Anda di halaman 1dari 16

i

MAKALAH PEMBERIAN OBAT SECARA SUPPOSITORIA

REKTUM/ANUS DAN VAGINA

UNTUK MEMENUHI TUGAS ILMU DASAR KEPERAWATAN


II 2020/2021

DisusunOleh :

1. IDA ROHMANINGSIH 720621412 2020


2. NORAINI 720621410 2020
3. AISYAH NUR FADILAH 720621408 2010
4. NURUL UMAMI 720621433 2020
5. DEVITA RUKIYAH 720621423 2020
6. ZAHRO HUMAIRO 720621415 2020
7. MOH AINUR FAJRI 718621103 2018

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS WIRARAJA
MADURA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Pemberian ObatSecara Suppositoria ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas bapak Abd. Wahid, S.Kep, Ns., M.Kep pada mata kuliah Ilmu Keperawatan
Dasar II. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang pemberian obat khususnya secara suppositoria bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terimakasih kepada bapak Abd. Wahid, S.kep, Ns.,


M.Kep. selaku dosen Ilmu Dasar Keperawatan II yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkanterimakasihkepadasemuapihak yang telah


membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang membangunkan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini, semoga makalah ini dapat membawa
pemahaman dan pengetahuan bagi kita semua.

Sumenep, 19 Maret 2021

Penyusun

i
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................1

1.1 Latar belakang..............................................................................1

1.2 Rumusan masalah.........................................................................

1.3 Tujuan masalah.............................................................................

BABII PEMBAHSAN.........................................................................................4

2.1 Definisi Budaya............................................................................4

2.3 Letak pemberirian.........................................................................7

2.4 obat Cara Kerja Obat....................................................................9

BAB III PENUTUP.............................................................................................12

3.1 Kesimpulan...................................................................................12

3.2 Saran.............................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau


binatang sebagai perawatan dan pengobatan, bahkan sebagai pencegahan
terhadap gangguan kesehatan. Pemberian obat pada pasien dapat dilakukan
dengan beberapa cara diantaranya oral, intrakutan, subkutan, intravena
langsung, bolus, melalui selang intravena, intramuscular, melalui rectum,
vagina, mata, kulit, telinga, dan hidung. Selain itu, obat juga diartikan semua
bahan tunggal atau campuran yang digunakan oleh semua makhluk untuk
bagian dalam maupun bagian luar, guna mencegah, meringankan, maupun
menyembuhkan penyakit. Obat adalah zat apapun yang menyebabkan
perubahan fisiologi atau psikologi organisme saat dikonsumsi. Obat- obatan
biasanya dibedakan dari makanan dan zat yang menyediakan nutrisi.
Konsumsi obat dapat dilakukan melalui inhalasi, injeksi, merokok, ingesti,
absorpsi melalui kulit, atau disolusi si bawah lidah. Dalam farmakologi, obat
adalah zat kimia, biasanya struktur kimianya diketahui, yang ketika diberikan
pada organisme hidup akan menghasillkan efek biologis. Obat farmasi juga
disebut medikasi atau obat dalam pemahaman masyarakat umum adalah zat
kimia yang digunkan untuk mengobati suatu penyakit untuk meningkatkan
kesejahteraan. Obat farmasi dapat digunakan dalam jangka waktu terbatas,
atau secara teratur untuk gangguan kronis. Tidak hanya farmasi namun ada
juga obat-obat tradisional yang diperoleh melalui ekstraksi tumbuhan obat,
tetapi baru-baru ini juga melalui sintesis organik.

Pengertian lainnya yaitu obat adalah suatu bahan atau bahan-bahan yang
dimaksudkan untuk dipergunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah,
mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit,
luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan, termasuk
memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia. Obat memiliki berbagai jenis
kegunaan dan bentuknyapun berbeda-beda. Selain itu, pemberian obat juga

1
2

sangat beragam, hal tersebut dilakukan agar obat bekerja lebih efektif ketika
digunakan, salah satunya yaitu pemberian obat secara suppositoria

Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bantuk yang digunakan


melalui anus/rektum, vagina, uretra, dan dapat larut pada suhu tubuh. Bahan
dasar untuk pembentukan supositoria adalah lemak coklat, P.E.G, serta
gelatin. Ketika masuk ke dalam tubuh terkena panas, lapisan luarnya akan
mencair sehingga obat akan perlahan-lahan masuk dan menyebar ke dalam
tubuh. Macam basis supositoria yaitu basis yang berupa lemak, basis yang
larut dalam air dan basis yang dapat membentuk emulsi. Kali ini kita akan
membahas pemberian obat secara suppositoria melalui anus/ rectum dan
vagina.
3

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa konsep atau definisi obat
2. Bagaimana cara kerja pemberian obat secara suppositoria
3. Dimana letak atau lokasi pemberian obat secara suppositoria
4. Apa saja keuntungan obat yang diberikan secara suppositoria
5. Bagaimana efektivitas obat yang dilakukan dengan cara suppositoria
6. Apa saja obat yang diberikan secara suppositoria
7. Penyakit apa saja sehingga diberikan obat secara suppositoria

1.3 Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui konsep atau definisi obat


2. Pengertian pemberian obat secara suppositoria
3. Memahami letak pemberian obat secara suppositoria
4. Mengatahui manfaat atau keuntungan pemberian obat secara suppositoria
5. Untuk mengetahui efektivitas obat yang dilakukan secara suppositoria
6. Mengetahui macam-macam obat yang diberikan secara suppositoria
7. Mengetahui penyakit apa saja sehingga diberikan obat secara suppositoria
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Letak Pemberian Obat Melalui Rektal


Pemberian obat via anus/rektum merupakan cara memberikan obat dengan
memasukkan obat melalui anus atau rektum, dengan tujuan membeikan efek
lokal dan sistemik.Tindakan pemberian obat ini bertujuan untuk mendapatkan
efek terapi obat, menjadikan lunak pada daerah feses dan merangsang buang
air besar.

2.1.1 Cara Kerja Pemberian Obat Melalui Rektal


Supositoria untuk rectum umum nya di masukan dengan jari tangan.
Biasanya Supositoria rectum panjangnya 32 mm(1,5 inchi), dan berbentuk
silinder dan kedua ujung nya tajam. Bentuk Supositoria rectum antara lain
bentuk peluru, torpedo atau jari-jari kecil, tergantung pada bobot jenis bahan
obat dan basis yang di gunakan. Beratnya menurut USP sebesar 2 gr untuk
yang menggunakan basis oleum cacao.
Alat dan bahan :
1. Obat sesuai yang diperlukan: suppositoria, krim, jelly,atau foam dalam
tempatnya
2. Aplikator (untuk sediaan bukan supositoria)
3. Pelumas/vaselin/ jelly
4. Sarung tangan

4
5

5. Kain kasa
6. Kertas tisyu
7. Bak instrumen
8. Bengkok
9. Pengalas

Persiapan:
1. Mengindentifikasikan klien dengan tepat (klien, obat, waktu, dosis, cara)
2. Menjelaskan kepada klien tujuan tindakan yang akan dilakukan.
3. Meminta klien untuk berkemih terlebih dahulu
4. Menjaga privasi: menutup jendela, korden, dan memasang sampiran atau
sketsel apabila diperlukan
5. Menganjurkan orang yang tidak berkepentingan untuk keluar ruangan
6. Mengatur posisi klien berbaring, posisi sims dengan tungkai bagian atas
fleksi ke depan
7. Menutup dengan selimut mandi dan ekpose hanya pada area perineal saja
sims-position

Gambar 1. Posisi Sims

Prosedur :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Gunakan sarung tangan
6

4. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa (apabila obat dalam
bentuk selain supositoria, maka masukkan obat dalam aplikator sesuai
dosis)
5. Oleskan ujung pada aplikator/obat suppositoria dengan pelicin
6. Minta klien untuk menarik nafas dalam untuk merelaksasikan sfingter ani
7. Regangkan glutea dengan tangan kiri, kemudian masukkan
aplikator/suppositoria dengan perlahan melalui anus, sfingter anal interna
dan mengenai dinding rektal kurang lebih 10 cm pada orang dewasa, 5 cm
pada bayi atau anak.
8. Setelah selesai tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar anal dengan
tisyu
9. Anjurkan klien untuk tetap berbaring telentang atau miring selama kurang
lebih 5 menit.
10. Jika supositoria mengandung laktosit (pelunak feses), maka siapkan
pispot dan atau bantuan untuk ke kamar mandi jika efek laksatifnya mulai
bekerja
11. Setelah selesai lepaskan sarung tangan
12. Cuci tangan
13. Kaji respon klien
Dokumentasi: catat obat, jumlah dosis, dan cara pemberian.
7

2.2 Letak Pemberian Obat Melalui Vagina

Pemberian obat pada vagina merupakan cara pemberian obat dengan


memasukkan obat melalui vagina, yang bertujuan untuk mendapatkan efek
terapi obat dan mengobati saluran vagina atau serviks. Oleh karena itu,
khususnya bagi para wanita perlu mengetahui hal ini dalam menjaga organ
reproduksinya.

2.2.1 Cara Kerja Pemberian Obat Melalui Vagina


Supositoria untuk vagina disebut juga pessarium biasa nya berbentuk bola
lonjong atau seperti kerucut, sesuai kompendik resmi beratnya 5 gr, apabila
basisnya oleum cacao.

Alat dan Bahan:


1. Obat dalam tempatnya
2. Bak instrumen
3. Sarung tangan
4. Kain kasa
5. Kapas sublimat
6. Vaselin / jelly
8

7. Kertas tisyu
8. Kapas sublimat dalam tempatnya
9. Bengkok
10. Pengalas
11. Lampu sorot/ lampu leher angsa (gcoseneck)

Persiapan:
1. Mengindentifikasikan klien dengan tepat (klien, obat, waktu, dosis,
cara)
2. Menjelaskan kepada klien tujuan tindakan yang akan dilakukan
3. Meminta klien untuk berkemih terlebih dahulu
4. Menjaga privasi: menutup jendela, korden, dan memasang sampiran
atau sketsel apabila diperlukan
5. Menganjurkan orang yang tidak berkepentingan untuk keluar ruangan
6. Mengatur posisi klien berbaring, posisi dorsal recumbent
7. Menutup dengan selimut mandi dan ekpose hanya pada area perineal
saja
Dorsal recumbent

Gambar 2. Posisi Dorsal Recumbent

Prosedur:

1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
9

3. Gunakan sarung tangan


4. Siapkan obat yang akan digunakan: buka pembungkus obat
5. Bersihkan sekitar alat kelamin dengan kapas sublimat
6. Inspeksi kondisi genetalia eksterna dan saluran vagina
7. Apabila jenis obat suppositoria maka berikan pelumas pada obat
8. Regangkan labia minora dengan tangan kiri dan masukkan obat
sepanjang dinding kanal vaginal posterior sampai 7,5-10 cm
9. Setelah obat masuk, bersihkan daerah sekitar orifisium dan labia
dengan tisu
10. Anjurkan untuk tetap dalam posisi kurang lebih 10 menit agar obat
bereaksi.
11. Lepaskan sarung tangan
12. Cuci tangan
13. Kaji respon klien

Dokumentasi: catat identitas, waktu, obat, dosisi/jumlah, dan cara


pemberian

Catatan: apabila obat jenis krim, isi aplikator krim atau ikuti petunjuk
penggunaan krim yang ada di kemasan, masukkan aplikator, dan lanjutkan
sesuai langkah 8 s.d. 11.

2.3 Keutungan dan kerugian Obat yang diberikan secara Suppositoria


Pengobatan secara suppositoria memiliki keuntungan atau manfaat
tersendiri, namun juga memiliki kerugian diantaranya yaitu :

Keuntungan Suppositoria pada Rektum/Anus


1. Bisa mengobati secara bertahap.
2. Untuk meningkatkan defeksasi.
3. Jika misalkan obat menimbulkan kejang atau panas reaksinya lebih cepat,
dapat memberikan efek lokal dan sistemik.

Kerugian Suppositoria pada Rektum/Anus

1. Sakit tidak nyaman daya fiksasi lebih lama dari pada IV.
10

2. Jika pemasangan obat tidak benar, obat akan keluar lagi.


3. Tidak boleh diberikan pada pasien yang mengalami pembedahan rektal.

Keuntungan Suppositoria pada Vagina


1. Proses penyembuhan lebih cepat, dimana jaringan nekrotik dikoagulasi
kemudian dikeluarkan.
2. Mengurangi peradangan.
3. Mengobati infeksi pada vagina.

Kerugian Suppositoria pada Vagina

1. Kerusakan mobilitas fisik.


2. Risiko terjadinya komplikasi terhadap medikasi.
3. Nyeri.
4. Dapat menimbulkan pengeluaran jaringan rusak, dan vagina berupa bau
dan rasa tidak nyaman.
5. Kurang pengetahuan klien terhadap medikasi.
6. Disfungsi seksual.

2.4 Macam macam obat Suppositoria

Obat Suppositoria Rektum/Anus

1. Rectal suppositories
2. Aminophilin
3. Dulcolac
4. Kaltrofen
5. Stesolid
6. Dumin; gliserin.

Obat Suppositoria Vagina

1. Vaginal suppositories
2. Urethral suppositories
3. Nistatin supositoria
4. Albotil
5. Ttricostatis supositoria
11

6. Neogiknosa supositoria

2.5 Contoh-contoh Penyakit Suppositoria

Penyakit suppositoria pada raktum/anus

1. Wasir
2. Sembelit
3. Gangguan defekasi
4. Membersihkan colon

Penyakit suppositoria pada vagina


1. Klien dengan vagina yang kotor
2. Radang, infeksi
3. Persiapan tindakan bedah jalan lahir (diberikan pada pasien dengan hymen
yang sudah tidak utuh, dan tidak kontak seksual selama pengobatan).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pemberian obat melalui anus atau rektum merupakan cara pemberian obat
dengan memasukkan obat melalui anus atau rektum, dengan tujuan
memberikan efek lokal dan sistemik. Tindakan pengobatan ini disebut
pemberian obat suppositoria yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi
obat, menjadikan lunak pada daerah feses dan merangsang buang air besar.
Pemberian obat melalui vagina merupakan cara pemberian obat dengan
memasukkan obat pada vagina, yang bertujuan untuk mendapatkan terapi
obat dan mengobati saluran vagina atau serviks. Tujuan pemberian obat pada
vagina mengobati infeksi pada vagina dan menghilangkan nyeri, rasa terbakar
dan ketidak nyamanan pada vagina serta mengurangi peradangan.
3.2 Saran
Dengan dituliskannya makalah ini kami mengharapkan bagi para pembaca
agar dapat mengetahui dan memahami tentang pemberian obat secara
suppositoria yaitu melalui rektum atau anus dan vagina. Dan dapat
menambah wawasan tentang obat bagi para pembaca, kami berharap kritik
dan saran yang membangun dapat disampaikan agar makalah ini lebih baik
lagi dari sebelumnya. Demikian saran yang dapat kami sampaikan semoga
bisa memberi manfaat.

12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.sehatq.com/artikel/suppositoria-adalah-memasukkan-obat-lewat-
lubang-anus-dan-kelamin-bagaimana-melakukannya
https://vivahealth.co.id/article/detail/8091/cara-penggunaan-obat-sediaan-
suppositoria-anal,-enema-dan-ovula
https://www.scribd.com/presentation/214965165/pemberian-obat-
suppositoria
https://dinkes.kedirikab.go.id/?hal=dbet&id=120
https://www.medkes.com/2014/10/pengertian-suppositoria-dan-cara-
menggunakannya.html
https://www.gooddoctor.co.id/hidup-sehat/obat/perhatikan-cara-pakai-obat-
suppositoria-yang-benar/
https://www.academia.edu/11712676/Pemberian_Obat_Melalui_Vagina_dan
_Rektum
https://krakataumedika.com/info-media/artikel/mengenal-definisi-definisi-
obat

13

Anda mungkin juga menyukai