Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ILMU DASAR KEPERAWATAN II

”PENGONTROLAN PERTUMBUHAN DAN PENURUNAN JUMLAH


MIKROORGANISME”

DISUSUN OLEH :
GLENNATA APRIATAMA (142012016008)

DOSEN PEMBIMBING :
Ns. Lela Aini, S.Kep, M.Bmd

STIK SITI KHADIJAH PALEMBANG


PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2020-2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayahnya kepada kami.
Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“PENGONTROLAN PERTUMBUHAN DAN PENURUNAN JUMLAH
MIKROORGANISME” dengan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih memiliki banyak kekurangan,
Oleh karena itu kami membutuhkan kritik ataupun saran demi perbaikan.
Harapan kami semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh
pembaca.

Palembang, 02 Juni 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................5
C. Tujuan Masalah...........................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................7
A. Pengontrolan mikroorganisme.....................................................................7
1.1 Pengendalian Mikroorganisme................................................................7
1.2 Dasar Dasar Pengendalian Mikroorganisme............................................7
1.3 Metode Pengendalian Mikroba...............................................................8
B. Penurunan Jumlah Mikroorganisme konstaminan dan mencegah
transmisi.............................................................................................................11
2.1 Menurunkan Mikroorganisme...............................................................11
2.2 Konstaminasi..........................................................................................12
2.3 Bagaimana cara menurunkan jumlah mikroorganisme kontaminan dan
mencegah transmisi agen infeksius.................................................................14
2.4 Tindakan Pencegahan Infeksi.................................................................14
BAB III PENUTUP................................................................................................17
A. Kesimpulan................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengendalian mikroorganisme sangat esensial dan penting dalam industri,dan
produksi pangan, obat-obatan, kosmetika dan lainnya. Alasan utamadilakukannya
suatu pengendalian organisme diantaranya adalah:

1. Mencegah penyebaran penyakit dan infeksi.


2. Membasmi mikroorganisme pada inang yang terinfeksi.
3. Mencegah pembusukan dan perusakan bahan oleh mikroorganisme.

Makhluk hidup memiliki ukuran yang berbeda-beda. Ukuran tersebut dalam


kehidupannya dapat dilihat oleh mata telanjang dan ada yang tidak dapat
langsung dilihat oleh mata telanjang. Oleh karena itu untuk melihat makhluk
tersebut yaitu dengan menggunakan alat pembesar seperti mikroskop
ataupun loop. Karena itulah makhluk yang dilihat dengan mikroskop
tersebut disebut sebagai mikroorganisme dikarenakan ukurannya yang terlalu
kecil. Tetapi biarpun ukurannya kecil, mikroorganisme juga memiliki kebutuhan
layaknya makhluk hidup yang lain. Kebutuhan tersebut dapat berupa fisik maupun
kimia. Selain itu, mikroorganisme juga melakukan proses perkembangbiakkan.
Proses perkembangbiakkan dilakukan oleh mikroorganisme agar mereka
tidak punah. Dalam pertumbuhan mikroorganisme, mereka memiliki
beberapa fase pertumbuhan sel dan pertumbuhan mikroorganisme dapat
dikendalikan oleh beberapa cara. Mikroba tidak secara instan dapat terbunuh
ketika diberi agen letal. Namun penurunan populasi sedikit konstan dengan
interval konstan (kematian eksponensial). Mikroba biasanya benar-benar mati
ketika mereka tidak dapat tumbuh pada kondisi yang secara normal biasanya
mendukung pertumbuhan dan reproduksi.Mikroorganisme terdapat dalam populasi
yang besar dan beragam, dan mereka terdapat hampir dimana-mana di alam ini.
Mereka merupakan bentuk kehidupan yang tersebar paling luas dan terdapat
paling banyak di planet ini. Sesungguhnya telah dihitung bahwamassa
mikroorganisme di bumi melebihi massa organisme lain. Didalam setiap gram
tanah subur terdapat berjuta-juta mikroorgansime (Pelczar, 2005).Peran
mikroorganisme dalam kehidupan sangat penting. Teknologi mikrobiologis telah
memecahkan sekelumit permasalahan manusia. Pengadaan energi, pangan,
obat-obatan merupakan hasil dari peranan mikroorganisme.

Pemberian obat yang aman dan akurat merupakan salah satu tugas perawat.
Perawatharus memahami masalah kesehatan klien saat ini dan sebelumnya untuk
menentukan apakahobat tertentu aman dikonsumsi klien. Obat adalah alat utama
terapi yang digunakan olehdokter untuk mengubati klien yang memiliki maslah
kesehatan. Walaupun obat dapatmenguntungkan klien dalam masalah kesehatannya,
namun obat memiliki efek samping yangharus diketahui perawat. Dokter, perawat dan
ahli farmasi menggunakan standar kualitas dan permurnian obat yang digunakan oleh
pemerintahan Amerika Serikat, yaitu Pure Food and Drug Act

B. Rumusan Masalah
1. Pengendalian Mikoorganisme ?
2. Dasar dasar pengendalian Mikoorganisme ?
3. Metode pengendalian Mikroorganisme ?
4. Menurunkan Mikroorganisme ?
5. Konstaminasi ?
6. Bagaimana cara menurunkan jumlah mikroorganisme konstaminan dan mencegah
transmisi ?
7. Tindakan pencegahan Infeksi ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Pengendalian Mikoorganisme.
2. Untuk Mengetahui Dasar dasar pengendalian Mikoorganisme.
3. Untuk Mengetahui Metode pengendalian Mikroorganisme.
4. Untuk Mengetahui Menurunkan Mikroorganisme.
5. Untuk Mengetahui Konstaminasi.
6. Untuk Mengetahui Bagaimana cara menurunkan jumlah mikroorganisme
kontaminan dan mencegah transmisi.
7. Untuk Mengetahui Tindakan pencegahan Infeksi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengontrolan mikroorganisme

1.1 Pengendalian Mikroorganisme


Mikroorganisme merupakan suatu kelompok organisme yang tidak dapat dilihat
dengan menggunakan mata telanjang, sehingga diperlukan alat bantu untuk dapat
melihatnya seperti mikroskop, lup dan lain-lain. Cakupan dunia mikroorganisme
sangat luas, terdiri dari berbagai kelompok dan jenis, sehingga diperlukan suatu
cara pengelompokan atau pengklasifikasian. Hal itu Nampak dari kemampuannya
menginfeksi manusia, hewan, serta tanaman, menimbulkan penyakit yang berkisar
dari infeksi ringan sampai pada kematian. Pengendalian mikroorganisme sangat
esensial dan penting di dalam industri dan produksi pangan, obat-obatan, kosmetika
dan lainnya. Alasan utama pengendalian organisme adalah :

1. Mencegah penyebaran penyakit dan infeksi.


2. Membasmi mikroorganisme pada inang yang terinfeksi.
3. Mencegah pembusukan dan perusakan bahan oleh mikroorganisme.

Definisi Pengendalian Mikroorganisme

Pengendalianmikroba merupakan upaya pemanfaatan mikroba dalam


mengoptimalkan keuntungan peran mikroba dan memperkecil kerugiannya.
Mikroba selain memberikan keuntungan juga dapat member kerugian pada
manusia berupa penyakit atau racun. Pengendalian mikroba bertujuan mencegah
penyebaran penyakit dan infeksi, membasmi mikroorganisme pada inang yang
terinfeksi dan mencegah pengrusakan serta pembusukan bahan oleh mikroba,
menghambat pertumbuhan bakteri dan mencegah kontaminasi bakteri yang tidak
dikehendaki kehadirannya dalam suatu media.

1.2 Dasar Dasar Pengendalian Mikroorganisme


Berbagai macam sarana proses fisik telah tersedia untuk mengendalikan populasi
mikroba. Pengendalian tersebut dapat dilakukan dengan cara mematikan mikro-
organisme, menghambat pertumbuhan dan metabolismenya, atau secara fisik
menyingkirkannya. Cara pengendalian mana yang digunakan tergantung kepada
keadaan yang berlaku pada situasi tertentu.Pemberian suhu tinggi/terutama pada uap
bertekanan, merupakan salah satu cara yang paling efisien dan efektif untuk
mensterilkan sesuatu bahan. Namun demikian bahan-bahan tertentu yang biasa
digunakan di laboratorium, rumah-rumah penduduk, dan rumah-rumah sakit mudah
rusak bila dikenai suhu tinggi. Prosedur sterilisasi pilihan seperti radiasi,
penggunaan berkas elektron, atau penyaringan harus digunakan untuk mensterilkan
bahan-bahan yang akan rusak bila diberi suhu tinggi.

Desinfeksi adalah proses penting dalam pengendalian penyakit, karena bertujuan


merusak agen-agen patogen. Berbagai istilah digunakan berkaitan dengan agen-agen
kimia sesuai dengan kerjanya atau organisme yang khas yang terkena. Istilah-
istilah ini meliputi desinfektan, antiseptic, agen bakteriostasis, bakterisida,
germisida, sporisida, virisida, fungisida, dan preservative (pengawet)

1.3 Metode Pengendalian Mikroorganisme


Cara pengendalian pertumbuhan mikroba secara umum terdapat dua prinsip, yaitu: 1)
dengan membunuh mikroba, 2) menghambat pertumbuhan mikroba.
Pengendalian mikroba, khususnya bakteri dapat dilakukan baik secara kimia maupun
fisik, yang keduanya bertujuan menghambat atau membunuh mikroba yang tidak
dikehendaki. Cara pengendalian mikroba:

1. Cleaning (kebersihan) dan Sanitasi


Cleaning dan Sanitasi sangat penting di dalam mengurangi jumlah
populasi bakteri pada suatu ruang/tempat. Prinsip cleaning dan sanitasi adalah
menciptakan lingkungan yang tidak dapat menyediakansumber nutrisi bagi
pertumbuhan mikroba sekaligus membunuh sebagian besar populasi
mikroba.Sanitasi dilakukan untuk mengurangi patogen pada peralatan makan
untuk mengamankan kesehatan masyarakat dengan cara pencucian secara
mekanik/kimia.
2. Desinfeksi
Desinfeksi adalah proses pengaplikasian bahan kimia (desinfektans) terhadap
peralatan, lantai, dinding atau lainnya untuk membunuh sel vegetatif mikrobial.
Desinfeksi diaplikasikan pada benda dan hanya berguna untuk membunuh sel
vegetatif saja, tidak mampumembunuh spora. Mekanisme desinfektan mungkin
beraneka dari satu desinfektan ke desinfektan yang lain dapat menyebabkan
kerusakan pada membran sel atau oleh tindakan pada protein sel atau pada gen
yang khas yang berakibat kematian atau mutasi. Faktor yang mengubah laju
desinfeksi mencakup macam agen konsentrasi, waktu dan suhu, jumlah
mikroorgansime dengan ciri-cirinya (misalnya perbedaan jenis, spora, dan
kapsul) dan keadaan medium yang mengelilinginya.Dalam merencanakan desinfeksi,
desinfektan harus dipilih sesuai organisme yang akan dihancurkan dan
material yang akan diperlakukan. Keamanan selalu menjadi pertimbangan
utama, dan variabel perlu ditangani sebagaimana diperlukan untuk menjamin
hasil yang aman. Berbagai uji dalam penggunaan untuk menilai agen-agen kimia.
Semuanya menyediakan jumlah tertentu informasi yang berguna namun harus
diingat keterbatasan uji yang digunakan.
3. Antiseptis
Antiseptis merupakan aplikasi senyawa kimia yang bersifat antiseptis
terhadap tubuh untuk melawan infeksi atau mencegah pertumbuhan
mikroorganisme dengan cara menghancurkan atau menghambataktivitas
mikroba.
4. Sterilisasi
Proses menghancurkan semua jeniskehidupan sehingga menjadi steril.
Sterilisasi seringkali dilakukan dengan pengaplikasian udara panas.
5. Bakteriostatis
Suatu kondisi pertumbuhan bakteri dan multiplikasinya dihambat, namun
bakteri tersebut tidak mati.
6. Asepsis
Kondisi ketiadaan patogen pada suatu obyek atau daerah. Teknik aseptik
dirancang dengan tujuan untuk mencegah masuknya patogen ke dalam tubuh.
Filtrasi udara, sinar UV, penggunaan masker, sarung tangan, dan sterilisasi
peralatan merupakan keseluruhan faktor yang dibutuhkan untuk mencapai asepsis.
7. Status Fisiologis
Bakteri dalam pertumbuhan mudah terbunuh karena sel-sel belum tumbuh
secara sempurna. Ketika mikroba telah membentuk endospora, endospora
tersebut bersifat lebih resisten dibanding sel vegetati. Contohnya Endospora
clostridiumbotulinomtahan dalam airmendidih selama berjam-jam. Umumnya
Endosporaclostridiumbotulinomtinggal dibawah tanah.
8. Lingkungan
Dengan menggunakan tingkat keasaaman pH. 2.3.

Berikut merupakan contoh zat kimia yang digunakan untuk pengendalian


mikroorganisme

1. Antimikroba
Antimikroba adalah zat kimia yang membunuh atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme. Antimikroba termasuk bahan pengawet kimia dan
antiseptik, serta obat yang digunakan dalam pengobatan penyakit menular pada
tanaman dan hewan. Antimikroba didapatkan dari sintetis atau berasal dari alam,
dan mereka memiliki efek atau sidal statis pada mikroorganisme.
a. Antiseptik
Antiseptik cukup berbahaya jika digunakan pada kulit dan selaput
lendir, dan tidak boleh digunakan secara internal. Contohnya
seperti merkuri, perak nitrat, larutan yodium, dan deterjen.
b. Desinfektan
Desinfektan merupakan bahan yang membunuh mikroorganisme,
tetapi tidak mencakup spora mikroorganisme, dan tidak aman
digunakan untuk jaringan hidup, desinfektan hanya digunakan pada benda
mati seperti meja, lantai, peralatan, dll. Efeknya terhadap permukaan
benda atau bahan juga berbeda-beda. Ada yang serasi dan ada yaang
bersifat merusak. Oleh karena itu perlu diketahui perilaku bahan
kimia yaang akan digunakan sebagai desinfektan. Contoh-contoh
desinfektan seperti Hipoklorit, senyawa klorin, senyawa alkali,
tembaga sulfat, senyawa amonium kuartener, formalin dan senyawa
fenol.
1. Formaldehida
Berguna untuk mensterilkan vaksin kuman dan
untuk menginaktifkan toksin kuman tanpa mempengaruhi
sifat antigenitasnya. Larutan formaldehida dengan kosentrasi 5
sampai 10 persen di dalam air akan membunuh sebagian besar
kuman. Formaldehida bersifat bakterisidal, sporisidal, dan juga
dapat membunuh virus.
2. Fenol
Dipergunakan untuk mensterilkan alat-alat bedah dan untuk
membunuh kuman yang tercecer di laboratorium. Larutan yang
dipakai biasanya berkadar 3 persen.
3. Sabun dan deterjen
Bersifat bakterisidal dan bakteristatik terhadap kuman Gam
negatif dan beberapa jenis kuman tahan asam. Deterjen bekerja
dengan cara berkumpul pada selaput sitoplasma kuman sehingga
mengganggufungsi normalnya atau dengan denaturasi protein dan
enzim.
4. Alkohol
Etil alkohol sangat efektif pada kadar 70 persen daripada
100 persen. Namun tidak membunuh spora.
5. Desinfektans dalam bentuk aerosol dan gas
Uap SO2, klor dan formalin dipergunakan sebagai
desinfektan berupa gas, demikian juga propilen glikol yang
merupakan desinfektan yang kuat.
2. Pengawet
Merupakan bahan statis yang digunakan untuk menghambat
pertumbuhan mikroorganisme, dan paling sering digunakan dalam makanan.
Bahan yang dapat digunakantidak berbahaya jika masuk ke dalam tubuh dan tidak
beracun. Contohnya adalah kalsium propionat, natrium benzoat, formaldehid, nitrat
dan belerang dioksida.

B. Penurunan Jumlah Mikroorganisme konstaminan dan mencegah


transmisi

2.1 Menurunkan Mikroorganisme


Banyak faktor dan keadaan yang mempengaruhi upaya menghambat atau
membasmi mikroorganisme melalui penggunaan bahan atau proses antimikrobial.
Faktor-faktor tersebut harus menjadi pertimbangan agar penerapan metode-metode
pengontrolan menjadi efektif.

1. Konsentrasi atau intensitas zat antimikroorganisme


Bakteri akan cepat mati bila konsentrasi dan intensitas antimikrobialnya
besar/tinggi. Sebagai contoh, sinar X atau cahaya ultraviolet akan lebih cepat
membunuh sel-sel apabila intensitas radiasinya bertambah besar. Sel-sel juga
akan lebih cepat mati apabila konsentrasi zat kimia (zat antimikrobial) lebih
tinggi.
2. Jumlah mikroorganisme.
Jumlah mikroorganisme juga mempengaruhi kerja zat antimikrobial. Makin
banyak jumlah mikroorganisme, makin banyak pula waktu yang dibutuhkan
zat antimikrobial untuk membunuh mikroorganisme tersebut.
3. Suhu.
Kenaikan suhu yang sedang dapat meningkatkan keefektifan kerja desinfektan
atau bahan antimikrobial lain. Hal itu dapat dijelaskan dengan fakta bahwa laju
reaksi kimia dipercepat dengan meningkatkan suhu.
4. Spesies
mikroorganisme. Spesies mikroorganisme menunjukkan kerentanan yang
berbeda-beda terhadap saran fisik dan bahan kimia. Kita tahu bahwa pada
spesies pembentuk spora, sel vegetatif yang sedang tumbuh lebih mudah
dibunuh dibandingkan dengan sporanya. Diantara semua organisme hidup,
spora bakteri adalah yang paling resisten dalam hal kemampuan untuk
bertahan hidup pada kondisi fisik dan kimiawi yang kurang menguntungkan.
5. Adanya bahan organik.
Adanya bahan organik asing dapat menurunkan keefektifan zat antimikrobial
secara signifikan dengan cara menginaktifkan bahan-bahan tersebut atau
melindungi mikroorganisme dari bahan tersebut. Sebagai contoh, adanya
bahan organik di dalam campuran desinfektan mikroorganisme dapat
mengaktifkan:
a. Penggabungan desinfektan dengan bahan organik di dalam campuran
desinfektan produk yang tidak bersifat mikrobial.
b. Penggabungan desinfektan dengan bahan organik yang menghasilkan suatu
endapan sehingga desinfektan tidak mungkin lagi mengikat
mikroorganisme.
c. Akumulasi bahan organik pada permukaan sel mikroba menjadi suatu
pelindung yang akan mengganggu kontak antara desinfektan dan sel. Di
dalam penerapannya, apabila ada serum atau darah pada benda yang akan
diberi zat antimikrobial, maka serum atau darah itu dapat menginaktifkan
sebagian zat tersebut.
6. Tingkat keasaman atau kebasaan (pH).
Mikroorganisme yang terdapat pada bahan dengan pH asam dapat dibasmi
pada suhu yang lebih rendah dan dalam waktu yang lebih singkat
dibandingkan dengan mikroorganisme yang sama di dalam lingkungan basa.

2.2 Konstaminasi
Menurunkan jumlah kontaminan dan mencegah transmisi dapat dilakukan dengan
mencuci tangan. Mencuci tangan merupakan metode terbaik mencegah transmisi
mikroorganisme. Telah terbukti bahwa tindakan mencuci tangan secara signifikan
menurunkan infeksi pada ICU dan infeksi saluran pencernaan. Faktor penting adalah
untuk mempertahankan hygiene yang baik dan mempertahankan integritas kulit seperti :

1. Lama mencuci tangan.


2. Paparan semua area tangan dan pergelangan tangan ke alat yang digunakan.
3. Menggosok dengan keras hingga terjadi friksi.
4. Pembilasan menyeluruh.
5. Memastikan tangan telah dikeringkan.
Hampir semua bakteri transien dapat dihilangkan dengan sabun dan air, tetapi
bakteri residen akan tetap tinggal. Pencuci tangan bakterisida, misalnya Hibicrub
Povodone-iodine. Yang perlu perhatian khusus saat mencuci tangan adalah tempat
berkumpulnya mikroorganisme, seperti sela-sela jari. Walaupun mencuci tangan
dengan menggunakan bakterisida, namun tidak semua bakteri dapat dihilangkan.
Tangan tidak pernah steril maka dari itu kita memerlukan sarung tangan steril
dalam melkukan tindakan-tindakan steril. Selain itu pakaian pelindung yang
digunakan ketika memasuki ruangan steril juga mencegah transmisi
mikroorganisme. Dalam menurunkan jumlah organisme kontaminan hal yang
perlu diperhatikan adalah keberhasilan, baik itu kbersihan diri maupun kebersihan
lingkungan.

Pada umumnya kata kontaminasi selalu dihubungkan dengan sesuatu yang bermakna buruk/
negatif. Penggunaan kata “kontaminasi” sering digunakan untuk banyak hal, termasuk
diantaranya:

a. Kontaminasi Makanan
Pengertian kontaminasi makanan adalah terjadinya percampuran antara bahan
makanan dengan zat, senyawa, atau mahluk hidup lainnya yang bersifat merusak
makanan tersebut. Makanan yang sudah terkontaminasi zat yang merusak akan
berbahaya bila masuk ke dalam tubuh manusia.
b. Kontaminasi Lingkungan
Pengertian kontaminasi lingkungan adalah masuknya komponen lain (zat,
mahluk hidup) ke dalam lingkungan yang mengakibatkan kualitas lingkungan tersebut
menjadi rusak. Kontaminasi dapat terjadi karena ulah manusia dan juga karena
aktivitas alam. Contoh kontaminasi akibat kegiatan manusia; limbah pabrik dibuang
ke sungai sehingga air sungai menjadi beracun bagi mahluk hidup. Contoh
kontaminasi karena aktivitas alam; gunung meletus, gas alam yang beracun).
c. Kontaminasi Silang
Pengertian kontaminasi silang adalah terjadinya perpindahan bakteri dari
bahan pangan mentah ke produk pangan yang sudah jadi, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Kontaminasi silang umumnya terjadi karena proses
penyimpanan bahan makanan dan proses pembuatan makanan yang tidak bersih.
Contoh kontaminasi silang terjadi ketika pisau yang kotor dan terkontaminasi zat
berbahaya digunakan untuk mengupas mangga yang akan dimakan. Contoh lain,
plasik penyimpanan yang terkontaminasi kotoran digunakan untuk menyimpan
daging.

Penyebab Kontaminasi

Secara umum ada tiga penyebab kontaminasi, yaitu kontaminasi biologis, kontaminasi
kimia, dan kontaminasi fisik.

1. Kontaminasi Biologi; beberapa penyebab kontaminasi biologi atau mikrobiologis


adalah parasit (protozoa dan cacing), virus, bakteri patogen, yang dapat menyebabkan
keracunan dan infeksi pada manusia.
2. Kontaminasi Kimia; bahan kimia yang dapat menimbulkan intoksikasi pada manusia.
Beberapa bahan kimia penyebab keracunan diantaranya antibiotika, residu pestisida,
cemaran kimia industri.
3. Kontaminasi Fisik; pencemaran yang sifatnya fisik, misalnya batu, debu, rambut,
logam, potongan kayu, kuku, atau bahkan peralatan memasak yang digunakan.
Kontaminasi fisik tidak selalu mengakibatkan penyakit, namun tetap berbahaya dan
menganggu kesehatan manusia.
2.3 Bagaimana cara menurunkan jumlah mikroorganisme kontaminan dan mencegah
transmisi
Menurunkan jumlah kontaminan dan mencegah transmisi dapat dilakukan dengan
mencuci tangan. Mencuci tangan merupakan metode terbaik mencegah transmisi
mikroorganisme. Telah terbukti bahwa tindakan mencuci tangan secara signifikan
menurunkan infeksi pada ICU dan infeksi saluran pencernaan.

2.4 Tindakan Pencegahan Infeksi


a. Asiptik
Tindakan yan dilakukan dalam pelayanan kesehatan untuk mecegah masunya
mikroorganisme kedalam tubuh yang kemungkinan besar akna mengakibatkan
infeksi.
b. Antiseptic
Upaya pencegahan infeksi dengan cara membunuh atau menghambat
pertubuhan mikroorganisme pada kulit dan jaringan lainnya.
c. Pencucian
Tindakan menghilangkan semua darah, cairann tubuh atau setiap benda asing
seperti debu dan kotoran.
d. Desinfeksi
Tindakan pada benda mati dengan menghilangkan sebagian besar mikroorganisme
penyebab penyakit.
e. Sterilisasi
Tindakan untuk menghilangkan semua mikroorganisme termasuk bakteri endospore.
f. Tindakan-tindakan pencegahan infeksi dalam pelayanan asuhan kesehatan:
1. Meminimalkan infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme
2. Menurunkan risiko penularan penyakit yang mengancam jiwa.

Di lingkungan sekitar, banyak mikroorganisme (virus/bakteri/jamur/parasit) yang


bersifat patogen (menyebabkan penyakit) terhadap manusia. Inilah sebabnya Anda perlu
turut berperan aktif dalam mencegah penyebaran kuman dan berkembangnya penyakit
infeksi menular di lingkungan Anda. Anda bisa ikut mencegahnya dengan menerapkan
langkah-langkah ini:

a) Rajin membersihkan atau mencuci tangan, terutama sebelum menyiapkan,


menyentuh, atau mengonsumsi makanan. Juga setelah kembali dari toilet, buang
air kecil/besar, atau bahkan sekadar mengganti popok. Cucilah tangan dengan
sabun selama setidaknya 20 detik sambil menggosok tangan dengan cermat. Anda
juga bisa menggunakan cairan sanitasi untuk tangan atau tisu basah sekali pakai.
b) Tutup mulut dan hidung ketika bersin atau batuk, dengan arahkan pada siku
bagian dalam, bukan telapak tangan (segera cuci tangan bila terpaksa
menggunakan tangan).
c) Jangan biasakan menyentuh mulut, hidung, atau mata setelah menggunakan
tangan untuk menutup mulut saat bersin.
d) Tetap berada di rumah ketika Anda atau anak Anda sedang sakit parah, seperti
ketika mengalami demam, muntah, atau diare.
e) Jangan berbagi pakai alat-alat pribadi, seperti sikat gigi, pisau cukur, sisir, dan
juga alat makan, seperti garpu, sendok atau gelas minum.
f) Pastikan tempat menyiapkan makanan selalu dalam keadaan bersih dan pastikan
makanan dimasak hingga benar-benar matang sebelum dikonsumsi.
g) Jangan biarkan makanan yang telah dimasak atau makanan sisa berada dalam
suhu ruangan lebih dari 3 jam.
h) Pastikan Anda dan anak Anda telah mendapat imunisasi untuk mengurangi risiko
tertular penyakit infeksi.
i) Pelajari suatu daerah sebelum Anda mengunjunginya. Konsultasikan dengan
dokter tentang jenis vaksinasi maupun pengobatan profilaksis (pencegahan) yang
diperlukan di daerah tersebut, misalnya vaksinasi untuk meningitis saat akan naik
haji atau minum obat profilaksis malaria sebelum ke pedalaman Papua.
j) Jangan berganti-ganti pasangan seksual. Gunakan kondom jika pasangan Anda
memiliki sejarah penyakit menular seksual atau juga jika Anda tidak mengetahui
riwayat seksualnya.
k) Hindari menahan buang air kecil terlalu lama, dan jaga kebersihan organ kelamin
dengan baik untuk menghindari infeksi saluran kemih.
l) Gunakan alat pelindung diri dan lakukan pekerjaan sesuai dengan prosedur
keamanan yang berlaku, terutama bila Anda bekerja di area yang dikelilingi bahan
infeksius, seperti rumah sakit atau laboratorium.
m) Menjaga pola hidup yang sehat dan pola makan dengan nutrisi seimbang,
perbanyak minum air putih untuk mencukupi kebutuhan cairan, penuhi kebutuhan
serat dan vitamin dengan makan buah dan sayuran, mencukupi istirahat dan
berolahraga secara rutin dan teratur. Hal-hal ini penting dilakukan untuk menjaga
daya tahan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit infeksi.

Dengan melakukan tips yang dipaparkan di atas, kita setidaknya mengurangi risiko
terjangkit penyakit infeksi yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan, dan bahkan
dapat membahayakan nyawa kita dan keluarga.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah :

Pengendalian mikroba merupakan upaya pemanfaatan mikroba dalam


mengoptimalkan keuntungan peran mikroba dan memperkecil kerugiannya.
pengendalian mikroba bertujuan mencegah penyebaran penyakit dan infeksi,
membasmi mikroorganisme pada inang yang terinfeksi dan mencegah
pengrusakan serta pembusukan bahan oleh mikroba, menghambat
pertumbuhan bakteri dan mencegah kontaminasi bakteri yang tidak
dikehendaki kehadirannya dalam suatu media. Cara pengendalian
pertumbuhan mikroba secara umum terdapat dua prinsip, yaitu: dengan
membunuh mikroba, menghambat pertumbuhan mikroba. Pengendalian mikroba,
khususnya bakteri dapat dilakukan baik secara kimia maupun fisik, yang keduanya
bertujuan menghambat atau membunuh mikroba yang tidak dikehendak
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008.Genetika dan Pengendalian Mikrobiologi.


http://massofa.wordpress.com/2008/02/05/genetika-dan-pengendalian mikrobiologi/ Diakses 21
November 2018Anonim. 2006. Pengendalian Mikroorganisme.
http://rachdie.blogsome.com/2006/10/14/prngrndalian-mikroorganisme/Diakses 21 November
2018

https://id.scribd.com/document/361979830/Pengontrolan-Pertumbuhan-Mikro-Organisme

https://id.scribd.com/document/392217324/Cara-Menurunkan-Jumlah-Mikroorganisme-
Kontaminan-Dan-Mencegah-Transmisi

https://pdfcoffee.com/makalah-pengendalian-mikroba-new-pdf-free.html

file:///C:/Users/Glennata/Downloads/Tugas%20K3RS%20Minggu%20Ke-6.pdf

https://vian170.blogspot.com/2019/11/pengontrolan-mikroorganisme-dan.html

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/125505-S09125fk-Pola%20resistensi-Literatur.pdf

Anda mungkin juga menyukai