuat
Misalnya: Istilah, fakta, Memperkirakan, Menentukan. bagan/grafik, Menggunakan ..
aturan, urutan, metoda Misalnya: Metode, Prosedur, misalnya: metoda, prosedur,
Memahami. Misalnya: Konsep, konsep, kaidah, prinsip
kaidah, prinsip, kaitan antara,
fakta, isi pokok. Mengartikan,
menginterpretasikan..Misalnya:
Tabel, grafik, bagan.
1 2 3
Menemukenali Menjelaskan Melaksanakan
(identifikasi) Mengartikan Mengimplementasikan
Mengingat kembali Menginterpretasikan Menggunakan
Membaca Menceritakan Mengonsepkan
Menyebutkan Menampilkan Menentukan
Melafalkan/melafazkan Memberi contoh Memproseskan
Menuliskan Merangkum Mendemonstrasikan
Menghafal Menyimpulkan Menghitung
Menyusun daftar Membandingkan Menghubungkan
Menggarisbawahi Mengklasifikasikan Melakukan
Menjodohkan Menunjukkan Membuktikan
Memilih Menguraikan Menghasilkan
Memberi definisi Membedakan Menyadur Memperagakan
Menyatakan Meramalkan Melengkapi
Memperkirakan Menyesuaikan
Menerangkan Menemukan
Menggantikan
Menganalisis Mengevaluasi Menciptakan
(C4) (C5) (C6)
Mengenali kesalahan Menilai berdasarkan norma Menghasilkan ... misalnya:
Memberikan .... misalnya: internal .... misalnya: hasil karya, klasifikasi, karangan, teori
faktafakta, Menganalisis ... mutu karangan, dll Menyusun .... misalnya: laporan,
misalnya: struktur, bagian, rencana, skema, program,
hubungan proposal
4 5 6
Mendiferensiasikan Mengecek Membangun
Mengorganisasikan Mengkritik Merencanakan
Mengatribusikan Membuktikan Memproduksi
Mendiagnosis Mempertahankan Memvalidasi Mengkombinasikan
Memerinci Mendukung Merangcang
Menelaah Memproyeksikan Merekonstruksi
Mendeteksi Memperbandingkan Membuat
Mengaitkan Menyimpulkan Menciptakan
Memecahkan Mengkritik Mengabstraksi
Menguraikan Menilai Mengkategorikan
Memisahkan Mengevaluasi Mengkombinasikan
Menyeleksi Memberi saran Mengarang
Memilih Memberi argumentasi Merancang
Membandingkan Menafsirkan Merekomendasi Menciptakan
Mempertentangkan Mendesain
Menguraikan Menyusun kembali
Membagi Merangkaikan
B. Ruang Lingkup Penilaian Kompetensi Pengetahuan

Dalam ranah Kompetensi Pengetahuan atau Kognitif itu terdapat enam jenjang proses
berfikir, yakni:

1. Pengetahuan/Hapalan/Ingatan (knowledge)

Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat


kembali atau mengenali kembali nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus, dan sebagainya
tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya. Salah satu contohnya adalah
peserta didik dapat menghafal surah al- ‘Ashr, menerjemahkan dan menuliskannya secara
baik dan benar, sebagai salah satu materi pelajaran kedisiplinan yang diberikan oleh guru.
Dalam kegiatan ini belajar dapat ditunjukkan melalui :

a. Mengemukakan arti
b. Memberi nama
c. Menjelaskan gagasan pokok
d. Menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri

2. Pemahaman

Pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu


setelah sesuatu itu diketahui atau diingat. dalam kegiatan belajar ini ditunjukkan melalui:

a. Mengungkapkan gagasan
b. Mendeskripsikan dengan kata- kata sendiri
c. Menjelaskan gagasan pokok
d. Menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri

3. Penerapan

Penerapan adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan ide-ide umum, tata cara
ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori, dalam situasi yang
baru dan konkrit. penerapan ini adalah proses berpikir setingkat lebih tinggi dari
pemahaman.
4. Analisis

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan
atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan
antar bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor yang lainnya. dalam
masalah, mengajukan pertanyaan untuk memperoleh informasi, membuat grafik, dan
mengkaji ulang.

5. Sintetis

Sintetis adalah kemampuan berpikir yang merupakan kebalikan dari proses berpikir
analisis. sintetis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian secara logis
sehingga menjelma sebagai suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola baru.

6. Evaluasi

Evaluasi adalah kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu


situasi, nilai atau ide.3

C. Prinsip, Teknik dan Instrumen Penilaian

Penilaian hasil belajar penting sekali dilakukan guru, sekolah maupun pemerintah
yang Penilaian hasil belajar penting sekali dilakukan oleh guru, sekolah maupun
pemerintah yang secara tidak langsung dapat digunakan untuk mengetahui kemajuan dan
perkembangan pendidikan dari waktu ke waktu. Untuk dapat menjadikan penilaian hasil
belajar sebagiamana diharapkan, maka penilaian harus memerhatikan prinsip-prinsip
sebagai berikut:

1. Shahih (valid), yakni penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan


kemampuan yang diukur.
2. Objektif, yakni penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai.
3. Adil, yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik, dan
tidak membedakan latar belakang sosial, ekonomi, budaya, agama, bahasa, suku
bangsa dan gender.
4. Terpadu, yakni penilaian merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari
kegiatan pembelajaran

3
Syarifuddin, Inovasi Baru Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, (Yogyakarta:
Deepublish, 2018), hlm. 217.
5. Terbuka, yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
6. Menyeluruh dan berkesinambungan, yakni penilaian mencakup semua aspek
kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik yang sesuai untuk memantau
perkembangan kemampuan peserta didik.
7. Sistematis, yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah langkah yang baku
8. Menggunakan acuan kriteria, yakni penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan.
9. Akuntabel, yakni penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,
prosedur, maupun hasil.

Berdasarkan prinsip-prinsip penilaian tersebut, maka penilaian hasil belajar


diharapkan dapat memberikan gambaran keberhasilan pembelajaran yang jelas,
sehingga dapat digunakan untuk melakukan tindakan selanjutnya. Oleh karena itu,
apabila hasil penilaian hasil belajar peserta didik belum memenuhi Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan, maka pendidik harus melakukan
perbaikan. Jika hasil penilaian sudah baik, maka pendidik untuk melakukan langkah
4
pengembangan selanjutnya agar hasil berikutnya lebih maksimal.

Adapun teknik dan instrument penilaian meliputi hal-hal berikut:

1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian


berupa tes observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain
yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta
didik.
2. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja.
3. Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung
dan atau di luar kegiatan pembelajaran.
4. Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas
rumah dan atau proyek.
5. Instrument penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik memenuhi
persyaratan: (a) substansi, adalah mempresentasikan kompetensi yang dinilai, (b)
konstruksi, adalah memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrument

4
Rahmat Raharjo Syatibi, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, (Yogyakarta: Azzagrafika, 2013),
hlm. 131.
yang digunakan. (c) bahasa, adalah menggunakan bahasa yang baik dan benar
serta komunikatif sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.
6. Instrument penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk ujian
sekolah/ madrasah memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan bahasa serta
memiliki bukti validitas empiric.
7. Instrument penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam bentuk UN
memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan bahasa, dan memiliki bukti
validitas empirik serta menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan antar
sekolah, antar daerah, dan antar tahun.

Untuk dapat menjadikan penilaian hasil belajar bermanfaat secara efektif, maka harus
dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip objektif, kontinu (berkesinambungan), dan
menyeluruh sehingga hasil penilaian memiliki tingkat validitas yang memadai.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan penilaian hasil belajar
5
peserta didik dengan pendekatan penilaian kelas (PBK) antara lain:

1. Penilaian ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi.


2. Penilaian menggunakan acuan kriteria berdasarkan pencapaian kompetensi
peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran.
3. Penilaian dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan.
4. Hasil penilaian ditindaklanjuti dengan program remedial bagi peserta didik
yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan dan program
pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan
5. Penilaian harus sesuai dengan kegiatan pembelajaran.

Dengan demikian, penilaian kelas merupakan proses pengumpulan dan


penggunaan informasi oleh guru untuk pemberian keputusan terhadap hasil belajar
peserta didik berdasarkan tahapan kemajuan belajar, sehingga didapatkan profil
kemampuan peserta didik berdasarkan tahapan kemajuan belajar, sehingga didapatkan
profil kemampuan peserta didik sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan
dalam kurikulum. 6

5
Ibid, hlm. 133-134.
6
Mulyasa, Kurikulum Yang Disempurnakan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 243.
D. Contoh Instrumen Penilaian Kompetensi Pengetahuan
1. Tes Tertulis

Tes tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada
pesertadidik dalam bentuk tulisan. Tes tertulis merupakan kelompok tes yang verbal
artina soal dan jawaban yang diberikan oleh pesrta didik berupa bahasa tulisan. tes
tertulis objektifitasnya relatif tinggi dibandingkan dengan tes lainnya.

Bentuk penilaian tertulis dipergunakan untuk mengukur pencapaian kompetensi


peserta didik yang sifatnya pengetahuan.

Terdapat dua bentuk soal tes tertulis yaitu:

a. Memilih jawaban, yang dibedakan menjadi :


a) Pilihan ganda
b) Dua pilihan (benar-salah, ya-tidak)
c) Menjodohkan
d) Sebab akibat
b. Menyuplai jawaban, dibedakan menjadi:
a) Isian atau melengkapi
b) Jawaban singkat atau pendek
c) Uraian

2. Tes Lisan

Tes bentuk lisan adalah tes yang diguanakan untuk mengukur tingkat pencapaian
kompetensi terutama pengetahuan. Tes lisan berupa pertanyaa-pertanyaan yang
diberikan guru secara ucap sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut ucap
juga. jawabannya dapat berupa kata, frase, kalimat ataupun paragraf.

Contohnya:
1. Salah satu dari keindahan ajaran Islam adalah bahwa Islam mengajarkan kepada
setiap pemeluknya untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan atas muslim
yang kita jumpai. Untuk itu, apakah yang akan anda sampaikan, ketika anda
berjumpa dengan gurumu?
Instrumen Penilian
NO NAMA SOAL SKOR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

3. Penugasan

Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh guru yang dapat berupa
pekerjaan rumah dan proyek baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan
karakteristik tugasnya. Adapun contoh Instrumen Penugasan ialah sebagai berikut:

1. Kompetensi Inti

Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli


(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

2. Kompetensi Dasar
2.2 Menunjukkan perilaku hormat dan berbakti kepada orangtua dan guru
QS. Al-Isra’ (17): 23 dan hadist terkait.
3. Jenis Tugas : Kelompok
4. Tanggal Pemberian Tugas : 06 Oktober 2022
5. Waktu Pelaksanaan : 08 s.d 10 Oktober 2022
6. Batas Waktu Pengumpulan : 11 Oktober 2022
7. Deskripsi Tugas : Menunjukkan perilaku hormat dan berbakti
kepada guru.

Tempat : Lingkungan sekolah, lingkungan tempat


tinggal
Waktu : Di luar jam pelajaran
Target : Figur yang perilaku hormat dan berbakti
kepada guru.
Jumlah Orang : Minimal 5 orang
Bentuk Laporan : Dokumentasi
Bukti Fisik : Terlampir
BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara sederhana penilaian dapat diartikan sebagai proses yang di lakukan secara
sistematis meliputi pengumpulan data, analisis dan interprestasi informasi untuk membuat
keputusan. Kompetensi dapat di artikan sebagai kebulatan pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang dapat di tampilkan oleh siswa dalam berfikir dan bertindak.

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom,
segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam
ranah kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang
terendah
sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang yang dimaksud adalah
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian sedangkan instrument
penilaian dalam ranah kognitif ini berbentuk tes tulis, tes lisan dan penugasan.

B. Saran
Memiliki kemampuan dalam menyusun penilaian kognitif sangat penting yang harus
dikuasai oleh setiap pendidik. Karenanya sebagai mahasiswa pendidikan harus terus
mengupgrade diri agar kelak nantinya menjadi guru-guru professional dalam memberikan
evaluasi pembelajaran kepada para peserta didiknya. Tidak hanya itu penulis juga menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu penulis
mengharapkan kritikan dan sarannya yang bersifat membangun.
DAFTRA PUSTAKA
Budiarjo. 2019. Implementasi Evaluasi Pembelajaran. Pandeglang: Rumah Belajar
Matematika Indonesia.
Suyadi. 2021. Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Zifatama Jawara.
Syarifuddin. 2013. Inovasi Baru Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
Yogyakarta: Deepublish.
Syaitibi, Rahmat Raharjo. 2013. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Yogyakarta:
Azzagrafika.
Mulyasa. 2006. Kurikulum Yang Disempurnakan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai