Disusun oleh:
NIM P17320121424
TINGKAT I
SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
KEMENTRIAN KESEHATAN RI POLTEKKES KEMENKES BANDUNG
TAHUN AJARAN 2021/2022
A. Pendahuluan
Tindakan pemberian obat kepada pasien merupakan salah satu intervensi dalam
asuhan keperawatan yang biasanya sering dilakukan. Sebab obat berperan penting untuk
penyembuhan pasien. Sebelum memberikan obat kepada pasien, tentunya pemberian obat
memerlukan kolaborasi perawat dengan dokter maupun dengan farmasi. Hal ini dilakukan
agar obat yang berikan tepat, aman dan sesuai dengan 12 prinsip benar.
Dalam farmakologi, obat ditujukan untuk pemulihan kesehatan akan tetapi beberapa
kandungan obat yang dibuat tidak sepenuhnya berdampak baik bagi pengomsumsinya.
Sering kali ditemukan kejadian yang tidak diinginkan karena reaksi dan efek samping dari
obat tersebut. Beragam efek samping obat dapat terjadi seperti mual, sakit perut,
kehilangan nafsu makan, gatal, sakit kepala dan lain-lain.
Efek samping ini tidak dapat dihindari maupun dihilangkan, tetapi dapat dicegah
dengan menghindari faktor-faktor risiko yang telah diketahui dan upaya pencegahan serta
penanggulan dalam pemberian obat. Maka dari itu dalam laporan ini penyusun akan
membahas mengenai “Masalah Efek Samping dalam Pemberian Obat pada Pasien serta
pencegahan dan penanggulannya”
B. Tujuan
Penulisan laporan ini bertujuan untuk:
1. Memahami pengertian dari masalah efek samping pemberian obat pada pasien.
2. Mengetahui macam-macam efek samping dan faktor terjadinya efek samping.
3. Mengetahui bagaimana pencegahan dan penanggulan pemberian obat pada pasien.
C. Pembahasan
1. Pengertian Masalah Efek Samping Pemberian Obat Pada Pasien
Menurut definisi Organisasi Kesehatan Dunia (World Health
Organization/WHO 1970) efek samping suatu obat adalah segala sesuatu khasiat yang
tidak diinginkan untuk tujuan terapi yang dimaksudkan pada dosis yang dianjurkan.
Pengertian efek samping adalah setiap efek yang tidak dikehendaki yang merugikan
atau membahayakan pasien (adverse reactions) dari suatu pengobatan.
Efek samping adakalanya tidak dapat dihindarkan, misalnya rasa mual pada
penggunaan digoksin, ergotamin, atau estrogen dengan dosis yang melebihi dosis
normal. Kadang efek samping merupakan kelanjutan efek utama sampai tingkat
yang tidak diinginkan, misalnya rasa kantuk pada fenobarbital, bila digunakan
sebagai obat epilepsi.
Bila efek samping terlalu hebat dapat dilawan dengan obat lain misalnya obat
antimual (meklizine, proklorperazin) atau obat anti mengantuk (kofein, amfetamin).
Tidak semua efek samping dapat dideteksi secara mudah dalam tahap awal, kecuali
jika terjadi adalah bentuk-bentuk yang berat, spesifik dan jelas sekali secara klinis.
Beberapa contoh masalah efek samping obat yaitu:
Masalah efek samping obat memiliki dampak negatif yang mungkin terjadi,
misalnya kegagalan pengobatan, timbulnya keluhan baru (drug-induced disease atau
iatrogenic disease), yang semula tidak diderita oleh pasien, pembiayaan kegagalan
terapi dan efek psikologik terhadap penderita yang akan mempengaruhi keberhasilan
terapi lebih lanjut misalnya menurunnya kepatuhan berobat.
Manifestasi efek samping karena alergi yang akan dihadapi oleh dokter
umumnya akan meliputi demam, ruam kulit (skin rashes), penyakit
jaringan ikat, gangguan sistem darah dan gangguan pernafasan.
E. Daftar Pustaka
https://firmanramdani43.blogspot.com/2012/06/normal-0-false-false-false-en-