Anda di halaman 1dari 5

DIALOG BIDAN DAN IBU NIFAS

OLEH :

NAMA : MADONA ROSA MISTYKA OLA


NIM : 147002619
PRODI : DIII KEBIDANAN
KELAS : II B

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA

KUPANG

2020
“PSIKOLOGI MASA NIFAS”

Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran plasenta, serta selaput
yang diperlukan untuk memulihkan dari organ kandungan seperti sebelum hamil
denagn waktu kurang lebih 6 minggu.
Dalam drama ini kelompok kami mengambil contoh masalah seputar psikologi
wanita pada masa nifas ( ibu sandra ) dengan masalah pokok yaitu Postpartun Blues.
Prolog :
Suatu hari, pagi semakin cerah setelah matahari mulai naik dikota
palangkaraya, dan seperti biasanya semua orang melakukan aktivitasnya masing-
masing. Begitu juga dengan ( bidan vhy ) yang mempersiapkan dan merapikan klinik
tempatnya bekerja untuk melakukan paktik mandiri.
Setelah selesai mempersiapakan peralatan& merapikannya, datanglah ibu
sandra yang telah melahirkan bayinya di BPM bidan Rizka 7 hari yang lalu bersama
suaminya bapak waris, dan sekarang datang kembali untuk melakukan konsultasi
mengenai keluhan yang ada.
Beberapa saat kemudian.....

Ibu : “Selamat pagi ibu (mengetuk pintu)”


Bidan : “selamat pagi .... eh bu Sandra (sambil berjabat tangan) silahkan masuk, silahkan
duduk ibu bapak, ada yang bisa saya bantu?
Ibu : “Iya bu bidan, terimakasih ,saya ingin mengeluh tentang keadaan saya.”
Bidan : “Oh iya,,, gimana keadaan bayinya bu.. sehat?”
Ibu : “puji tuhan, sehat bu bidan..”
Bidan : “Oh bagus kalo gitu, kalo boleh saya tau keluhannya apa ya bu...?”
Ibu : “Iya bu bidan, begini bu, hmmm saya ... “
Bapak : (menyela pembicaraan) Jadi begini bu bidan, saya merasa beberapa hari setelah
melahirkan, istri saya jadi sedih, murung, dan suka menyendiri.
Bidan : Bukankah seharusnya ibu senang? Ini kan buah hati yang ibu tunggu-tunggu?
Ibu : Saya senang bu, akhirnya buah hati kami lahir dengan persalinan yang normal dan
selamat, tapi saya juga sedih.
Bidan : Jadi apa yang membuat ibu sedih?
Ibu : Saya takut, kalau – kalau nanti saya tak mampu merawat anak saya, takut tidak
mendidiknya dengan baik.
Mendengar keluhan yang dialami pasangan suami istri tersebut, bidan mulai
menjelaskan perlahan dan melakukan konseling serta memberi masukan bagaimana
cara mengatasi masalah tersebut. Untuk memudahkan konseling, bidan sudah
mempersiapkan media konsul mengenai psikologis masa nifas, yang sesuai dengan
masalah ibu sandra .

(Bidan melakukan konseling bersama ibu sandra dan bapak Waris )

Setelah melakukan konseling & klien mengerti serta memahami apa yang harus
dilakukan, kemudian.....

Bidan : “Jadi apakah ada keluhan yang saya bisa bantu lagi?”
Ibu : “emmm..., saya takut bu bidan, saya kawatir.” ( menundukan kepala )
Bidan : “Khawatir kenapa bu? Ibu bisa menceritakan masalah ibu, agar ibu bisa lega. Saya
siap mendengarkan bu...” ( berusaha menyakinkan bu ovilla )
Ibu :” emm...,begini loo bu, beberapa hari ini saya sulit BAB, bukan itu saja bu saya juga
sulit buang air kecil , apa yang harus saya lakukan.” ( bertanya dengan raut muka
sedikit sedih )
Bidan : ( tersenyum, sambil mengusap pundak bu ovilla ).” Tenang ya bu.... ibu tidak
kenapa-kenapa kok, sebagian perempuan yang habis melahirkan itu sering
mengalami masalah pada BAK dan BAB nya jadi ibu tidak perlu kawatir. Hanya
saja......”
Ibu : ( menyela penjelasan bidan eriska ) hanya saja kenapa bu bidan....?”
Bidan : “Agar bak dan bab ibu lancar ibu perbanyak konsumsi sayuran dan buah ya bu, agar
masalahnya bisa tertasi. Bagaimana ibu, bisa dimengerti ?”
Ibu : “ ohhh... begitu bu bidan. Jadi saya harus banyak makan makanan yang hijau-hijau
ya bu ?” ( meminta penjelasan )
Bapak: “ maksudnya rumput-rumputan buu ??.” ( berbisik kepada bu ovilla )
Ibu : “ huss pak , bercanda aja... maksudnya itu sayur-sayuran hijau.” ( dengan muka
kesal)
Bapak : “ oo... iya..iya..” ( tertawa pelan )
Bidan : “ jika sudah dimengerti penjelasan saya tadi, apakah masih ada masalah atau keluhan
lain bu ?.”
Bapak : “ ada buu.” ( menyela pembicaraan ).” Berapa lama kami tidak boleh melukan
hubungan bu ?.”
Bidan : ( tersenyum ).” Sampai masa nifas yang dialami bu ovilla berakir bapak, kira-kira 6
minggu.”
Bapak : ( menggaruk-garuk kepalanya).” Aduhh.. lama sekali.”
Bidan : “ sabar ya bapak, Cuma 6 minggu saja kok.” ( tertawa tipis )
Ibu : “ bapak ini malu-maluin aja.”

Setelah banyak melakukan pembicaraan mengenai masalah dan keluhan yang dihadapi
ibu sandra dan bapak waris, kemudian....

Bidan : “Apa ada yang bisa saya bantu lagi?”


Ibu : “Tidak ada bu bidan,” (dengan raut wajah memastikan)
Bidan : ( tersenyum ).” Iya bu,. Pak waris kalau ibu kenapa-kenapa segera hubungi saya atau
bidan terdekat ya pak.”
Bapak : “Siap bu bidan, Saya selalu siap 24 jam sebagai suami dan ayah terbaik.’ (tegasnya)
Bidan : “Mungkin ini saja dari saya, semoga masukan – masukan yang telah diberikan bisa
dilakukan.” (sambil tersenyum ramah)
Ibu : “Kalau begitu, kami permisi dulu bu bidan”
Bapak : “Terimakasih loo bu bidan”
Bidan : “Sama-sama bapak.”
Ibu & Bapak : “Permisi bu bidan.. Assalamualaikum .” (berpamitan)
Bidan : “Iya ,, pak bu , Waalaikumsalam.

Hari berganti hari, Seiring berlalunya Sang waktu, ibu Sandra bisa menerima
kondisinya sekarang yaitu berperan sebagai seorang ibu dari anaknya dan istri bagi
suaminya. Ia mulai pandai memenej perasaannya dan mulai menjalani aktivitas seperti
ibu-ibu pada umumnya. Suami dan keluarga pun tak henti-hentinya menberi dukungan
moril kepada ibu Sandra untuk mampu melewati setiap fase perkembangan anaknya.

KESIMPULAN
Baby blues atau postpartum blues adalah keadaan di mana seorang ibu
mengalami perasaan tidak nyaman setelah persalinan, yang berkaitan dengan
hubungannya dengan si bayi, atau pun dengan dirinya sendiri. Ketika plasenta
dikeluarkan pada saat persalinan, terjadi perubahan hormon yang melibatkan
endorphin, progesteron, dan estrogen dalam tubuh Ibu, yang dapat mempengaruhi
kondisi fisik, mental dan emosional Ibu.
Penanganan gangguan mental postpartum pada prinsipnya tidak berbeda
dengan penanganan gangguan mental pada momen-momen lainya. Para ibu ini
membutuhkan dukungan psikologis seperti juga kebutuhan fisik lainnya yang harus
juga dipenuhi. Mereka membutuhkan kesempatan untuk mengekspresikan pikiran dan
perasaan mereka dari situasi yang menakutkan. Mungkin juga mereka membutuhkan
pengobatan dan/atau istirahat, dan seringkali akan merasa gembira mendapat
pertolongan yang praktis.
Inti dari Asuhan yang diberikan mencakup perilaku, emosional, intelektual,
sosial dan psikologis klien secara bersamaan dengan melibatkan lingkungannya, yaitu:
suami, keluarga dan juga teman dekatnya.

Anda mungkin juga menyukai