Anda di halaman 1dari 29

Welcome to persentation

PENGANTAR FARMAKALOGI
INDIKASI, KONTRA INDIKASI DAN EFEK
SAMPING OBAT
Kelompok III

Aldillah Nisriana Putri (1101003)
Arwinda (1101009)
Bambang Sumedi (1101011)
Delista Rahmi (1101015)
Dila Nurul Husni (1101019)
Dwi Winarsih (1101023)
Erine Febrian (1101027)
Fadhilah Utami (1101031)
Hani Cenorita (1101035)
Herlina Sari (1101039)
Irmayana Zulfitri (1101043
Linda Hedianti (1101048)
Masnuri (1101052)
Michael Jufrait (1101056)
Mutia Setiadi (1101060)
Netralis Has (1101064)
INDIKASI

Istilah indikasi dapat diartikan
sebagai tanda atau keadaan yang
menunjukkan atau menggambarkan
penyebab, patologi, pengobatan, atau
serangan penyakit. Dengan kata lain,
indikasi pada kemasan obat dapat
diartikan sebagai petunjuk kondisi
kondisi dimana tubuh membutuhkan
terapi menggunakan obat tersebut
Dalam kedokteran kata indikasi memiliki dua
definisi yang berbeda, yaitu pertanda atau
alasan.
Dalam definisi yang pertama, orang
dengan kondisi tertentu menampilkan
indikasi atau tanda-tanda bahwa mereka
harus diperlakukan dengan cara tertentu,
baik dengan diberi pengobatan atau
menjalani terapi tertentu seperti operasi.
Gejala juga bisa menjadi indikasi penyakit
dan dokter dapat menggunakan gejala
sebagai metode untuk mendiagnosis
penyakit.
Dalam definisi kedua, indikasi adalah
alasan untuk membenarkan pengobatan
atau terapi tertentu. Dokter dapat
melakukan pemeriksaan fisik atau hanya
mendengarkan keluhan pasien untuk
menentukan tindakan yang terbaik. Jika hal
tersebut tidak memberikan informasi yang
cukup, ada cara-cara yang lebih spesifik
untuk memutuskan tindakan yang tepat
untuk dilakukan seperti mengevaluasi
darah atau jaringan untuk melihat apakah
ada unsur-unsur yang dapat diobati.
INDIKASI OBAT
misalnya:
1. Primperan = antimual / anti muntah
2. As. Mefenamat = Analgetik

KONTRAINDIKASI

Secara harfiah, kontraindikasi berarti
kontra-indikasI, yaitu melawan
sesuatu yang diindikasikan (dianjurkan
atau diperlukan). Kontraindikasi
adalah situasi di mana aplikasi obat
atau terapi tertentu tidak dianjurkan,
karena dapat meningkatkan risiko
terhadap pasien
Kontraindikasi bisa bersifat
absolut atau relatif.
Kontraindikasi Absolut, yang berarti
bahwa tidak ada keadaan yang wajar
untuk melakukan suatu tindakan. Anak-
anak dan remaja dengan infeksi virus
tidak boleh diberikan aspirin karena
resiko terjadinya sindroma Reye, dan
orang dengan alergi makanan anafilaksis
tidak boleh makan makanan yang
mereka alergi. Demikian pula, seseorang
dengan hemochromatosis tidak boleh
diberikan persiapan besi.
Kontraindikasi relatif, yaitu pemberian obat
atau terapi yang meningkatkan risiko pasien,
tetapi dokter dapat memutuskan untuk tetap
memberikannya. Misalnya, ketika seorang
wanita hamil terlibat dalam kecelakaan yang
menyebabkan tangannya patah. Tangannya
akan diperiksa dengan sinar x-, meskipun sinar-
x umumnya dikontraindikasikan untuk wanita
hamil karena risiko terhadap janin. Dalam hal
ini, patah tulang yang tidak diobati bisa
mengakibatkan komplikasi medis yang jauh
lebih serius, sehingga risikonya dianggap dapat
diterima
Misalnya :
1. PCT, tidak diperbolehkan untuk Px
yang fungsi hatinya terganggu.
2. Amoxicillin, tidak diperbolehkan untuk
Px yang sensitif terhadap penisiline.

Contoh:
paracetamol
Indikasi nya:analgentik dan antipiretik
Kontra indikasi :gangguan fungsi hati.
EFEK SAMPING OBAT

Pengertian efek samping adalah setiap
efek yang tidak dikehendaki yang merugikan
atau membahayakan pasien (adverse
reactions) dari suatu pengobatan.

Efek samping tidak mungkin
dihindari/dihilangkan sama sekali, tetapi
dapat ditekan atau dicegah seminimal
mungkin dengan menghindari faktor-faktor
risiko yang sebagian besar sudah diketahui
Beberapa contoh efek samping misalnya:

reaksi alergi akut karena penisilin (reaksi
imunologik),
hipoglikemia berat karena pemberian insulin
(efek farmakologik yang berlebihan),
osteoporosis karena pengobatan kortikosteroid
jangka lama (efek samping karena
penggunaan jangka lama),
hipertensi karena penghentian pemberian
klonidin (gejala penghentian obat - withdrawal
syndrome),
fokomelia pada anak karena ibunya
menggunakan talidomid pada masa awal
kehamilan (efek teratogenik), dan sebagainya
PEMBAGIAN EFEK SAMPING OBAT

Efek samping yang dapat diperkirakan:
aksi farmakologik yang berlebihan
Gejala penghentian obat
efek samping yang tidak berupa efek
farmakologik utama.

Efek samping yang tidak dapat
diperkirakan:
reaksi alergi
reaksi karena faktor genetik
reaksi idiosinkratik


Aksi farmakologik yang berlebihan
Terjadinya efek farmakologik yang berlebihan
(disebut juga efek toksik) dapat disebabkan
karena dosis relative yang terlalu besar bagi
pasien yang bersangkutan. Keadaan ini dapat
terjadi karena dosis yang diberikan memang
besar, atau karena adanya perbedaan respons
kinetik atau dinamik pada kelompok-
kelompok tertentu.
b. Gejala penghentian obat
Gejala penghentian obat (= gejala
putus obat, withdrawal syndrome)
adalah munculnya kembali gejala
penyakit semula atau reaksi
pembalikan terhadap efek
farmakologik obat, karena
penghentian pengobatan
c. Efek samping yang tidak berupa efek
farmakologik utama.

Efek-efek samping yang berbeda dari
efek farmakologik utamanya, untuk
sebagian besar obat umumnya telah
dapat diperkirakan berdasarkan
penelitian-penelitian yang telah
dilakukan secara sistematik sebelum
obat mulai digunakan untuk pasien.
Efek samping yang tidak dapat
diperkirakan

a. Reaksi alergi

Alergi obat atau reaksi hipersensitivitas
merupakan efek samping yang sering terjadi,
dan terjadi akibat reaksi imunologik. Reaksi ini
tidak dapat diperkirakan sebelumnya,
seringkali sama sekali tidak tergantung dosis,
dan terjadi hanya pada sebagian kecil dari
populasi yang menggunakan suatu obat.
Reaksinya dapat bervariasi dari bentuk yang
ringan seperti reaksi kulit eritema sampai yang
paling berat berupa syok anafilaksi yang bisa
fatal.

Lanjutan ..
Dikenal 4 macam mekanisme terjadinya
alergi, yakni

Tipe I. Reaksi anafilaksis

Tipe II. Reaksi sitotoksik

Tipe III. Reaksi imun-kompleks

Tipe IV. Reaksi dengan media sel
b. Reaksi karena faktor genetik

Pada orang-orang tertentu dengan variasi
atau kelainan genetik, suatu obat mungkin
dapat memberikan efek farmakologik
yang berlebihan. Efek obatnya sendiri
dapat diperkirakan, namun subjek yang
mempunyai kelainan genetik seperti ini
yang mungkin sulit dikenali tanpa
pemeriksaan spesifik (yang juga tidak
mungkin dilakukan pada pelayanan
kesehatan rutin)
c. Reaksi idiosinkratik

Istilah idiosinkratik digunakan untuk
menunjukkan suatu kejadian efek
samping yang tidak lazim, tidak
diharapkan atau aneh, yang tidak
dapat diterangkan atau diperkirakan
mengapa bisa terjadi. Untungnya reaksi
idiosinkratik ini relatif sangat jarang
terjadi.
FAKTOR-FAKTOR PENDORONG
TERJADINYA EFEK SAMPING OBAT

Faktor-faktor tersebut meliputi:
Faktor bukan obat
Faktor obat

BAGAIMANA EFEK SAMPING SUATU
OBAT DITEMUKAN?

Dalam pengembangan suatu obat, calon
obat mengalami serangkaian uji/penelitian
yang sistematis dan mendalam, untuk
mendukung keamanan dan kemungkinan
kemanfaatan kliniknya sebelum digunakan
pada manusia.
Dalam tahap praklinik ini, penelitian-
penelitian toksikologik, farmakokinetik dan
farmakodinamik mutlak harus dilakukan
secara mendalam, untuk menangkap setiap
kemungkinan efek samping yang dapat
terjadi.

UPAYA PENCEGAHAN DAN
PENANGANAN EFEK SAMPING
Upaya pencegahan
Selalu harus ditelusur riwayat rinci mengenai
pemakaian obat oleh pasien pada waktu-
waktu sebelum pemeriksaan, baik obat yang
diperoleh melalui resep dokter maupun dari
pengobatan sendiri.
Gunakan obat hanya bila ada indikasi jelas,
dan bila tidak ada alternatif non-
farmakoterapi.
Hindari pengobatan dengan berbagai jenis
obat dan kombinasi sekaligus
Penanganan efek samping :
1. Segera hentikan semua obat bila
diketahui atau dicurigai terjadi efek
samping
2. Upaya penanganan klinik tergantung
bentuk efek samping dan kondisi
penderita


Perlu ditelaah terus apakah pengobatan harus
diteruskan, dan segera hentikan obat bila
dirasa tidak perlu lagi

Bila dalam pengobatan ditemukan keluhan
atau gejala penyakit baru, atau penyakitnya
memberat, selalu ditelaah lebih dahulu,
apakah perubahan tersebut karena
perjalanan penyakit, komplikasi, kondisi
pasien memburuk, atau justru karena efek
samping obat.



KORTIKOSTEROID

DEFINISI
Kortikosteroid adalah suatu kelompok hormon
steroid yang dihasilkan di bagian kortekskelenjar
adrenal sebagai tanggapan atas hormon
adrenokortikotropik
(ACTH) yang dilepaskanoleh kelenjar hipofisis.
Hormon ini berperan pada banyak sistem fisiologis
pada tubuh, misalnyatanggapan terhadap stres, ta

Kortikosteroid bekerja dengan
mempengaruhi kecepatan sintesis
protein.
Molekulhormon memasuki jaringan
melalui membran plasma secara difusi
pasif di jaringan target,kemudian
bereaksi dengan reseptor steroid.
Kompleks ini mengalami perubahan
bentuk, lalu bergerak menuju nukleus
dan berikatan dengan kromatin. Ikatan
ini menstimulasi transkripsiRNA dan
sintesis protein spesifi

Kortikosteroid sintetis seperti
dexametason terikat dengan albumin
dalam jumlah besar

Anda mungkin juga menyukai