ROSIDAH SOLIHAH,SST
MATA KULIAH : Asuhan Neonatus Bayi Balita, dan Pra Sekolah
Pada akhir pembelajaran mahasiswa dapat menjelaskan konsep tumbuh kembang anak pra
sekolah
Sumber Pustaka
1. Khoirunnisa dan Sudarti, 2010, Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak balita, Nuha Medika,
Yogyakarta.
2. Yulianti Lia dan Yeyeh Ai, 2010, Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita, Trans Info Media, Jakarta
1. Varney’s, Midwifery, 1997
2. Wolli and Wong, 2003
3. FK-UI, Ilmu Kesehatan Anak 1 dan 3
4. Immunisasi
5. Penny Stanway, Pregnancy dan Baby and Care,1997
6. Mirriamstoppard, Complete Baby and Child Care, 1995
7. Maodul MTBS
8. Mayes, Midwifery, 1999
9. Tumbuh Kembang Anak
10. Program-program yang terkait
11. Sumber lain yang mendukung
MATERI
KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK PRASEKOLAH
2) Mata
No Hal-hal yang perlu Uraian
diperhatikan
1 Pandangan mata Pandangan binocular dan perifer
dikembangkan pada usia 6 tahun
2 Biasanya, anak-anak tetap
berpandangan jauh sampai usia 7
tahun
3) Telinga
No Hal-hal yang perlu Uraian
diperhatikan
1 Telinga Pendengaran mencapai
kematangan pada usia 3 sampai 4
tahun
4) Sistem kardiovaskuler
No Hal-hal yang perlu Uraian
diperhatikan
1 Jantung Jantung membagi empat pada
ukurannya pada usia 5 tahun
2 Sinus aritmia Sinus aritmia menjadi lebih
jelass selama masa-masa pra
sekolah
Celah fisologis bisa tampil
untuk pertama kalinya, dan
mur-mur fungsional bisa
terdengar
5) Abdomen(kandung kemih)
No Hal-hal yang perlu Uraian
diperhatikan
1 Kandung kemih Kapasitas kandung kemih
meningkat sesuai usia dan
menurun ke dlam pelviks pada usia
3 tahun
6) Sistem neurologis
No Hal-hal yang Uraian
perludiperhatikan
1 Hubungan neuron Sejumlah bentuk hubungan yang
lebih besar antara neuron dengan
neuron meningkat dalam
kompleksitasnya
2 Hemisfer Aktivitas pada hemisfer terjadi,
dibuktikan dengan pilihan
menggunakan tangan
3 Sistem limbik Sistem limbik mematangkan tidur
teratur yang lebih naik, bangun dan
emosi-emosinya
7) Sistem sensori
No Hal-hal yang perlu Uraian
diperhatikan
1 Olfaktori Anak pra sekolah sering
berespon pada bau-bauan dalam
cara cara yang tidak terlambat(
menutup muka, berpura-pura
muntah, menutup hidung)
Mereka mempelajari hal-hal
tabu olfaktori, tetapi tidak
disukai sosial
2 Gustatori Anak-anak pra sekolah seringkali
menyatakan inisiatifnya dengan
menanyakan sesuatu yang enak
dan dengan menanyakan/ meminta
untuk membuang makanan yang
tidak enak/enek
3 Taktil Kebanyakan anak masih suka
menjadi dekat dekat dengan orang
lain, terutama jika anak
memerlukan pelukan
4. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
Yang dibahas pada perkembangan psikososial, ini antara lain perkembangan
psikososial menurut Erikson, ketakutan dan mekanisme koping, sosialisasi,
bermain,mainan, disiplin, tugas-tugas perkembangan, perkembangan body image.
a. Perkembangan psikososial menurut Erikson
1. Perkembangan psikososial menurut Erikson tahap 3 inisiatif vs kesalahan(1):
Tahap ini dialami pada anak saat usia 4-5 tahun
Anak-anak pada usia ini mulai berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya
sehingga menimbulkan rasa ingin tahu terhadap segala hal yang dilihatnya
Mereka mencoba mengambil banyak inisiatif dari rasa ingin tahu yang mereka
alami
Akan tetapi bila anak-anak pada masa ini mendapatkan pola asuh yang slah,
mereka cenderung merasa bersalah dan akhirnya hanya berdiam diri
Sikap berdiam diri yang mereka lakukan bertujuan untuk menghindari suatu
kesalahan- kesalahan dalam sikap maupun perbuatan.
2. Perkembangan psikososial Erikson tahap 3 inisiatif vs kesalahan(2) diuraikan
secara luas sebagai berikut:
Antara usia 3 dan 6 tahun, anak menghadapi krisis psikososial dimana Erikson
mengistilahkanya sebagai inisiatif melawan rasa bersalah
Orang lain yang penting bagi anak adalah keluarga
Pada usia ini, anak secara normal telah menguasai rasa otonomi dan
memindahkan untuk menguasai rasa inisiatif
Anak prasekolah adalah seorang pembelajar yang energik, antusiasme, dan
pengganggu dengan imajinasi yang aktif
Kesadaran (suara dalam yang memperingatkan dan mengancam ) mulai
berkembang
Anak menyelidiki dunia fisik dengan semua indra dan kekuatannya
Perkembangan rasa bersalah terjadi pada waktu anak dibuat merasa bahwa
imajinasi dan aktivitasnya tidak dapat diterima
Rasa bersalah, cemas, dan takut yang diakibatkan pada saat pikiran dan
aktivitas anak dengan harapan-harapan orangtua
Anak prasekolah mulai mengganggu alasan sederhana dan dapat bertoleransi
terhadap keterlambatan pemuasan dalam periode yang lama
b. Ketakutan dan mekanisme koping
KETAKUTAN
Seorang anak biasanya mengalami lebih banyak ketakutan selama masa pra
sekolah daripada waktu lainnya
Ketakutan-ketakutan umum pada pra sekolah meliputi takut gelap, takut
ditinggal sendirian, terutama pada saat tidur, takut binatang,terutama anjing
yang besar, takut hantu, pemotongan tubuh, nyeri, dan takut obyek-obyek dan
orang-orang yang berhubungan dengan pengalaman yang menyakitkan
Pra sekolah tengkurap untuk bersembunyi dari hardikan dan tindakan
orangtuanya, orangtua sering tidak menyadari bahwa perilaku mereka
membuat ketakutan pada anak mereka.
Menginginkan anak pra sekolah untuk menggunakan pada malam hari dan
mendorongnya untuk memainkan ketakutannya dengan boneka atau mainan
lainnya yang bisa membantu memberikan anak rasa pengendalian terhadap
ketakutannya
MEKANISME KOPING
Mekanisme koping termasuk menanyakan pertanyaan-pertanyaan,
menginginkan perintah, memegang mainan favorit, mempelajari dengan uji
coba, melemparkan tantrum (ledakan amarah) agresi, menghisap jempol,
menarik diri dan regresi
Memperlihatkan anak terhadap obyek yang menakutkan dilingkungan yang
terkontrol, dapat memberikan kesempatan untuk mengurangi ketakutannya.
c. Sosialisasi
Pada masa anak-anak pra sekolah, jangkauan anak pada orang lain/orang
terdekat berkembang diluar orangtuanya yang mencakup kakek neneknya,
saudara kandung dan guru-guru pra sekolah
Anak memerlukan interaksi teratur dengan teman sebaya untuk membantu
perkemangan keterampilan sosial
Tujuan utama prasekolah adalah untuk membantu perkembangan
keterampilan sosial anak. Kriteria dipertimbangkan pada waktu memilih
program pra sekolah mencakup sebagai berikut:
o Akreditasi dan lisensi diikuti
o Jadwal aktivitas harian dan materi yang tersedia
o Guru yang berkualifikasi
o Lingkungan yang aman, dengan tingkat kebisingan rendah, rasio guru-
guru tepat, dan praktek sanitasi yang baik
o Orang lain telah merekomendasikan sekolah
o Obsevasi terhadap anak-anak pada permainan dan pekerjaan, serta
interaksi mereka dengan guru-guru dapat diterima.
o Rencana-rencana alternatif tersedia pada waktu anak sakit dan orangtua
bekerja
d. Bermain
Permainan khas pada anak prasekolah adalah permainan yang asosiatif
interaktif dan kooperatif dengan saling berbagi
Hal yang paling penting adalah kontak dengan teman sebaya
Aktivitas-aktivitas seharusnya meningkatkan keterampilan pertumbuhan dan
motorik, melompat, berlari, dan memanjat
Pada masa ini merupakan usia yang tepat untuk permainan imajiner/khayal
Pemain meniru, imaginatif, dan dramatik adalah hal yang penting
TV dan video games seharusnya hanya menjadi bagian dari permainan anak
dan orangtua seharusnya memonitor isi tayangan dan jumlah waktu yang
digunakan
e. Mainan
Mainan dan games/ permainan yang mendorong perkembangan motorik kasar
dan halus, meliputi sepeda roda tiga, mobil-mobilan, peralatan senam,
kolam,boks pasir, puzzel dengan blok besar, krayon, cat, dan elektronik games
yang tepat usia
Mainan dan gamesyang mendorong permainan meniru/imaginatif termasuk
memakaikan pakaian pada boneka, mainan rumah tangga, mainan tenda, dan
peralatan dokter/perawat
Anak prasekolah yang aktif dan cerdas perlu diawasi oleh orang dewasa,
terutama bila dekat dengan air dan peralatan senam
f. Disiplin
Figur penguasa harus menerapkan disiplin yang kuat, adil dan konsisten
Anak memerlukan penjelasan sederhana mengapa perilaku tertentu tidak tepat
Pada situasi konflik, pemberian waktu luang pendek dapat membantu anak
menghilangkan intenditasnya, memperoleh kembali pengontrolan dan
memikirkan tentang perilaku mereka
g. Tugas-tugas perkembangan
Anak pra sekolah memiliki tugas-tugas perkembangan, sebagai berikut:
Mengembangkan rutinitas sehari-hari yang sehat
Menjadi anggota keluarga yang berpartisipasi
Belajar menguasai impuls dan menyesuaikan dengan harapan sosial
Mengembangkan ekspresi emosional yang sehat
Mempelajari komunikasi yang efektif
Kemampuan untuk menangani situasi yang kemungkinan berbahaya
Mengembangkan inisiatifnya
Mempelajari landasan untuk mengerti kehidupan
h. Perkembangan body image
Masa ini merupakan waktu penting untuk body image
Anak-anak pra sekolah mengenali bahwa terdapat penampilan yang diinginkan
Anak pra sekolah rentan terhadap hal yang mendua/bias
Anak-anak sangat menyadari ukuran tubuhnya pada usia 5 tahun
3. PERKEMBANGAN MOTORIK
Perkembangan motorik halus dan kasar pada anak pra sekola, sebagai berikut:
Perkembangan motorik halus
No Usia Aktivitas
1 3 tahun Anak dapat menyusun ke atas 9-10 balok
Anak dapat membentuk jembatan 3 balok
Anak dapat membuat lingkaran dan silang
2 4 tahun Anak dapat melepas sepatu
Anak dapat membuat segi empat
Anak dapat menambahkan 3 bagian ke
gambar stik
3 5 tahun Anak dapat mengikat tali sepatu
Anak dapat menggunakan gunting dengan
baik
Anak dapat menyalin wajik dan segitiga
Anak dapat menambahkan 7 sampai 9
bagian ke gambar stik
Anak dapat menuliskan beberapa huruf dan
angka dan nama pertamanya
4. PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL
Yang dibahas adalah perkembangan psikoseksual menurut Freud dan
perkembangan seksual:
a. Perkembangan psikoseksual menurut Freud:
Pada fase phalik, berkisar dan sekitar usia 3-7 tahun, pusat kenikmatan
anak berada pada genetalia dan masturbasi
Tahap oedipus terjadi, yang ditandai dengan kecemburuan dan
persaingan terhadap orangtua berjenis kelamin sama dan mencintai
orangtua yang berjenis kelamin berlainan
Tahap oedipus secara khas menghilang pada periode pra sekolah
dengan identifikasi kuat dengan orangtua yang berjenis kelamin sama
b. Perkembangan seksual:
Banyak anak pra sekolah bermasturbasi untuk kenikmatan fisiologis
Anak pra sekolah membentuk ikatan kuat pada orangtua dengan jenis
kelamin yang berlawanan tetapi mengidentifikasikan dengan orangtua
yang berjenis kelamin sama
Identitas seksual dikembangkan, kesopanan mungkin menjadi
perhatian, maupun ketakutan katrasi (pengebirian)
Karena anak pra sekolah merupakan pengamat yang tekun tetapi
penafsir/menginterpretasikan dengan buruk, anak bisa mengenali
tetapi tidak mengerti aktivitas seksual
Sebelum menjawab pertanyaan anak tentang seks, klarifikasi apakah
anak benar-benar bertanya dan apakah anak sudah memikirkan
tentang subyek tertentu
Jawab pertanyaan tentang seks dengan sederhana dan jujur, berikan
informasi yang hanya benar-benar anak minta, detail-detail tambahan
dapat diberikan nanti