Anda di halaman 1dari 5

TANGGAP DARURAT BENCANA

1. Salah satu dampak bencana terhadap menurunnya kualitas hidup penduduk dapat
dilihat dari berbagai permasalahan kesehatan masyarakat yang terjadi. Bencana yang
diikuti dengan pengungsian berpotensi menimbulkan masalah kesehatan yang
sehenanya diawali oleh masalah bidang/sektor lain. Bencana gempa bumi, banjir,
longsor dan letusan gunung berapi, dalam jangka pendek dapat berdampak pada
korhan meninggal, korban cedera berat yang memerlukan perawatan intensif,
peningkatan risiko penyakit menular, kerusakan fasilitas kesehatan dan sistem
penyediaan air.

2. Kondisi demikian harus segera ditanggulangi. Penanggulangan Bencana adalah


serangkaian kegiatan baik sebelum, saat dan sesudah terjadi bencana yang dilakukan
untuk mencegah, mengurangi, menghindari dan memulihkan diri dari dampak
bencana. Secara umum kegiatan- kegiatan yang dilakukan dalam penanggulangan
bencana adalah pencegahan, pengurangan dampak bahaya, kesiapsiagaan, tanggap
darurat, pemulihan (rehabilitasi dan rekonstruksi), dan pembangunan berkelanjutan
yang mengurangi

3. Masalah kebencanaan seolah tidak akan terlepas dari suatu wilayah. Indonesia
berdasarkan letak kondisi geografisnya merupakan wilayah yang sulit untuk lepas dari
suatu ancaman bencana. Hal ini perlu adanya suatu perhatian serta melakukan upaya
tertentu, agar dapat mengurangi timbulnya korban jiwa ataupun kerusakan akibat
bencana tersebut. Komala, I. D. Dan Y. I. (2016). Mitigasi Bencana Pada Masyarakat
Tradisional Dalam Menghadapi Perubahan Iklim Di Kampung Naga Kecamatan Salawu
Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Manusia dan Lingkungan, 23(1), 129–135.

Bencana bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, semua orang tidak akan pernah
mengetahui kapan bencana dapat terjadi, maka upaya pencegahan untuk
meminimalisir risiko yaitu dengan cara perencanaan sistem tanggap darurat. Siklus
tanggap darurat bencana merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan
segera pada saat terjadi bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan
yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan
kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta
pemulihan prasarana dan sarana.

4. Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007, bencana


didefinisikan sebagai rangkaian peristiwa yang dapat mengancam dan mengganggu
kehidupan manusia, yang dapat disebabkan oleh faktor alam, non-alam, dan/atau
manusia sehingga menyebabkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan,
dampak psikologis, dan kerugian harta benda.

Triase merupakan salah satu tahap terpenting dalam penanggulangan bencana. Triase
membagi pasien dalam empat kelompok, yaitu merah (gawat darurat), kuning (urgen),
hijau (luka ringan), dan hitam (korban meninggal). Triase dalam bencana dilakukan
untuk mengelompokkan korban bencana berdasarkan tingkat keparahan yang diderita
setalah terjadinya bencana, menolong korban bencana sebanyak-banyaknya,
memberikan pertolongan pertama korban bencana sesuai kebutuhan, dan
meningkatkan kesempatan hidup korban bencana.

5. Bencana merupakan kejadian luar biasa yang menyebabkan kerugian besar bagi
manusia dan lingkungan dimana hal itu berada diluar kemampuan manusia untuk
dapat mengendalikannya, disebabkan oleh faktor alam atau manusia atau sekaligus
oleh keduanya. Didalam Penanganan bencana terdapat beberapa aspek yaitu aspek
mitigasi bencana (pencegahan), kegawatdaruratan saat terjadinya bencana, dan aspek
rehabilitasi. Penanganan kegawatdaruratan targetnya adalah penyelamatan sehingga
risiko tereliminir. Sedangkan rehabilitasi merupakan upaya mengembalikan pada
kondisi normal kembali.
KESIMPULAN Salah satu syarat sukses dalam management bencana adalah tenaga
kesehatan. Ketiadaan atau kelemahan ketenaga kesehatan adalah kebingungan,
kehancuran, kerugian, dan malapetaka.

Manajemen Bencana adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mengendalikan


bencana dan keadaan darurat, sekaligus memberikan kerangka kerja untuk menolong
masyarakat dalam keadaan beresiko tinggi agar dapat menghindari ataupun pulih dari
dampak bencana.
Tujuan dari manajemen bencana: 1. Mengurangi atau menghindari kerugian secara
fisik, ekonomi maupun jiwa yang dialami oleh perorangan, masyarakat negara. 2.
Mengurangi penderitaan korban bencana 3. Mempercepat pemulihan 4. Memberikan
perlindungan kepada pengungsi atau masyarakat yang kehilangan tempat ketika
kehidupannya terancam

6. Sikap Kesiapsiagaan adalah upaya yang dilaksanakan untuk mengantisipasi


kemungkinan terjadinya bencana guna menghindari jatuhnyan korban jiwa, kerugian
harta benda, dan berubahnya tata kehidupan masyarakat. Kesiapsiagaan menghadapi
bencana adalah suatu keadaan masyarakat yang secara umum memiliki kemampuan
dan pengetahun secara baik fisik dan psikologis dalam menghadapi bencana.
Kesiapsiagaan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari manajemen bencana
secara terpadu (Fahrizal, dkk. 2016).

7. Upaya-upaya kesiapsiagaan bencana hanya akan efektif bila upaya pemberdayaannya


menjangkau masyarakat di level paling rentan. Hal ini karena merekalah pihak yang
secara langsung paling menderita karena dampak bencana. PMI melakukan langkah-
langkah pemberdayaan kapasitas masyarakat khususnya kelompok masyarakat yang
paling rentan dan hidup di daerah rawan bencana dengan Program KBBM. Langkah
pemberdayaan ini diawali dengan rekrutmen dan pembentukan Tim SIBAT. m Siaga
Bencana Berbasis Masyarakat (SIBAT) adalah anggota masyarakat yang menyatakan
diri menjadi relawan PMI dan bersedia mendarmabaktikan waktu, tenaga, dan pikiran
mereka. Mereka memotivasi dan menggerakkan masyarakat di lingkungannya agar
mampu melakukan upaya-upaya kesiapsiagaan bencana di desa/kelurahan Program
KBBM. Tim SIBAT berasal dari desa/kelurahan mitra PMI Cabang setempat dan
telah mendapatkan dukungan serta kepercayaan dari seluruh masyarakat, serta dididik
dan dilatih upaya-upaya kesiapsiagaan bencana dan tanggap darurat bencana. Tim ini
adalah milik masyarakat, berasal dari masyarakat, dan bekerja untuk masyarakat.
Kader tim ini tidak hanya berfungsi sebagai narasumber dalam pendampingan dan
pembinaan Program KBBM di desa/ kelurahan daerah pelaksanaan program, namun
mereka juga bisa memainkan peranan sebagai fasilitator, motivator, dinamisator, dan
motor penggerak kegiatan kesiapsiagaan.
8. Bencana alam dapat terjadi secara tiba-tiba maupun melalui proses yang berlangsung
secara perlahan. Pada beberapa jenis bencana seperti gempa bumi dan tsunami,
hampir tidak mungkin diperkirakan secara akurat kapan, dimana akan terjadi dan
besar kekuatannya. Sedangkan beberapa bencana lainnya seperti banjir, tanah longsor,
kekeringan, letusan gunung api, tsunami dan anomaly cuaca masih dapat diramalkan
sebelumnya. Ketika terjadi bencana, Indonesia tergolong jumlah korban bencana
sangat tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain. Data terakhir menunjukkan
adanya peningkatan, baik dalam hal jenis bencana, jumlah kerugian, dan jumlah
korban jiwa.

Kejadian bencana selalu memberikan dampak kejutan dan menimbulkan banyak


kerugian baik jiwa maupun materi. Kejutan tersebut terjadi karena kurangnya
kewaspadaan dan kesiapan dalam menghadapi ancaman bahaya, akibatnya banyak
korban jiwa, korban luka-luka dan juga kerugian materi. Untuk itu sangat dibutuhkan
upaya-upaya untuk menekan timbulnya dampak bencana (Ritasari. 2012). NANI,
RITASARI (2012) Aplikasi Distribusi Bantuan Bencana Alam Berbasis Web. Other thesis,
UPN "Veteran" Yogyakarta Kondisi ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi
daerah-daerah yang menjadi titik rawan bencana, mau tidak mau kita harus
mempersiapkan diri mengantisipasi resiko korban seminimal mungkin. Sebagai upaya
mempersiapkan diri dan pengelolaan bencana ini, maka perlu dirancang sebuah sistem
informasi yang bisa menjadi acuan informasi ketika bencana terjadi terutama
distribusi logistik bantuan bagi korban bencana.

Tanggap terhadap bencana adalah jumlah total tindakan yang dilakukan oleh orang-
orang atau institusi-institusi dalam menghadapi bencana. Tindakan-tindakan ini mulai
dengan peringatan akan datangnya satu kejadian yang mengancam atau dengan
kejadian itu sendiri jika kejadian itu muncul tanpa memberi peringatan. Tanggapan
terhadap bencana mencakup implementasi dari rencana-rencana kesiapan bencana dan
prosedurprosedurnya, dengan demikian ada persamaannya dengan kesiapan bencana.
Akhir dari tanggapan terhadap bencana muncul dengan penyelesaian program-
program rehabilitasi bencana.

9. Kejadian bencana di wilayah Indonesia berdasarkan data dalam Pusat Krisis


Kesehatan bencana alam adalah kategori bencana yang paling sering terjadi yaitu
mencapai 53%, bencana non alam 38% sedangkan bencana sosial 9% (Depkes RI,
2015, p.21). Depkes RI. (2015). Pusat Krisis Kesehatan Tahun 2015

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 tentang


Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu bertujuan untuk meningkatkan
kesiapsiagaan tentang upaya penanganan darurat diperlukan beberapa komponene
penting seperti sumber daya penunjang dan kerja sama lintas sektor (Kemenkes RI,
2016). Ketersediaan sumber daya logistik sangat menentukan keberhasilan
penanggulangan kesehatan baik morbiditas maupun mortalitas akibat bencana
meliputi obat-obatan, peralatan keperawatan, peralatan operasi/pembedahan dan
pendukungnya. Kesiapsiagaan perawat didefinisikan sebagai tindakan persiapan yang
dilakukan berfokus dalam konteks pengelolaan bencana.

KESIMPULAN Perawat sebagai tenaga kesehatan harus selalu siap dalam keadaan
darurat, diakibatkan bencana selalu bisa terjadi kapan saja. Kesiapsiagaan perawat
sebelum bencana merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam mencegah atau
mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat bencana seperti tingginya angka
mortalitas korban. Tujuan dalam kesiapsiagaan adalah memiliki kemampuan dalam
melaksanakan kegiatan tanggap darurat sebelum bencana terjadi. Selain itu,
pentingnya dilakukan koordinasi dalam kerja sama lintas sektor yang digunakan untuk
menyelamatkan korban semaksimal mungkin guna menekan angka morbiditas dan
mortalitas di lapangan dengan melibatkan pihak setempat.

Anda mungkin juga menyukai