DISUSUN OLEH :
GLENNATA APRIATAMA (142012016008)
DOSEN PEMBIMBING :
Ns. Lela Aini, S.Kep, M.Bmd
Segala puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayahnya kepada kami.
Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“PENGONTROLAN PERTUMBUHAN DAN PENURUNAN JUMLAH
MIKROORGANISME” dengan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih memiliki banyak kekurangan,
Oleh karena itu kami membutuhkan kritik ataupun saran demi perbaikan.
Harapan kami semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh
pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................5
C. Tujuan Masalah...........................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................7
A. Pengontrolan mikroorganisme.....................................................................7
1.1 Pengendalian Mikroorganisme................................................................7
1.2 Dasar Dasar Pengendalian Mikroorganisme............................................7
1.3 Metode Pengendalian Mikroba...............................................................8
B. Penurunan Jumlah Mikroorganisme konstaminan dan mencegah
transmisi.............................................................................................................11
2.1 Menurunkan Mikroorganisme...............................................................11
2.2 Konstaminasi..........................................................................................12
2.3 Bagaimana cara menurunkan jumlah mikroorganisme kontaminan dan
mencegah transmisi agen infeksius.................................................................14
2.4 Tindakan Pencegahan Infeksi.................................................................14
BAB III PENUTUP................................................................................................17
A. Kesimpulan................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengendalian mikroorganisme sangat esensial dan penting dalam industri,dan
produksi pangan, obat-obatan, kosmetika dan lainnya. Alasan utamadilakukannya
suatu pengendalian organisme diantaranya adalah:
Pemberian obat yang aman dan akurat merupakan salah satu tugas perawat.
Perawatharus memahami masalah kesehatan klien saat ini dan sebelumnya untuk
menentukan apakahobat tertentu aman dikonsumsi klien. Obat adalah alat utama
terapi yang digunakan olehdokter untuk mengubati klien yang memiliki maslah
kesehatan. Walaupun obat dapatmenguntungkan klien dalam masalah kesehatannya,
namun obat memiliki efek samping yangharus diketahui perawat. Dokter, perawat dan
ahli farmasi menggunakan standar kualitas dan permurnian obat yang digunakan oleh
pemerintahan Amerika Serikat, yaitu Pure Food and Drug Act
B. Rumusan Masalah
1. Pengendalian Mikoorganisme ?
2. Dasar dasar pengendalian Mikoorganisme ?
3. Metode pengendalian Mikroorganisme ?
4. Menurunkan Mikroorganisme ?
5. Konstaminasi ?
6. Bagaimana cara menurunkan jumlah mikroorganisme konstaminan dan mencegah
transmisi ?
7. Tindakan pencegahan Infeksi ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Pengendalian Mikoorganisme.
2. Untuk Mengetahui Dasar dasar pengendalian Mikoorganisme.
3. Untuk Mengetahui Metode pengendalian Mikroorganisme.
4. Untuk Mengetahui Menurunkan Mikroorganisme.
5. Untuk Mengetahui Konstaminasi.
6. Untuk Mengetahui Bagaimana cara menurunkan jumlah mikroorganisme
kontaminan dan mencegah transmisi.
7. Untuk Mengetahui Tindakan pencegahan Infeksi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengontrolan mikroorganisme
1. Antimikroba
Antimikroba adalah zat kimia yang membunuh atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme. Antimikroba termasuk bahan pengawet kimia dan
antiseptik, serta obat yang digunakan dalam pengobatan penyakit menular pada
tanaman dan hewan. Antimikroba didapatkan dari sintetis atau berasal dari alam,
dan mereka memiliki efek atau sidal statis pada mikroorganisme.
a. Antiseptik
Antiseptik cukup berbahaya jika digunakan pada kulit dan selaput
lendir, dan tidak boleh digunakan secara internal. Contohnya
seperti merkuri, perak nitrat, larutan yodium, dan deterjen.
b. Desinfektan
Desinfektan merupakan bahan yang membunuh mikroorganisme,
tetapi tidak mencakup spora mikroorganisme, dan tidak aman
digunakan untuk jaringan hidup, desinfektan hanya digunakan pada benda
mati seperti meja, lantai, peralatan, dll. Efeknya terhadap permukaan
benda atau bahan juga berbeda-beda. Ada yang serasi dan ada yaang
bersifat merusak. Oleh karena itu perlu diketahui perilaku bahan
kimia yaang akan digunakan sebagai desinfektan. Contoh-contoh
desinfektan seperti Hipoklorit, senyawa klorin, senyawa alkali,
tembaga sulfat, senyawa amonium kuartener, formalin dan senyawa
fenol.
1. Formaldehida
Berguna untuk mensterilkan vaksin kuman dan
untuk menginaktifkan toksin kuman tanpa mempengaruhi
sifat antigenitasnya. Larutan formaldehida dengan kosentrasi 5
sampai 10 persen di dalam air akan membunuh sebagian besar
kuman. Formaldehida bersifat bakterisidal, sporisidal, dan juga
dapat membunuh virus.
2. Fenol
Dipergunakan untuk mensterilkan alat-alat bedah dan untuk
membunuh kuman yang tercecer di laboratorium. Larutan yang
dipakai biasanya berkadar 3 persen.
3. Sabun dan deterjen
Bersifat bakterisidal dan bakteristatik terhadap kuman Gam
negatif dan beberapa jenis kuman tahan asam. Deterjen bekerja
dengan cara berkumpul pada selaput sitoplasma kuman sehingga
mengganggufungsi normalnya atau dengan denaturasi protein dan
enzim.
4. Alkohol
Etil alkohol sangat efektif pada kadar 70 persen daripada
100 persen. Namun tidak membunuh spora.
5. Desinfektans dalam bentuk aerosol dan gas
Uap SO2, klor dan formalin dipergunakan sebagai
desinfektan berupa gas, demikian juga propilen glikol yang
merupakan desinfektan yang kuat.
2. Pengawet
Merupakan bahan statis yang digunakan untuk menghambat
pertumbuhan mikroorganisme, dan paling sering digunakan dalam makanan.
Bahan yang dapat digunakantidak berbahaya jika masuk ke dalam tubuh dan tidak
beracun. Contohnya adalah kalsium propionat, natrium benzoat, formaldehid, nitrat
dan belerang dioksida.
2.2 Konstaminasi
Menurunkan jumlah kontaminan dan mencegah transmisi dapat dilakukan dengan
mencuci tangan. Mencuci tangan merupakan metode terbaik mencegah transmisi
mikroorganisme. Telah terbukti bahwa tindakan mencuci tangan secara signifikan
menurunkan infeksi pada ICU dan infeksi saluran pencernaan. Faktor penting adalah
untuk mempertahankan hygiene yang baik dan mempertahankan integritas kulit seperti :
Pada umumnya kata kontaminasi selalu dihubungkan dengan sesuatu yang bermakna buruk/
negatif. Penggunaan kata “kontaminasi” sering digunakan untuk banyak hal, termasuk
diantaranya:
a. Kontaminasi Makanan
Pengertian kontaminasi makanan adalah terjadinya percampuran antara bahan
makanan dengan zat, senyawa, atau mahluk hidup lainnya yang bersifat merusak
makanan tersebut. Makanan yang sudah terkontaminasi zat yang merusak akan
berbahaya bila masuk ke dalam tubuh manusia.
b. Kontaminasi Lingkungan
Pengertian kontaminasi lingkungan adalah masuknya komponen lain (zat,
mahluk hidup) ke dalam lingkungan yang mengakibatkan kualitas lingkungan tersebut
menjadi rusak. Kontaminasi dapat terjadi karena ulah manusia dan juga karena
aktivitas alam. Contoh kontaminasi akibat kegiatan manusia; limbah pabrik dibuang
ke sungai sehingga air sungai menjadi beracun bagi mahluk hidup. Contoh
kontaminasi karena aktivitas alam; gunung meletus, gas alam yang beracun).
c. Kontaminasi Silang
Pengertian kontaminasi silang adalah terjadinya perpindahan bakteri dari
bahan pangan mentah ke produk pangan yang sudah jadi, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Kontaminasi silang umumnya terjadi karena proses
penyimpanan bahan makanan dan proses pembuatan makanan yang tidak bersih.
Contoh kontaminasi silang terjadi ketika pisau yang kotor dan terkontaminasi zat
berbahaya digunakan untuk mengupas mangga yang akan dimakan. Contoh lain,
plasik penyimpanan yang terkontaminasi kotoran digunakan untuk menyimpan
daging.
Penyebab Kontaminasi
Secara umum ada tiga penyebab kontaminasi, yaitu kontaminasi biologis, kontaminasi
kimia, dan kontaminasi fisik.
Dengan melakukan tips yang dipaparkan di atas, kita setidaknya mengurangi risiko
terjangkit penyakit infeksi yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan, dan bahkan
dapat membahayakan nyawa kita dan keluarga.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah :
https://id.scribd.com/document/361979830/Pengontrolan-Pertumbuhan-Mikro-Organisme
https://id.scribd.com/document/392217324/Cara-Menurunkan-Jumlah-Mikroorganisme-
Kontaminan-Dan-Mencegah-Transmisi
https://pdfcoffee.com/makalah-pengendalian-mikroba-new-pdf-free.html
file:///C:/Users/Glennata/Downloads/Tugas%20K3RS%20Minggu%20Ke-6.pdf
https://vian170.blogspot.com/2019/11/pengontrolan-mikroorganisme-dan.html
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/125505-S09125fk-Pola%20resistensi-Literatur.pdf