Anda di halaman 1dari 26

ISU-ISU PSIKOLOGIS

DALAM PRAKTIK
KEBIDANAN PADA
MASA POST PARTUM
SISCA DWI TRESYANA
10180000001
 Periode post partum (peurperium) adalah jangka waktu
APA PERIODE 6 minggu, yang dimulai setelah kelahiran bayi sampai
POST pemulihan kembali organ-organ reproduksi seperti
sebelum kehamilan
PARTUM ?
Periode post partum dibagi menjadi empat yaitu:
1.Immediately PP: berlangsung sampai 24 jam pertama
PP
2. Early PP : berlangsung sampai minggu pertama PP
PERIODE
3. Late PP : berlangsung minggu ke 2-ke 6 PP
POST
4. Remote PP : waktu yang diperlukan untuk pulih dan
PARTUM sehat terutama bila selama hamil atau bersalin
memiliki penyulit atau komplikasi.
 Reva Rubin (1977) membagi fase postpartum pada 3 fase, yaitu :
 Adaptasi psikologis dibagi menjadi tiga fase yaitu :
ADAPTASI  1. Taking in
PSIKOLOGIS  2. Taking Hold
 3. Letting Go
1. TAKING IN  Waktu refleksi bagi ibu-ibu cenderung pasif, membutuhkan
bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan sehari. Hal ini
(HARI KE 1-2 disebabkan karena ibu mengalami ketidak nyamanan fisik setelah
POSTPARTUM) persalinan, seperti nyeri perineum, hemoroid, afterpain.
2. Taking Hold  Fase taking hold yaitu periode yang berlangsung 3-10 hari setelah
melahirkan. Pada fase ini ibu timbul rasa khawatir akan
3-10 hari post ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat
bayi. Ibu mempunyai perasaan sangat sensitif sehingga mudah
partum tersinggung dan gampang marah.
 periode menerima tanggung jawab akan peran barunya. Fase ini
berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai
menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Ibu
3. Letting Go memahami bahwa bayi butuh disusui sehingga siap terjaga untuk
memenuhi kebutuhan bayinya. Keinginan untuk merawat diri dan
bayinya sudah meningkat pada fase ini.
1. Abandonment
PROSES Perasaan tidak berarti dan dikesampingkan. Sesaat
setelah persalinan, sebagai pusat perhatian semua
ADAPTASI orang menanyakan keadaan dan kesehatannya.
Beberapa jam setelah itu, perhatian orang-orang di
PSIKOLOGIS sekitar mulai ke bayi dan ibu merasa “cemburu”
IBU DALAM kepada bayi. Saat pulang kerumah, ayah akan
merasakan hal yang sama dengan ibu, karena istri
MASA NIFAS akan lebih fokus pada bayi.
 2. Dissapointment
 Perasaan kecewa terhadap kondisi bayi karena tidak sesuai yang
diharapkan saat hamil. Orang tua yang menginginkan bayi yang
putih, berambut keriting, dan selalu tersenyum akan merasa
kecewa ketika mendapati bayinya berkulit gelap, berambut tipis
dan menangis terus.
 Perawat harus membantu orang tua untuk dapat menerima
bayinya, dengan menunjukkan kelebihan-kelebihan bayi, seperti,
sehat, mata yang bersinar dan kondisi yang lengkap tanpa cacat.
 3. Postpartal Blues
 80% wanita post partum mengalami perasaan sedih yang tidak
mengetahui alasan mengapa sedih.
 Ibu sering menangis dan sensitif. Pospartal blues juga dikenal
sebagai baby blues. Hal ini dapat disebabkan karena penurunan
kadar estrogen dan progesteron.
 Pada beberapa wanita dapat disebabkan karena respon dari
ketergantugan pada orang lain akibat kelelahan, jauh dari rumah
dan ketidaknyamanan fisik. Jika hal ini berlanjut maka ibu perlu
dikonsulkan ke psikiatri agar tidak berlanjut ke depresi.
a) Fungsi yang mempengaruhi untuk sukses dan lancarnya masa
HAL-HAL transisi menjadi orang tua.
YANG DAPAT b) Respon dan dukungan dari keluarga dan teman dekat.
MEMBANTU
c) Riwayat pengalaman hamil dan melahirkan sebelumnya.
IBU DALAM
ADAPTASI d) Harapan, keinginan dan aspirasi ibu saat hamil dan juga

MASA NIFAS melahirkan.


 1. Post partum blues
GANGGUAN  Post partum blues/maternity blues atau baby blues dimengerti
sebagai suatu sindroma gangguan efek ringan yang sering tampak
PSIKOLOGIS dalam minggu pertama pasca persalinan atau merupakan
kesedihan atau kemurungan pascapersalinan, yang biasanya
MASA NIFAS hanya muncul sementara waktu yakni sekitar 2 hari – 2 minggu
sejak kelahiran bayi
 Cemas tanpa sebab.

 Reaksi depresi/sedih/ disforia.

 Menangis tanpa sebab.


GEJALA POST
 Tidak sabar.
PARTUM
BLUES  Tidak percaya diri.

 Sensitif, cepat marah dan mudah tersinggung (iriabilitas).

 Merasa kurang menyayangi bayinya.


 Mood mudah berubah, cepat menjadi sedih dan cepat pula
gembira.

 Perasaan terjebak, marah kepada pasangan dan bayinya.

 Cenderung menyalahkan diri sendiri.

 Gangguan tidur dan gangguan nafsu makan.

 Kelelahan.

 Sangat pelupa.
 1. Faktor Hormonal
 2. ketidaknyamanan fisik
FAKTOR  3. Ketidakmampuan adaptasi
PENYEBAB  4. Faktor umur dan paritas (jumlah anak).
TIMBULNYA  5. Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinannya.

POST  6. Latar belakang psikososial wanita tersebut misalnya, tingkat


pendidikan, kehamilan yang tidak diinginkan, status perkawinan,
PARTUM atau riwayat gangguan jiwa pada wanita tersebut.

BLUES  7. Dukungan yang diberikan dari lingkungan, misalnya dari suami,


orang tua dan keluarga.
8. Stres dalam keluarga misalnya, faktor ekonomi memburuk,
persoalan dengan suami, problem dengan mertua atau orang tua.

9. Stres yang dialami oleh wanita itu sendiri misalnya, karena belum
bisa menyusui bayinya atau ASI tidak keluar, frustasi karena bayi
tidak mau tidur, rasa bosan terhadap rutinitas barunya.

10. Kelelahan pasca melahirkan.


11. Ketidaksiapan terhadap perubahan peran yang dialami ibu dan
adanya rasa cemas terhadap kemampuan merawat bayi.

12. Rasa memiliki bayinya yang terlalu dalam, sehingga timbul rasa
takut yang berlebihan akan kehilangan bayinya.

13. Problem anak setelah kelahiran bayi, kemungkinan timbul rasa


cemburu dari anak sebelumnya, sehingga hal tersebut cukup
mengganggu emosional ibu.
POST  Merupakan tekanan jiwa sesudah melahirkan mungkin seorang ibu
PARTUM baru akan merasa benar-benar tidak berdaya dan merasa serba
kurang mampu, tertindih oleh beban terhadap tangung jawab
DEPRESSIO terhadap bayi dan keluarganya, tidak bisa melakukan apapuan
untuk menghilangakan perasaan itu. Depresi post partum dapat
N/NEUROSA berlangsung selama 3 bulan atau lebih dan berkembang menjadi
depresi lain lebih berat atau lebih ringan
POST
PARTUM
 1. BIOLOGIS
FAKTOR YANG  2. FAKTOR UMUR
MEM-  3. FAKTOR PENGALAMAN
PENGARUHI  4. FAKTOR PENDIDIKAN
TERJADINYA  5. FAKTOR SELAMA PROSES PERSALINAN
NEUOROSA  6. FAKTOR DUKUNGAN SOSIAL
POST PARTUM
 Insiden terjadinya psikosis post partum adalah 1-2 per 1000 kelahiran. Pada
PSIKOSIS kasus tersebut sebaiknya ibu dirawat karena dapat menampakkan gejala
yang membahayakan seperti, menyakiti diri sendiri atau bayinya. Hal
POST tersebut merupakan penyakit yang sangat serius dan merupakan depresi
yang paling berat, bahkan bisa sampai membunuh anak-anaknya.
PARTUM (
 1. Gangguan tidur
 2. Gaya bicara yang keras dan cepat marah,
 3. Inkoheren (berbicaranya kacau),
 4. Menarik diri dari pergaulan,
GEJALA  5. Pikiran obsesif (pikiran yang menyimpang dan berulang-ulang),
PSIKOSIS  6. Impulsif (bertindak diluar kesadaran),
 7. Curiga berlebihan,
 8. Delusi dan halusinasi, kebingungan, sulit konsentrasi.
a) Faktor keturunan

b) Riwayat penyakit
FAKTOR
PEMICU c) Adanya masalah keluarga dan perkawinan.
PSIKOSIS d) Faktor sosial kultural
POST e) Faktor obstetrik dan ginekologik (kondisi fisik ibu dan kondisi
PARTUM fisik bayi).

f) Faktor psikososial
 PENCEGAHAN
 1. Pelajari diri sendiri
CARA
 2. Tidur dan makan yang cukup
MENCEGAH  3. Olahraga
DAN  4.Hindari perubahan hidup sebelum/sesudah melahirkan
MENANGANI  5.Beritahukan perasaan ibu
GANGGUAN  6.Dukungan keluarga dan orang lain diperlukan
PSIKOLOGI  7. Persiapkan diri dengan baik
PADA MASA  8. Lakukan pekerjaan rumah tangga

NIFAS  9. Dukungan emosional


 10. Dukungan kelompok depresi post partum
 PENANGANAN
 1. Dengan cara pendekatan terapeutik
 2. Dengan cara peningkatan support mental
 3. Minta bantuan suami/keluarga
 4. Beritahu suami mengenai apa yang dirasakan ibu
 5. Menyarankan ibu untuk membuang rasa cemas dan khawatir
 6. Menyarankan ibu untuk mencari hiburan
 7. Menyarankan pada ibu untuk beristirahat dengan baik
 8. Berolahraga yang ringan
 9. Berbagi cerita dengan orang lain
 10. Pada psikosis post partum, penatalaksanaan yang dapat
dilakukan yaitu dengan pemberian anti depresan atau lithium dan
perawatan di rs
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai