Anda di halaman 1dari 59

KEBUTUHAN

DASAR
NEONATUS
PENDAHULUAN
• Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara
umum dapat digolongkan menjadi 3 kebutuhan dasar
yaitu kebutuhan asih, asuh dan asah.
• Pengertian singkat tentang asih, asuh dan asah :
Asih, mencakup ikatan kasih sayang dan sibling rivalry.
Asuh, menyangkut pemenuhan nutrisi, konsep
imunologi dan imunisasi, perawatan sehari-hari
(memandikan, memberi minum/ menyusui,
menyendawakan dan pijat bayi).
Asah, berkaitan dengan deteksi dan stimulasi
1. KEBUTUHAN ASIH PADA NEONATUS

• ASIH ad/ Ikatan kasih sayang orangtua


pada bayi baru lahir, bisa diistilahkan
sebagai 'Bonding attachment.
Cara-cara untuk memenuhi
No. Uraian
bonding attachment
1 Pemberian ASI eksklusif a. Dengan dilakukannya pemberian ASI eksklusif secara eksklusif segera
setelah lahir, secara langsung bayi akan mengalami kontak kulit dengan
ibunya.
b. Hal ini menjadikan ibu merasa bangga

2 Rawat gabung a. Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara
ibu dan dan bayi terjalin proses lekat (early infantmother bounding) akibat
sentuhan badan antara ibu dan bayinya.
b. Hal ini sangat memengaruhi perkembangan psikologis bayi selanjutnya

3 Kontak mata (Eye to Eye a. Beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa memandang mereka, mereka
Contact) merasa lebih dekat dengan bayinya.
b. Orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling
memandang.
4 Suara (voice) a. Mendengar dan merenspon suara antara orang tua dan bayinya sangat penting.
orangtua menunggu tangisan pcrtama bayi mereka dengan tegang.

5 Aroma / Odor (Bau Badan) a. Setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan cepat untuk
mengenali aroma susu ibunya.

6 Gaya bahasa (Entrainment) i. Bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan.


ii. Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang
dewasa.

7 Bioritme a. Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal (bioritme).
(Biorhythmicity) b. Orangtua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang
konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku
yang responsif.

8 Inisiasi menyusu dini a. Setelah bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan diatas ibu.
1) Ia akan merangkak dan mencari puting susu ibunya.
2) Dengan demikian, bayi dapat melakukan reflek sucking dengan segera.
a. Menurut Klaus, Kennel (1982), ada beberapa keuntungan fisiologis yang dapat
diperoleh dari kontak dini :
1) Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat.
2) Reflek menghisap dilakukan dini.
3) Pembentukkan kekebalan aktif dimulai.
Pengertian Sibling Rivalry secara umum

• Sibling rivalry adalah bentuk perilaku anak


yang memiliki adik baru.
• Anak cenderung bersikap lebih nakal
karena merasa cemburu dan tersaingi
atas kehadiran adiknya Perilaku ini
biasanya ditunjukkan untuk perhatian ibu
dan biasanya muncul pada anak-anak
usia usia 12-18 bulan
Faktor-faktof yang dapat
No. menimbulkan Sibling Uraian
Rivalry
1 Usia
a. Jarak antara kakak beradik yang dekat cenderung menimbulkan
adanya sibling rivalry.
b. Perbedaan usia antara 2 sampai 4 tahun merupakan usia yang
paling mengancam terutama bila kakak masih sangat muda dan
belum memahami situasi.
c. Sibling rivalry muncul umumnya pada anak usia pra-sekolah
yaitu pada usia 1 tahun sampai 6 tahun.

2 Jenis Kelamin
a. Jenis kelamin yang berbeda antara kakak adik cenderung jarang
menimbulkan persaingan dibanding anak yang memiliki jenis
kelamin yang sama.
b. Jenis kelamin yang berbeda antara kakak adik lebih menunjukan
hubungan yang positif dibanding kakak adik yang memiliki jenis
kelamin sama.
Faktor-faktof yang dapat
No. menimbulkan Sibling Uraian
Rivalry

3 Peran orangtua

4 Besarnya keluarga

Besarnya keluarga memengaruhi seiring dan kuatnya rasa cemburu


dan iri hati. Cemburu lebih umum pada keluarga kecil dengan 2-3
anak dari pada dalam keluarga besar dimana tidak ada anak yang
menerima perhatian lebih besar dari orangtua.

5 Jarak kelahiran
Jarak kelahiran anak dan usia anak berpengaruh terhadap
munculnya sibling rivalry.

6 Posisi anak
Sibling rivalry cenderung terjadi antara anak pertama dengan anak
kedua dibanding dengan anak terakhir.
2. KEBUTUHAN ASUH PADA NEONATUS

• Pemenuhan Nutrisi pada Neonatus


• Imunisasi pada neonatus
• Perawatan sehari-hari pada neonatus
(memandikan, memberi minum/ menyusui,
menyendawakan dan pijat bayi).
Pemenuhan nutrisi pada
neonatus
• ASI mengandung zat gizi yang sangat
lengkap, antara lain karbohidrat, lemak,
protein, vitamin, mineral, faktor
pertumbuhan, hormon, enzim dan zat
kekebalan.
• Komposisi ASI
• ASI dikelompokkan menjadi 3 macam,
yaitu kolostrum, air susu transisi/peralihan
dan air susu matur
Komposisi ASI berbeda berdasarkan Lamanya Waktu
Menyusui

• Foremilk, adalah ASI yang mengandung


protein tinggi dan dihasilkan pada
permulaan menyusui (5 menit pertama).
• Hindmilk, adalah ASI yang mengandung
kadar lemak yang tinggi, yang dihasilkan
pada akhir menyusui (setelah 15-20 menit)
IMUNISASI
PADA NEONATUS
Definisi Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata “imun”,
kebal atau resisten.
Imunisasi adalah suatu tindakan untuk
memberikan kekebalan dengan cara
memasukkan vaksin kedalam tubuh.
(Depkes RI, 2000)
Anak di imunisasi berarti diberikan
kekebalan terhadap suatu penyakit
tertentu.
Tujuan Imunisasi
Mencegah terjadinya suatu penyakit dan
menghilangkan penyakit tertentu pada
sekelompok masyarakat (populasi)
misalnya pada imunisasi cacar
Imunisasi juga bertujuan untuk
memberikan kekebalan kepada bayi
agar :
• Dapat terhindar dari penyakit
• Mencegah anak cacat
• Mencegah kematian pada anak
Tempat Pelayanan Imunisasi
Pelayanan imunisasi dapat diperoleh
pada :
1. Posyandu
2. Puskesmas
3. Bidan / dokter praktek
4. Rumah bersalin
5. Rumah sakit
Kapan Imunisasi Tidak Boleh
Diberikan
Keadaan-keadaan di mana imunisasi
tidak dianjurkan :
1. BCG, tidak diberikan pada bayi yang
menderita sakit kulit lama, sakit TBC dan
panas tinggi.
2. DPT, tidak diberikan bila bayi sedang
sakit parah, panas tinggi dan kejang.
3. Polio, tidak diberikan bila diare
dan sakit parah.
4. Campak, tidak diberikan bila bayi
sakit mendadak dan panas tinggi.
Keadaan-Keadaan Yang Timbul
Setelah Imunisasi
1.BCG, dua minggu setelah imunisasi terjadi
pembengkakan kecil dan merah di tempat
suntikan, seterusnya timbul bisul kecil dan
menjadi luka parut.
2.DPT, umumnya bayi menderita panas sore hari
setelah mendapatkan imunisasi, tetapi akan turun
dalam 1 - 2 hari. Di tempat suntikan merah dan
bengkak serta sakit, walaupun demikian tidak
berbahaya dan akan sembuh sendiri.
3.Campak, panas dan umumnya disertai kemerahan
yang timbul 4 - 10 hari setelah penyuntikan.
4. Polio dan HB, tidak ada efek samping
Jenis-Jenis Imunisasi pada
neonatus
1. BCG : memberi kekebalan pada
penyakit TBC

2. Polio : memberi kekebalan pada


penyakit poliomielitis.
Polio adalah sejenis
penyakit yang dapat menyebabkan
terjadinya kelumpuhan.

3. H B : memberi kekebalan pada


penyakit hepatitis B
BCG
• Vaksin BCG; Vaksin BCG adalah vaksin
hidup yang berasal dari bakteri. Bentuknya
vaksin beku kering seperti vaksin campak
berbentuk bubuk yang berfungsi
melindungi anak terhadap penyakit
tuberculosis (TBC). Sebelum
menyuntikkan BCG, vaksin harus lebih
dulu dilarutkan dengan 4 cc cairan pelarut
(NaCl 0,9%).
Intrakutan
Suntikan BCG diberikan pada
lengan kanan atas.
• Dosis 0,05cc, disuntikkan
ke dalam lapisan kulit
dengan pelan-pelan
(intrakutan).
• Untuk memberikan
suntikan intrakutan secara
tepat,harus menggunakan
jarum pendek yang sangat
halus (10mm, ukuran 26).

22
Imunisasi Hepatitis B

• Pemberian imunisasi hepatitis pada


neonatus:
– Hepatitis B diberikan sebanyak 3 kali.
– Pada masa neonatus, imunisasi ini hanya
diberikan saat bayi berusia 12 jam setelah
lahir. ini diberikan dengan satu kali suntikan
dosis 0,5 ml.
Intramuskular
Suntikan diberikan pada paha tengah
luar secara intramuskular dengan dosis
0,5 cc
Cara Pemberian :
• Letakkan bayi dengan posisi miring di atas
pangkuan ibu dengan seluruh kaki telanjang.
• Orang tua sebaiknya memegang kaki bayi.
• Pegang paha dengan ibu jari dan jari telunjuk.
• Masukkan jarum dengan sudut 900.
• Tekan seluruh jarum langsung ke bawah melalui
kulit sehingga masuk ke dalam otot. Suntikkan
pelan-pelan untuk mengurangi rasa sakit.
• Muskulus deltoideus (mengandung sedikit
lemak atau jaringan subkutan sehingga
memudahkan penyuntikan).
24
• Vaksin Hepatitis B; Bibit penyakit yang
menyebabkan hepatitis B adalah virus.
Biasanya tempat penyuntikan di paha 1/3
bagian atas luar.
• Vaksin Polio; Bibit penyakit yang
menyebabkan polio adalah virus, vaksin
berbentuk cairan. pemberian pada anak
dengan meneteskan pada mulut.
Imunisasi polio
Jadwal Pemberian Imunisasi
Umur Jenis Imunisasi

0-7 hari HB 0

1 bulan BCG, Polio 1

2 bulan DPT/HB 1, Polio 2

3 bulan DPT/HB 2, Polio 3

4 bulan DPT/HB 3, Polio 4

9 bulan Campak
Cara Pemberian Imunisasi
Pemberian imunisasi dapat diberikan secara
suntikan maupun diteteskan ke dalam mulut.
1. BCG : dengan suntikan ke dalam
kulit pada lengan atas sebelah
dalam.
2. DPT : suntikan ke dalam otot di
pangkal paha.
3. Campak : suntikan ke bawah kulit di
lengan kiri atas.
4. HB : suntikan pada lengan.
Penyakit yang Dapat Dicegah
Dengan Imunisasi (PD3I)
1. Penyakit TBC
• Penyakit TBC sangat menular dan
menyerang semua umur. Ditandai dengan
:
- Batuk lebih dari 2 minggu, dahak dapat
bercampur darah.
- Nafsu makan menurun, BB menurun.
- Berkeringat malam tanpa aktifitas.
• 4. Penyakit Tetanus
Ditandai dengan :
- Kejang / kaku seluruh tubuh.
- Mulut kaku dan sukar dibuka, punggung
kaku dan melengkung.
- Kejang dirasakan sangat sakit.
- Pada bayi yang baru lahir (5 - 28 hari)
mendadak tidak dapat menetek karena
mulutnya kaku dan mencucu seperti mulut
ikan.
• 5. Penyakit Polimielitis
Ditandai dengan :
-Anak rewel, panas dan batuk, dua hari
kemudian leher kaku, sakit kepala, otot
badan dan kaki terasa kaku.
- Lumpuh anggota badan tetapi biasanya
hanya satu sisi.
- Penyakit ini dapat menyerang otot
pernapasan dan otot menelan yang dapat
menyebabkan kematian.
7. Hepatitis Virus B
Tanda-tanda :
• - Mual, muntah serta nafsu makan
menurun.
• - Nyeri sendi, nyeri kepala dan badan
panas.
Perawatan Yang Diberikan
Setelah Imunisasi
1. BCG, luka tidak perlu diobati tetapi
bila luka besar dan bengkak di ketiak
anjurkan ke puskesmas;
2. DPT, bila panas berikan obat penurun
panas yang diperoleh dari posyandu
dan berikan kempres dingin.
3. Campak, bila timbul panas berikan
obat yang didapat dari posyandu.
Langkah2 penggunaan Semprit sekali pakai

1. Keluarkan semprit dari bungkus


plastik
2. Pasang jarum pada semprit bila
jarum belum terpasang
3. Lepaskan tutup jarum tanpa
menyentuh jarum
4. Masukkan jarum ke dalam
vial/ampul vaksin, ujung jarum
berada di bawah permukaan vaksin
1 2 3 5. Tarik piston untuk mengisi semprit.
Piston secara otomatis akan
berhenti setelah melewati tanda
0,05/0,5 ml dan terdengar bunyi klik
6. Tekan/dorong piston hingga isi
semprit sesuai dosis 0,05/0,5 ml
7. Lepaskan jarum dari botol,
keluarkan sisa gelembung udara
pada semprit
8. Lakukan penyuntikan. Setelah
penyuntikan piston secara otomatis
akan mengunci dan semprit tidak
4-5 6 8 bisa digunakan lagi.
39
b. Alat suntik Prefilled Injection
Device (PID)
 Jenis alat suntik yang telah berisi vaksin
dosis tunggal dari pabriknya, CONTOH :
 Hepatitis B
 Tetanus Toksoid
 Keuntungan:
 Mencegah vaksin dari kontaminasi
 Memastikan dosis yang tepat
 Vaksin & Semprit dalam set yang sama
 Mengurangi vaksin terbuang
40
Langkah-langkah penggunaan PID

1. Keluarkan PID dari


kemasan
2. Dorong dan tekan dengan
cepat penutup jarum ke
dalam port
3. Jarak antara penutup
jarum dan port akan
hilang dan terasa ada klik
4. Keluarkan penutup jarum
5. Pegang PID pada port dan
suntikkan jarum ke lokasi
suntikan
6. Tekan reservoir
(gelembung vaksin) untuk
mengeluarkan vaksin.
7. Sesudah reservoir
kempes, tarik PID keluar
41
c. Semprit & Jarum sekali buang

Semprit yang hanya bisa dipakai sekali dan


dibuang (disposable), tidak
direkomendasikan untuk suntikan dalam
imunisasi karena resiko penggunaan
kembali semprit dan jarum tersebut
menyebabkan resiko infeksi tinggi
(WHO,UNICEF & UNFPA, 1999)

42
d. Teknik penyuntikan
- Cara penyuntikan imunisasi

43
Lokasi suntikan pada bayi

44
Prosedur penyuntikan :
 Mengunakan ADS baru dan steril.
• Memeriksa bungkus ADS, untuk memastikan tidak
rusak & belum kedaluarsa.
• Tidak menyentuh jarum.
• Membersihkan kulit dengan kapas + air matang,
tunggu kering.
• Menyuntikkan vaksin sesuai dengan jenis vaksin.
• Tidak memijat-mijat daerah bekas suntikan.
• Jika perdarahan, menekan daerah suntikan dengan
kapas kering baru hingga darah berhenti.
• Membuang ADS bekas pakai langsung ke dalam
safety box tanpa melakukan penutupan kembali jarum
suntik (no recapping)
45
Prosedur pelarutan vaksin
 Menggunakan pelarut yg tepat dan berasal dari
produsen yg sama.
 Memperhatikan kedaluarsa pelarut.
 Memperhatikan VVM dan kedaluarsa vaksin
 Hanya melarutkan vaksin bila telah ada sasaran
imunisasi.
 Saat melarutkan vaksin, suhu pelarut dan vaksin harus
sama (2-8 oC).
 Memperhatikan tindakan aseptik dalam pelarutan
 Hanya menggunakan satu semprit untuk satu vial
vaksin. Setelah dipergunakan semprit langsung dibuang
ke safety box.
 Mencatat jam pelarutan vaksin
 Tidak mempergunakan vaksin bila telah lewat “masa
pakai” setelah pelarutan.

46
B. PEMBERIAN VAKSIN YANG TEPAT SECARA
AMAN

 Penyuntikan Vaksin Yang Tepat Secara


Aman Meliputi:
 Kualitas vaksin yang terjamin
 Penyuntikan yang steril
 Melarutkan vaksin secara benar
 Lokasi suntikan yang tepat
 Penapisan indikasi kontra
 Teknik penyuntikan yang benar

47
Contoh praktek imunisasi yg tidak tepat & reaksi
Praktek tidak tepat Reaksi hebat yang mungkin timbul
setelah imunisasi
Suntikan tidak steril
 Penggunaan kembali semprit dan jarum sekali  Infeksi seperti abses lokal di tempat suntikan,
buang gejala sepsis, toxis shock syndrome atau kematian
 Sterilisasi semprit dan jarum yang tidak memadai  Penyebaran infeksi melalui darah seperti hepatitis
 Vaksin atau pelarut yang terkontaminasi B,C, HIV
Kesalahan pencampuran
 Kocokan vaksin yang tidak memadai  Abses lokal
 Pencampuran dengan pelarut yang tidak tepat  Vaksin tidak efektif
 Obat mengganti vaksin atau pelarut  Efek negatif dari obat, misal insulin, oksitosin, agen
untuk mengurangi tegangan otot
 Penggunaan kembali vaksin yang telah dicampur  Kematian
dengan pelarut pada pelayanan berikutnya
Suntikan di tempat yang salah
 BCG diberikan di bawah kulit (subcutaneous)  Reaksi lokal atau abses
 DTP/HB, DT,TT terlalu superfisial  Reaksi lokal atau abses
 Suntikan ke dalam pantat (bokong)  Kerusakan syaraf statik
Pengangkutan/penyimpan vaksin yang salah
 VVM berubah warna  Reaksi lokal dari vaksin berlebih
 Gumpalan vaksin serab (adsorbed)  Vaksin tidak efektif

48
ad.2.Memegang semprit dan jarum dengan aman

PENTING: Jika anda menyentuh bagian-bagian ini, buang semprit


dan jarum dan ambil semprit yang baru dan steril. 49
ad.4. Mengatur posisi anak yang tepat untuk
penyuntikan

Posisi anak ketika divaksinasi


.
Lengan yg satu Tangan yg lain
dijepit ketiak ibu dipegang ibu,
Kemudian anak
dipeluk

Tungkai anak
dijepit paha ibu

50
Pencegahan tertusuk jarum :
Posisi bayi ketika diimunisasi

51
ad. 5. Pembuangan sampah semua benda
medis tajam secara aman

52
KEBUTUHAN ASAH PADA
NEONATUS
• Stimulasi sebaiknya dilakukan setiap kali
ada kesempatan berinteraksi dengan
bayi/balita misalnya ketika memandikan,
mengganti popok, menyusui,
menggendong, mengajak berjalan-jalan,
bermain, menonton TV, menjelang tidur.
Cara stimulasi pada neonatus:

• Stimulasi pada masa neonatus dilakukan


dengan cara: mengusahakan rasa
nyaman, aman dan menyenagkan,
memeluk, menggendong, menatap mata
bayi, mengajak tersenyum, berbicara,
membunyikan berbagai suara atau musik
bergantian, menggantung dan
menggerakkan benda berwarna mencolok
(lingkaran atau kotak-kotak hitam-putih),
benda-benda berbunyi, dirangsang untuk
Deteksi pada Neonatus
• Pemeriksaan yang dilakukan pada deteksi
neonatus:
• Antropometrik dengan melakukan
pengukurar berat badan, panjang badan,
lingkar kepala lingkar badan, dan lingkar
lengan atas.
Tanda-tanda atau gejala-gejala yang harus diperhatikan pada deteksi dini
neonatus:

» Tidak Mau Minum/menyusu atau memuntahkan


semua.
» Riwayat kejang
» Bergerak hanya jika dirangsang/ letargis.
» Frekwensi napas ≤ 35,5oC dan ≥ 37,5oC
» Tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat
» Merintih
» Nanah banyak di mata
» Pusar kemerahan meluas ke dinding perut
» Mata cekung dan cubitan kulit perut kembali sangat
lambat
» Timbul kuning atau tinja berwarna pucat
» Berat badan menurut umur rendah atau ada masalah
pemberian ASI
» BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah < 2500 gram.
» Kelainan kongenital seperti ada celah di bibir dan
langit-langit.

• (jika ditemukan gejala seperti diatas maka


hal yang dapat dilakukan petugas adalah
segera merujuk ke rumah sakit yang
memiliki fasilitas yang lebih lengkap dan
memadai).

Anda mungkin juga menyukai