Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PATOFISIOLOGI

“ PROSES INFEKSI“

Disusun Oleh :
1. YAHYA TRI KURNIAWAN 1150019055
2. PRAMESTI ANGGRAENI 1150019059
3. IFFATUL MILLAH 1150019001
4. BELLA RIZKIA SAPUTRI NUSA 1150019004
5. WAHYU NINGSIH 1150019012
6. WENY MARYANI 1150019029
7. ORBIT YANUAR KAISAR 1150019008
8. ABID ALI AHMADI 1150019046

PRODI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAN NAHDLATUL ULAMA


TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya Sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah Patofisiologi dengan judul Proses Infeksi. Semoga dengan
tersusunnya makalah ini diharapkan dapat berguna bagi kami semua dalam
memenuhi salah satu syarat tugas kami di perkuliahan, diharapkan bisa
bermanfaat dengan efisien dalam proses perkuliahan.
Dengan menyusun makalah ini, kami banyak memperoleh bantuan dari
berbagai pihak, maka kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
terkait. Dalam menyusun makalah ini kami telah berusaha dengan segenap
kemampuan untuk membuat makalah dengan sebaik-baiknya. Sebagai pemula
tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini, oleh
karenanya kami mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini bisa menjadi
lebih baik.
Atas segala bantuan yang diberikan penulis mengucapkan terima
kasih dan penulis memohon maaf atas banyaknya kekurangan yang dimiliki
dalam makalah ini sehingga dengan adanya makalah ini dapat menjadi ilmu bagi
yang membacanya.

Penyusun

Surabaya, 02 Maret 2020

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................1
1.3 Tujuan ...................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
2.1 Definisi Infeksi......................................................................................................2
2.2 Penyebab dan resiko infeksi..................................................................................3
2.3 Proses terjadinya infeksi........................................................................................3
2.4 Pencegahan Infeksi................................................................................................4
BAB III PENUTUP...........................................................................................................6
3.1 Kesimpulan............................................................................................................6
3.2 Saran......................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................7

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan yang dari waktu ke
waktu terus berkembang. Infeksi merupakan penyakit yang dapat ditularkan dari satu
orang ke orang lain atau dari hewan ke manusia yang disebabkan oleh berbagai
mikroorganisme : bakteri, virus, riketsia, jamur, dan protozoa.

Kesehatan yang baik tergantung pada lingkungan yang aman. Praktisi atau
teknisi yang memantau untuk mencegah penularan infeksi membantu melindungi
klien dan pekerja keperawatan kesehatan dari penyakit. Klien dalam lingkungan
keperawatan beresiko terkena infeksi karena daya tahan yang menurun terhadap
mikroorganisme infeksius, meningkatnya pajanan terhadap jumlah dan jenis penyakit
yang disebabkan oleh mikroorganisme dan prosedur invasif dalam fasilitas perawatan
akut atau ambulatory. Dengan cara mempraktikan teknik pencegahan dan
penembalian infeksi perawat dapat menghindarkan penyebaran mikroorganisme
terhadap klien.

Penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama tingginya angka kesakitan


dan kematian di dunia. Salah satu jenis infeksi adalah infeksi nosokomial. Infeksi ini
menyebabkan 1,4 juta kematian setiap hari di seluruh dunia. Infeksi nosokomial itu
sendiri dapat diartikan sebagai infeksi yang diperoleh seseorang selama di rumah
sakit. Maka dari itu,pengetahuan tentang infeksi ini sangat penting,karena dengan ini
semua terlihat jelas tentang infeksi ini,faktor-faktor yang mempengaruhi,serta
bagaimana cara penanggulangan terhadap resiko akan bahaya infeksi nosokomial.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa pengertian Infeksi
b. Apa saja Penyebab dan resiko infeksi
c. Bagaimana Proses terjadinya infeksi
d. Bagaimanakah managemen pencegahan infeksi
1.3 Tujuan
a. Dapat memahami definisi infeksi
b. Dapat memahami Penyebab dan resiko infeksi
c. Dapat memahami proses terjadinya infeksi
d. Dapat memahami managemen pencegahan infeksi

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Infeksi
Penyakit infeksi adalah masalah kesehatan yang disebabkan oleh organisme
seperti virus, bakteri, jamur, dan parasit. Meski beberapa jenis organisme terdapat di
tubuh dan tergolong tidak berbahaya, pada kondisi tertentu, organisme-organisme
tersebut dapat menyerang dan menimbulkan gangguan kesehatan, yang bahkan
berpotensi menyebabkan kematian.
Secara umum istilah Infeksi biasa kita definisikan sebagai suatu penyakit yang
diakibatkan karena tubuh kita telah kemasukan kuman atau virus, ini benar akan tetapi
pengertian infeksi yang lebih tepatnya adalah : suatu keadaan dimana adanya suatu
organisme pada jaringan tubuh yang disertai dengan gejala klinis baik itu bersifat
lokal maupun sistemik seperti demam atau panas sebagai suatu reaksi tubuh terhadap
organisme tersebut. Jika gejala demam tersebut bersifat mendadak, maka disebabkan
oleh infeksi virus. Akan tetapi jika demamnya secara bertahap atau lambat, maka
biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri.
Secara Definisi, Infeksi adalah kolonalisasi yang dilakukan oleh spesies asing
(luar) terhadap organisme inang (tubuh), dan bersifat pilang yaitu membahayakan
inang. Organisme penginfeksi, atau patogen, menggunakan sumberdaya (sarana) yang
dimiliki inang untuk dapat memperbanyak diri dan itu merugikan inang. Patogen
mengganggu fungsi normal inang berakibat pada luka kronik, gangrene, kehilangan
organ tubuh, bahkan kematian. Respons inang terhadap infeksi disebut peradangan.
Secara umum, patogen umumnya dikategorikan sebagai organisme mikroskopik,
walaupun sebenarnya definisinya lebih luas, mencakup bakteri, parasit, fungi, virus,
prion, dan viroid. Simbiosis antara parasit dan inang, di mana salah satu pihak
diuntungkan dan pihak lainnya dirugikan, digolongkan sebagai parasitisme. Cabang
kedokteran yang menitikberatkan infeksi dan pathogen adalah cabang penyakit
infeksi. Secara umum infeksi ini terbagi menjadi dua golongan besar, yaitu :
 Infeksi yang terjadi karena terpapar oleh antigen dari luar tubuh
 Infeksi yang terjadi karena difusi cairan tubuh atau jaringan, seperti virus HIV,
karena virus tersebut tidak dapat hidup di luar tubuh.
Infeksi awal Setelah menembus jaringan, patogen dapat berkembang pada di luar sel
tubuh (ekstraselular) atau menggunakan sel tubuh sebagai inangnya (intraselular).
Patogen intraselular lebih lanjut dapat diklasifikasikan lebih lanjut:
 patogen yang berkembang biak dengan bebas di dalam sel, seperti : virus dan
beberapa bakteri (Chlamydia, Rickettsia, Listeria).
 patogen yang berkembang biak di dalam vesikel, seperti Mycobacteria.
Jaringan yang tertembus dapat mengalami kerusakan oleh karena infeksi patogen,
misalnya oleh eksotoksin yang disekresi pada permukaan sel, atau sekresi
endotoksin yang memicu sekresi sitokina oleh makrofaga, dan mengakibatkan
gejala-gejala lokal maupun sistemik
Infeksi yang muncul selama seseorang dirawat dan mulai menunjukkan suatu
gejala selama dirawat atau setelah dirawat disebut infeksi nosokomial. Secara
umum, pasien yang masuk rumah sakit dan menunjukkan tanda infeksi yang
kurang dari 72 jam menunjukkan bahwa masa inkubasi penyakit telah terjadi
sebelum pasien masuk rumah sakit, dan infeksi yang baru menunjukkan gejala
setelah 72 jam pasien berada dirumah sakit baru disebut infeksi nosokomial.
2
2.2 Penyebab Dan Faktor Resiko Infeksi
Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang dapat terkena infeksi adalah:
1. Patogen (bakteri, jamur, virus, parasit)
Jumlah dan virulensi (kekuatan) bakteri yang tinggi, serta resistensi bakteri
terhadap antibiotik dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi. Umumnya,
infeksi disebabkan oleh bakteri yang ada di rumah sakit. Bakteri tersebut bisa
didapat dari orang lain yang ada di rumah sakit, bakteri yang menjadi flora
normal (bakteri yang secara normal ada di dalam tubuh dan pada keadaan normal
tidak menyebabkan gangguan) orang itu sendiri, atau bakteri yang
mengontaminasi lingkungan dan alat-alat di rumah sakit. Selain bakteri, jamur
dan virus atau parasit juga dapat menjadi penyebab infeksi.Yang dimaksud
dengan bakteri yang resisten adalah ketika antibiotik menjadi kurang efektif
untuk membunuh bakteri tersebut. Hal ini disebabkan oleh penggunaan antibiotik
yang tidak sesuai dengan anjuran dokter. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat
akan mengakibatkan bakteri yang ada di dalam tubuh manusia berubah karakter
dan menjadi tahan terhadap antibiotik. Rumah sakit merupakan tempat beragam
jenis pasien, sehingga bakteri yang resisten tersebut dapat menyebar di
lingkungan rumah sakit dan akan lebih sulit untuk ditangani bila menjangkiti
seseorang.
2. Kondisi Pasien
Selain bakteri, kondisi dari pasien tersebut juga memengaruhi dapat atau tidaknya
terkena infeksi. Beberapa kondisi pasien yang membuat lebih mudah terserang
infeksi:
a. Usia, Pasien lansia (usia di atas 70 tahun) dan bayi lebih mudah terserang
infeksi.
b. Daya tahan tubuh dan penyakit yang dimiliki, pasien dengan penyakit kronis
seperti diabetes, gagal ginjal, dan kanker meningkatkan risiko seseorang
terkena infeksi. Keadaan akut seperti koma, gagal ginjal akut, cedera berat
(seperti habis kecelakaan atau luka bakar), dan syok juga berkontribusi dalam
meningkatkan risiko infeksi.
c. Prosedur yang dilakukan terhadap pasien, Prosedur seperti tindakan operasi,
pemasangan alat bantu napas (ventilator), endoskopi, atau kateter
meningkatkan risiko seseorang untuk terkena infeksi melalui kontaminasi
langsung dengan alat yang masuk ke dalam tubuh.
3. Faktor Lingkungan
Lingkungan rumah sakit yang padat, kegiatan memindahkan pasien dari satu unit
ke unit yang lain, dan penempatan pasien dengan kondisi yang mudah terserang
infeksi (misalnya pada ruang perawatan intensif, ruang perawatan bayi, ruang
perawatan luka bakar) di satu tempat dapat meningkatkan kemungkinan
terjadinya infeksi. Lamanya waktu perawatan di rumah sakit juga semakin
meningkatkan risiko terkena penyakit.

2.3 Proses Terjadinya Infeksi


Proses terjadinya infeksi dapat terjadi karena menular . dan disini ada 2 faktor, yaitu :
a. Penularan secara langsung
Ada 3 cara penyebaran penyakit menular secara langsung, yaitu:
1. Dari penderita penyakit infeksi ke orang lain. Berbagai jenis kuman dan virus
penyebab infeksi dapat berpindah dari satu orang ke orang lainnya melalui
kontak fisik dengan orang yang terinfeksi, misalnya melalui sentuhan,

3
percikan air liur saat bersin atau batuk, dan berciuman. Penularan juga bisa
terjadi melalui darah, misalnya dari transfusi darah atau jarum suntik yang
dipakai bergantian dengan orang lain. Selain melalui darah, penularan
melalui cairan tubuh juga bisa terjadi, misalnya melalui hubungan seksual
dengan penderita penyakit infeksi. Penularan infeksi melalui kontak seksual
ini sering menjadi penyebab infeksi menular seksual.
2. Dari ibu ke bayi. Seorang ibu yang menderita penyakit infeksi saat
hamil berisiko tinggi untuk menularkan penyakit yang dideritanya ke janin di
dalam kandungan. Di samping itu, penularan penyakit infeksi dari ibu ke
bayi juga bisa terjadi melalui proses persalinan atau saat menyusui ASI.
3. Hewan ke manusia. Penularan infeksi dari hewan ke manusia bisa terjadi saat
seseorang tercakar atau tergigit hewan, mengonsumsi daging hewan yang
dimasak kurang matang, serta bersentuhan dengan kotoran atau urine hewan
yang telah terinfeksi. Hewan pembawa penyakit infeksi ini bisa hewan liar
mau pun hewan peliharaan yang kurang terawat kesehatannya. Contoh
penyakit infeksi yang menular melalui hewan adalah toksoplasmosis, pes,
leptospirosis, dan rabies.
b. Penularan secara Tidak Langsung
Terdapat 3 cara penyebaran penyakit infeksi secara tidak langsung,yaitu:
1. Benda yang terkontaminasi. Beberapa jenis kuman dapat hidup pada benda tertentu,
seperti keran air, gagang pintu, dan bahkan handphone. Penularan bisa terjadi ketika
Anda menyentuh benda yang telah terkontaminasi kuman atau benda milik
penderita penyakit infeksi.
Mikroorganisme penyebab infeksi juga bisa menyebar melalui penggunaan barang
pribadi, misalnya handuk, sikat gigi, dan pisau cukur, secara bergantian dengan
orang lain.
2. Makanan dan minuman yang terkontaminasi. Sembarangan mengonsumsi makanan
dan minuman juga dapat menyebabkan Anda tertular penyakit infeksi. Berbagai
jenis kuman, virus, dan parasit banyak ditemukan dalam makanan atau minuman,
terutama daging dan telur yang tidak dimasak hingga matang atau makanan dan
minuman yang tidak dipasteurisasi. Contoh penyakit infeksi yang terjadi melalui
metode ini adalah diare, keracunan makanan, anthrax, flu babi, dan flu burung.
3. Gigitan serangga. Banyak penyakit infeksi yang menular melalui gigitan serangga,
misalnya gigitan nyamuk yang membawa virus atau parasit penyebab infeksi.
Contoh penyakit infeksi akibat gigitan serangga ini adalah demam berdarah,
malaria, filariasis (kaki gajah), chikungunya, dan lain-lain.

2.4 Pencegahan Infeksi


Pencegahan infeksi merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mencegah
terjadinya resiko penularan infeksi mikroorganisme dari lingkungan klien dan tenaga
kesehatan (Nakes).
Di masa lalu, fokus utama penanganan masalah infeksi dalam pelayanan
kesehatan adalah mencegah infeksi, meskipun infeksi serius pascabedah masih
merupakan masalah di beberapa negara, terutama dengan munculnya
penyakit Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) dan Hepatitis B yang belum
ditemukan obatnya. Saat ini, perhatian utama ditujukan untuk mengurangi risiko
perpindahan penyakit, tidak hanya terhadap pasien, tetapi juga kepada pemberi
pelayanan kesehatan dan karyawan, termasuk pekarya, yaitu orang yang bertugas
membersihkan dan merawat ruang bedah.
a. Tindakan pencegahan infeksi

4
1. Aseptik, yaitu tindakan yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan. Istilah ini
dipakai untuk menggambarkan semua usaha yang dilakukan untuk mencegah
masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh yang kemungkinan besar akan
mengakibatkan infeksi. Tujuan akhirnya adalah mengurangi atau
menghilangkan jumlah mikroorganisme, baik pada permukaan benda hidup
maupun benda mati agar alat-alat kesehatan dapat dengan aman digunakan.
2. Antiseptik, yaitu upaya pencegahan infeksi dengan cara membunuh atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit dan jaringan tubuh
lainnya.
3. Dekontaminasi, tindakan yang dilakukan agar benda mati dapat ditangani oleh
petugas kesehatan secara aman, terutama petugas pembersihan medis sebelum
pencucian dilakukan. Contohnya adalah meja pemeriksaan, alat-alat kesehatan,
dan sarung tangan yang terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh di saat
prosedur bedah/tindakan dilakukan.
4. Pencucian, yaitu tindakan menghilangkan semua darah, cairan tubuh, atau setiap
benda asing seperti debu dan kotoran.
5. Sterilisasi, yaitu tindakan menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri,
jamur, parasit, dan virus) termasuk bakteri endospora dari benda mati.
6. Desinfeksi, yaitu tindakan menghilangkan sebagian besar (tidak semua)
mikroorganisme penyebab penyakit dari benda mati.
b. Pedoman Pencegahan Infeksi
Cara efektif untuk mencegah penyebaran penyakit dari orang ke orang atau dari
peralatan ke orang dapat dilakukan dengan meletakkan penghalang di antara
mikroorganisme dan individu (pasien atau petugas kesehatan). Penghalang ini
dapat berupa fisik, mekanik, ataupun kimia, meliputi :
1. Pencucian tangan.
Apa yang harus digunakan untuk mencuci tangan :
a) Dekontaminasi tangan rutin dengan sabun dan air mengalir
b) Desinfeksi kulit (hibiscrub, handyclean)
Kapan kita harus mencuci tangan :
a) Sebelum dan sesudah melakukan tindakan
b) Setelah kontak dengan cairan tubuh
c) Setelah memegang alat yang terkontaminasi (jarum, cucian)
d) Sebelum dan sesudah kontak dengan pasien di ruang isolasi
e) Setelah menggunakan kamar mandi
f) Setelah melayani makan dan minum
g) Pada saat akan tugas dan akhir tugas
2. Penggunaan sarung tangan (kedua tangan), baik pada saat melakukan tindakan,
maupun saat memegang benda yang terkontaminasi (alat kesehatan/ alat tenun
bekas pakai).
3. Penggunaan cairan antiseptik untuk membersihkan luka pada kulit.
4. Pemrosesan alat bekas pakai (dekontaminasi, cuci dan bilas, desinfeksi tingkat
tinggi atau sterilisasi).
5. Pembuangan sampah.

5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyakit infeksi adalah masalah kesehatan yang disebabkan oleh organisme
seperti virus, bakteri, jamur, dan parasit. Meski beberapa jenis organisme terdapat di
tubuh dan tergolong tidak berbahaya, pada kondisi tertentu, organisme-organisme
tersebut dapat menyerang dan menimbulkan gangguan kesehatan, yang bahkan
berpotensi menyebabkan kematian. Jika gejala demam tersebut bersifat
mendadak, maka disebabkan oleh infeksi virus. Akan tetapi jika demamnya secara
bertahap atau lambat, maka biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri.
Secara Definisi, Infeksi adalah kolonalisasi yang dilakukan oleh spesies asing
terhadap organisme inang , dan bersifat pilang yaitu membahayakan
inang. Organisme penginfeksi, atau patogen, menggunakan sumberdaya yang dimiliki
inang untuk dapat memperbanyak diri dan itu merugikan inang. Patogen mengganggu
fungsi normal inang berakibat pada luka kronik, gangrene, kehilangan organ
tubuh, bahkan kematian. Respons inang terhadap infeksi disebut peradangan. Cabang
kedokteran yang menitikberatkan infeksi dan pathogen adalah cabang penyakit
infeksi.

3.2 Saran
Setelah mempelajari tentang infeksi ini kiranya kita dapat memanfaatkan semaksimal
mungkin meteri ini sehingga kita dapat mengerti dan memahami tentang infeksi
Penulis sadar dan mengakuinya, masih banyak kesalahan dan kekurangan yang harus
ditutupi. Oleh karena itu penulis dengan lapang dada menerima kritik dan saran dari
para pembaca guna dan tujuan untuk memperbaiki dan melengkapi apa yang kurang
dalam makalah kami ini.

6
DAFTAR PUSTAKA

 Schaffer, et al (2000) Pencegahan Infeksi & Praktik yang Aman, Jakarta: EGC.


 Sjamsuhidayat & De Jong (2004) Buku ajar Ilmu Bedah, EGC: Jakarta.
 Alimul, A. H. (2002). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai