Anda di halaman 1dari 8

SKRIP

ROLE PLAY

A. Peran
Mahasiswa:
1. Ari Wina Sani
2. Ni Luh Dewi Risma Astriani
3. Ni Wayan Ayu Dewi Artini
4. Ni Kadek Ayu Sri Suganti
Tokoh Masyarakat:
1. Made Ayu Paramita
2. Ni Komang Ayu Mirah Prasasti
3. Ni Made Rahayu Ningsih
4. Ida Ayu Cinthya Pradevie

B. Naskah Role Play


Pada Senin, 6 Agustus 2018 gempa tektonik magnitude 7 SR mengguncang pada
wilayah Lombok. Gempa yang mengguncang berdampak cukup parah tepatnya pada
daerah Kota Mataram. Menyebabkan banyak memakan korban jiwa, bangunan dan
rumah-rumah warga banyak yang roboh, Ratusan warga harus dievakuasi ke tempat yang
lebih aman. Gempa bumi terjadi akibat adanya aktifitas sesar (patahan aktif) sehingga
menyebabkan terjadinya juga gempa susulan berulang kali.
Satu kelompok relawan yang terdiri dari mahasiswa Keperawatan Stikes Bina
Usada Bali, datang ke daerah terdampak cukup parah yaitu pada Kota Mataram untuk
memberikan Trauma Healing pada wanita dan lansia di salah satu desa di Kecamatan
Rumbai ini, banyak terdapat lansia dan ibu-ibu dengan bermacam-macam trauma
(kehilangan rumah, anak/cucu, istri/suami, keluarga).

Pelaksanaan Kegiatan
Topik : Pengkajian psikologis pada korban pasca bencana.
Sasaran : Wanita dan Lansia korban pasca gempa bumi.
Metode : Diskusi.
Media dan Alat :-
Tempat : Balai Desa.
Hari/Tanggal : Rabu/ 8 Agustus 2018.
Waktu : 09.00-09.30 WIB.

Pengorganisasian
Struktur Pengorganisasian
Leader :
 Ari Wina Sani
Fasilitator :
 Ni Luh Dewi Risma Astriani
 Ni Wayan Ayu Dewi Artini
 Ni Kadek Ayu Sri Suganti
Tugas Pengorganisasian

a. Leader :
Ari Wina Sani
Uraian tugas
1. Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan kegiatan

b. Fasilitator :
Ni Luh Dewi Risma Astriani
Ni Wayan Ayu Dewi Artini
Ni Kadek Ayu Sri Suganti
Uraian tugas
1. Memotivasi dan memfasilitasi para masyarakat untuk bertanya.
2. Mengajak para audiens untuk menyampaikan luahan hati.
3. Meminimalkan gangguan dari luar yang menghambat lancarnya kegiatan.
STRATEGI KOMUNIKASI

Tahap orientasi

Leader : “Om Swastiastu.. Selamat pagi ibu-ibu semuanya”

Peserta : “Om Swastiyastu selamat pagi”

Leader : “Bagaimana kabarnya pagi ini?”

Semua peserta : “Baik (beberapa orang menjawab sehat dan ada yang tidak
menjawab sambil menunduk)”

Leader : “Terimakasih kami ucapkan kepada Ibu-ibu yang telah


meluangkan waktunya untuk datang ke balai desa ini dan bertemu
dengan kami”

Leader : “Perkenalkan nama saya Ari Wina Sani, biasa dipanggil Wina.
Teman saya yang berada ditengah-tengah Ibu-ibu/Bapak, namanya
Ni Luh Dewi Risma Astriani biasa dipanggil Dewi, disebelahnya
ada Ni Wayan Ayu Dewi Artini biasa dipanggil Ayun, dan terakhir
ada Ni Kadek Ayu Sri Suganti biasa dipanggil Sri. Kami berempat
adalah mahasiswa Keperawatan Stikes Bina Usada Bali
Ibu-ibu/Bapak.”

Fasilitator : “Salam kenal Ibu-ibu/Bapak “

Leader : “Apakah Ibu-ibu/Bapak disini semua sudah saling kenal?”

Peserta : “Sudah dikk....”

Leader : “Baiklah, kan semuanya udah saling kenal, sekarang kami juga
ingin mengenal Ibu-ibu/Bapak. Sekarang kita kenalan dulu ya Bu.
Dimulai dari Ibu yang di sebelah kanan saya. Silahkan Bu,
perkenalkan nama, nama panggilan, dan alamatnya.”

Peserta : “Iya dikk…”


Leader : “Baik… ibu yang berbaju merah terlebih dahulu dan di lanjutkan
lagi disebelah ibu yaa…”

(Masing-masing ibu memperkenalkan diri)

Leader : “Oke, semua ibu telah memperkenalkan diri, saya ulangi ya Bu.
(Leader menyebutkan nama masing-masing Ibu).

Leader : “Baik ibu jadi maksud dan tujuan kami datang ke sini agar
sejenak melepaskan rasa sedih yang ibu alami pasca bencana yaitu
dengan saling berbagi kesedihan dan kami pun ingin sedikit
menjelaskan bagaimana agar hati kita bisa tegar menghadapi
cobaan ini, dan kami juga ingin memberikan terapi kepada Ibu-ibu
semua yaitu berupa relaksasi benson. Jadi relaksasi benson ini
merupakan teknik relaksasi yang digabungkan dengan keyakinan
atau doa-doa didalamnya yang menjadikan ibu-ibu akan
menimbulkan perasaan tenang, rileks dan nyaman. Bagaimana Ibu-
ibu?? Apakah setuju??”

Peserta : “Setuju dikk”

Leader : “Selama 30 menit ke depan, kami juga akan membantu


Ibu-ibu/Bapak dalam relaksasi tersebut”

Fase kerja

Leader : “Baik, sebelumnya ada tidak diantara Ibu-ibu semua ada yang
ingin berbagi tentang pengalaman ataupun isi hati tentang bencana
gempa bumi ini”?

Ibu Mita : “Saya dekk… Saya sangat khawatir sekali sama keadaan kami ini
dek, apalagi masih ada gempa susulan yang mengantui, sedih
bagaimana nasib kami kedepannya nanti, rumah saya hancur, harta
berharga di rumah hilang tertimbun dan saya tidak tau bagaimana
kondisi saya dan keluarga nantinya, anak saya sekarang sulit
disuruh makan dan sering menangis, saya stress dibuatnya dek”.

Ibu Mirah : “Saya sangat sedih dan hampir depresi, dulu sebelum rumah saya
hancur, saya merupakan keluarga tersohor di kota ini. Tapi
sekarang saya sama sekali tidak mempunyai rumah, aset-aset
barang berharga sudah hilang semua sudah tertimbun tanah. Saya
sangat sedih sekali dan tidak tau nasib saya dan keluarga
bagaimana kedepannya…”

Ibu Rahayu : “Yang saya rasakan sekarang dik.. merasa tauma dengan bencana
gempa bumi ini. Dan juga masih merasa takut terjadinya lagi
gempa susulan yang datangnya tiba-tiba…”

Ibu Dayu : “Saya sangat sedih saya tidak tau bagaimana keadaan keluarga
saya. Saya sudah bertanya dan juga mencari nihil hasilnya. Saya
kehiangan keluarga karena pada saat kejadian gempa bumi saya
tidak berada di rumah dengan keluarga. apakah saya bisa bertahan
pada kondisi ini saya merasa stress…”

Leader : “Baiklah ibu saya mengerti dengan keadaan dan perasaan ibu
semua, mari kita banyak berdo’a kepada Tuhan Yang Maha Esa,
yakinlah bahwa disebalik musibah yang terjadi ini, Tuhan telah
menyiapkan hikmah yang luar biasa, mari kita berprasangka baik
kepada Tuhan, dan sekarang mari kita lakukan hal-hal yang positif,
mari kita perbanyak interaksi sesama teman kita yang terkena
musibah disini, saling menyemangati satu sama lain, jangan pernah
merasa mengeluh dan putus asa, agar kita semua tidak merasa
terlalu berat dalam menghadapi semua ini, dan ibu maaf saya ingin
bertanya apakah ada ibu-ibu disini yang kehilangan keluarganya?

Ibu Dayu : “Saya dek, saya belum bertemu dengan keluarga saya”
Leader : “Begitu ibu, mari selepas ini kita saling membantu bagi yang
belum menemukan keluarganya, kita bantu bersama-sama agar
lebih memudahkan…”

Leader : “Baiklah Ibu-ibu semua, lanjut ke janji saya tadi mari kita semua
melakukan terapi berupa teknik relaksasi benson, yang mana
fungsinya menjadikan ibu-ibu akan menimbulkan perasaan tenang,
rileks dan nyaman. Sebelumnya apakah sudah ada diantara Ibu-ibu
ada yang pernah mencobakan teknik relaksasi benson??”

Ibu-ibu : “Belum dikk…”

Leader : “Okee.. Baiklah, sekarang kita akan melakukan teknik relaksasi


ini ibu.. apakah ibu-ibu semua sudah siap??”

Ibu-ibu : “Sudah dikk…”

Leader : “Baik buu.. nanti dengarkan instruksi dari saya ibu.. dan juga akan
di bantu dengan teman-teman saya..”

(Tahapan teknik relaksasi benson dimulai)

Leader : “Baiklah ibu-ibu silahkan duduk dengan posisi yang dirasakan


nyaman.. Lalu pejamkanlah sejenak mata ibu-ibu, sampai saya
intruksikan boleh untuk membuka mata. Selanjutnya, kendorkan
atau rilekskan otot-otot tubuh dari ujung kaki sampai dengan otot
wajah hingga merasa benar-benar nyaman dan rileks. Lalu
selanjutnya tarik nafas melalui hidung lalu tahan selama 3 detik,
lalu hembuskan. Mari kita mulai ibu… Ayo tarik nafasnya ibuu dan
tahan, satu…. dua… tiga… hembuskan pelan-pelan melalui mulut
ibu. Baik lakukan lagi ibuu, tarik nafasnya ibuu dan tahan, satu….
dua… tiga… hembuskan. Baik sekarang adalah tahap
mengucapkan doa, silahkan ibu berdoa di dalam hati sambil tetap
memejamkan mata. Mari berdoalah ibu agar senantiasa di beri
ketabahan, kesehatan dan nantinya dijaukan dari bencana ini…
berdoalah ibu dalam hati dan tetap memejamkan mata ibu. Lalu
buanglah pikiran-pikiran negatif yang ada di fikiran ibu dan
tanamkan pikiran-pikiran positif. Agar ibu selalu kuat, selalu
mengambil hikmahnya dari semua kejadian ini dan selalu berfikit
positif semua akan baik-baik saja seperti dahulu. Teruslah tutup
mata ibu dan berdoa dalam hati. (10 menit berlalu). Baiklah ibu,
bukalah mata secara perlahan-lahan… dan kembali melakukan
pengaturan nafas. Dimulai ya ibu… Ayo tarik nafasnya ibuu dan
tahan, satu…. dua… tiga… hembuskan pelan-pelan melalui mulut
ibu. Baik lakukan lagi ibuu, tarik nafasnya ibuu dan tahan, satu….
dua… tiga… hembuskan. Baik ibu teknik relaksasi ini sudah
selesai..”

Fase terminasi

Leader : “Bagaimana perasaan Ibu-Ibu setelah melakukan teknik relaksasi tadi?”

Ibu Mita : “Merasa lebih tenang dik”

Ibu Mirah : “Saya merasa kepala saya lebih ringan dan rileks”

Ibu Rahayu : “Saya merasa lebih nyaman dik, nanti saya mau melakukan teknik
relaksasi ini kalau fikiran saya sedang mumed lagi”

Leader : “Baik terimakasih ibu… Nanti setelah ini ibu bisa memperlihatkan dan
mengajarkan kepada teman-teman ibu. Jika memungkinkan, Ibu bahkan
bisa membentuk kelompok untuk melakukan teknik relaksasi ini”

Ibu-ibu : “Baik dikk”

Leader : “Karena semua acara kita sudah selesai… kita akan menutup acara ini,
Sampai ketemu lagi di lain waktu ibu. Kami berharap kedatangan kami ke
sini memberi manfaat bagi Ibu-Ibu semua. Mohon maaf atas semua
kesalahan saya dan teman-teman dan juga jika ada salah-salah kata kami
meminta maaf. Kami juga berterimakasih kepada Ibu-ibu semua yang
sudah berpartisipasi dalam kegiatan ini. Saya tutup dengan Paramashanti
“Om Santi Santi Santi Om”

Ibu-ibu : “Terimakasi dik.. Om Santi Santi Santi Om”

Anda mungkin juga menyukai