Anda di halaman 1dari 11

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)
A.    Identitas
Nama Sekolah             : SMA Negeri 1 Bangil
Mata Pelajaran            : Geografi
Kelas / Semester          : XI / Genap
Materi Pokok              : Mitigasi Bencana Alam
Alokasi Waktu            : 1 Pertemuan @ 90 menit
B.     Kompetensi Inti:
         KI-1 dan KI-2: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menghayati dan
mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.
         KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
         KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
C.    Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
3.7 Menganalisis jenis dan penanggulangan          Menjelaskan karakteristik bencana alam
bencana alam melalui edukasi, kearifan lokal,          Menjabarkan siklus penanggulangan
dan pemanfaatan teknologi modern bencana
         Mengidentifikasi persebaran wilayah rawan
bencana alam di indonesia.
         Menemukan lembaga-lembaga yang
berperan  penanggulangan bencana alam.

D.    Tujuan Pembelajaran
1.      Siswa mampu menjelaskan karakteristik bencana alam
2.      Siswa mampu menjabarkan siklus penanggulangan bencana
3.      Siswa mampu mengidentifikasi persebaran wilayah rawan bencana alam di Indonesia
4.      Menemukan lembaga-lembaga yang berperan  penanggulangan bencana alam.
E.     Materi Pembelajaran
1.      Karakteristik bencana alam.
2.      Siklus penanggulangan bencana.
3.      Persebaran wilayah rawan bencana alam di Indonesia.
4.      Lembaga-lembaga yang berperan dalam penanggulangan bencana alam.
F.     Metode Pembelajaran
         Pendekatan Umum          : Scientific
         Model                               : Discovery Learning
         Metode                             : Ceramah, Diskusi, Penugasan, Tanya jawab.

G.    Media Pembelajaran
1.      Media
-          Video tentang bencana alam
-          Gambar bencana alam gunung meletus
-          Power point tentang karakteristik bencana alam dan sikus penanggulangan bencana
-          Gambar peta persebaran daerah rawan bencana alam di Indonesia
2.      Alat
         Laptop
         Lcd Proyektor
H.    Sumber Belajar
         Buku babon “Aminrudin. 2013. Mitigasi dan kesiapsiagaan bencana alam. Bandung : angkasa.
         Peta persebaran daerah rawan bencana alam di Indonesia.
         Buku Paket SMA Kelas XI. Wardiyatmoko, k 2013. “Geografi untuk SMA/Ma kelas
XI. Erlangga , ISBN 978-602-241-580-0
         Sumber lain (jurnal, internet)
I.       Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan 1
Pertemuan 1 x 90 Menit
Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
Orientasi
         Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan puji syukur kepada
Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran
         Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
         Menyiapkan fisik dan psikis perserta didik dalam mengawali pembelajaran.
Apersepsi
         Mengaitkan materi yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik
         Mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan pembelajaran yang akan dilakukan
Motivasi
         Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pembelajaran yang akan
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari
         Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan
Pemberi Acuan
         Memberitahukan materi yang akan dipelajari
         Pembagian kelompok belajar
Kegiatan Inti (60 menit)
Pada kegiatan inti guru dapat melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
pendekatan dan model yang sudah dijelaskan pada metode pembelajaran tersebut.
Memberi Stimulus
         Guru menjelaskan gambaran tentang bencana alam
         Guru menampilkan powerpoint karakteristik bencana alam dan siklus
penanggulangan bencana
Mengidentifikasi masalah
         Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok, setiap kelompok beranggotakan 6-7
orang.
         Guru memberikan gambar meletusnya gunung kelud di Kabupaten Kediri pada setiap
kelompok.
         Setiap kelompok berdiskusi tentang bencana gunung meletus meliputi karakteristik
bencana dan siklus penanggulangan bencana pada pra, saat terjadi, dan pasca bencana
kemudian membuat laporan tentang mitigasi  bencana alam secara individu.
Mengumpulkan data
         Siswa mencari dan mengumpulkan data yang berkaitan dengan bencana gunung
meletus dari Buku babon “Aminrudin. 2013. Mitigasi dan kesiapsiagaan bencana
alam. Bandung : angkasa. dan sumber lain yang relevan seperti jurnal di internet
untuk menjelaskan karakteristik bencana gunung meletus dan siklus penanggulangan
bencana meliputi pra, saat terjadi, dan pasca bencana kemudian membuat laporan
tentang mitigasi  bencana alam secara individu.
Mengolah data
         Siswa berdiskusi dengan anggota kelompoknya terkait karakteristik dan siklus
penanggulangan bencana kemudian membuat laporan tentang mitigasi  bencana alam
secara individu.
Memverifikasi
         Setiap kelompok menyampaikan hasil diskusinya secara perwakilan dan kelompok
lain menanggapi.
         Setiap kelompok mengumpulkan hasil laporan tentang mitigasi bencana alam secara
individu.
Menyimpulkan
         Masing-masing  kelompok menyimpulkan hasil diskusi
Kegiatan Penutup (15 menit)
         Guru memberikan refleksi pada siswa serta mengulas kembali materi yang telah
dipelajari
         Guru beserta siswa menyimpulkan materi pembelajaran
         Guru memberikan pujian pada setiap kelompok karena telah berkontribusi dengan
baik
         Guru mengajak siswa untuk berdoa dan mengahiri dengan salam

A.    Penilaian
1.      Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-hari,
baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan langsung dilakukan
oleh guru. Berikut contoh instrumen penilaian sikap
Aspek Perilaku yang
Jumlah Skor Kode
No Nama Siswa Dinilai
Skor Sikap Nilai
BS JJ TJ DS
1 Asmiranda 80 85 80 85 330 82,5 SB
2 ... ... ... ... ... ... ...
3 ... ... ... ... ... ... ...
4 ... ... ...... ... ... ... ...

Keterangan :
BS : Bekerja Sama
JJ : Jujur
TJ : Tanggun Jawab
DS : Disiplin

Catatan :
1.      Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100      = sangat baik
75        = Baik
50        = Cukup
25          = Kurang
2.      Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3.      Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 330 : 4 = 82,5

4.      Kode nilai / predikat :


75,01 – 100,00            = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00              = Baik (B)
25,01 – 50,00             = Cukup (C)
00,00 –  25,00             = Kurang (K)

2.      Penilaian Kognitif
Tes Tulis Uraian
Soal
         Bencana alam meliputi gunung meletus, gempa bumi, tanah longsor, dan banjir. Jelaskan
karakteristik gunung meletus dan gempa bumi!
         Bagaimana siklus penanggulangan bencana alam?
3.      Penilaian hasil diskusi
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1 Penguasaan materi diskusi
2 Kemampuan menjawab pertanyaan
3 Kemampuan mengolah kata
4 Kemampuan menyelesaikan masalah

Keterangan :
100      = Sangat Baik
75        = Baik
50        = Kurang Baik
25        = Tidak Baik

4.      Penilaian Produk (Laporan di pertemuan 1)

Skor Skor yang diperoleh


No. Aspek yang dinilai
Maksimal Siswa
1. Sistematika laporan 4
2. Kelengkapan laporan 4
3. Kejelasan dan keruntutan
4
penulisan
4. Kebenaran konsep ide yang
4
dipaparkan
5. Ketepatan pemilihan kosakata 4
6. Kemampuan siswa
4
menjelaskan isi laporan
7. Usaha siswa dalam menyusun
4
laporan
8. Presentasi laporan 4

Skor Maksimal = 32/32 x 100 = 100

Materi
Bencana merupakan sesuatu yg menyebabkan (menimbulkan) kesusahan, kerugian, atau
penderitaan; kecelakaan; bahaya. Bencana tidak terpisahkan dalam sejarah manusia, khususnya
Indonesia. Indonesia memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologis, dan demografis yang
memungkinkan terjadinya bencana, baik yang disebabkan oleh faktor alam, faktor nonalam
maupun faktor manusia yang menyebabkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Wilayah Indonesia secara geografis
dan geologis merupakan daerah yang rawan bencana dikarenakan beberapa sebab berikut:
1.      Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik
yaitu lempeng Euroasia, Australia, Pasifik, dan Filipina yang memungkinkan seringnya terjadi
gempa tektonik dan berbagai akibat lainnya.
2.      Terdapat 130 gunung api aktif di Indonesia yang terbagi dalam Tipe A, Tipe B, dan Tipe C.
Gunung api tipe A adalah gunung api yang pernah meletus sekurang-kurangnya satu kali setelah
tahun 1600 dan masih aktif, tipe B adalah gunung api yang masih aktif tetapi belum pernah
meletus dan tipe C adalah gunung api yang masih diindikasikan sebagai gunung api aktif.
3.      Terdapat lebih dari 5.000 sungai besar dan kecil yang 30% di antaranya melewati kawasan padat
penduduk dan berpotensi menimbulkan banjir, banjir bandang dan tanah longsor pada saat
musim penghujan.

Bencana alam adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan dampak besar bagi
populasi manusia. Peristiwa alam dapat berupa banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi,
tsunami, tanah longsor, badai salju, kekeringan, hujan es, gelombang panas, hurikan, badai
tropis, taifun, tornado, kebakaran liar dan wabah penyakit. Beberapa bencana alam terjadi tidak
secara alami. Contohnya adalah kelaparan, yaitu kekurangan bahan pangan dalam jumlah besar
yang disebabkan oleh kombinasi faktor manusia dan alam. Dua jenis bencana alam yang
diakibatkan dari luar angkasa jarang mempengaruhi manusia, seperti asteroid dan badai
matahari. 
Berikut ini adalah jenis bencana, baik bencana alam maupun non alam berikut
karakteristik dan permasalahannya. Setiap jenis bencana memiliki karakteristik dan sangat
berkaitan erat dengan masalah yang dapat diakibatkannya. Dengan mengenal karakteristik setiap
ancaman, kita dapat mengetahui perilaku ancaman tersebut dan menyusun langkah-langkah
pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan termasuk dalam penyusunan rencana operasional saat
terjadi bencana.
1. Banjir
Banjir merupakan peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan.
Karakteristik :
- Onset kejadian dapat berlangsung lambat, cepat atau tanpa peringatan (banjir bandang)
- Biasanya terkait musim
- Dampak merusak tergantung pada tinggi air, luas genangan, lamanya genangan, kecepatan
aliran, material yang hanyut dan tingkat kepekatan/endapan lumpur
- Dapat mengakibatkan kerusakan struktur bangunan dan infrastruktur
- Dapat memutus akses dan mengisolasi masyarakat
Permasalahan Spesifik : dapat mengakibatkan masalah kesehatan masyarakat, dan biasanya
memerlukan evakuasi

2. Gempa Bumi
Gempa bumi merupakan getaran yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari
dalam bumi yang menciptakan gelombang seismik.
Karakteristik :
- Tidak ada tanda-tanda peringatan
- Onset kejadian tiba-tiba
- Dampak utamanya diakibatkan oleh pergerakan patahan dan mengakibatkan kerusakan struktur
bangunan dan infrastruktur.
Permasalahan :
- Memerlukan evakuasi dan tindakan medis segera
- Kesukaran akses dan mobilisasi
- Dalam beberapa kejadian dapat menyebabkan masalah perekonomian di wilayah yang terkena  

3. Gunung Meletus
Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi
yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi.
Karakteristik :
- Biasanya ada tanda peringatan dan dapat diprediksi
- Dapat merusak struktur bangunan
- Aliran lava dapat mengakibatkan kebakaran
- Sebaran debu vulkanik dapat menjangkau areal yang luas
- Banjir lava dapat terjadi jika disertai hujan

4. Tsunami
Tsunami  merupakan perpindahan badan air yang disebakan oleh perubahan permukaan laut
secara vertikal dengan tiba-tiba.
Karakteristik :
- Ada tanda peringatan dan dapat diprediksi
- Gelombang tsunami dapat sangat destruktif terhadap lingkungan di daerah pesisir termasuk
merusak struktur bangunan dan infrastruktur
Permasalahan : Waktu evakuasi yang sangat singkat dan memerlukan evakuasi serta tindakan
medis segera.

5. Tanah Longsor
Longsor  merupakan suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan masa batuan atau
tanah dengan berbagai tipe dan jenis.
Karakteristik :
- Onset kejadian berlangsung cepat dengan atau tanpa peringatan
- Mengakibatkan kerusakan struktur bangunan
- Dapat memutus akses
Permasalahan :  Memerlukan evakuasi dan tindakan medis segera, dan kadang terdapat
kesukaran akses di lokasi.

Siklus Penanggulangan Bencana


Terdapat empat tahapan dalam penanggulangan bencana. Tahapan tersebut dapat meliputi
proses pencegahan dan mitigasi; kesiapsiagaan; tanggap darurat; dan rehabilitasi serta
rekonstruksi. Secara umum digambarkan sebagai berikut.
1.      Tahap Pencegahan dan Mitigasi
Tahap pencegahan dan mitigasi bencana dilakukan untuk mengurangi serta menanggulangi
resiko bencana. Rangkaian upaya yang dilakukan dapat berupa perbaikan dan modifikasi
lingkungan fisik maupun penyadaran serta peningkatan kemampuan menghadapi ancaman
bencana.
Tahap pencegahan dan mitigasi bencana dapat dilakukan secara struktural maupun kultural (non
struktural). Secara struktural upaya yang dilakukan untuk mengurangi kerentanan (vulnerability)
terhadap bencana adalah rekayasa teknis bangunan tahan bencana. Sedangkan secara kultural
upaya untuk mengurangi kerentanan (vulnerability) terhadap bencana adalah dengan cara
mengubah paradigma, meningkatkan pengetahuan dan sikap sehingga terbangun masyarakat
yang tangguh. Mitigasi kultural termasuk di dalamnya adalah membuat masyarakat peduli
terhadap lingkungannya untuk meminimalkan terjadinya bencana.
Kegiatan yang secara umum dapat dilakukan pada tahapan ini adalah:

1. membuat peta atau denah wilayah yang sangat rawan terhadap bencana
2. pembuatan alarm bencana
3. membuat bangunan tahan terhadap bencana tertentu
4. memberi penyuluhan serta pendidikan yang mendalam terhadap masyarakat yang berada
di wilayah rawan bencana.

2.      Tahap Kesiapsiagaan
Tahap kesiapsiagaan dilakukan menjelang sebuah bencana akan terjadi. Pada tahap ini
alam menunjukkan tanda atau signal bahwa bencana akan segera terjadi. Maka pada tahapan ini,
seluruh elemen terutama masyarakat perlu memiliki kesiapan dan selalu siaga untuk menghadapi
bencana tersebut.
Pada tahap ini terdapat proses Renkon yang merupakan singkatan dari Rencana Kontinjensi.
Kontinjensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi, tetapi
mungkin juga tidak akan terjadi. Rencana Kontinjensi berarti suatu proses identifikasi dan
penyusunan rencana yang didasarkan pada keadaan kontinjensi atau yang belum tentu tersebut.
Suatu rencana kontinjensi mungkin tidak selalu pernah diaktifkan, jika keadaan yang
diperkirakan tidak terjadi.
Secara umum, kegiatan pada tahap kesiapsiagaan antara lain:

1. menyusun rencana pengembangan sistem peringatan, pemeliharaan persediaan dan


pelatihan personil.
2. menyusun langkah-langkah pencarian dan penyelamatan serta rencana evakuasi untuk
daerah yang mungkin menghadapi risiko dari bencana berulang.
3. melakukan langkah-langkah kesiapan tersebut dilakukan sebelum  peristiwa bencana
terjadi dan ditujukan untuk meminimalkan korban jiwa, gangguan layanan, dan
kerusakan saat bencana terjadi.

3.      Tahap Tanggap Darurat


Tahap tanggap darurat dilakukan saat kejadian bencana terjadi. Kegiatan pada tahap tanggap
darurat yang secara umum berlaku pada semua jenis bencana antara lain:

1. —Menyelamatkan diri dan orang terdekat.


2. —Jangan panik.
3. —Untuk bisa menyelamatkan orang lain, anda harus dalam kondisi selamat.
4. —Lari atau menjauh dari pusat bencana tidak perlu membawa barang-barang apa pun.
5. Lindungi diri dari benda-benda yang mungkin melukai diri

4.      Tahap Rehabilitasi dan Rekonstruksi


Tahapan rehabilitasi dan rekonstruksi biasa dilakukan setelah terjadinya bencana. Kegiatan inti
pada tahapan ini adalah:

1. Bantuan Darurat

-          Mendirikan pos komando bantuan


-          Berkoordinasi dengan Satuan Koordinator Pelaksana Penanggulangan Bencana (SATKORLAK
PBP) dan pemberi bantuan yang lain.
-          Mendirikan tenda-tenda penampungan, dapur umum, pos kesehatan dan pos koordinasi.
-          Mendistribusikan obat-obatan, bahan makanan dan pakaian.
-          Mencari dan menempatkan para korban di tenda atau pos pengungsian.
-          Membantu petugas medis untuk pengobatan dan mengelompokan korban.
-          Mencari, mengevakuasi, dan makamkan korban meninggal.

2. Inventarisasi kerusakan

-          Pada tahapan ini dilakukan pendataan terhadap berbagai kerusakan yang terjadi, baik bangunan,
fasilitas umum, lahan pertanian, dan sebagainya.

3. Evaluasi kerusakan

-          Pada tahapan ini dilakukan pembahasan mengenai kekurangan dan kelebihan dalam
penanggulangan bencana yang telah dilakukan. Perbaikan dalam penanggulangan bencana
diharapkan dapat dicapai pada tahapan ini.

4. Pemulihan (Recovery)

-          Pada tahapan ini dilakukan pemulihan atau mengembalikan kondisi lingkungan yang rusak atau
kacau akibat bencana seperti pada mulanya. Pemulihan ini tidak hanya dilakukan pada
lingkungan fisik saja tetapi korban yang terkena bencana juga diberikan pemulihan baik secara
fisik maupun mental.

5. Rehabilitasi (Rehabilitation)
-          Mulai dirancang tata ruang daerah (master plan) idealnya dengan memberi kepercayaan dan
melibatkan seluruh komponen masyarakat utamanya korban bencana. Termasuk dalam kegiatan
ini adalah pemetaan wilayah bencana.
-          Mulai disusun sistem pengelolaan bencana yang menjadi bagian dari sistem pengelolaan
lingkungan
-          Pencarian dan penyiapan lahan untuk permukiman tetap
-          Relokasi korban dari tenda penampungan
-          Mulai dilakukan perbaikan atau pembangunan rumah korban bencana
-          Pada tahap ini mulai dilakukan perbaikan fisik fasilitas umum dalam jangka menengah
-          Mulai dilakukan pelatihan kerja praktis dan diciptakan lapangan kerja
-          Perbaikan atau pembangunan sekolah, sarana ibadah, perkantoran, rumah sakit dan pasar mulai
dilakukan
-          Fungsi pos komando mulai dititikberatkan pada kegiatan fasilitasi atau pendampingan.

6. Rekonstruksi

-          Kegiatan rekonstruksi dilakukan dengan program jangka menengah dan jangka panjang guna
perbaikan fisik, sosial dan ekonomi untuk mengembalikan kehidupan masyarakat pada kondisi
yang lebih baik dari sebelumnya

Anda mungkin juga menyukai