Anda di halaman 1dari 53

Wan Anita, S.Si.T, M.

Kes
Pembahasan
2.1 Perubahan fisiologis kala II persalinan

2.2 Asuhan sayang ibu dan posisi meneran


2.2.1 Asuhan sayang ibu
2.2.2 Posisi meneran
2.3 Mekanisme persalinan normal
2.4 Fetal skull
Perubahan fisiologis kala II
1. Kontraksi
2. His dalam kala II persalinan
3. Uterus
4. Pergeseran organ-organ dasar panggul
1. Kontraksi
 His adalah suatu kontraksi dari otot-otot rahim yang
fisiologis akan tetapi bertentangan dengan kontraksi
fisiologis lainnya yaitu bersifat nyeri.
 Kontraksi rahim bersifat otonom
 His memiliki dua pace maker yang masing-masing
terletak pada setiap tuba fallopii.
 Kontraksi rahim harus diperhatikan : lamanya,
kekuatan, dan interval his.
 Dalam kala dua persalinan,kontraksi terjadi semakin
kuat dan lama namun frekuensinya berkurang, fase
istirahat tersebut memberikan kesempatan bagi ibu
dan fetus untuk menjalani suatu periode pemulihan.
2. Kontraksi
 Beberapa jam terakhir pada kehamilan
manusia ditandai dengan kontraksi (his) uterus
yang menyebabkan dilatasi serviks dan
mendorong janin melalui jalan lahir.
 Pada bulan terakhir dari kehamilan, sebelum
persalinan dimulai, sudah ada kontraksi rahim
yang disebut his pendahuluan atau his palsu,
yang sebetulnya hanya peningkatan dari
kontraksi Braxton Hicks.
Karakteristik his palsu dan his
persalinan

FAKTOR HIS PERSALINAN HIS PALSU

Kontraksi Interval teratur Tidak teratur


Interval Memendek Tetap panjang
Intensitas Makin kuat Tetap
Lokasi sakit Belakang dan abdomen Abdomen bawah
Pengaruh sedative Tidak berpengaruh Hilang oleh sedative
Perubahan cervix Mendatar dan membuka Tetap
2. Dorongan otot – otot dinding
uterus
Retraksi
Dalam persalinan kontraksi otot rahim memiliki sifat
khas yaitu :
1. Setelah kontraksi maka otot tersebut tidak
berelaksasi kembali ke keadaan sebelum kontraksi
tapi menjadi sedikit lebih pendek walaupun
tonusnya seperti sebelum kontraksi.
2. Kontraksi tidak sama kuatnya, tetapi paling kuat
didaerah fundus uteri dan berangsur berkurang ke
bawah dan paling lemah pada segmen bawah rahim
Retraksi
 Segmen atas rahim semakin menebal,
sedangkan segmen bawah makin tipis.
 Batas antara SAR dan SBR semakin jelas
disebut Lingkaran Retraksi Fisiologis
 Jika segmen bawah sangat direnggang maka
lingkaran retraksi akan makin jelas lagi dan
naik mendekati pusat dan disebut Lingkaran
Bandl
Uterus
 Pada tiap kontraksi sumbu panjang rahim
bertambah panjang sedangkan ukuran
melintang maupun melintang ukuran muka
belakang berkurang.
 Kelengkungan tulang punggung anak
berkurang, artinya tulang punggung menjadi
lebih lurus dan dengan demikian kutub atas
anak tertekan pada fundus sedangkan kutub
bawah ditekan ke dalam pintu atas panggul.
Ligamentum Rotundum
 Dengan adanya kontraksi sumbu rahim sejajar
dengan sumbu jalan lahir.
 Fundus uteri terhambat,sehingga saat
kontraksi fundus tak dapat naik ke atas
Cervix
 Pendataran cervix sudah
dimulai dalam kehamilan
dan cervix yang pendek
merupakan tanda dari
cervix yang matang.
 Pada pembukaan lengkap
tidak teraba lagi bibir
portio segmen bawah
rahim, cervix dan vagina
telah merupakan satu
saluran.
Perubahan vagina dan dasar
panggul
 Setelah ketuban pecah segala perubahan terutama
pada dasar panggul ditimbulkan oleh bagian depan
anak.
 Oleh bagian depan yang maju itu, dasar panggul
direnggangkan menjadi dinding yang tipis.
 Waktu kepala sampai di vulva, lubang vulva
menghadap ke depan atas.
 Dari luar peregangan oleh bagian depan nampak pada
perineum yang menonjol dan menjadi tipis sedangkan
anus menjadi terbuka.
4. Pergeseran organ – organ dasar
panggul
 Kandung kemih terdorong ke atas dan menjadi satu dengan
organ abdomen.
 Kepala meregangkan vagina dan mungkin menyebabkan
sedikit laserasi pada lapisan mukosa vagina.
 Bagian posterior dari dasar panggul terdorong ke bawah dan
memanjang dan semakin tipis.
 Introitus vagina akan mulai menganga dan bagian terendah
anak akan terlihat di vagina.
 Bagian perineum terdorong ke bawah dan memanjang dan
ketika kepala mengalami crowning,orificium vagina yang
terdorong ke atas ke lengkungan pubis, teregang agar kepala
dapat melaui vagina.
Asuhan Sayang Ibu dan Posisi
Meneran

1. Asuhan sayang ibu


2. Posisi meneran
1. Asuhan Sayang Ibu
 Anjurkan keluarga untuk mendampingi ibu selama persalinan
dan kelahiran.
 Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam asuhan ibu.
 Berikan dukungan dan semangat pada ibu dan anggota
keluarganya.
 Tentramkan hati ibu selama kala dua persalinan. Berikan
bimbingan dan bantuan jika memang diperlukan.
 Bantu ibu untuk memilih posisi yang nyaman saat meneran.
 Saat pembukaan lengkap,jelaskan pada ibu untuk meneran
apabila ada dorongan kuat untuk meneran.
1. Asuhan sayang ibu
 Anjurkan ibu untuk minum selama kala dua
persalinan karena ibu akan mudah mengalami
dehidrasi selama persalinan dan kelahiran.
 Berikan rasa aman, semangat dan tentramkan
hati ibu selama proses persalinan berlangsung.
2.Posisi Meneran
 Bantu ibu untuk memperoleh posisi yang
paling nyaman baginya.
 Penelitian menunjukkan bahwa posisi yang
dipilih sendiri oleh ibu pada kala dua
persalinan memiliki banyak keuntungan,
misalnya ada rasa nyaman, kurangnya trauma
perineum, lebih mudah meneran dan nilai
APGAR bayi lebih baik (Nikonder,1995).
Posisi yang dapat dipilih :
1. Posisi duduk atau setengah duduk
Posisi yang dapat dipilih
2. Posisi jongkok atau berdiri
Posisi yang dapat dipilih
Posisi merangkak atau berbaring miring kiri
Mekanisme persalinan normal
1. Turunnya kepala
2. Fleksi
3. Putaran paksi dalam
4. Ekstensi
5. Putaran paksi luar
6. Ekspulsi
Posisi yang paling sering ditemui
1. Turunnya Kepala

Turunnya kepala dapat di bagi dalam :


A. Masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul
(engagement)
B. Majunya kepala
Pembagian terutama berlaku pada primigravida.
A. Engagement
 Menurut definisi
engagement terjadi
apabila diameter
terbesar bagian terendah
janin telah melewati
PAP. Pada presentasi
kepala diameter
terbesarnya adalah
diameter biparietalis.
Engagement
2. Fleksi
3. Putaran paksi dalam
4. Ekstensi
5. Putaran paksi luar
6. Ekspulsi
Fetal skull
1. Tulang – tulang tengkorak
2. Titik – titik pengenal pada tengkorak
3. Sutura pada tengkorak
4. Fontanellae
5. Diameter- diameter kepala janin
6. Lingkaran – lingkaran kepala dan bahu
7. Moulage
8. Caput succedaneum
9. Chepalhematoma
Margo supraorbital
Bagian dasar
Titik – titik Penunjuk pada
tengkorak

Tuber
parietale
Sutura
Fontanella
Diameter – diameter kepala janin
Diameter – diameter kepala janin
Lingkaran kepala janin
Moulage
 Moulage adalah kemampuan kepala janin
untuk merubah bentuknya dan dengan
demikian meyesuaikan diri dengan panggul
ibu yang akan di lalui.
8. Caput succedaneum
 Caput terbentuk pada
persalinan dan setelah
ketuban pecah. Caput
tidak terbentuk apabila
janin sudah mati, his
tidak baik.
9. Chepalhematoma
 Chepalhematoma adalah perdarahan yang terjadi di bawah
periosteum satu atau lebih tulang-tulang tengkorak kepala.
Chepalhematoma disebabkan oleh trauma pada tulang kepala
antara lain :
 tekanan pada kepala yang lama terhadap perineum atau os
pubis.
 kerusakan yang disebabkan oleh forceps.

 rotasi kepala secara manual yang sulit.

 kompresi dan relaksasi yang cepat dari kekuatan yang bekerja


pada kepala janin seperti pada partus precipitatus.
Perbedaan Antara Chepalhematoma
Dan Caput Succedaneum
CAPUT SUCCEDANEUM CHEPALHEMATOMA

Sudah ada pada waktu lahir Mungkin belum timbul untuk beberapa
jam
Lunak, ada lekukan bila ditekan Lunak , tidak ada lekukan
Pembengkakan yang merata Berbatas tegas
Terletak diatas sutura dan melewatinya Terbatas pada satu tulang tidak
melewati sutura
Bisa berubah letakknya, mencari Tetap di letakknya semula
tempat terendah Timbul setelah beberapa jam,
Terbesar pada waktu lahir dan segera bertambah besar untuk beberapa
mulai mengecil dan hilang dalam lama dan baru hilang setelah
beberapa jam berminggu-minggu atau berbulan-
bulan.

Anda mungkin juga menyukai