Anda di halaman 1dari 52

Faktor faktor yang

mempengaruhi persalinan
By Eva Susanti SST M.Keb
Latar belakang
• Persalinan adalah suatu proses fsiologik yang
memungkinkan serangkaian perubahan yang besar
pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan
• Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi
danmenangani komplikasi yang mungkin terjadi pada
ibu atau janin
• Seorang bidan harus mampu mengidentifikasi faktor-
faktorpenyebab persalinan sehingga diharapkan dalam
memberikan asuhan kebidanan pada proses persalinan
dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut.
Faktor yang mempengaruhi persalinan
• Power (kekuatan) 
Isi
kontraksi uterus kehamilan
• Passenger (isi kehamilan)
 janin (ukuran kepala,
ukuran badan, letak janin, Penolong
Jalan lahir
persalinan
sikap, posisi janin), air
ketuban, plasenta, Persalinan
• Passage ( jalan lahir) 
panggul ibu, introitus
Psikologi
vagina, ukuran panggul, ibu & Power
keluarga
• Psikologi
• Penolong (bidan)
POWER
Definisi
• Power kekuatan
kemampuan ibu (meliputi:
kontraksi dan tenaga/kekuatan
mengejan)
• Kontraksi  kontraksi otot-otot
uterus yang mempengaruhi
terjadinya pengeluaran janin dan
placenta dari cavum uteri.
• Kontraksi uterus  terdiri dari
kontraksi involunter dan volunter.
• Effacement (penipisan cerviks) a/ pemendekan dan
penipisan cerviks selama kala 1 persalinan.
• Pada primigravida, effacement biasanya terjadi lebih
dulu daripada dilatasi cerviks (pembukaan cerviks).
• Sedangkan multigravida effacement dan dilatasi
cenderung terjadi bersamaan  hasil persentase
dari 0% - 100%.
• Dilatasi cerviks (pembukaan cerviks) pembesaran
atau pelebaran muara dan saluran cerviks yang
terjadi pada awal persalinan. Diameter meningkat
dari sekitar 1 cm sampai dengan 10 cm (dilatasi
lengkap).
Persalinan sebenarnya (true labor) dan
persalinan palsu (false labor).
PERSALINAN PALSU : ( Braxton Hicks Contraction )
• Interval tidak teratur
• Intensitas relatif tetap
• Rasa tidak nyaman dirasakan pada bagian bawah perut
• Tidak terjadi dilatasi servik
• Dapat diatasi dengan pemberian medikasi
PERSALINAN SESUNGGUHNYA ( TRUE LABOR )
• Interval teratur dan cenderung semakin sering (30-70 detik)
• Intensitas semakin bertambah
• Disertai rasa nyeri di punggung dam perut bagian bawah
• Tidak dapat diatasi dengan medikasi
Zat zat kimia yang mempengaruhi dan
melemahkan kontraksi
• Prostaglandin (PGE2, PGF2α dan PGI2 (prostacyclin).
 Prostaglandin disintesis dari asam arakidonat oleh enzim fosfolipase A2
 Waktu paruh hanya sebentar Enzim Ginjal, hati, saluran usus, dan paru-paru 
cepat menghancurkan & membatasi aktivitasnya
 Sintesis prostaglandin dalam saluran genital dipengaruhi oleh hormon estradiol,
progesteron, dan katekolamin
 PGE2 menyebabkan apa yang disebut pematangan serviks, ditandai dengan
perubahan jaringan ikat yang memfasilitasi pelunakan, penipisan, dan dilatasi
serviks selama kontraksi uterus
 PGF2α mengundang kontraksi.
 PGI2 adalah dilator arteriolar. Kekurangan prostasiklin dikaitkan dengan gangguan
hipertensi pada kehamilan.
 Dalam pemakaiannya sbgi induksi persalinan, pengakhiran kehamilan  gagal 
risiko cacat saraf kranial dan cacat ekstremitas, kerusakan tulang kranial,
omphalocele, dan gastroschisis
Pengaruh Hormon pada persalinan

• Oksitosin
• a/ oktapeptida yang diproduksi di hipotalamus, disimpan dalam hipofisis posterior,
dan dari sana dilepaskan ke dalam darah. Inaktivasi terjadi melalui oksitosin spesifik
di hati, limpa, dan ovarium.
• Oksitosin endogen a/ komponen kunci dalam transisi menuju keibuan yg memengaruhi jalur
molekuler yg mendukung reaktivitas stres, mendukung suasana hati positif, & mengatur
perilaku pengasuhan yang sehat (termasuk laktasi).
• Selama kehamilan, oksitosin diinaktivasi o/ enzim lain yang diproduksi oleh plasenta,
sejenis cystinaminopeptidase.
• paruh kerja plasma sekitar 10 menit.
• Lokasi AKSI oksitosin a/ otot rahim & sel-sel mioepitel yg mengelilingi unit-unit
penghasil ASI di payudara.
• Saat persalinan me↑ 3-4 kali lipat
• Pemberian oksitosin me↑ risiko hipoksia pd janin & gawat janin
• Produksi dapat dihambat oleh serotonin, opioid endogen & faktor pelepas
kortikotropin.
Produksi oksitosin alami meningkat pada :

• Berhubungan seksual
• Rangsangan/stimulasi putting susu
• Kamar yang redup
• Menurunnya stress
• Aroma therapi
• Sentuhan/massage
• Hisapan bayi saat menyusui
Sebab2 mulainya persalinan
• Penurunan kadar Progesteron
• Teori oksitosin
• Peregangan otot2 uterus
• Pengaruh janin
• Teori prostaglandin
Penurunan kadar Progesteron :
•  Progesterone  relaxasi otot-otot rahim,
sebaliknya estrogen meninggikan kerentanan
otot rahim. pada akhir kehamilan kadar
progesteron menurun sehingga timbul his.
• Proses penuaan plasenta terjadi penimbunan
jaringan ikat, dan pembuluh darah mengalami
penyempitan dan buntu. Produksi
progesterone mengalami penurunan, sehingga
otot rahim lebih sensitive terhadap oxitosin.
kontraksi
Lanjutan sebab mulai persalinan..

• Teori Oxitosin
• Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst
posterior.
• Perubahan keseimbangan estrogen dan
progesterone dapat mengubah sensitivitas otot
rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton
Hicks.
• Di akhir kehamilan kadar progesteron menurun
sehingga oxitocin bertambah dan meningkatkan
aktivitas otot-otot rahim yang memicu terjadinya
kontraksi sehingga terdapat tanda-tanda
persalinan.
Penjelasan….
• Peregangan maksimal Otot-otot rahim.
• Otot rahim mempunyai kemampuan
meregang dalam batas tertentu. Setelah
melewati batas tertentu terjadi kontraksi
sehingga persalinan dapat dimulai.
• Semakin tua kehamilan makin teregang otot-
otot dan otot-otot rahim makin rentan. Ex.
kehamilan ganda
Lanjutan…

• Pengaruh Janin Hipofise


• kelenjar suprarenal janin rupa-
rupanya juga memegang peranan
karena pada anencephalus kehamilan
sering lebih lama dari biasa, karena
tidak terbentuk hipotalamus.
• Pemberian kortikosteroid dapat
menyebabkan maturasi janin, dan
induksi (mulainya ) persalinan.
• Teori Prostaglandin
• Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur
kehamilan 15 minggu yang dikeluarkan oleh
desidua. Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua
diduga menjadi salah satu sebab permulaan
persalinan.
• Pemberian prostaglandin saat hamil dapat
menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil
konsepsi dapat keluar.
• Prostaglandin dapat dianggap sebagai pemicu
terjadinya persalinan
Teori iritasi mekanik
Dibelakang serviks terdapat ganglion
servikale (fleksus frankenhauser), bila
ganglion ini ditekan dan digeser seperti
kepala janin amaka akan timbul
kontraksi
Teori tekanan servik
• Fetus yang berpresentasi baik dapat
merangsang akhiran saraf sehingga serviks
menjadi lunak dan terjadi dilatasi internum
yang mengakibatkan Segmen atas Rahim
(SAR) dan Segmen bawah Rahim (SBR)
bekerja berlawanan sehingga terjadi
kontraksi dan retraksi
Patofisiologi HIS
• berasal dari titik pemicu tertentu yang terdapat pada penebalan
lapisan otot di segmen uterus bagian atas. Kemudian dihantarkan ke
uterus bagian bawah dalam bentuk gelombang, diselingi periode
istirahat singkat.
• Kontraksi ini terjadi karena otot-otot polos rahim bekerja dengan
baik dan sempurna, dengan sifat kontraksi simetris, fundus
dominan, diikuti relaksasi.
Kontraksi Involunter (Kontraksi Primer/His)

• Sifat-sifat yang lain involuntir (ke arah


dalam-bawah), intermitten (disertai
periode aktif dan tidak aktif), terasa
sakit, terkoordinasi secara simetris,
serta kadang-kadang dapat
dipengaruhi dari luar secara fisik,
kimia dan psikis
• mengakibatkan cerviks menipis
(effacement) dan berdilatasi, serta
mengakibatkan janin turun.
Kontraksi Volunter (Kekuatan Sekunder)
• Kekuatan sekunder : bersifat mendorong
keluar (menimbulkan perasaan ibu ingin
mengejan) timbul setelah bagian presentasi
mencapai dasar panggul.
• Sifat kekuatan sekunder  (reflex/tanpa
disadari)  bekerja seperangkat otot dengan
jenis yang berbeda-beda, otot-otot diafragma
dan abdomen ibu berkontraksi dan mendorong
janin keluar  menyebabkan peningkatan
tekanan intraabdomen  tekanan yang
menekan uterus pada semua sisi dan
menambah kekuatan untuk mendorong keluar.
• Kekuatan his diukur dengan nama satuan Montevideo
(MVU), dihitung dengan mengukur tekanan puncak
diatas tonus istirahat selama tiap kontraksi, dan
tekanan untuk semua kontraksi dlm periode 10 menit
ditambah untuk mendapat MVU total
• Ex : seorang wanita kontraksi 3 x 10 menit, dengan
intensitas 60 mm hg = 180 MVU
• persalinan mulai saat Kontraksi efektif mencapai 80-
120 MVU , > 200 Mvu pemeriksaan kontraksi
normal
Istilah lain dalam penggambaran kontraksi involunter
(kontraksi primer/his)
• Frekuensi waktu antara awal suatu kontraksi dan awal kontraksi
berikutnya jumlah his dalam waktu tertentu, yaitu 10 menit.
• Durasi  lamanya kontraksi berlangsung dalam satu kontraksi diukur
dengan satuan detik.
• Intensitas  kekuatan kontraksi diukur dalam satuan mmHg 
secara praktis, kekuatan kontraksi dapat ditentukan dengan
meraba/palpasi saat kontraksi, dibedakan menjadi: kuat, sedang dan
lemah
• Interval  masa relaksasi (diantara dua kontraksi).
• Datangnya kontraksi  dibedakan menjadi: kadang-kadang, sering,
teratur.

Cara memeriksa kontraksi meraba pada daerah pusat dengan menekan sedikit
pusat, “saat kontraksi pusat akan menegang dan tdk dapat ditekan kedalam”
Frekuensi dan Durasi Kontraksi normal
• Kala I
 frekuensi 2-4 kali/10 menit
 Durasi 20-90 detik
• Kala II
 Ibu mulai mengedan
 Kontraski diafragma Otot-otot dinding optimum
• Kala III
 Terjadi 2-6 menit dengan amplitudo sekitar 60-80 mmhg
 24 jam postpartum menurun
 Saat menyusui  kontraksi akibat produksi oksitosin
• Kala IV
 Kontraksi lemah, Masih terasa sedikit nyeri
 Tjd pengecilan rahim
 Lemah atonia uteri!!!!
Perubahan-perubahan yang lain akibat kontraksi:
• Ibu
• rasa nyeri yang sangat, terjadi karena kontraksi mengakibatkan
iskemia rahim, kenaikan frekuensi denyut nadi, kenaikan tekanan
darah.
• Janin
• Pertukaran oksigen pada sirkulasi utero-placenter berkurang,
maka timbul hipoksia janin. Hipoksia janin mengakibatkan
perubahan frekuensi denyut jantung janin. Frekuensi denyut
jantung janin dapat melambat dan meningkat.
• Melambatnya frekuensi denyut jantung janin disebabkan oleh
terjadinya iskemia fisiologis, sedangkan meningkatnya denyut
jantung janin (diatas 160x/menit, dan tidak teratur) disebabkan
oleh hipoksia yang agak lama oleh karena terjadinya tetania uteri.
Segmen Bawah Rahim (SBR) dan Lingkaran
Retraksi
• Corpus uteri membentuk Segmen Atas Rahim (SAR), sedangkan
isthmus uteri membentuk Segmen Bawah Rahim (SBR).
• SAR berkontraksi menjadi tebal untuk mengeluarkan janin
• SBR dan cerviks berelaksasi dan berdilatasi menjadi saluran
yang tipis dan teregang yang akan dilalui janin
• batas antara SAR dan SBR menjadi jelas  lingkaran retraksi
fisiologis.
• Apabila SBR sangat diregang (karena kontraksi terlalu kuat),
maka lingkatan retraksi lebih jelas lagi dan naik mendekati
pusat  lingkaran retraksi patologis (lingkaran Bandl/Bandl’s
ring).
PASSENGER (ISI KEHAMILAN)
Janin (ukuran kepala janin, ukuran badan, letak janin,
sikap, posisi janin), air ketuban, plasenta
Janin
Tulang tulang penyusun kepala janin

Bagian tengkorak
- Os frontal /tulang dahi
- Os Parietal / Tulang
ubun-ubun
- Os occipital/tulang
belakang kepala
- Os temporal/tu;ang
pelipis
Bagian Muka
• Os nasalis /tulang
hidung
• Os Maxilaris/tulang
rahang atas
• Os mandibularis atau
tulang rahang bawah
• Os
zygomaticus/tulang
pipi
Sutura (sela ruang antara
dua tulang)
• Sutura frontalis di antara
kedua tulang frontal
• Sutura sagitalis antara tl
parietal kiri dan kanan
• Sutura koronalis antara
parietal dan frontal
• Sutura lamboidea antara
tl parietal dan oksipital
Molage kepala janin dalam persalinan
• terjadinya penyisipan (tupang tindih)
penyusupan / tumpang tindih menunjukan
kemungkinan adanya disproporsi tulang
panggul ( Chepalo Pelvic Disproportion ) CPD.
• Setiap kali melakukan periksa dalam, nilai
penyusupan antar tulang (molase) kepala janin.
 0 : Sutura terpisah.
 1 : Tulang-tulang kepala janin hanya saling
bersentuhan.
 2 : Sutura tumpang tindih tetapi masih dapat
diperbaiki.
 3 : Sutura tumpang tindih dan tidak dapat
diperbaiki
Terdapat dua fontanel / ubun ubun (pertemuan
dari beberapa sutura)
• Fontanela mayor/fontanela anterior/ubun-
ubun besar  pertemuan antara sutura
sagitalis, sutura frontalis dan sutura koronaria
 berbentuk segiempat panjang  menutup
pada saat bayi usia 18 bulan
• Fontanela minor atau fontanela
posterior/ubun-ubun kecil berbentuk segitiga
dengan puncak segitiga runcing searah muka
janin dan dasar segitiga searah dengan
punggung janin merupakan pertemuan antara
sutura sagitalis dan sutura lamboidea 
menutup pd bayi usia 6-8 minggu
Ukuran kepala janin
• Diameter
• Diameter sub occipito bregmatika ± 9.5 cm
 presentasi belakang kepala
• Diameter ooccipitofrontalis  jarak antara tl
oksiput dan frontal  11.5 cm  presentasi
puncak kepala
• Diameter vertikomento/supraoksipitomental
atau mento occipititalis ± 13.5 cm 
presentasi terbesar  presentasi dahi
• Diameter submentobregmatika ± 9.5 cm/
diameter anteroposterior  presentasi
muka
• Diameter Biparietalis, Ukuran lintang antara
os parietal kanan / kiri. (9.5 cm)
• Diameter Bitemporalis, Ukuran lintang
terkecil antara 2 temporalis (±8cm)
Ukuran lingkar kepala janin
Ukuran-ukuran sirkumferensia /
lingkar kepala bayi :
1. Sirkumferensia Suboksipito-
bregmatika  ( 32 cm)
2. Sirkumferensia Oksipito-frontalis
( 34 cm)
3. Sirkumferensia Mento  oksipitalis
( 35 cm)
4. Sirkumferensia  Submento-
bregmatikus ( 32 cm)
Ukuran badan janin
Bahu
• Bahu ± 12 cm (jarak antara
kedua akromiom)
• Lingkar bahu ± 34 cm
Bokong
• Lebar bokong (diameter
intertrokanker) ± 12 cm
• Lingkaran bokong ± 27 cm
Postur janin dalam rahim
• Presentasi a/ bagian janin yang
pertama kali memasuki pintu atas
panggul dan terus melalui jalan lahir
cth presentasi kepala atau presentasi
bokong
• Malpresentasi a/ bagian terendah
janin bukan verteks, contohnya
presentasi kepala, dahi, wajah, bahu,
dan bokong.

EX : Presentasi kepala dengan penunjuk


ubun-ubun kecil kiri depan
• Presentasi ganda /Majemuk a/ Apabila
pada presentasi teraba bagian lain dari
janin
• Cth presentasi kepala teraba juga
tangan/lengan dan/atau kaki, presentasi
bokong teraba juga tangan/lengan.
• Persalinan spontan hanya terjadi bila
janin kecil atau mati dan maserasi
• Lakukan koreksi dengan jalan Knee
Chest Position,dorong bag yg prolaps ke
atas, dan pada saat kontraksi masukkan
kepala memasuki pelvis tdk berhasil 
SC
• Posisi janin a/ indikator untuk
menetapkan arah bagian
terbawah janin apakah sebelah
kanan, kiri, depan ataubelakang
terhadap sumbu ibu /maternal
pelvis, misalnya pada letak
belakang kepala ubun-ubun kecil
kiri depan (UU ki dep)/ kanan
belakang (UU ka dep)
• malposisi adalah presentasi
verteks dengan posisi anterior
yang tidak mengalami fleksi secara
sempurna.
• Sikap /habitus a/
penunjukkan hubungan
bagian-bagian janin dengan
sumbu janin, biasanya
terhadap tulang
punggungnya. CTH sikap
fleksi (di mana kepala, tulang
punggung, dan kaki dalam
keadaan fleksi, serta lengan
bersilang di dada).
• Letak janin a/
bagaimana sumbu
panjang janin berada
terhadap sumbu ibu,
misalnya letak lintang
di mana sumbu janin
sejajar dengan dengan
sumbu panjang ibu
mis letak kepala, letak
sungsang
Air ketuban
Fungsi saat persalinan
• Bekerja sbgi bantalan untuk melindungi kepala
fetus terhadap tekanan
• Mempertahankan lingkungan fetus ttp steril
• Bekerja sebagai baji (wedge) dalam dilatasi cervix
• Mengurangi efek kontraksi uterus thdp peredaran
darah plasenta
• Sebagai pelicin sebelum kelahiran
• Cara mengenali
kertas lakmus (biru ph 7),
aroma bau amis, lanugo, vernik caseosa
Lab kadar urea dan ureum rendah
Bagian dari selaput ketuban
• Amnion  bagian
membran yg transparan,
kuat, sangat sulit dirobek,
membatasi cavitas
amniotica dan mensekresi
cairan amnion
• Korion  opak, tipis rapuh
tapi lbh tebal, mdah robek
 sering kali tertinggal
saat persalinan
Kelainan cairan amnion :
• Polihidramnion jumlah cairan ketuban > 2000 cc
 tjd pd pasien diabetes, defek tuba neuralis,
atresia esofagus  kelainan letak
• Oligohidramnion  jumlah cairan ketuban < 500 cc
 me↓ fungsi plasenta, ketuban bocor, penyebab
agenesis ginjal janin
• Pemantauan ketuban  warna cairan kehijauan
bisa disebabkan o/ kelebihan bulan warna cairan
yang pekat kehijauan dan kental diindikasikan
mekonium/gawat janin darah dlm ketuban
solutio plasenta.
Plasenta
• Plasenta normal berbentuk cakram,
oval atau lonjong, uk 15x20 cm,
diameter 22 cm, tebal 1,5-2 cm,
tebal di tengah tipis ditepi, berat
plasenta 20% dari berat bayi/500 gr
• Bernidasi pada segmen atas uterus
• Bagian terbagi dua
 permukaan fetal (bayi)
- Kotilodon
- Sulci
 Permukaan maternal (ibu).
• Tali pusat memanjang mulai dari janin sampai
placenta dan berisi pembuluh darah umbilikalis (dua
arteri, satu vena).
• Pembuluh darah tali pusat tersebut diselubungi dan
dilindungi oleh jelly Wharton, zat gelatin yang
terbentuk dari mesoderm.
• Seluruh tali pusat diselubungi oleh lapisan amnion,
sama dengan yang diselubungi placenta.
• Panjang tali pusat rata-rata 50 cm. Tali pusat dianggap
pendek < dari 40 cm.
variasi anatomi placenta berdasarkan
jenis/tipe placenta
• Placenta suksenturiata (satu lobus terpisah) terdapat sebuah lobus
kecil ekstra terpisah dari placenta utama, dan dihubungkan oleh
pembuluh darah sepanjang membrane untuk mencapainya  hati2
lobus kecil dapat tertahan di dalam uterus
• Placenta sirkumvalata  placenta dengan bentuk lingkaran yang tidak
tembus cahaya terlihat pada permukaan fetal placenta.
• Insersi battledore tali pusat tali pusat melekat di bagian yang sangat
dekat dengan tepi placenta
• Insersi velamentous tali puat  insersi tali pusat ke dalam membrane
agak jauh dari tepi placenta. Pembuluh darah umbilikalis melewati
membrane dari tali pusat sampai placenta
• Placenta bipartite/tripartite terdapat dua bagian yang lengkap dan
terpisah dua/tiga, masing-masing memiliki sebuah tali pusat.
Kelainan letak nidasi plasenta
• plasenta yang implantasinya abnormal, yaitu
pada segmen bawah uterus di depan bagian
presentasi janin sehingga menutupi sebagian
atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium
uteri interna).
• Insiden 1:200 kehamilan
Tingkatan Plasenta Previa
• Plasenta Previa Totalis : Jika plasenta menutupi seluruh ostium
uteri internum
• Plasenta Previa Lateralis : Jika hanya sebagian ostium uteri
internum yang tertutupi oleh plasenta
• Plasenta Previa Marginalis : Jika tepi plasenta berada dipinggir
ostium uteri internum
• Plasenta Previa Letak Rendah : Plasenta tertanam di segmen
bawah uterus sedemikian sehingga tepi plasenta sebenarnya
tidak mencapai ostium uteri internum tetapi berada di dekatnya.

Plasenta previa dalam persalinan menghambat penurunan kepala janin masuk


PAP, menimbulkan perdarahan, retensio plasenta, malpresentasi , gawat janin
dan kematian Ibu dan bayi
• Retensio Plasenta ialah tertahannya atau
belumlahirnya plasenta hingga 30 menit atau
lebihsetelah bayi
• Sebab fungsional
• a.His yang kurang kuat (sebab utama).
• b.empat melekatnya yang kurang
menguntungkan(contoh: di sudut tuba).
• c. ukuran plasenta terlalu kecil.
• d.lingkaran kontriksi pada bagian bawah perut
Sebab patologi anatomik (perlekatan plasenta
yang abnormal)
• Plasenta akreta: vili korialis menanamkan diri
lebih dalam ke dalam dinding rahim dari pada
biasa ialah sampai ke batas antara
endometrium dan miometrium.
• Plasenta inkreta: vili korialis masuk ke dalam
lapisan otot rahim.
• Plasenta perkreta: vili korialis menembus
lapisan otot dan mencapaii serosa atau
menembusnya

Anda mungkin juga menyukai