(RPP)
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Blambangan Umpu
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas / Semester : X/Genap
Materi Pokok : Dinamika litosfer dan pengaruhnya bagi kehidupan.
Tahun Pelajaran : 2022/2022
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1 X Pertemuan)
4.5 Menyajikan proses dinamika 4.5.1 Membuat laporan sederhana terkait proses pelapukan
pada candi di jawa tengah.
litosfer dengan menggunakan
peta, bagan, gambar, tabel,
grafik, video, dan/atau animasi
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui pendekatan saintifik dan model Problem Based Learning (PBL) peserta didik
dapat menjelaskan pengertian pelapukan, dapat mengidentifikasi jenis-jenis pelapukan
dan menganilisis proses pelapukan dan dampaknya terhadap kehidupan menggunakan
video pembelajaran canva kemudian membuat laporan sederhana terkait terkait proses
pelapukan pada candi di Jawa tengah dengan benar serta bersikap religius, jujur, disiplin,
cinta tanah air dan dapat mengembangkan sikap berpikir kritis, kolaboratif, komunikatif
dan kreatif.
D. Materi Pembelajaran
Sub Materi:
Pengertian pelapukan
Jenis-jenis pelapukan
Proses pelapukan dan pengaruhnya terhadap kehidupan.
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan: saintifik
Metode: Ceramah, diskusi kelompok, tanya jawab, penugasan
Model: Problem Based Learning (PBL)
3. Sumber Belajar
PENDAHULUAN:
Religius
1. Salam, berdo’a, absensi dan memeriksa kebersihan kelas
2. Guru memberikan apersepsi materi sebelumnya tentang Seisme dan 10
pengaruhnya terhadap kehidupan dengan bertanya jawab dengan siswa, lalu Disiplin menit
mengaitkan dengan topik pembelajaran yang akan dipelajari.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
4. Guru Motivasi (meyakinkan peserta didik bahwa mereka mampu mencapai
tujuan pembelajaran).
5. Siswa menyanyikan yel-yel kelas sebelum memulai pelajaran.
6. Guru membagi kelompok
INTI:
Sintak
Model Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Critical
Guru menayangkan video yang telah didesain thinking
tentang pelapukan, Peserta didik diminta
Orientasi mengamati video tersebut. Mandiri
peserta https://www.youtube.com/watch?v=7v4wTn3lm_Y
didik pada Guru bertanya kepada peserta didik, Mengapa bisa
masalah terjadi pelapukan?
Membimbing Creativity
penyelidikan Guru meminta siswa untuk melakukan ice breking
kelompok bersama.
Guru meminta peserta didik membaca dari bahan
ajar dan berbagai sumber informasi.
Kegiataan PPK/4C Waktu
Pelapukan adalah peristiwa hancur atau berubahnya bentuk batuan, baik secara fisika,
kimiawi, maupun secara biologis. Proses yang dipengaruhi oleh cuaca itu membutuhkan waktu
yang sangat lama. Batuan yang telah mengalami proses tersebut akan berubah menjadi tanah. Jika
tanah itu tidak bercampur dengan mineral lainnya, maka tanah itu akan disebut sebagai tanah
mineral.
Jenis-Jenis Pelapukan
Berdasarkan faktor penyebabnya, pelapukan dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu sebagai berikut:
1. Pelapukan Fisik/Mekanik
Kedua, perbedaan temperatur yang tinggi dapat mengakibatkan batuan mengembang saat suhu
tinggi, dan mengerut saat suhu rendah. Apabila hal ini terjadi terus-menerus akan menyebabkan
permukaan batuan retak kemudian pecah, hal ini bisa kita temukan di gurun yang memiliki
perubahan suhu siang dan malam yang tinggi sehingga terdapat banyak batuan pecah.
Ketiga, pembekuan air di dalam batuan dapat merusak batuan. Air yang menyusup ke dalam
batuan, mengalami pembekuan. Akibat tekanan air yang membeku, batuan tersebut bisa pecah.
Proses ini serupa dengan yang terjadi ketika air laut menyusup dalam batu karang. Kristal garam
yang terbentuk di dalam batuan dapat menghancurkan batuan.
2. Pelapukan Kimia
Pelapukan kimia adalah pelapukan dengan proses yang lebih kompleks karena disertai
dengan pengurangan atau penambahan unsur kimia pada batuan. Sehingga komposisinya atau
susunan kimianya tidak lagi seperti batuan asal. Cotoh pelapukan kimiawi adalah pelarutan
batuan oleh air, oksidasi, dan hidrolisis. atau contoh lainnya seperti pelapukan pada batuan
gamping yang melapuk karena terkena air.
Hasil pelapukan kimia karena adanya oksidasi pada batuan yang mengandung besi
Bentuk kenampakan alam hasil pelapukan kimia salah satunya terlihat jelas di wilayah karst.
Contohnya Gua, dolina, uvala, dan aliran sungai bawah tanah, terjadi karena pelarutan tanah
kapur melalui retakan-retakan (diaklas). Retakan akan semakin membesar dan dapat membentuk
lubang-lubang atau gua. Jika lubang-lubang saling berhubungan maka sungai bawah tanah dapat
terbentuk. Kenampakan yang lain seperti adanya stalagtit, stalakmit, dan danau yang dikenal
dengan dolina.
3. Pelapukan Biologis/Organik
Pelapukan ini terjadi dengan bantuan tumbuhan, hewan, dan manusia atau pelapukan yang
disebabkan oleh organisme melalui aktivitasnya. Contoh sederhana dari pelapukan biologis
adalah akar tumbuhan yang terselip di antara bebatuan, lama-kelamaan, ketika si akar membesar
dia akan menembus batu itu sehingga batu tersebut akan pecah dan mengalami pelapukan.
Pelapukan biologis bisa dikatakan lanjutan dari pelapukan fisik dan pelapukan kimia. Jika
lanjutan dari pelapukan fisik, maka disebut biofisik. Sedangkan jika lanjutan dari pelapukan
kimia, maka disebut pelapukan biokimia. Perbedaan dan penjelasan kedua tipe pelapukan ini
dapat kamu cermati pada tabel berikut.
Beda pelapukan biofisik dan biokimia
Sedangkan, ditinjau dari tenaga yang akan membuatnya lapuk, proses ini ditentukan oleh
beberapa hal, yaitu:
Dampak-Dampaknya
Seperti hal lainnya, proses yang satu ini mempunyai dampak positif dan negatif.
Adapun dampak positifnya adalah:
Bisa menghasilkan bentuk yang lebih indah daripada sebelumnya, sehingga bisa dijadikan
sebagai objek wisata, seperti yang terjadi di Grand Canyon di Arizone, Amerika Serikat.
Pelapukan di daerah kapur bisa membentuk gua-gua dengan stalaktit dan stalagmit, sehingga
bisa dijadikan sebagai objek wisata, seperti yang terjadi di Goa Maharani, Lamongan, Jawa
Timur.
Merusak batu-batuan, yang berarti juga termasuk berbagai bangunan, sehingga sangat
merugikan manusia.
Bisa merusak batu-batu candi yang merupakan objek wisata, sehingga menggerus keindahan
objek wisata.
Daftar Pustaka
Shindu, Yasinto dan Sunaryo. 2016. Mandiri Geografi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga
Anjani, Eni dan Haryanto Tri. 2016. Geografi X Untuk SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional
Kadis, 2019. Fenomena Geosfer. Jakarta:Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan
Pendidikan Khusus Dirjen GTK Kemendikbud Utoyo
Rubrik penilaian
Aspek Skor Keterangan
Penilaian 4 Sangat jujur dalam bertindak dikelas
Kriteria Penilaian
A = 92 – 100 : Sangat Baik
B = 84 – 91 : Baik
C = 75 – 83 : Cukup
D = < 75 : Kurang
b. Instrumen Penilaian Pengetahuan
KISI-KISI SOAL
N No. Kunci
Indikator Soal
o soal Jawaban
3.5.2.Mengidentifikasi jenis- Perhatikan hal-hal berikut ini!
jenis pelapukan. 1,2,3 (1) Curah hujan dan temperatur udara
(2) Komposisi miniral batuan
(3) Tutupan vegetasi
(4) Perubahan air garam menjadi kristal
(5) Pembekuan air didalam batuan.
Faktor yang mempengaruhi pelapukan A
kimia ditunjukkan oleh nomor.....
A. (1), (2), dan (3)
B. (1), (3), dan (5)
C. (2), (3), dan (4)
D. (2),(3), dan (5)
E. (3), (4), dan (5)
Petunjuk pengisian
Berilah t a n d a c e n t a n g ( √) p a d a s a l a h s a t u k o l o m a s p e k p e n i l a i a n
berdasarkan
pengamatan pada anggota kelompokmu dalam mengerjakan tugas kelompok
Lembar penilaian
Aspek
No Nama Keaktifan Penilaian
Kerjasama Tanggung jawab Skor
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Aspek yang
Dinilai
Total
No Nama Kemampuan Mempertahankan Nilai
Kerjasama Penguasaan Skor
Komunikasi dan
(Collaboration) Materi
(Comunication) Menghargai
(critical
pendapat
thinking)
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
Rubrik Penilaian
Pedoman Penilaian:
Kriteria Nilai:
1 = Kurang Baik
2 = Cukup Baik A = 91 -100 : Baik Sekali
3 = Baik B = 81- 90 : Baik
4 = Sangat Baik C = 75 - 80 : Cukup
D = < 75 : Kurang
d. Instrumen Penilaian Produk
PENILAIAN PRODUK