1. Dari peristiwa Tsunami di Jawa Barat, Guru IPS bisa menyusun RPP
untuk menyiapkan pembelajaran dengan Tema Kepedulian Sosial.
Buatlah RPP IPS di kelas tinggi dengan tema yang sesuai dengan
fenomena alam tersebut!
A. Standar Kompetensi
1. Memahami gejala alam yang terjadi di Indonesia dan sekitarnya
B. Kompetensi Dasar
1.2. Mengenal cara-cara menghadapi bencana alam
C. Indikator
1.2.1 Menyebutkan macam-macam bencana alam
1.2.2 Menganalisis gejala awal terjadinya bencana alam
1.2.3 Menerapkan sikap peduli terhadap lingkungan sosial akibat dari adanya bencana
alam.
1.2.4 Menjelaskan cara-cara menghadapi bencana alam
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melaui media poster, siswa dapat menyebutkan macam-macam bencana alam
2. Melalui tanya jawab, siswa dapat menganalisis gejala awal terjadinya bencana alam
3. Melalui tanya jawab, siswa dapat Menjelaskan cara-cara menghadapi bencana alam
4. Melalu diskusi kelompok, siswa dapat sikap peduli terhadap lingkungan sosial
akibat dari adanya bencana alam.
E. Materi Pembelajaran
Cara-cara menghadapi bencana alam
Berbagai upaya untuk menghadapi bencana alam telah dilakukan. Upaya-upaya tersebut
disesuaikan dengan jenis bencana alam yang menimpanya. Adapun hal -hal secara umum
yang perlu di perhatikan ketika menghadapi bencana alam seperti bersikap tenang atau tidak
panik, mencari tempat lebih aman dan meminta pertolongan.
Desember lalu, Gunung Anak Krakatau bersama laut Selat Sunda atas seizin Allah
menciptakan gelombang Tsunami yang cukup dasyat. Menimbulkan kerugian jiwa maupun
materil yang tidak sedikit. Ratusan orang meregang nyawa, ribuan mengungsi karena takut
dan kehilangan tempat tinggal.
Syukur kita kepada Allah, masih banyak manusia yang tidak terlena dalam
kenyamanannya, sehingga dalam waktu yang singkat, bantuan berdatangan untuk
meringankan beban dari para penyintas bencana Tsunami.
Lembaga-lembaga keagamaan, ormas-ormas, organisasi Mahasiswa, komunitas
motor, dan lain sebagainya bahu membahu untuk menanggulangi bencana alam tersebut. Tak
peduli apakah mereka saling mengenal, tak peduli apakah mereka pendukung cebong maupun
kampret. Semua bergerak, atas dasar kemanusiaan.
Namun, ditengah-tengah iklim duka tersebut, masih terdapat oknum-oknum yang
menjadikan penderitaan saudaranya itu sebagai tempat “rekreasi”. Dan yang saya lihat secara
obyektif, tidak sedikit yang seperti itu.
Mereka datang ke lokasi bencana, memang membawa bantuan untuk para penyintas.
Namun, apa yang mereka lakukan selanjutnya, bukan seperti orang yang berbelasungkawa
atas musibah yang terjadi.
Mereka berfoto ria diatas puing rumah yang berserakan, mereka bercengkrama
didepan anak yang sedang melamun karena masih trauma. Bukan, saya bukan melarang
untuk berfoto dan bercanda, tapi lihatlah situasi dan kondisinya.
Saya bersama teman-teman HMI (MPO) pernah mengantar salah satu lembaga
pendidikan, bisa dibilang lembaga pendidikan yang cukup terkenal. Mereka meminta untuk
diantarkan ke lokasi yang Sangat membutuhkan, dan ingin bantuannya tepat sasaran. Kami
tak menolak, kami antar lembaga tersebut ke lokasi yang memang membutuhkan, yaitu
kecamatan Sumur.
Bukan memperolok, namun nyatanya, mereka lebih banyak membawa orang daripada
bantuannya. Tak tanggung-tanggung, bus pariwisata mereka bawa. Yang jika dijadikan uang,
bisa mencapai 3jutaan (dari Jakarta). Tidak menjadi soal jika mereka memang berniat untuk
membantu seperti Trauma Healing dsb.
Namun yang terjadi sebaliknya. Mereka justru malah ‘merepotkan’. Ada yang
menangis, ada yang merengek minta pulang karena katanya terlalu jauh, dan ada yang besok
punya acara lain. Seolah-olah, mereka yang butuh trauma healing.
Parahnya lagi, mereka tidak puas ketika kami antar ke posko yang memang tempatnya
tidak terdampak secara fisik, MEREKA MAU TEMPAT YANG LULUH LANTAK karena
terjangan Tsunami untuk dijadikan tempat foto. Hingga mereka memaksa untuk ketempat
yang memang hancur, meskipun sudah dirapihkan puing-puingnya.
Ya, saya tau mereka butuh dokumentasi. Namun, tidak seperti itu juga. Toh, sampai
lokasi yang terdampak hancur pun mereka hanya berselfie ria. Berburu sunset sambil
berteriak “Iiih sunsetnya baguus, fotoin dong fotoin”. Padahal saat itu, Askar Kauny dan FPI
sedang melakukan Trauma Healing kepada anak-anak kecil.
Memang benar apa kata media luar negeri, Penderitaan seseorang memang selalu
menjadi obyek unggahan medsos yang menjanjikan.
Dan saran bagi yang masih ingin mengirimkan bantuan untuk para penyintas bencana,
luruskanlah niat. Agar kalian disambut dengan Spanduk “Selamat datang para PEJUANG
KEMANUSIAAN”, bukan dengan spanduk ” Selamat datang para WISATAWAN
BENCANA ALAM”. InsyaaAllah.
F. Pendekatan Pembelajaran
1. Pendekatan pembelajaran
Kooperatif type GI
2. Metode pembelajaran
Diskusi
Penugasan
Tanya jawab
Ceramah
G. Kegiatan Pembelajaran
a) Kegiatan Awal (± 2 menit)
1) Guru mengucapkan salam
2) Guru meminta ketua kelas untuk memimpin do’a sebelum belajar.
3) Guru mengecek daftar hadir sebelum memulai pembelajaran
4) Guru menyiapkan siswa agar siap belajar. (Variasi suara)
5) Guru melakukan apersepsi dengan menggali pengetahuan awal siswa dengan
menanyakan “Apakah anak-anak suka melihat bencana alam di televisi atau
disekitar kita? Bencana alam yang seperti apakah itu? “ Dari jawaban siswa, guru
mengarahkan pada tujuan pembelajaran.(Kesenyapan & mengadakan kontak
pandang)
6) Guru mengaitkan apersepsi yang telah dilakukan dengan materi pembelajaran
I. Penilaian:
2. Instrumen Penilaian:
Skor Ket.
Penilaian Skor
No Aspek yang Dinilai Rubrik
Ideal
1 2 3 Penilaian
Rumus Penilaian: (Jumlah skor yang dicapai : Skor ideal) x 100 = Nilai
Skor
Penilaian Skor Ket. Rubrik
No Aspek yang Dinilai
Ideal Penilaian
1 2 3
Rumus Penilaian: (Jumlah skor yang dicapai : Skor ideal) x 100 = Nilai
Total Skor 12
Kriteria penilaian: Jika tepat skor 4, jika kurang lengkap skor 2-3, dan jika salah skor 1
Pertemuan ke 2
4 cara-cara Tsunami
menghadapi
bencana alam 3.Tuliskan alasan mengapa Karena kita sebagai
kita harus peduli terhadap manusia merupakan
lingkungan sosial mahluk social, sudah 4
menjadi kewajiban kita
peduli terhadap sesama
Total Skor 12
Kriteria penilaian: Jika tepat skor 4, jika kurang lengkap skor 2-3, dan jika salah skor 1
Mengetahui,
Kepala SD N 5 Tejakula Guru Kelas
1. Banjir 1.
2.
3.
2. Longsor 1.
2.
3.
3.
Letusan Gunung Api 1.
2.
3.
4.
4. Tsunami 1.
2.
5. Gempa Bumi 1.
Kunci Jawaban (LDS)
Petunjuk : Diskusikanlah kepada teman kelompokmu gejala-gejala awal apa saja yang timbul
sebelum terjadinya bencana alam.
No Jenis Bencana Alam Gejala Awal
3.
Letusan Gunung Api 1. Naiknya suhu air kawah
2. perubahan komposisi kimiawi air dan gas
kawah
3. guguran kubah lava
4. adanya lindu/gempa
1. Banjir 1.
2.
3.
2. Longsor 1.
2.
3.
3.
Letusan Gunung Api 1.
2.
3.
4.
4. Tsunami 1.
2.
5. Gempa Bumi 1.