Twitter
Youtube
Instagram
Home
Best Seller
Best Seller Novel
Novel Romance
Pendidikan
Akuntansi
Biologi
Fisika
Sejarah Islam
Updates
Terbaru
Literasi
Review Buku
Promo
Type here to search...
Home
Best Seller
Best Seller Novel
Novel Romance
Pendidikan
Akuntansi
Biologi
Fisika
Sejarah Islam
Updates
Terbaru
Literasi
Review Buku
Promo
Type here to search...
Biologi
banner e perpus
Daftar Isi
PENGERTIAN Mitigasi BENCANA
JENIS Mitigasi BENCANA
Mitigasi STRUKTURAL
Mitigasi NON STRUKTURAL
STRATEGI Mitigasi BENCANA
PEMETAAN
PEMANTAUAN
PENYEBARAN INFROMASI
SOSIALISASI, PENYULUHAN, PENDIDIKAN
PERINGATAN DINI
TAHAP PENANGANAN BENCANA
CONTOH Mitigasi BENCANA
CONTOH Mitigasi BENCANA ALAM
CONTOH Mitigasi BENCANA NON ALAM
CONTOH Mitigasi BENCANA SOSIAL
Mitigasi DI BERBAGAI SEKTOR
SEKTOR KEHUTANAN
SEKTOR PERTANIAN
SEKTOR LIMBAH RUMAH TANGGA
SEKTOR PERAIRAN
SEKTOR TRANSPORTASI
Kategori Ilmu Biologi
Materi Biologi Kelas X
PENGERTIAN
Mitigasi BENCANA
Mitigasi Bencana merupakan upaya yang dilakukan
untuk mengurangi risiko dan dampak yang diakibatkan
oleh bencana terhadap masyarakat di kawasan rawan
bencana, baik itu bencana alam, bencana ulah manusia
maupun gabungan dari keduanya dalam suatu negara
atau masyarakat.
JENIS Mitigasi
BENCANA
Tujuan dari mitigasi sendiri adalah mengurangi kerugian
pada saat terjadinya bahaya di masa mendatang,
mengurangi risiko kematian dan cedera terhadap
penduduk, mencakup pengurangan kerusakan dan
kerugian-kerugian ekonomi yang ditimbulkan terhadap
infrastruktur sektor publik. Mitigasi dibagi menjadi 2
jenis, yakni mitigasi struktural dan mitigasi non
struktural. Apa bedanya? Berikut penjelasanya Grameds!
Mitigasi STRUKTURAL
Mitigasi struktural merupakan upaya dalam
meminimalkan bencana dengan membangun berbagai
prasarana fisik menggunakan teknologi. Misalnya
dengan membuat waduk untuk mencegah banjir,
membuat alat pendeteksi aktivitas gunung berapi,
menciptakan early warning sistem untuk memprediksi
gelombang tsunami, hingga membuat bangunan tahan
bencana atau bangunan dengan struktur yang
direncanakan sedemikian rupa sehingga mampu bertahan
dan tidak membahayakan para penghuninya jika bencana
terjadi sewaktu-waktu.
Mitigasi NON
STRUKTURAL
Mitigasi non struktural merupakan suatu upaya dalam
mengurangi dampak bencana melalui kebijakan dan
peraturan. Contohnya, UU PB atau Undang-Undang
Penanggulangan Bencana, pembuatan tata ruang kota,
atau aktivitas lain yang berguna bagi penguatan kapasitas
warga.
STRATEGI Mitigasi
BENCANA
Memahami bahwa bencana dapat diprediksi secara
alamiah dan saling berkaitan antara yang satu dan lainnya
sehingga perlu di evaluasi secara terus menerus. Upaya
mitigasi bencana harus memiliki persepsi yang sama baik
dari aparat pemerintahan maupun masyarakatnya.
Adapun strategi yang dapat dilakukan agar upaya
mitigasi bencana dapat terkoordinir dengan baik adalah
sebagai berikut.
PEMETAAN
Pemetaan menjadi hal terpenting dalam mitigasi bencana,
khususnya bagi wilayah yang rawan bencana. Hal ini
dikarenakan sebagai acuan dalam membentuk keputusan
antisipasi kejadian bencana. Pemetaan akan tata ruang
wilayah juga diperlukan agar tidak memicu gejala
bencana. Sayangnya di Indonesia pemetaan tata ruang
dan rawan bencana belum terintegrasi dengan baik, sebab
memang belum seluruh wilayahnya dipetakan, Peta yang
dihasilkan belum tersosialisasi dengan baik, Peta bencana
belum terintegrasi dan Peta bencana yang dibuat
memakai peta dasar yang berbeda beda sehingga
menyulitkan dalam proses integrasinya.
PEMANTAUAN
Pemantauan hasil pemetaaan tingkat kerawanan bencana
pada setiap daerah akan sangat membantu dalam
pemantauan dari segi prediksi terjadinya bencana. Hal ini
akan memudahkan upaya penyelamatan saat bencana
terjadi. Pemantauan juga dapat dilakukan untuk
pembangunan infrastruktur agar tetap memperhatikan
AMDAL.
PENYEBARAN
INFROMASI
Penyebaran informasi dilakukan antara lain dengan cara
memberikan poster dan leaflet kepada Pemerintah
Kabupaten atau Kota dan Provinsi seluruh Indonesia
yang rawan bencana, tentang tata cara mengenali,
mencegah dan penanganan bencana. Tujuannya untuk
meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana geologi di
kawasan tertentu. Koordinasi pemerintah daerah sangat
berperan dalam penyebaran informasi ini mengingat
wilayah Indonesia yang sangat luas.
SOSIALISASI,
PENYULUHAN,
PENDIDIKAN
Beberapa lapisan masyarakat mungkin ada yang tidak
dapat mengakses informasi mengenai bencana. Oleh
karenanya menjadi tugas aparat pemerintahan untuk
melakukan sosialisasi ke masyarakat. Adapun bahan
penyuluhan hampir sama dengan penyebaran informasi.
Pelatihan difokuskan kepada tata cara pengungsian dan
penyelamatan jika terjadi bencana. Tujuan latihan lebih
ditekankan pada alur informasi dari petugas lapangan,
pejabat teknis dan masyarakat sampai ke tingkat
pengungsian dan penyelamatan korban bencana. Dengan
pelatihan ini kesiagaan tinggi menghadapi bencana akan
terbentuk.
PERINGATAN DINI
Peringatan dini untuk memberitakan hasil pengamatan
kontinyu di suatu daerah yang rawan bencana, dengan
tujuan agar masyarakatnya lebih siaga. Peringatan dini
tersebut disosialisasikan kepada masyarakat melalui
pemerintah daerah dengan tujuan memberikan kesadaran
masyarakat dalam menghindarkan diri dari bencana.
Peringatan dini dan hasil pemantauan daerah rawan
bencana berupa saran teknis, pengalihan jalur jalan
(sementara atau seterusnya), pengungsian dan saran
penanganan lainnya.
TAHAP
PENANGANAN
BENCANA
Bagian paling kritis dari Pelaksanaan mitigasi adalah
pemahaman penuh akan sifat bencana. Dalam setiap
negara dan daerah, tipe bahaya-bahaya yang dihadapi
juga akan berbeda-beda. Beberapa negara rentan
terhadap banjir, yang lain memiliki sejarah-sejarah
tentang kerusakan badai tropis, dan yang lain dikenal
sebagai daerah gempa bumi. Berdasarkan siklus
waktunya, kegiatan penanganan bencana kemudian dapat
dibagi 4 kategori. Mitigasi sebagai tahap awal
penanggulangan bencana alam untuk mengurangi dan
memperkecil dampak bencana, pahami tahapan
setelahnya berikut penjelasannya Grameds:
CONTOH Mitigasi
BENCANA
Secara geologis Indonesia terletak pada pertemuan tiga
lempeng utama dunia yaitu Lempeng Indo-Australia,
Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Negara yang
kita huni ini mendapat julukan ring of fire atau Lingkaran
Api Pasifik. Hal ini menjadi faktor di Indonesia sering
terjadi bencana. Bencana sendiri diartikan sebagai
peristiwa yang dapat mengancam dan mengganggu
kehidupan masyarakat seperti kehilangan nyawa dan
harta benda. Sementara Mitigasi sebagai langkah
antisipasinya, berikut dibawah ini beberapa contoh
Mitigasi Grameds:
CONTOH Mitigasi
BENCANA ALAM
Bencana Alam sebagai Peristiwa akibat faktor geologis
(pergerakan lempeng bumi), klimatologis (kondisi cuaca
atau iklm), dan ekstra-terestrial (benda luar angkasa).
Contoh Mitigasi Bencana Bencana Alam, misalnya saja
pada Tanah Longsor. Adapun mitigasi bencana yang
dapat dilakukan pada tanah longsor adalah sebagai
berikut.
CONTOH Mitigasi
BENCANA NON ALAM
Bencana non-alam atau Peristiwa akibat dari wabah,
gagal teknologi, dan epidemic. Misalnya saja pada
bencana wabah penyakit, yang bisa dilakukan adalah:
CONTOH Mitigasi
BENCANA SOSIAL
Bencana Sosial masuk diantaranya adalah Kerusuhan.
Adapun mitigasi bencana yang dapat dilakukan adalah
sebagai berikut:
Mitigasi DI
BERBAGAI SEKTOR
Kenali mitigasi perubahan iklim, sebagai usaha yang
dilakukan dalam mengurangi resiko peningkatan emisi
gas rumah kaca. Menurut data, tiga negara yang paling
banyak menyumbang emisi gas rumah kaca adalah
Amerika, Cina, dan Indonesia. Prediksi mengenai
dampak perubahan iklim di antaranya, di Asia Tenggara
pada tahun 2050 akan mengalami krisis air bersih. Di
Eropa, akan terjadi gelombang panas dan penyebaran
penyakit yang sangat cepat. Selain itu, akibat suhu yang
tinggi akan terjadi kekeringan dan gagal panen. Di
Indonesia sendiri, diprediksi sebesar 45% lahan pertanian
akan mengalami kerusakan dan sebanyak 2000 pulau
akan ikut terendam akibat air laut yang naik. Mitigasi tak
hanya bencana alam, beriut ini pemahaman Mitigasi
dalam sektor lainnya:
SEKTOR KEHUTANAN
Salah satu sektor yang memiliki andil dalam
meningkatnya emisi gas rumah kaca. Hal tersebut
diakibatkan dari kegiatan pengalihan fungsi lahan hutan
(deforestasi), yang disertai dengan perusakan hutan
dengan skala yang luas. Salah satu cara yang telah
dilakukan untuk mengurangi jumlah emisi gas rumah
kaca di Indonesia yaitu dengan penanaman bibit pohon.
Selain itu, pihak pemerintah turut serta membangun
Hutan Rakyat, Hutan Tanaman Industri, dan Hutan
Kemasyarakatan. Selain itu, mengelola tata air dan
pemeliharaan jaringan reklamasi pada rawa.
SEKTOR PERTANIAN
Di bidang pertanian, salah satu penyebab yang turut serta
menyumbang emisi gas rumah kaca yaitu kegiatan
pembakaran, kegiatan pemupukan, pelapukan, dan proses
respirasi. Oleh karena itu proyek mitigasi untuk sektor
pertanian mempunyai fokus pada penerapan teknologi
budidaya tanaman, pemanfaatan pupuk organik,
penerapan bioenergi dan kompos, serta penggunaan
teknologi biogas dan pakan untuk bisa membantu
mengurangi emisi gas rumah kaca.
iphone gramedia
Berlangganan Sekarang
iphone gramedia
Berlangganan Sekarang
SEKTOR LIMBAH
RUMAH TANGGA
Pengurangan emisi gas rumah kaca tak terhindar dari hal
mendasar di kehidupan sehari-hari. Contohnya sampah
yang menumpuk baik yang jenisnya organik dan
anorganik. Oleh karena itu beberapa cara yang telah
dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat di antaranya
meningkatkan pengelolaan limbah air di daerah
perkotaan, menerapkan teknik 3R (Reduce, Reuse, dan
Recycle) dalam proses penanggulangan timbunan
sampah, perbaikan dan rehabilitasi di Tempat
Pembuangan Akhir (TPA), dan pemanfaatan daur ulang
sampah menjadi bahan produksi energi yang ramah
lingkungan.
SEKTOR PERAIRAN
Contoh upaya mitigasi yang lain dalam upaya
mengurangi dampak perubahan iklim terhadap sumber
daya air antara lain Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC)
dengan penaburan material semai (seeding agent) berupa
powder atau flare, usaha rehabilitasi waduk dan embung,
alokasi air melalui operasi waduk pola kering,
pembangunan jaringan irigasi, penghijauan lahan kritis
dan sosialisasi gerakan hemat air, peningkatan
kehandalan sumber air baku, peningkatan pembangunan
Instalasi Pengolahan Air (IPA), pengembangan teknologi
pengolahan air tepat guna, pembangunan dan rehabilitasi
waduk dan embung serta pembangunan jaringan irigasi.
SEKTOR
TRANSPORTASI
Beberapa cara yang digunakan untuk mengurangi emisi
gas rumah kaca di sektor energi dan transportasi yaitu
dengan menggunakan bahan bakar yang lebih bersih atau
fuelswitching. Selain itu, turut serta mengoptimalisasikan
energi terbarukan yang meliputi energi angin, energi
panas, dan energi bumi. Mengoptimalisasikan pengganti
minyak bumi dan mengoptimalisasikan energi nuklir.
Selain itu, untuk transportasi massal diharapkan
menggunakan yang rendah akan emisi serta ramah
lingkungan. Strategi yang dilakukan yaitu mengubah pola
penggunaan kendaraan pribadi ke pola transportasi
rendah karbon.
logo e perpus
banner e perpus
Custom log
Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol
perpustakaan Anda
Tersedia dalam platform Android dan IOS
Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan
analisis
Laporan statistik lengkap
Aplikasi aman, praktis, dan efisien
Biologi
Biologi
Biologi
Biologi
Biologi
Kategori
Kingdom Protista: Pengertian, Ciri, Klasifiasi, Contoh
Akuntansi21
Bahasa Inggris16
Biologi28
Blog22
Business1
CPNS8
Ekonomi8
Event15
Feature10
Food1
Geografi1
Hubungan Internasional1
Kesehatan14
Kimia2
Kuliah10
Manajemen7
Matematika1
Opini2
Pendidikan Jasmani1
Pkn4
Psikologi10
Sains dan Teknologi18
Sastra6
SBMPTN1
Sejarah5
Sosial Budaya8
Technology2
Tips dan Trik37
Tokoh1
UTBK1
Copyright © 2021
Best Seller
Novel
Gramedia Literasi
Home
Best Seller
Best Seller Novel
Novel Romance
Pendidikan
Akuntansi
Biologi
Fisika
Sejarah Islam
Updates
Terbaru
Literasi
Review Buku
Promo
Type here to search...
Facebook
Twitter
Youtube
Instagram