Anda di halaman 1dari 4

BAB I

EFEK SAMPING OBAT DAN CARA MENGATASINYA

Tujuan Pembelajaran Umum : Mahasiswa memahami Efek samping obat dan


cara mengatasinya
Tujuan Pembelajaran Khusus : Mahasiswa memahami pengertian, klasifikasi,
etiologi, faktor predisposisi, monitoring efek
samping obat

A. Pengantar efek samping obat


Farmakoterapi merupakan intervensi terapi yang akan paling banyak dilakukan
dalam praktek klinik, sehingga kemungkinan untuk menghadapi kasus efek samping
obat bagi seorang praktisi medik mungkin tidak dapat dihindari sepenuhnya. Seringkali,
kejadian efek samping obat ini pada seorang pasien tidak dengan mudah dikenali,
kecuali kalau efek samping yang terjadi adalah bentuk yang berat dan menyolok.
Mahasiswa perlu mengenali bentuk-bentuk efek samping obat, faktor-faktor penyebab
atau yang mendorong terjadinya, upaya pencegahan dan penanganannya.
Setiap obat mempunyai kemungkinan untuk menyebabkan efek samping, oleh
karena seperti halnya efek farmakologik, efek samping obat juga merupakan hasil
interaksi yang kompleks antara molekul obat dengan tempat kerja spesifik dalam sistem
biologik tubuh. Kalau suatu efek farmakologik terjadi secara ekstrim, inipun akan
menimbulkan pengaruh buruk terhadap sistem biologik tubuh.
B. Pengertian Efek Samping Obat
Efek samping obat didefinisikan sebagai suatu reaksi yang tidak menguntungkan dan
tidak diinginkan pada penggunaan dosis terapi, diagnose dan profilaksis. Sedangkan
obat sendiri didefinisikan sebagai suatu substansi ataupun produk yang digunakan untuk
merubah atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi untuk keuntungan
pemakai.
C. Klasifikasi Efek Samping Obat

Farmakologi & Herbal Medik dalam Kebidanan 1


Pada tahun 1977, Rawlins dan Thompson telah membuat klasifikasi efek samping
obat menjadi efek samping obat tipe A dan efek samping obat tipe B, sementara bateman
mengklasifikasikannya menjadi efek samping obat tipe A, B, C, D dan E.
1. Efek Samping Obat tipe A
- Peningkatan efek farmakologi melebihi normal suatu obat pada dosis terapi yang
dianjurkan, seperti bradikardia pada pengguna antagonist beta-adrenoseptor dan
perdarahan pada pengguna antikoagulan.
- Mudah diduga (prediktabilitas tinggi) melalui pengenalan efek farmakologi obat
yang bersangkutan, biasanya tergantung pada dosis yang digunakan.
- Insiden dan mordibitasnya tinggi tetapi umumnya memiliki angka mortalitas
yang rendah.
- Sering timbul akibat perubahan farmakokinetik obat oleh penyakit atau
farmakoterapi yang bersamaan.
2. Efek Samping Obat tipe B
- Reaksi abnormal yang betul-betul menyimapang dari efek farmakologi yang
diketahui pada dosis terapi yang dianjurkan dan cara penggunaan yang normal
- Ditemukan pada kejadian hipertermia maligna akibat pemberian obat anestesi
dan terjadinya reaksi-reaksi imunologik termasuk reaksi anafilaktoid.
- Memiliki prediktabilitas yang rendah dann tidak terdeteksi pada pemeriksaan
toksikologi yang konvensional.
- Insiden dan mordibitasya rendah tetapi mempunyai mortalitas yang tinggi.
3. Efek Samping Obat tipe C
- Efek kronik terjadi kibat terapi jangka panjang
Contohnya pada penggunaan yang dalam jangka panjang chloroquine
4. Efek Samping Obat tipe D
- Efek samping obat yang lambat atau delayed yang terjadi beberapa tahun setelah
terapi jangka panjang
- Contohnya efek samping obat diethystilbesterol adeno Ca vagina
5. Efek Samping Obat tipe E

Farmakologi & Herbal Medik dalam Kebidanan 2


- Efek pada akhir terapi (end of treatment) yang terjadi akibat penggunaan obat
yang dihentikan secara tiba-tiba.
- Contohnya pada penggunaan steroid yang meng-induced cushing syndrome.

D. Etiologi Efek Samping Obat

E. Faktor Predisposisi Efek Samping Obat


1. Onset of Reaction
- Efek Samping Obat akut pada kejadian anafilaktik shock akibat suntikan
penisilin
- Efek Samping Obat kronis pada kejadian retinopatia akibat klorokin
- Efek Samping Obat yang timbul lama sekali setelah obat dihentikan pada
kejadian adenokarsinoma vagina akibat dietilstilbesterol.
2. Umur
- Efek Samping Obat lebih sering terjadi pada usia yang sangat muda karena
fungsi farmakokinetiknya belum berkembang dengan baik sehingga fungsinya
belum sempurna
- Efek Samping Obat juga sering terjadi pada usia yang sangat tua karena fungsi
farmakokinetiknya yang berkurang akibat dari organ-organ yang terlibat
didalamnya sudah mulai berkurang fungsinya
3. Patofisiologi
- Beberapa penyakit dapat merubah farmakokinetik obat ataupun sensitivitas
jaringan terhadap obat
4. Cara penggunaan obat
- Pemberian obat dengan dosis yang berlebihan atau untuk waktu yang lama
merupakan factor predisposisi efek samping obat Tipe A
5. Jenis kelamin
Wanita lebih sering mengalami efek samping obat dibandingkan pria
6. Riwayat alergi

Farmakologi & Herbal Medik dalam Kebidanan 3


Penderita yang pernah mengalami efek samping obat umumnya lebih sensitive
untuk mengalami efek samping obat daripada penderita yang belum pernah samasekali
mengalaminya
7. Terapi polifaramasi
Peningkatan kejadian efek samping obat sebanding dengan meningkatnya jumlah
obat yang digunakan
8. Faktor ras atau genetic
Contoh untuk genetic, dimana terjadi deficiency dari G-6 Posfat Dehidrogenase

9. Monitoring Efek Samping Obat

Daftar Pustaka
Grahame-Smith, D.G. & Aronson, J.K. 1985 Oxford Textbook of Clinical Pharmacology
and Drug Therapy.
Oxford University Press, Oxford.
Laurence, D.R. & Bennett, P.N. 1992 Clinical Pharmacology, 7th edition. Churchill
Livingstone, Edinburgh. Reid, J.L., Rubin, P.C. & Whiting, B. 1985 Lecture
Notes on Clinical Pharmacology, 2nd edition.Blackwell
Scientific Publications, Oxford.
Santoso, B., Suryawati, S. & Dwiprahasto, I. (eds) 1987 Efek Samping Obat, edisi I.
Laboratorium Farmakologi Klinik

Farmakologi & Herbal Medik dalam Kebidanan 4

Anda mungkin juga menyukai