Anda di halaman 1dari 33

PENGEMBANGAN

PEMBELAJARAN/RPP
HOTS
PENGERTIAN HOTS
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi atau High Order Thinking
Skill (HOTS) adalah Proses Berpikir Kompleks dalam
Menguraikan Materi, Membuat Kesimpulan, Membangun
Representasi, Menganalisis, dan Membangun Hubungan dengan
Melibatkan Aktivitas Mental yang Paling Dasar. (Resnick:1997)
ASPEK KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI

Keterampilan berpikir sesuai dengan


ranah kognitif, afektif, dan psikomotor
yang menjadi satu kesatuan dalam
proses belajar dan mengajar.

Keterampilan yang memiliki Keterampilan yang dikerahkan dalam


keinginan kuat untuk dapat memecahkan permasalahan yang muncul,
memecahkan masalah muncul pada mengambil keputusan, menganalisis,
menginvestigasi, dan menyimpulkan.
kehidupan sehari-hari.
Peta Kompetensi Keterampilan 4Cs sesuai dengan P21
(Indonesian Partnership for 21 Century Skill Standard )
   
Framework 21st IP-21CSS Aspek
Century Skills
Creativity • Berpikir secara kreatif
Thinking and • Bekerja kreatif dengan lainnya
innovation • Mengimplementasikan inovasi
 
• Penalaran efektif
Critical Thinking
• Menggunakan sistem berpikir
and Problem 4Cs
Solving • Membuat penilaian dan keputusan
• Memecahkan masalah
Communication • Berkomunikasi secara jelas
and Collaboration • Berkolaborasi dengan orang lain

Information, Media • Mengakses dan mengevaluasi informasi


and Technology
ICTs • Menggunakan dan menata informasi
Skills • Menganalisis dan menghasilkan media
• Mengaplikasikan teknologi secara efektif
 Life and Career   • Menunjukkan perilaku scientific attitude (hasrat ingin tahu,
 
Skills Character jujur, teliti, terbuka dan penuh kehati-hatian)
  Building • Menunjukkan penerimaan terhadap nilai moral yang berlaku di
masyarakat
 
  • Menghayati konsep ke-Tuhanan melalui ilmu pengetahuan
Spiritual • Menginternalisasikan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan
Values sehari-hari
Dimensi Pengetahuan
Dimensi
Definisi
Pengetahuan

Faktual Pengetahuan tentang elemen-elemen terpisah dan memiliki


cirinya tersendiri, meliputi pengetahuan tentang terminologi
dan detail dan elemen yang lebih spesifik.
Konseptual Pengetahuan tentang bentuk yang lebih kompleks dan
terorganisasi, mencakup klasifikasi dan kategori, prinsip,
model, dan struktur
Prosedural Pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu,
mencakup pengetahuan dalam hal keterampilan dan
algoritmik, teknik dan metode, dan model dan struktur.
Metakoginitif Kesadaran seseorang tentang bagaimana ia belajar,
kemampuan untuk menilai kesukaran sesuatu masalah,
kemampuan untuk mengamati tingkat pemahaman dirinya,
kemampuan menggunakan berbagai informasi untuk
mencapai tujuan, dan kemampuan menilai kemajuan
belajar sendiri.
Proses Kognitif
PROSES KOGNITIF DEFINISI

C1 Mengingat Mengambil pengetahuan yang relevan dari ingatan


L Membangun arti dari proses pembelajaran, termasuk
C2 O Memahami
komunikasi lisan, tertulis, dan gambar
T
S Menerapkan / Melakukan atau menggunakan prosedur di dalam
C3
Mengaplikasikan situasi yang tidak biasa
Memecah materi ke dalam bagian-bagiannya dan
menentukan bagaimana bagian-bagian itu
C4 Menganalisis
terhubungkan antarbagian dan ke struktur atau tujuan
H keseluruhan
O Menilai / Membuat pertimbangan berdasarkan kriteria atau
C5
T Mengevaluasi standar
S Menempatkan unsur-unsur secara bersama-sama
Mengkreasi / untuk membentuk keseluruhan secara koheren atau
C6
Mencipta fungsional; menyusun kembali unsur-unsur ke dalam
pola atau struktur baru
Mengingat Memahami Mengaplikasikan Menganalisis Mengevaluasi Mencipta/
(C1) (C2) (C3) (C4) (C5) Membuat
(C6)
Mengutip Memperkirakan Menugaskan Mengaudit Membandingkan Mengumpulkan
Menyebutkan Menjelaskan Mengurutkan Mengatur Menyimpulkan Mengabstraksi
Menjelaskan Menceritakan Menentukan Menganimasi Menilai Mengatur
Mengkatagorikan Menerapkan Mengumpulkan Mengarahkan Menganimasi
Menggambar
Mencirikan Mengkalkulasi Memecahkan Memprediksi Mengkatagorikan
Membilang
Merinci Memodifikasi Menegaskan Memperjelas Membangun
Mengidentifikasi
Mengasosiasikan Menghitung Menganalisis Menugaskan Mengkreasikan
Mendaftar Membandingkan Membangun Menyeleksi Menafsirkan Mengoreksi
Menunjukkan Menghitung Mencegah Merinci Mempertahankan Merencanakan
Memberi label Mengkontraskan Menentukan Menominasikan Memerinci Memadukan
Memberi indeks Menjalin Menggambarkan Mendiagramkan Mengukur Mendikte
Memasangkan Mendiskusikan Menggunakan Mengkorelasikan Merangkum Membentuk
Membaca Mencontohkan Menilai Menguji Membuktikan Meningkatkan
Menamai Mengemukakan Melatih Mencerahkan Memvalidasi Menanggulangi
Mempolakan Menggali Membagankan Mengetes Menggeneralisasi
Menandai
Memperluas Mengemukakan Menyimpulkan Mendukung Menggabungkan
Menghafal
Menyimpulkan Mengadaptasi Menjelajah Memilih Merancang
Meniru
Meramalkan Menyelidiki Memaksimalkan Memproyeksikan Membatas
Mencatat Merangkum Mempersoalkan Memerintahkan Mengkritik Mereparasi
Mengulang Menjabarkan Mengkonsepkan Mengaitkan Mengarahkan Membuat
Mereproduksi Menggali Melaksanakan Mentransfer Memutuskan Menyiapkan
Meninjau Mengubah Memproduksi Melatih Memisahkan Memproduksi
Memilih Mempertahankan Memproses Mengedit Menimbang Memperjelas
Mentabulasi Mengartikan Mengaitkan Menemukan Merangkum
Memberi kode Menerangkan Menyusun Menyeleksi Merekonstruksi
Menulis Menafsirkan Memecahkan Mengoreksi Mengarang
Memprediksi Melakukan Mendeteksi Menyusun
Menyatakan
Melaporkan Mensimulasikan Menelaah Mengkode
Menelusuri
Membedakan Mentabulasi Mengukur Mengkombinasikan
Memproses Membangunkan Memfasilitasi
Membiasakan Merasionalkan Mengkonstruksi
Mengklasifikasi Mendiagnosis Merumuskan
Menyesuaikan Memfokuskan Menghubungkan
Mengoperasikan Memadukan Menciptakan
Meramalkan Menampilkan
Ranah Afektif
Proses Afektif Definisi
penerimaan adalah semacam kepekaan dalam
A1 Penerimaan menerima rangsanagn atau stimulasi dari luar yang
datang pada diri peserta didik
suatu sikap yang menunjukkan adanya partisipasi aktif
untuk mengikutsertakan dirinya dalam fenomena
A2 Menanggapi
tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah
satu cara.
memberikan nilai, penghargaan dan kepercayaan
A3 Penilaian
terhadap suatu gejala atau stimulus tertentu.
konseptualisasi nilai-nilai menjadi sistem nilai, serta
A4 Mengelola
pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimiliki.
keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki
A5 Karakterisasi seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan
tingkah lakunya.
Mengorganisa- Karakterisasi
Menerima Merespon Menghargai
sikan Menurut Nilai
(A1) (A2) (A3)
(A4) (A5)

Mengikuti Menyenangi Mengasumsikan Mengubah Membiasakan


Menganut Mengompromikan Meyakini Menata Mengubah
Mematuhi Menyambut Meyakinkan Membangun perilaku
Meminati Mendukung Memperjelas Membentuk- Berakhlak
Melaporkan Menekankan pendapat mulia
Memilih Memprakarsai Memadukan Melayani
Memilah Menyumbang Mengelola Mempengaruhi
Menolak Mengimani Merembuk Mengkualifikasi
Menampilkan Menegosiasi Membuktikan
Menyetujui Memecahkan
Mengatakan
Proses Psikomotor

Proses Berpikir Makna


P1 Imitasi Imitasi berarti meniru tindakan seseorang
P2 Manipulasi Kategori manipulasi berarti melakukan keterampilan atau
menghasilkan produk dengan cara dengan mengikuti petunjuk
umum, bukan berdasarkan observasi. Pada kategori ini, siswa
dipandu melalui instruksi untuk melakukan keterampilan tertentu.
P3 Persisi Kategori presisi berarti secara independen melakukan
keterampilan atau menghasilkan produk dengan akurasi, proporsi,
dan ketepatan. Dalam bahasa sehari-hari, kategori ini dinyatakan
sebagai “tingkat mahir”
P4 Artikulasi Kategori artikulasi artinya memodifikasi keterampilan atau produk
agar sesuai dengan situasi baru, atau menggabungkan lebih dari
satu keterampilan dalam urutan harmonis dan konsisten.
P5 Naturalisasi Kategori naturalisasi artinya menyelesaikan satu atau lebih
keterampilan dengan mudah dan membuat keterampilan
otomatis dengan tenaga fisik atau mental yang ada. Pada
kategori ini, sifat aktivitas telah otomatis, sadar penguasaan
aktivitas, dan penguasaan keterampilan terkait sudah pada
tingkat strategis (misalnya dapat menentukan langkah yang lebih
efisien).
Meniru Manipulasi Presisi Artikulasi Naturalisasi
(P1) (P2) (P3) (P4) (P5)

Menyalin Kembali membuat Menunjukkan Membangun Mendesain


Mengikuti Membangun Melengkapi Mengatasi Menentukan
Mereplikasi Melakukan Menyempurnakan Menggabungkan Mengelola
Mengulangi Melaksanakan Mengkalibrasi koordinat Menciptakan
Mematuhi Menerapkan Mengendalikan Mengintegrasikan
Mengaktifkan Mengoreksi Mengalihkan Beradaptasi
Menyesuaikan Mendemonstrasikan Menggantikan Mengembangkan
Menggabungkan Merancang Memutar Merumuskan
Mengatur Melatih Mengirim Memodifikasi
Mengumpulkan Memperbaiki Memproduksi master
Menimbang Memanipulasi Mencampur Mensketsa
Memperkecil Mereparasi Mengemas  
Mengubah Menyajikan
KEGIATAN PEMBELAJARAN HOTS
- Model-Model Pembelajaran 1
1. MODEL PENEMUAN/PENYINGKAPAN
A. DISCOVERY LEARNING
Model pembelajaran penyingkapan (Discovery Learning) adalah
memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk
akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan.

SINTAK MODEL DISCOVERY LEARNING:


1) Pemberian rangsangan (Stimulation);
2) Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement);
3) Pengumpulan data (Data Collection);
4) Pengolahan data (Data Processing);
5) Pembuktian (Verification), dan
6) Menarik simpulan/generalisasi (Generalization).
Model-Model Pembelajaran (2)
B. INQUIRY LEARNING
Model pembelajaran yang dirancang membawa peserta didik dalam proses
penelitian melalui penyelidikan dan penjelasan dalam setting waktu yang singkat.
SINTAK/TAHAP MODEL INKUIRI MELIPUTI:
1)   Orientasi masalah;
2)   Pengumpulan data dan verifikasi;
3)   Pengumpulan data melalui eksperimen;
4)   Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi, dan
5)   Analisis proses inkuiri.
Model-Model Pembelajaran (3)
2. PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
Model pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang
menggunakan berbagai kemampuan berpikir dari peserta didik secara
individu maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi
permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual
SINTAK MODEL PROBLEM BASED LEARNING :
1) Orientasi peserta didik pada masalah
2) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
3) Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Model-Model Pembelajaran (4)
3. PROJECT BASED LEARNING
Model Project Based Learning adalah Model pembelajaran yang
melibatkan keaktifan siswa dalam memecahkan masalah, dilakukan
secara berkelompok/ mandiri melalui tahapan ilmiah dengan
batasan waktu tertentu yang dituangkan dalam sebuah produk
untuk selanjutnya dipresentasikan kepada orang lain.
SINTAK PJBL:
1)Pertanyaan mendasar
2)Mendesain perencanaan produk
3)Menyusun jadwal pembuatan
4)Memonitoring keaktifan dan perkembangan proyek
5)Menguji hasil
6)Evaluasi penglaman belajar
Langkah-langkah Desain
Pembelajaran HOTS
1. Menentukan dan menganalisis Kompetensi Dasar yang sesuai
dengan tuntutan Permendikbud nomor 24 tahun 2016 tentang
Kompetensi Dasar yang menjadi sasaran minimal yang akan
dicapai sesuai Kompetensi Dasar. Sesuai dengan format dibawah.

Format Pasangan KD Pengetahuan dan Keterampilan

Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar


Pengetahuan Keterampilan
<Nomor KD> <KD Pengetahuan> <Nomor KD> <KD Pengetahuan>
2. Tentukan target yang akan dicapai sesuai dengan Kompetensi Dasar,
sesuai dengan format dibawah, dengan cara memisahkan target
kompetensi dengan materi yang terdapat pada KD.

Format Penetapan Target KD


KOMPETENSI
NO TARGET KD
DASAR
KD PENGETAHUAN  

  <KD Pengetahuan> <Target pengetahuan yang diamanatkan oleh KD>

KD KETERAMPILAN  

  <KD Keterampilan> <Target keterampilan yang diamanatkan oleh KD>


3. Proyeksikan dalam sumbu simetri Kombinasi dimensi
pengathuan dan proses berpikir.

Matrik Sumbu Simetri Kombinasi


4. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi dapat
dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai berikut.

a. Perhatikan dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan yang


menjadi target yang harus dicapai peserta didik.
b. Tentukan KD yang akan diturunkan menjadi IPK
c. Menggunakan Kata Kerja Operasional yang sesuai untuk perumusan IPK
agar konsep materi dapat tersampaikan secara efektif. Gradasi IPK di
Identifikasi dari Low Order Thinking Skill (LOTS) menuju High Order
Thinking Skill (HOTS)
d. Merumuskan IPK penunjang dan IPK kunci, sedangkan IPK pengayaan
dirumuskan apabila kompetensi minimal KD sudah dipenuhi oleh peserta
didik.
Format Perumusan IPK

PROSES MATERI INDIKATOR


TINGKAT
KD BERIFIKIR DAN SUB PENCAPAIAN
KOMPETENSI KD
(C1-C6) MATERI KOMPETENSI
KD Pengetahuan
  Dimensi Pengetahuan: Proses Berpikir   IPK Penunjang:
  dan dimensi  
Proses Berpikir: pengetahuan:
  <Gradasi dimensi IPK Kunci:
proses berpikir>  
IPK Pengayaan :
 
KD Keterampilan
 
  Tingkat Proses Langkah Proses IPK Penunjang:
Keterampilan: Keterampilan:  
  <Gradasi dimensi
Keterampilan> IPK Kunci:
 
IPK Pengayaan:
 
5.Merumuskan tujuan pembelajaran, apakah peningkatan kognitif,
psikomotor atau afektif. Perumusan tujuan pembelajaran harus jelas
dalam menunjukkan kecakapan yang harus dimiliki peserta didik.
Tujuan pembelajaran mengisyaratkan bahwa ada beberapa karakter
kecakapan yang akan dikembangkan guru dalam pembelajaran. Selain
itu, tujuan pembelajaran ini juga bertujuan untuk menguatkan pilar
pendidikan.
6. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran berdasarkan Model Pembelajaran:
a.Pahami KD yang sudah dianalisis
b.Pahami IPK dan materi pembelajaran yang telah dikembangkan
c.Pahami sintak-sintak yang ada pada model pembelajaran, rumuskan kegiatan pendahuluan
yang meliputi Orientasi, Motivasi, dan Apersepsi
d.Rumuskan kegiatan inti yang berdasarkan pada:
• IPK
• Karakteristik peserta didik
• Pendekatan saintifik
• 4C (creativity, critical thinking, communication, collaboration)
• PPK dan literasi
e.Rumuskan kegiatan penutup yang meliputi kegiatan refleksi baik individual maupun
kelompok.
• memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
• melakukan kegiatan tindak lanjut
• menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
• Kegiatan penutup dapat diberikan penilaian akhir sesuai KD bersangkutan
f.Tentukan sumber belajar berdasarkan kegiatan pembelajaran
g.Rumusan penilaian (formatif dan sumatif) untuk pembelajaran yang mengaju kepada IPK
Format Desain Pembelajaran berdasarkan Model Pembelajaran

Tujuan Pembelajaran:<diisi dengan tujuan pembelajaran seperti point 5>

IPK IPK SUMBER


KEGIATAN PENIL
PENGETA KETERAM BELAJAR/
PEMBELAJARAN AIAN
HUAN PILAN MEDIA
    Pendahuluan    
<isi dengan aktivitas detail>

    Inti    
<isi dengan aktivitas detail>

    Penutup    
<isi dengan aktivitas detail>
Desain Pembelajaran
Berorientasi HOTS
Fasilitator memfasilitasi peserta untuk mengembangkan desain pembelajaran berorientasi HOTS
Setiap kelompok mengembangkan desain pembelajaran berorientasi HOTS dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
• Siapkan satu pasang KD pengetahuan dan keterampilan pada mapel dan jenjang yang sesuai
Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016! (LK 1a)
• Tetapkan target dari pasangan KD tadi! (LK 1b)
• Petakan KD pengetahuan ke dalam matrik sumbu simetri kombinasi yang telah disediakan (LK 1c)
• Analisis KD tersebut, kemudian rumuskan IPK-nya! (LK 1d)
• Desainlah pembelajaran berdasarkan model pembelajaran yang dibagi ke dalam beberapa
pertemuan, sesuaikan dengan kebutuhan konten materi yang disajikan! (LK 1e)
• Setiap kelompok mengembangkan butir soal berorientasi HOTS*) sesuai dengan indikator soal
yang diturunkan dari IPK pada materi Pembelajaran Berorientasi HOTS sesuai format LK dalam
bentuk softcopy (LK 1f)
• Gunakanlah rambu-rambu untuk membantu Saudara dalam mengembangkan butir soal
• Setiap kelompok menuangkan butir soal pada kertas plano, kemudian memajangnya
Format LK

LK 1 a : Format pasangan KD pengetahuan dan keterampilan


LK 1 b : Format Penetapan Target KD
LK 1 c : Matrik Sumbu Simetri Kombinasi
LK 1 d : Format Perumusan IPK
LK 1 e : Format Desain Pembelajaran berdasarkan Model Pembelajaran
LK 1 f : Format Pengembangan Butir Soal HOTS
Format LK
LK 1a. Format analisis KD

KD Pengetahuan KD Keterampilan

   

LK 1b. Format Penetapan Target KD


KD Pengetahuan Target KD
   
KD Keterampilan  
   

LK 1c. Matrik sumbu simetris KD Pengetahuan


Format LK
• LK 1d Format Perumusan IPK
Format LK
LK-1e. Format Desain Pembelajaran Berdasarkan Model Pembelajaran
Rambu-rambu Pengembangan Butir
Soal – Pilihan Ganda
No. Aspek
A. Materi
1. Soal sesuai dengan indikator.
2. Soal tidak mengandung unsur SARAPPPK (Suku, Agama, Ras, Anatargolongan, Pornografi, Politik, Propopaganda,
dan Kekerasan).
3. Soal menggunakan stimulus yang menarik (baru, mendorong peserta didik untuk membaca).
4. Soal menggunakan stimulus yang kontekstual (gambar/grafik, teks, visualisasi, dll, sesuai dengan dunia nyata)*
5. Soal mengukur level kognitif penalaran (menganalisis, mengevaluasi, mencipta). Sebelum menentukan pilihan,
peserta didik melakukan tahapan-tahapan tertentu.
6. Jawaban tersirat pada stimulus.
7. Pilihan jawaban homogen dan logis.
8. Setiap soal hanya ada satu jawaban yang benar.
B. Konstruksi
8. Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas.
9. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
10. Pokok soal tidak memberi petunjuk ke kunci jawaban.
11. Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda.
12. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi.
13. Panjang pilihan jawaban relatif sama.
14. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban di atas salah” atau “semua jawaban di atas benar"
dan sejenisnya.
15. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya.
16. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal lain.
C. Bahasa
17. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, untuk bahasa daerah dan bahasa asing
sesuai kaidahnya.
18. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.
19. Soal menggunakan kalimat yang komunikatif.
20. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian.
Rambu-rambu Pengembangan Butir
Soal – Tes Uraian
No. Aspek
A. Materi
1. Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes tertulis untuk bentuk Uraian).
2. Soal tidak mengandung unsur SARAPPPK (Suku, Agama, Ras, Anatargolongan, Pornografi,
Politik, Propopaganda, dan Kekerasan).
3. Soal menggunakan stimulus yang menarik (baru, mendorong peserta didik untuk membaca).
4. Soal menggunakan stimulus yang kontekstual (gambar/grafik, teks, visualisasi, dll, sesuai
dengan dunia nyata)*
5. Soal mengukur level kognitif penalaran (menganalisis, mengevaluasi, mencipta). Sebelum
menentukan pilihan, peserta didik melakukaan tahapan-tahapan tertentu.
6. Jawaban tersirat pada stimulus.
B. Konstruksi
6. Rumusan kalimat soal atau pertanyaan menggunakan kata-kata tanya atau perintah yang
menuntut jawaban terurai.
7. Memuat petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.
8. Ada pedoman penskoran/rubrik sesuai dengan kriteria/kalimat yang mengandung kata kunci.
9. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi.
10. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal lain.
C. Bahasa
11. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, untuk bahasa daerah dan
bahasa asing sesuai kaidahnya.
12. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.
13. Soal menggunakan kalimat yang komunikatif.
LK 1f. Pengembangan Butir Soal
Berorientasi HOTS
Mata Pelajaran: ...........
Kelas: ...........

Kompetensi Dasar  
IPK  
Indikator Soal  
Soal: (pilihan ganda atau esai)

Kunci Jawaban: (kunci jawaban beserta penjelasannya)

*) untuk soal esai ditambah dengan pedoman penskoran


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai