(Kurikulum Merdeka)
INFORMASI UMUM
A. Identitas Modul
B. Kompetensi Awal
Mengetahui Indonesia negara rawan bencana
Mengetahui jenis-jenis bencana di Indonesia
Mengetahui kearifan lokal dalam penanggulangan bencana
C. Profil Pelajar Pancasila :
B er i man , b er t a k w a k e p ad a t u h a n y an g ma h a e sa, d a n b e r ak h l a k
m u l i a (mempertebal keimanan dan keyakinan keberadaan dan dinamika fenomena
alam merupakan ciptaan Tuhan).
Bergotong royong (membangun tim dan mengelola kerjasama untuk mencapaitujuan
bersama.
Pribadi yang kreatif (Mengeksplorasi dan mengekspresikan pikiran dan/atau
perasaannya dalam bentuk karya).
Bernalar kritis (Menganalisis dan mengevaluasi penalaran yang digunakannya
dalam menemukan dan mencari solusi).
D. Sarana dan Prasarana:
Laptop
Lcd proyektor
Power point dari kreasi guru
Peta hasil karya siswa, berupa peta persebaran /zonasi bencana alam di Indonesia
Peta geologi Indonesia
Anyboard (papan tulis digital)
LMS Google Classroom dan google slides
Papan Tulis
Internet
E. Target Siswa:
Perangkat ajar ini dapat digunakan guru untuk mengajar
Siswa reguler/tipikal
F. Model Pembelajaran :
Problem Based Larning
KOMPONEN INTI
A. Tujuan Pembelajaran :
Melalui pembelajaran dengan model problem based larning peserta didik mampu
menyimpulkan mitigasi kebencanaan berbasis karakteristik wilayah dan kearifan lokal
secara kreatif dan bernalar kritis, bergotong royong serta berkebinekaan global.
B. Asesmen
1. Asesmen Formatif : Untuk (diagnostic kognitif) mengetahui kemampuan awal dan untuk
perbaikan proses pembelajaran
C. Pemahaman Bermakna
Persebaran daerah rawan bencana alam di Indonesia
Faktor penyebab bencana alam
Mitigasi kebencanaan berbasis karakteristik wilayah dan kearifan lokal
D. Pertanyaan Pemantik
Mengapa Indonesia memiliki potensi bencana yang sangat tinggi?
Mengapa Indonesia disebut laboratorium bencana?
Bagimana manajemen resiko bencana di wilayah Indonesia?
Apakah semua wilayah memiliki kearifan local dalam mitigasi bencana?
E. Kegiatan Pembelajaran (Direncanakan 8 kali Pertemuan)
Jika terdapat satu siswa atau beberapa siswa yang mengalami kesulitan menguasai materi maka
siswa tersebut akan diberikan perlakuan pembelajaran khusus sesuai karakteristik/kemampuan
siswa tersebut dalam bentuk pembelajaran berdiferensiasi.
(bisa melalui salah satu dari kontenya, prosesnya, atau produknya)
Kegiatan Pembelajaran ke 1 : Jenis-jenis bencana alam di Indonesia
Langkah langkah Pembelajaran :
Kegiatan Awal (10 Menit)
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran, memeriksa kehadiran sebagai sikap disiplin
Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik yang akan
diajarkan.
Mengaitkan materi pembelajaran yang akan dipelajari dengan pengalaman siswa
terhadap materi sebelumnya, mengingatkan kembali materi dengan bertanya “Apakah
kamu pernah mendengar, melihat dan mengalami bencana alam?”
Guru menjelaskan bahwa siswa akan diberikan asesmen diagnostik dengan tujuan
mengetahui kemampuan dasar materi mitigasi dan adaptasi bencana alam di
Indonesia.
Inti Pembelajaran (70 menit)
Guru memberikan deskripsi singkat tentang materi pembelajaran siswa
menyimak, memahami dan menanggapi secara kritis.
Guru memberikan stimulus dalam bentuk video “Jingle Kenali Bahayanya Kurangi
Risikonya”. Dipublikasikan oleh BNPB Indonesia (https://youtu.be/8W2sUOkB6Ek).
Siswa bersama-sama menyanyikan lagu “Kenali Bahayanya Kurangi Risikonya”.
Siswa melakukan identifikasi jenis-jenis bencana yang ada di daerahnya.
Siswa menuliskan kembali hasil identifikasi dan pemahamannya terkait dengan jenis-
jenis bencana yang ada di derahnya.
Siswa diminta mengkomunikasikan jenis-jenis bencana yang ada di daerahnya dan
membuat pengelompokan baik bencana alam maupun bencana sosial.
Guru membuat catatan kritis terhadap argumentasi siswa dan memberikan umpan
balik dalam pelaksanaan pembelajaran
Refleksi :
1. Guru mengajukan pertanyaan pengalaman yang menarik selama dalam proses
pembelajaran
2. Kesulitan apa saja yang dialami dalam melakukan aktivitas pembelajaran
3. Kesalahan apa saja yang dialami dalam melakukan aktivitas pembelajaran
4. Bagaimana upaya memperbaiki kesalahan- kesalahan tersebut
Kegiatan Pembelajaran ke 2 : Karaktristik Bencana Alam dan Persebarannya di
Indonesia
Kegiatan Awal (10 Menit)
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran,
memeriksa kehadiran sebagai sikap disiplin
Mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman siswa terhadap materi
sebelumnya, mengingatkan kembali materi dengan bertanya “Bencana apakah yang berpotensi
terjadi di daerah anda?”
Guru mengkondisikan siswa untuk membagi kelompok menjadi beberapa kelompok untuk
mengkaji bencana banjir, gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, longsor, likefaksi, badai atau
angin topan dan kekeringan.
Pembagian kelompok didasarkan pada hasil asssmen diagnistik pada pertemuan pertama dengan
masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang (disesuaikan dengan jumlah siswa pembelajaran)
Refleksi
1. Guru mengajukan pertanyaan pengalaman yang menarik selama dalam proses pembelajaran
2. Guru mengecek kembali partisipasi siswa dalam pembelajaran
3. Guru menanyakan kepada siswa tentang kesulitas dan langkah perbaikan yang perlu
dilakukan dalam pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran ke 3 : Karakteristik Bencana Gmpa Bumi dan Tsunami
Langkah Langkah pembelajaran
Kegiatan Awal (10 Menit)
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran, memeriksa kehadiran sebagai sikap disiplin
Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik yang akan
diajarkan yaitu karaktristik bencana alam di Indonsia.
Mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman siswa
terhadap materi sebelumnya, mengingatkan kembali materi dengan bertanya “apa
yang kamu ketahui tentang tanda-tanda tsunami?”
Guru menanyakan kesiapan masing-masing kelompok untuk mendiskusikan hasil
kelompoknya dalam bentuk makalah dan power poit.
Siswa dibentuk duduk scara melingkar brdasarkan kelompok masing-masing
Siswa dikondisikan untuk selalu membuka kamera dalam diskusi kelompok
Refleksi
1. Guru mengajukan pertanyaan pengalaman yang menarik selama dalam proses
pembelajaran
2. Silahkan kamu identifikasi tantangan dan hambatan dalam penyususnan
makalah.
3. Bagian mana yang menurutmu paling sulit dari pelajaran ini?
4. Apa yang akan kamu lakukan untuk menyelesaikan penyusunan makalah tepat
waktu?
5. Apa upaya kelompok untuk memahami lebih mendalam materi pelajaran ini?
Proses Asesmen
1. Guru melakukan pengamatan pada siswa selama diskusi kelompok. Hasil
pengamatan berupa partisipasi siswa dalam kegiatan diskusi kelompok.
2. Guru mengajukan pertanyaan lisan untuk mengetahui ketercapaian
pemahaman materi pembelajaran.
Lempeng Indo-Eurasia: Kecepatan: ~7 cm/th dan Lempeng Aus-Pacific: Kecepatan: ~11 cm/th
Peta Historis Kejadian & Statistik Gempa bumi (sumber: WinITDB, 2017)
Proses Asesmen
1. Guru melakukan pengamatan pada siswa selama diskusi kelompok. Hasil
pengamatan berupa partisipasi siswa dalam kegiatan diskusi kelompok.
2. Guru mengajukan pertanyaan lisan untuk mengetahui ketercapaian
pemahaman materi pembelajaran.
Proses Asesmen
1. Guru melakukan pengamatan pada siswa selama diskusi kelompok. Hasil
pengamatan berupa partisipasi siswa dalam kegiatan diskusi kelompok.
2. Guru mengajukan pertanyaan lisan untuk mengetahui ketercapaian pemahaman
materi pembelajaran.
Proses Asesmen
8. Guru melakukan pengamatan pada siswa selama diskusi kelompok. Hasil
pengamatan berupa partisipasi siswa dalam kegiatan diskusi kelompok.
9. Guru mengajukan pertanyaan lisan untuk mengetahui ketercapaian
pemahaman materi pembelajaran.
Proses Asesmen
1. Guru melakukan pengamatan pada siswa selama diskusi kelompok. Hasil
pengamatan berupa partisipasi siswa dalam kegiatan diskusi kelompok.
2. Guru mengajukan pertanyaan lisan untuk mengetahui ketercapaian pemahaman
materi pembelajaran.
Berada di wilayah yang diapit oleh 3 lempeng tektonik, membuat Indonesia kerap dilanda
gempa bumi. Seperti baru-baru ini, gempa bumi mengguncang Tasikmalaya dan beberapa
wilayah di sekitarnya.Keresahan dan kepanikan kemudian menjadi hal yang menyelimuti
masyarakat setelah gempa melanda. Tak selang lama, terminologi 'mitigasi' kerap dilontarkan
untuk membekali masyarakat menghadapi gempa bumi ke depannya.
Biasanya, Jepang adalah negara yang sering dirujuk mengenai urusan gempa bumi.
Namun, siapa sangka bahwa masyarakat Indonesia sendiri sebenarnya telah memiliki cara
mitigasi gempa bumi berdasarkan kearifan lokal mereka. Kearifan lokal sendiri adalah kepribadian,
identitas kultural mayarakat yang berupa nilai, norma, etika, kepercayaan, dan adat istiadat yang
diajarkan dan dipraktikkan secara turun menurun. Seperti apa mitigasi gempa bumi berbasis
kearifan lokal masyarakat Indonesia? Berikut ini kumparan (kumparan.com) merangkum 4 mitigasi
gempa bumi yang berbasis kearifan lokal di Indonesia.
Proses Asesmen
1. Guru melakukan pengamatan pada siswa selama diskusi kelompok. Hasil
pengamatan berupa partisipasi siswa dalam kegiatan diskusi kelompok.
2. Guru mengajukan pertanyaan lisan untuk mengetahui ketercapaian
pemahaman materi pembelajaran.
3. Guru melakukan penilaian terkait dengan soal yang diberikan pada siswa.
Kegiatan 1
Kriteria ketercapaian pembelajaran:
11.4.1 Mengidentifikasi bencana yang terjadi di sekitar kita
11.4.2 Menjelaskan konsep bencana
11.4.3 Mengklasifikasikan jenis dan karakteristik bencana
11.4.4 Menjelaskan siklus penanggulangan bencana
b. Penanggulangan
- bencana Banjir
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
…………………………..
- Gempa Bumi
….……………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………
- Gunung Api Meletus
……………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………
- Kebakaran Hutan……………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………
2. Lengkapilah tabel tentang jenis dan karakteristik bencana di bawah ini dengan benar!
3
4
Pernyataan Jawaban
6. Aktivitas vulakanik yang dikenal dengan istilah erupsi (...) f. Tanah Longsor
7. Putaran udara yeng bergerak cepat dan berbentuk corong g. Gempa Bumi
spiral yang berkaitan erat dengan pertumbuhan awan badai
dengan kecepatan mulai 72 km / jam sampai 400 km/jam
(...)
9. Suatu kondisi dimana terjadi penurunan suhu muka laut di i. Letusan Gunung
Kawasan Timur Ekuator di Lautan Fasifik (...) Berapi
Kegiatan 2
Hujan lebat menyusul banjir melanda Sumatera Barat 21-22 Maret 2016,
menyebabkan kerusakan parah. Ribuan rumah terendam, puluhan hektar sawah rusak,
saluran irigasi dan Intake PDAM jebol dan empat orang dilaporkan meninggal terbawa
arus maupun tertimbun longsor. Ia terjadi di ketujuh kabupaten/kota, yakni Padang,
Bukittinggi, Pariaman, Padang Pariaman, Agam, Pesisir Selatan dan Pasaman Barat.
BPBD menaksir kerugian bencana mencapai ratusan miliar rupiah, antara lain
Padang sekitar Rp45,8 miliar, Padang Pariaman (Rp25-Rp30 miliar), Pariaman (Rp10
miliar), Pesisir Selatan (Rp5 miliar) dan Agam kerugian Rp638 juta
“Dua daerah lain, Bukittinggi dan Pasaman Barat, masih penilaian,” kata Kepala Bidang
Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar, Pagar Negara
Ratusan rumah warga, beberapa sekolah dan ratusan kendaraan bermotor terendam,
jembatan putus dan bantalan rel kereta api rusak sepanjang 10 meter.
Di Kota Pariaman, satu jembatan rusak berat, puluhan rumah terendam. Di Padang
Pariaman, seorang warga Rimbokalam, Nagari Anduriang, tewas tertimbun longsor,
dua menderita luka-luka dan sejumlah akses jalan lintas Sumatera, tertimbun.
Di Bukittinggi, Kelurahan Pulai Anak Aie, ratusan rumah terendam. Ketinggian banjir
mencapai satu meter. Banjir juga menggenangi beberapa kawasan lain
Di Kabupaten Agam, banjir melanda dua Kelurahan Gasan Kaciak, Tanjung Mutiara
dan Kampung Pisang, Ampek Nagari. Agam juga longsor menerjang tiga nagari, Panta
Kecamatan Matur, Panta Sungai Jariang, dan Nagari Malalak.
Banjir dan longsor di Pasaman, tepatnya Kelurahan Berangin, Lubuk Sikaping. Longsor
menutup badan jalan. Jalan penghubung Bukitinggi-Pasaman-Medan, sempat lumpuh
total.
Khusus Pesisir Selatan, banjir di Kanagarian Kapuh Utara, Kecamatan Koto I Tarusan,
Air Haji Barat, Kecamatan Linggo Sari Baganti dan beberapa daerah lain.
Untuk mencegah banjir bandang, pascabanjir dan longsor Gubernur Sumbar, pada 24
Maret, mengeluarkan surat edaran kepada 19 kabupaten/kota untuk membersihkan
hulu dan daerah aliran sungai (DAS) minimal dua kali.
Penyebab banjir
Prof Isril Berd, Ketua Forum DAS Padang, mengatakan, topografi Padang terdiri atas
lereng bagian Bukit Barisan dengan luas 1.414,96 kilometer persegi. Dari luas ini,
hanya 30% layak huni, atau area pemukiman, selebihnya 70% perbukitan.
Kondisi topografi ini, menjadi salah satu faktor penyebab banjir. “Bentangan alam
Padang banyak landai, tempat air berkumpul atau cekungan kerendahan. Ini tumpuan
air mengalir dan sasaran banjir seperti Kuranji dan Koto Tengah,” katanya. Total sekitar
3.600-4.000 hektar luasan rawan banjir.
Merujuk data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), intensitas hujan
21-22 Maret lalu 370 milimeter, tergolong ekstrem, normal 1.100-1.800 meter kubik air.
Kondisi itu, katanya, memaksa per satu hektar tanah menahan 3.700 meter kubik air.
Bisa dikatakan melebihi daya tampung hutan. “Seluas lapangan bola harus
menampung 3.700 meter kubik air, ketika intensitas hujan tinggi tak tertampung
drainase hingga limpahan menjadi banjir. Ini diperparah pasang laut saat itu, pasang
naik, air mengalir bertemu menjadi sasaran aliran air,” katanya.
Selain itu, enam DAS terletak di Padang, menjadi salah satu pemicu. Enam DAS,
masing-masing Timbalun, Bungus, Arau, Kuranji, Air Dingin dan Kandis. DAS ini
berhulu dan bermuara di Padang, tak melintasi daerah lain.
Dengan kondisi ini, banyak hal mungkin terjadi di Padang, terkait hujan dan banjir.
Kalau hujan hulu perbukitan, air cepat mengalir ke Padang.
“Jika curah hujan tinggi di lereng, banjir dan longsor sulit dielakkan, contoh longsor di
Airdingin.”
Faktor penyebab lain, hutan di perbukitan tak lagi berkualitas. Dia mengatakan, banyak
hutan gundul karena penebangan, alihfungsi menjadi pertanian atau bekas longsor
perbukitan menjadi pemicu banjir dan longsor.
Sumber: http://www.mongabay.co.id/2016/04/04/menilik-banjir-longsor-sumbar-dari-masalah-
drainase-sampai-kerusakan-hutan/
a. Mengapa Sumatera Barat rawan mengalami bencanan banjir dan longsor?
b. Apa yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah bencana alam, baik yang
bersifat klimatologis, geologis, maupun biologis yang terjadi di Sumatera Barat?
c. Menurutmu, sudah efektifkah langkah pencegahan dan penanggulangan bencana yang
dilakukan selama ini? Mengapa demikian?
d. Sebagai pelajar dan generasi muda Indonesia, apa yang dapat kamu lakukan untuk
mencegah bencana alam terjadi di lingkunganmu?
Kegiatan 3
Pengayaan
Bagi siswa yang memiliki kemampuan dan daya serap di atas KKTP
diberikan bacaan artikel studi kasus untuk review dan dilakukan
penyimpulan
1. BNPB. 2021. Rencana Nasional Penanggulangan Bencana 2020-2024.
Jakarta.
2. BNPB. 2019. Katalog Desa Kelurahan Rawan Gempa Bumi, Rawan
Banjir, Rawan Tsunami, Rawan Kkeringan, dan Rawan Longsor.
Jakarta.
3. Badan Geologi. 2019. Atlas Zona Kerentanan Likuefaksi Indonsia. Bandung
4. Suparmini, dkk. 2014. Mitigasi Bencana Berbasis Kearifan Lokal
Masyarakat Baduy.
Remedial
Bagi siswa yang memiliki kemampuan dan daya serap di bawah KKTP diberikan
bacaan materi dilengkapi video untuk memudahkan dalam memahami
pembelajaranserta akan selalau dibimbing oleh guru. Berikut ini link video dan
materinya:
1. Animasi Seberapa Siapkah Kekeringan (https://youtu.be/y1e-PlUKMFQ)
2. Siaga Kekeringan (https://youtu.be/fZnIEBCJAZQ)
3. Bahaya Longsor (https://youtu.be/yIMEadOSGN8)
4. Tanggap , Tangkas , Tangguh Menghadapi Bencana "Gempa Bumi"
(https://youtu.be/nk38uvgEWkM)
D. Glosarium/Kata kunci:
Mitigasi bencana
Liquifaksi
Kearifan lokal
Karakteristik wilayah
Manajemen resiko bencana
E. Daftar Pustaka :
Guru
1. Samadi. 2019. Geografi untuk SMA kelas XI peminatan ilmu-ilmu sosia. Bogor: Quadra.
2. Budi Raharjo Agung. 2016. Geografi XI. Surakarta : Mediatama.
3. BNPB. 2021. Rencana Nasional Penanggulangan Bencana 2020-2024. Jakarta.
4. BNPB. 2021. Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh Cetakan Kelima 2020. Jakarta.
5. BNPB. 2020. Buku Pembelajaran Satuan Pendidikan Aman Bencana. Jakarta.
6. BNPB. 2019. Katalog Desa Kelurahan Rawan Gempa Bumi, Rawan Banjir,
RawanTsunami, Rawan Kkeringan, dan Rawan Longsor. Jakarta.
7. Badan Geologi. 2019. Atlas Zona Kerentanan Likuefaksi Indonsia. Bandung.
8. Suparmini, dkk. 2014. Mitigasi Bencana Berbasis Kearifan Lokal Masyarakat Baduy.
Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 19, No.1, April 2014: 47-64. FIS UNJ.
9. https://magma.vsi.esdm.go.id/#
Siswa
1. Samadi. 2019. Geografi untuk SMA kelas XI peminatan ilmu-ilmu sosia. Bogor: Quadra.
2. Budi Raharjo Agung. 2016. Geografi XI. Surakarta : Mediatama.
3. BNPB. 2021. Rencana Nasional Penanggulangan Bencana 2020-2024. Jakarta.
4. BNPB. 2021. Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh Cetakan Kelima 2020. Jakarta.
5. Badan Geologi. 2019. Atlas Zona Kerentanan Likuefaksi Indonsia. Bandung.
6. https://tinyurl.com/Materi-MitigasiBencana
7. https://www.bnpb.go.id/definisi-bencana.
8. https://www.bnpb.go.id/potensi-ancaman-bencana.
9. https://www.bnpb.go.id/siaga-bencana.
10. https://www.bnpb.go.id/informasi-bencana.
11. https://youtu.be/8W2sUOkB6Ek
12. https://youtu.be/g5CnBIK93go
13. https://bpbd.bogorkab.go.id/kearifan-lokal-budaya-indonesia-dalam-
mitigasi- bencana/
14. https://kumparan.com/kumparannews/4-mitigasi-gempa-bumi-berbasis-
kearifan- lokal-di-indonesia/full
Materi ajar :
- Pemahaman tentang Mitigasi
- Menjelaskan jenis-jenis bencana alam
- Menjelaskan karakteristik bencana alam di Indonesia
- Menjelaskan persebaran daerah rawan bencana alam di Indonesia.
- Managemen Kebencanaan
- Menjelaskan kearifan lokal mitigasi bencana di berbagai daerah di Indonesia.
Nama : ...............................................................................
Kelas : ................................................................................
Tanggal : ................................................................................
5. Sebutkan yang termasuk dalam kelompok bencana hidrologi dan bencana geologi!
6. Apa yang akan dilakukan apabila kamu sedang belajar, tiba-tiba terjadi gempa yang
cukup besar?
Hari/Tanggal :
Nama :
Inisial Anggota :
Kelas :
Judul :
Lampiran Lembar Asesmen sumatif lingkup materi (Mitigasi dan Adaptasi Bencana)
Lembar Asesmen Mitigasi dan Adaptasi bencana berbasis oneline (dengan googlefor