Anda di halaman 1dari 43

MAKALAH

PARASITOLOGI

TENTANG KLASIFIKASI PARASIT ZOOPARASIT, PHYTOPARASIT

DAN SPIROCHAETA

DOSEN PEMBIMBING

NARWATI, M.Kes

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 2

BELLA MYRANTI

IKA OKTAFIANTI

NURMAWATI

SYNTIYA RACHMADANI P

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN RI

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN SURABAYA

PRODI D-IV ALIH JENJANG KESEHATAN LINGKUNGAN

TAHUN 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul

“Tentang Klasifikasi Parasite Zooparasit, Phytoparasit, dan Spirochaeta”. Makalah ini

merupakan tugas dari mata kuliah parasitologi bertujuan agar mahasiswa mampu memahami

klasifikasi prasitologi. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah membimbing

kami. Kritik dan saran sangat kami harapkan dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca.

Surabaya, Agustus 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Tujuan ...................................................................................................... 1

1.3 Manfaat .................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Parasit..................................................................................... 2

2.2 Pembagian Parasit .................................................................................... 2

2.3 Tempat Parasite Hidup ............................................................................. 34

2.4 Berdasarkan Pengaruhnya Terhadap Hospes ........................................... 34

2.5 Berdasarkan Klasifikasi Hewan ............................................................... 35

2.6 Berdasarkan Sifat Parasit ......................................................................... 36

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 39

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Parasitologi adalah ilmu yang berisi kajian tantang organisme (jasad hidup), yang hidup di

permukaan atau di dalam tubuh organisme lain dapat bersifat sementara waktu atau selama

hidupnya, dengan cara mengambil sebagian atau seluruh fasilitas hidupnya dari organisme lain

tersebut, hingga organisme lain tersebut dirugikan. Organisme atau makhluk hidup yang

menumpang disebut dengan parasit. Organisme atau makhluk hidup yang ditumpangi biasanya

lebih besar daripada parasit disebut Host atau Hospes, yang memberi makanan dan

perlindungan fisik kepada parasit.

Menyadari akibat yang dapat ditimbulkan oleh gangguan parasit terhadap kesejahteraan

manusia, maka perlu dilakukan usaha pencegahan dan pengendalian penyakitnya. Sehubungan

dengan hal tersebut maka sangat diperlukan suatu pengetahuan tentang kehidupan organisme

parasit yang bersangkutan selengkapnya.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui klasifikasi parasite Zooparasit ?

2. Untuk mengetahui klasifikasi parasite Phytoparasit ?

3. Untuk mengetahui klasifikasi parasite Spirochaeta ?

1.3 Manfaat

Manfaat yang dapat kita petik ialah dapat mengetahui dan memahami tentang

klasifikasi parasite yaitu Zooparasit, Phytoparasit dan Spirochaeta.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Parasit

Parasit dan pembagian parasit berasal dari kata parasitos yang berarti jasad yang

mengambil makanan. Parasit dapat didefenisikan sebagai hewan atau tumbuhan yang hidup

di atas atau di dalam tubuh makhluk hidup lain dan hidupnya tergantung pada maklhuk

hidup tersebut serta memperoleh keuntungan darinya. Berdasarkan istilah parasit

merupakan organisme yang hidup untuk sementara maupun tetap didalam atau pada

permukaan organisme lain untuk mengambil makanan sebagian atau seluruhnya dari

organisme tersebut (Sandjaja, 2007).

2.2 Pembagian Parasit

Secara umum parasit terbagi atas empat jenis yaitu Zooparasit, Pyhtoparasit,

Spirochaeta.

A. Zooparasit

Zooparasit adalah berupa hewan yang terbagi menjadi 2 yaitu protozoa dan

metazoa.

1. Protozoa

 Merupakan organisme uniseluler eukariot, berukuran kecil dan tidak terlihat tanpa

mikroskop. Termasuk dalam parasit saluran pencernaan, parasit darah dan parasit

jaringan.

 Semua siklus hidupnya ada diluar tubuh manusia dan hampir semuanya dapat

bermultiplikasi pada manusia.

 Infeksinya dapat melalui proses menelan makanan, penghirupan udara atau melalui

gigitan serangga.

 Tidak ditemukan eosinophilia pada infeksi protozoa.

2
 Semuanya memiliki fase trophozoite yang rentan atau rapuh dan bentuk kista yang

lebih resistan.

 Pengambilan makanan melaui cara difusi dan terdapat tiga cara makan lain yaitu:

fagositosis, pinositosis dan cara makan lewat sitostoma

 Respirasi dilakukan baik secara aerobik (misalnya plasmodium) maupun secara

anaerobik (misalnya entamoeba histolytica). Parasit lebih banyak melakukan

fermentasi aerobik dan anaerobik daripada oksidasi sempurna.

 Reproduksi protozoa terdiri dari Pembelahan biner sederhana, Pembelahan multipel

berganda (skizogoni) atau reproduksi integrasi seksual dan aseksual yang rumit.

KLASIFIKASI

Protozoa dibagi kedalam 7 phyla ,4 yang penting yaitu:

a) Sarcomastigophora

Protozoa dengan inti tipe tunggal, reproduksi seksual, organel untuk gerak

berupa flagella pseudopodia atau keduanya.

b) Apicomplexa

Apikal kompleks (tampak dengan mikroskop elektron) umumnya memiliki

cincin polar, roptris, mikroneme, konoid dan memiliki subpelikular mikrotube pada

beberapa stadium, reproduksi seksual dengan singami.

c) Microspora

Parasit intraselular dengan ukuran kecil dengan spora berasal dari sel tunggal,

dalam suatu kapsul yang tidak terbagi berisi sebuah ameboid.

d) Ciliophora

Silia sederhana atau suatu organel silier yang khas dan kompleks, biasanya

dengan dua tipe inti, pembelahan biner transversal dan ditemukan vakuola kontraktil

yang khas.

3
MENURUT HABITAT

 Protozoa usus dan rongga tubuh: Entamoeba, Balantidium Coli, Giardia Lamblia,

Trichomonas sp.

 Protozoa darah dan jaringan: Leishmania, Trypanosoma, Toxoplasma, Plasmodium.

 Ameba jaringan otak primer: Naeglaria dan Acanthamoeba.

MORFOLOGI DAN SIKLUS HIDUP

Bentuknya ada yang sperik atau ovoidal, lainnya tidak teratur. Protozoa ada yang

memiliki bentuk tetap dan ada pula yang berubah-ubah. Bentuknya akan berubah sesuai

dengan stadium dalam siklusnya.

Protozoa usus memiliki dua stadium pokok, yaitu:

1. Stadium Trophozoit

Bentuk vegetatif atau proliferatif, dapat bergerak aktif, tidak resisten

terhadap perubahan lingkungan sehingga untuk masuk kepada hospes baru perlu

berubah menjadi bentuk kista yang lebih resisten. Perubahan dari bentuk trophozoit

menjadi kista disebut enkistasi.

2. Stadium Kista

Resisten merupakan bentuk infektif. Dinding kista merupakan hasil sekresi

dari ektoplasma sehingga menjadi resisten daripada bentuk tropozoit. Berfungsi juga

untuk mempertahankan diri.

BAGIAN-BAGIAN SEL PROTOZOA

1. Inti untuk mempertahankan hidup serta untuk reproduksi. Bagian inti terdiri atas

membran inti, nukleoplasma, kariosom, serabut inti dan kromatin.

2. Sitoplasma yang terdiri atas Endoplasma yang keruh, bergranula, terdapat inti,

vakuola, apparatus golgi, mitokondria serta organel lain dan ektoplasma yang jernih,

4
homogen yang berfungsi sebagai alat gerak, alat menangkap dan membuang sisa

makanan, respirasi serta alat mempertahankan diri.

3. Kinetoplas yang terdapat pada flagelata yang merupakan tempat munculnya flagel.

4. Alat Gerak protozoa, dapat berupa Pseudopodium atau kaki semu yang merupakan

penonjolan tiba-tiba dari ektoplasma, flagelum atau bulu cambuk dan cilium atau

bulu getar.

BENTUK TUBUH

Flagellata

Bisaanya berkisar 10-50 μm, tetapi dapat tumbuh sampai 1 mm, dan mudah

dilihat di bawah mikroskop. Mereka bergerak di sekitar dengan cambuk seperti ekor

disebut flagela. Mereka sebelumnya jatuh di bawah keluarga Protista. Lebih dari

30.000 jenis telah ditemukan. Protozoa terdapat di seluruh lingkungan berair dan

tanah, menduduki berbagai tingkat trophic. Tubuh protozoa amat sederhana, yaitu

terdiri dari satu sel tunggal (unisel). Namun demikian, Protozoa merupakan system

yang serba bisa. Semua tugas tubuh dapat dilakukan oleh satu sel saja tanpa

mengalami tumpang tindih. Ukuaran tubuhnya antaran 3-1000 mikron. Bentuk tubuh

macam-macam ada yang seperti bola, bulat memanjang, atau seperti sandal bahkan

ada yang bentuknya tidak menentu. Juga ada memiliki fligel atau bersilia.

2. Metazoa

- Merupakan parasit multiseluler dengan struktur sel eukariot berukuran besar dan

terlihat walaupun tanpa mikroskop. Termasuk dalam Nematoda (round worms),

Trematoda (flukes), cestoda (tepeworm) dan arthropoda.

- Semua siklus hidupnya diluar tubuh manusia dan kebanyakan tidak bisa bermultiplikasi

dalam tubuh manusia.

5
- Infeksinya dapat melalui proses menelan makanan, penetrasi melalui kulit atau gigitan

serangga.

- Ditemukan eosinophilia pada infeksi oleh semua helminth.

- Helminth adalah salah satu kelas yang penting pada metazoa

Helmintologi Umum

Helmintologi adalah ilmu yang mempelajari cacing yang hidup sebagai parasit pada

manusia.

KLASIFIKASI

Helminth dibagi atas tiga phyla, yaitu:

- Phylum Annelida

Antara lain lintah merupakan ektoparasit penghisap darah di air atau di darat.

Lintah yang hidup di air biasanya dari spesies limnatis dan lintah yang hidup di darat

terutama dari spesies haemadipsa misalnya pacet.

- Phylum Nemathelminthes

Termasuk phylum ini yaitu cacing bulat memanjang seperti benang. Kulit luar

tidak bersegmen, kutikula licin kadang-kadang bergaris, memiliki rongga badan, jenis

kelamin terpisah. Parasit bagi hewan dan manusia yaitu kelas nematoda.

- Phylum Platyhelminthes

Terbagi menjadi dua kelas, yaitu:

a. Trematoda

Bentuk seperti daun, memiliki rongga badan, bersifat hermafrodit, alat

pencernaan buntu dan telurnya memiliki operkulum.

b. Cestoda

Bentuk seperti pita, parasit pada hewan dan manusia. Kelas ini umumnya tidak

memiliki rongga badan dan alat pencernaan makanan serta bersifat hermaphrodit.

6
MORFOLOGI DAN SIKLUS HIDUP

Nematoda usus umumnya tidak membutuhkan tidak membutuhkan tuan rumah

perantara, siklus hidupnya sementara dan tersebar diseluruh dunia.

Menurut medium penularannya, penyakit cacing digolongkan dalam lima kelompok,

yaitu:

- Penularan melaui tinja atau Feses.Telur atau larva menjadi infektif bila melalui atau

berada di anus.

- Penularan melalui tanah (soil transmittes). Telur atau larva menjadi infektif sesudah

menjalani proses pematangan didalam tanah.

- Penularan melaui arthropoda. Stadium infektif berkembang didalam tubuh

arthropoda

- Penularan melalui siput.

- Penularan terjadi melalui daging hewan.

B. Phytoparasit

Pyhtoparasit adalah parasit berupa tumbuh-tumbuhan seperti fungi dan bakteri.

1. Fungi

Pada umumnya jamur dibagi menjadi 2 yaitu: khamir (Yeast) dan kapang

(Mold).

a) Khamir

Khamir adalah bentuk sel tunggal dengan pembelahan secara pertunasan.

Khamir mempunyai sel yang lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi

khamir yang paling kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar. Khamir sangat

beragam ukurannya, berkisar antara 1-5 μm lebarnya dan panjangnya dari 5-30

μm atau lebih. Biasanya berbentuk telur, tetapi beberapa ada yang memanjang

atau berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas, namun

7
sekalipun dalam biakan murni terdapat variasi yang luas dalam hal ukuran

dan bentuk. Sel sel individu, tergantung kepada umur dan lingkungannya.

Khamir tidak dilengkapi flagellum atau organ-organ penggerak lainnya.

 Khamir Murni

Khamir yang dapat berkembang biak dengan cara seksual dengan

pembentukan askospora khamir ini diklasifikasikan sebagai

Ascomycetes (Saccharomyces cerevisae, Saccharomyces carlbergesis,

Hansenula anomala, Nadsonia sp).

 Khamir Liar

Khamir murni yang biasanya terdapat pada kulitanggur. Khamir ini

mungkin digunakan dalam proses fermentasi, meskipun galur yang diperbaiki

telah dikembangkan yang menghasilkan anggur dengan rasa yang lebih enak

dengan bau yang lebih menyenangkan. Khamir liar yang ada dikulit anggur

dimatikan dengan penambahan dioksida belerang pada buah anggur yang telah

dihancurkan. Inokulum galur khamir yang dikehendaki ditambahkan

kemudian untuk memfermentasi air perasan anggur.

8
 Khamir Atas

Khamir murni yang cenderung memproduksi gas sangat cepat sewaktu

fermentasi, sehingga khamir itu dibawa kepermukaan. Khamir atas mencakup

khamir yang digunakan dalam pembuatan roti, untuk kebanyakan anggur

minuman dan bir inggris (Saccharomyces cereviceae).

 Khamir Dasar

Khamir murni yang memproduksi gas secara lebih lamban pada bagian

awal fermentasi. Jadi sel khamir cenderung untuk menetap pada dasar. Galur

terpilih digunakan dalam industri bir lager (Saccharomyces carlsbergensis).

 Khamir Palsu atau Torulae

Khamir yang didalamnya tidak terdapat atau dikenal tahap pembentukan

spora seksual. Banyak diantaranya yang penting dari segi

medis (Cryptococcus neoformans, Pityrosporum ovale, Candida albicans).

b) Kapang

Tubuh atau talus suatu kapang pada dasarnya terdiri dari 2 bagian miselium

dan spora (sel resisten, istirahat atau dorman). Miselium merupakan kumpulan

beberapa filamen yang dinamakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5-10 μm,

dibandingkan dengan sel bakteri yang biasanya berdiameter 1 μm. Disepanjang

setiap hifa terdapat sitoplasma bersama.

9
Ada 3 macam morfologi hifa:

1. Aseptat atau senosit, hifa seperti ini tidak mempunyai dinding sekat atau

septum.

2. Septat dengan sel-sel uninukleat, sekat membagi hifa menjadi ruang-ruang

atau sel-sel berisi nucleus tunggal. Pada setiap septum terdapat pori

ditengah-tengah yang memungkinkan perpindahan nucleus dan sitoplasma

dari satu ruang keruang yang lain. Setiap ruang suatu hifa yang bersekat

10
tidak terbatasi oleh suatu membrane sebagaimana halnya pada sel yang khas,

setiap ruang itu biasanya dinamakan sel.

3. Septat dengan sel-sel multinukleat, septum membagi hifa menjadi sel-sel

dengan lebih dari satu nukleus dalam setiap ruang.

Jamur tidak dapat hidup secara autotrof, melainkan harus hidup secara

heterotrof. Jamur hidup dengan jalan menguraikan bahan-bahan organik yang ada

dilingkungannya. Umumnya jamur hidup secara saprofit, artinya hidup dari penguraian

sampah sampah-sampah organic seperti bangkai, sisa tumbuhan, makanan dan kayu

lapuk, menjadi bahan-bahan anorganik. Ada pula jamur yang hidup secara parasit

artinya jamur mendapatkan bahan organic dari inangnya misalnya dari manusia,

binatang dan tumbuhan. Adapula yang hidup secara simbiosis mutualisme, yakni hidup

bersama dengan orgaisme lain agar saling mendapatkan untung, misalnya bersimbiosis

dengan ganggang membentuk lumut kerak.

Jamur uniseluler misalnya ragi dapat mencerna tepung hingga terurai menjadi

gula, dan gula dicerna menjadi alkohol. Sedangkan jamur multiseluler misalnya jamur

tempe dapat mengaraikan protein kedelai menjadi protein sederhana dan asam amino.

Makanan tersebut dicerna diluar sehingga disebut pencernaan ekstraseluler, sama

seperti pada bakteri. Caranya, sel-sel yang bekerja mengeluarkan enzim pencernaan.

11
Enzim-enzim itulah yang bekerja menguraikan molekul-molekul kompleks menjadi

molekul-molekul sederhana.

ANATOMI PADA FUNGI (JAMUR)

Jamur tidak memiliki klorofil, sel pada jamur ada yang uniseluler, ada pula yang

mutiseluler. Dinding sel pada jamur terdiri dari kitin. Jamur multiseluler terbentuk dari

rangkaian sel membentuk benang seperti kapas, yang disebu benang hifa. Hifa memiliki

sekat-sekat yang melintang, tiap-tiap sekat memiliki satu sel, dengan satu atau beberapa

inti sel. Namun adapula hifa yang tidak memiliki sekat melintang, yang mengandung

banyak inti dan disebut senositik. Ada tidaknya sekat pada hifa ini dijadikan dasar

dalam penggolongan jamur. Hifa ada yang berfungsi sebagai pembentuk alat

reproduksi. Misalnya, hifa yang tumbuh menjulang ke atas menjadi sporangiofor yang

artinya pembawa sporangium. Sporangium artinya kotak spora. Didalam sporangium

terisi spora. Ada pula hifa yang tumbuh menjadi konidiofor yang artinya pembawa

konidia, yang dapat menghasilkan konidium.

Kumpulan hifa membentuk jaringan benang yang dikenal sebagai miselium.

Miselium inilah yang tumbuh menyebar diatas substrat dan berfungsi sebagai penyerap

makanan dari lingkungannya.

12
REPRODUKSI PADA JAMUR (FUNGI)

Jamur uniseluler berkembang biak dengan cara seksual dan dengan cara

aseksual. Pada perkembangbiakannya yang secara seksual jamur membentuk tunas,

sedangkan secara aseksual jamur membentuk spora askus.

Jamur multiseluler berkembangbiak dengan cara aseksual, yaitu dengan cara

memutuskan benang hifa (fragmentasi), membentuk spora aseksual yaitu zoospora,

endospora dan konidia. Sedangkan perkembangbiakan secara seksual melalui

peleburan antara inti jantan dan inti betina sehingga terbentuk spora askus atau spora

basidium.

Zoospora atau spora kembara adalah spora yang dapat bergerak didalam air

dengan menggunakan flagella. Jadi jamur penghasil zoospore biasanya hidup

dilingkungan yang lembab atau berair.

Endospora adalah spora yang dihasilkan oleh sel dan spora tetap tinggal didalam

sel tersebut, hingga kondisi memungkinkan untuk tumbuh.

Spora askus atau askospora adalah spora yang dihasilkan melalui perkawinan

jamur Ascomycota. Askospora terdapat didalam askus, biasanya berjumlah 8 spora.

Spora dari perkawinan kelompok jamur Basidiomycota disebut basidiospora.

Basidiospora terdapat didalam basidium, dan biasanya bejumlah empat spora.

Konidia adalah spora yang dihasilkan dengan jalan membentuk sekat melintang

pada ujung hifa atau dengan diferensiasi hingga terbentuk banyak konidia. Jika telah

masak konidia paling ujung dapat melepskan diri.

13
Gambar morfologi fungi

KLASIFIKASI FUNGI (JAMUR)

Berdasarkan divisinya, jamur dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelompok

besar. Adapun kelompok- kelompok tersebut yaitu sebagai berikut.

Ascomycotina

Ascomycotina merupakan suatu divisi jamur yang sebagian besar bersifat

parasit dan saprofit. Meskipun demikian, ada juga jamur yang bersimbiosis dengan

ganggang hijau – biru dan ganggang hijau bersel satu.

14
Reproduksinya dilakukan dengan dua cara yaitu seksual dan aseksual. Secara

seksual dilakukan dengan membentuk tunas yang terjadi pada jamur uniseluler.

Sedangkan, reproduksi secara aseksual dengan cara membentuk spora yang terbentuk

dari konidiafor.

Adapun contoh dari jamur kelompok ini yaitu sebagai berikut.

Pertama, Aspergillus merupakan jamur yang hidup sebagai saprofit dan parasit.

Kedua, Claviceps purprea merupakn jamur yang hidup parasit pada bakal buah

graminea.

Ketiga, Neurospora crassa merupakan jamur yang biasa digunakan untuk pembuatan

oncom.

Keempat, Penicillum merupakan jamur yang hidup sebagai saprofit di semua tempat.

Kelima, Saccharomyces merupakan jamur yang biasanya dikenal sebagai ragi, khamir,

dan yeast.

Keenam, Trichoderma merupakan jamur penghasil protein sel tunggal.

Ketujuh, Xylaria tabacinamerupakan jamur yang pada umumnya hidup parsit pada

tanaman petai cina.

Adapun daur hidup Ascomycotina yaitu sebagai berikut.

15
Basidiomycotina

Basidiomycotina merupakan suatu jamur yang hidup sebagai saprofit dan

parasit. Selain itu, memiliki tubuh buah atau basidiokarp.

Pada umumnya, divisi ini berkembang biak dengan seksual. Sedangkan

perkembang biakan secara aseksual jarang terjadi pada jamur jenis basidiomycotina.

Adapun contoh dari jamur pada divisi basidiomycotina yaitu sebagai berikut.

Pertama, Amanita phalloides merupakan jamur yang hidup pada sisa- sisa kotoran

ternak sebagai saprofit.

Kedua, Auricularia polytricha merupakan jamur yang hidup pada kayu yang telah mati

sebagai saprofit, pada umumnya dikenal dengan jamur kuping.

Ketiga, Clavaria zippeli merupakan jamur yang pada umumnya terdapat ditanah

kawasan hutan sebagai saprofit.

Keempat, Polyporus giganteus merupakan jamur yang pada umumnya hidup di kayu

– kayu yang telah lapuk atau dikenal dengan jamur papan.

Kelima, Pleurotus merupakan jamur yang banyak ditemukan di batang kayu yang telah

mati atau yang masih hidup, dikenal dengan jamur tiram.

Keenam, Puccinia graminis merupakan jamur yang hidup sebagai parasit pada daun

rumput- rumputan.

Ketujuh, Ustilogo maydis merupakan jamur yang hidup sebagai parasit pada jagung.

Kedelapan, Volvariella volvacea merupakan jamur yang dapat dimakan atau yang

lebih dikenal dengan jamur merang.

Adapun daur hidup Basidiomycotina yaitu sebagai berikut.

16
Deuteromycotina

Divisi deuteromycontina merupakan suatu kelompok jamur yang berkembang

biak dengan cara aseksual. Kelompok jamur ini memiliki hifa yang bersekat – sekat.

Selain itu, hidupnya secara saprofit pada sisa makanan. Meskipun demikian, ada juga

yang bersifat parasit.

Sebagai parasit, jamur ini dapat menyebabkan penyakit pada manusia, ternak,

dan juga tanaman. Adapun contoh jamur dari kelompok divisi ini yaitu sebagai berikut.

Pertama, Candida albicans merupakan jamur yang hidup parasit dan menjadi penyebab

penyakit infeksi pada vagina.

Kedua, Chadosporium, curvularia, Epidermophyton floocosum merupakan jamur yang

menyebabkan penyakit pada kaki atlet.

Ketiga, Helminthosporium oryzae merupakan jamur yang menjadi parasit yang dapat

menyebabkan kerusakan pada kecambah dan buah pada tanaman inang serta

menimbulkan noda hitam pada daun.

Keempat, Troghophyton dan Microsporum merupakan jamur yang menyebabkan

penyakit kurap.

Kelima, Sclerothyum rolfsie merupakan jamur yang menyebabkan busuk pada

tanaman budidaya.

Zygomycotina

17
Kelompok jamur zygomycotina hampir semua anggotanya dapat ditemui di

daratan. Jenis jamur kelompok zygomycotina ini bersifat saprofit dan multiseluler atau

bersel banyak yang berbentuk benang atau hifa yang tidak bersekat.

Reproduksinya dilakukan dengan seksual. Secara seksual menghasilkan bentuk

spora seksual yang memiliki dinding tebal, zigospora, dan aseksual. Adapun contoh

dari jamur ini yaitu sebagai berikut.

Pertama, Rhizopus stolonifer merupakan jamur untuk proses pembuatan tempe.

Kedua, Rhizopus nigricans merupakan jamur yang menghasilkan asam fumarat.

Ketiga, Mucor mucedo merupakan jamur yang hidup pada roti dan makanan yang

mengandung karbohidrat.

Adapun daur hidup Cygomycotina yaitu sebagai berikut:

Jamur sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Dalam bidang

industri makanan, jamur dapat dimanfaatkan dalam proses pembuatan tempe, roti, dan

tape.

18
2. Bakteri

MORFOLOGI BAKTERI

Bakteri merupakan salah satu jenis mikroorganisme yang tidak bisa dilihat oleh

mata telanjang. Bakteri memiliki bentuk bermacam-macam yaitu, bulat, batang dan

spiral.

a. Bakteri bentuk bulat

Bakteri berbentuk bulat dikenal sebagai basil. Kata basil berasal

dari bacillus yang berarti batang. Bentuk basil dapat pula dibedakan atas:

1. Basil tunggal yaitu bakteri yang hanya berbentuk satu batang tunggal,

misalnya Salmonella typhi, penyebab penyakit tipus.

2. Diplobasil yaitu bakteri berbentuk batang yag bergandengan dua-dua.

3. Streptobasil yaitu bakteri berbentuk batang yang bergandengan memanjang

membentuk rantai misalnya Bacillus anthracis penyebab penyakit antraks.

b. Bakteri bentuk bola

Bakteri berbentuk bola dikenal sebagai coccus, bakteri ini juga dapat

dibedakan atas:

1. Monokokus, yaitu bakteri berbentuk bola tunggal, misalnya Neisseria

gonorrhoeae, penyebab penyakit kencing nanah.

19
2. Diplokokus, yaitu bakeri berbentuk bola yang bergandengan dua-dua,

misalnya Diplococcus pneumonia penyebab penyakit pneumonia atau radang

paru-paru.

3. Sarkina, yaitu bakteri berbentuk bola yang berkelompok empat-empat sehngga

bentuknya mirip kubus.

4. Streptokokus, yaitu bakteri bentuk bola yang berkelompok memanjang

membentuk rantai.

5. Stafilokokus, yaitu bakteri berbentuk bola yang berkoloni membentuk

sekelopok sel tidak teratur sehingga bentuknya mirip dompolan buah anggur.

c. Bakteri bentuk spiral

20
Ada tiga mcam bentuk spiral:

1. Spiral, yaitu golongan bakteri yang bentuknya seperti spiral

misalnya Spirillum.

2. Vibrio, ini dianggap sebagai bentuk spiral tak sempurna, misalnya Vibrio

cholera penyebab penyakit kolera.

3. Spiroseta yaitu golongan bakteri berbentuk spiral yang besifat lentur. Pada

saat bergerak, tubuhnya dapa memanjang dan mengerut.

ANATOMI BAKTERI

Bakteri tersusun atas dinding sel dan isi sel. Disebelah luar dinding sel terdapat

selubung atau kapsul. Di dalam sel bakteri tidak terdapat membrane dalam

(endomembran) dan organel bermembran seperti kloroplas dan mitkondria. Struktur

tubuh bakteri dari lapisan luar hingga bagian dalam sel yaitu flagela, dinding sel,

membrane sel, mesosom, lembaran fotosintetik, sitoplasma, DNA, plasmid,

ribosom, dan endospora.

a. Flagela

Flagela terdapat salah satu ujung, pada kedua ujung atau pada perukaan

sel. Fungsinya untuk bergerak. Berdasar letak dan jumlahnya, tipe flagella dapat

dibedakan menjadi montrik, amfitrik, lofotrik, dan peritrik.

Flagela terbuat dari protein yang disebut flagelin. Flagella berbetuk

seperti pembuka sumbat botol. Fungsinya adalah untuk bergerak. Flagella

berputar seperti baling-baling untuk menggerakkan bakteri. Flagela melekat

pada membrane sel.

21
b. Dinding sel

Dinding sel tersusun atas peptidoglikan yakni polisakarida yang

berikatan dengan protein. Dengan adanya dinding sel ini, tubuh bakteri

memiliki bentuk yang tetap. Fungsi dinding sel adalah untuk melindungi sel.

Berdasarkan struktur protein dan polisakarida yang terkandung di dalam

dinding sel ini, bakteri dapat dibedakan menjadi bakteri gram positif dan gram

negatif. Jika bakteri diwarnai dengan tinta Cina kemudian timbul warna pada

dinding selnya, maka bakteri itu tergolong bakteri gram positif. Sebaliknya, jika

diberi warna dengan tinta Cina namun tidak menunjukkan perubahan warna

pada dinding selnya, maka bakteri itu digolongkan ke dalam bakteri gram

negatif. Bakteri gram positif mempunyai peptidoglikan di luar membran

plasma. Pada bakteri gram negatif, peptidoglikan terletak di antara membran

plasma dan membran luar dan jumlahnya lebih sedikit. Umumnya bakteri gram

negatif lebih patogen.

Bakteri gram-positif dinding selnya terdiri atas 60-100 persen

peptodoglikan dan semua bakteri gram-positif memiliki polimer iurus asam N-

asetil muramat dan N-asetil glukosamin dinding sel beberapa bakteri gram

positif mengandung substansi asam teikoat yang dikaitkan pada asam muramat

dari lapisan peptidoglikan. Asam teikoat ini berwujud dalam dua bentuk utama

yaitu asam teikoat ribitoi dan asam teiokat gliserol fungsi dari asam teiokat

adalah mengatur pembelahan sel normal. Apabila diberi pewarna gram

menghasilkan warna ungu. Bakteri gram-negatif dinding sel gram negatif

mengandung 10-20 % peptidoglikan, diluar lapisan peptidoglikan ada struktur

membran yang tersusun dari protein fostolipida dan lipopolisakarida. Apabila

diberi pewarna gram menghasilkan warna merah.

22
Di sebelah luar dinding sel terdapat kapsul. Tidak semua sel bakteri

memiliki kapsul. Hanya bakteri patogen yang berkapsul. Kapsul berfungsi

untuk mempertahankan diri dari antibodi yang dihasilkan selinang. Kapsul juga

berfungdi untuk melindungi sel dari kekeringan. Kapsul bakteri tersusun atas

persenyawaan antara protein dan glikogen yaitu glikoprotein.

23
c. Membrane sel

Membrane sel tersusun atas molekul lemak dan protein, seperti halnya

membran sel organisme yang lain. Membrane sel bersifat semipermiable dan

berfungsi mengatur keluar masuknya zat keluar atau ke dalam sel.

d. Mesosom

Pada tempat tertentu terjadi penonjolan membran sel kearah dalam atau

ke sitoplasma. Tonjolan membrane ini berguna untuk menyediakan energi atau

pabrik energi bakteri. Organ sel (organel) ini disebut mesosom. Selain itu

mesosom berfungsi juga sebagai pusat pembentukan dinding sel baru diantara

kedua sel anak pada proses pembelahan.

24
e. Lembar fotosintetik

Khusus pada bakteri berfotosintesis, terdapat pelipatan membrane sel

kearah sitoplasma. Membrn yang berlipat-lipat tersebut berisi klorofil, dikenal

sebagai lembar fotosintetik (tilakoid). Lembar fotosintetik berfungsi untuk

fotosintesis contohnya pada bakteri ungu. Bakteri lain yang tidak berfotosintesis

tidak memiliki lipatan demikian.

f. Sitoplasma

Sitoplasma adalah cairan yang berada di dalam sel (cytos = sel, plasma=

cairan). Sitoplasma tersusun atas koloid yang mengandung berbagai molekul

organik seperti karbohidrat, lemak, protein, mineral, ribosom, DNA, dan enzim-

enzim. Sitoplasma merupakan tempat berlangsungya reaksi-reaksi metabolism.

25
g. DNA

Asam deoksiribonukleat (deoxyribonucleic acid, disingkat DNA) atau

asam inti, merupakan materi genetic bakteri yang terdapat di dalam sitoplasma.

Bentuk DNA bakteri seperti kalung yang tidak berujung pangkal. Bentuk

demikian dikenal sebagai DNA sirkuler. DNA tersusun atas dua utas

polinukleotida berpilin. DNA merupakan zat pengontrol sintesis protein bakteri,

dan merupakanzat pembawa sifat atau gen. DNA ini dikenal pula sebagai

kromosom bakteri. DNA bakteri tidak tersebar di dalam sitoplasma, melainkan

terdapat pada daerah tertentu yang disebut daerah inti. Materi genetik inilah

yang dikenal sebagai inti bakteri.

26
h. Plasmid

Selain memiliki DNA kromosom, bakteri juga memiliki DNA

nonkromosom. DNA nokromosom bentuknya juga sirkuler dan terletak di luar

DNA kromosom. DNA nonkromosom sirkuler ini dikenal sebagai plasmid.

27
Ukuran plasmid sekitar 1/1000 kali DNA kromosom. Plasmid mengandung

gen-gen tertentu misalnya gen kebal antibiotik, gen patogen. Seperti halnya

DNA yang lain, plasmid mampu melakukan replikasi dan membentuk kopi

dirinya dalam jumlah banyak. Dalam sel bakteri dapat terbentuk 10-20 plasmid.

i. Ribosom

Ribosom merupakan organel yang berfungsi dalam sintesis protein atau

sebagai pabrik protein. Bentuknya berupa butir-butir kecil dan tidak diselubungi

membran. Ribosom tersusun atas protein dan RNA. Di dalam sel

bakteri Escherichia coli terkandung 15.000 ribosom, atau kira-kira ¼ masa sel

bakteri tersebut. Ini menunjukkan bahwa ribosom memiliki fungsi yang penting

bagi bakteri.

28
j. Endospora

Bakteri ada yang dapat membentuk endospora, pembentukan endospora

merupakan cara bakteri mengatasi kondisi lingkungan yang tidak

menguntungkan. Endospora tahan terhadap panas sehingga tidak mati oleh

proses memasak biasa. Spora mati di atas suhu 120 C. jika kondisi telah

membaik, endospora dapat tumbuh menjadi bakteri seperti sedia kala.

REPRODUKSI BAKTERI

Bakteri bereproduksi secara vegetatif dengan membelah diri secara biner. Pada

lingkungan yang baik bakteri dapat membelah diri tiap 20 menit. Pembuahan seksual

tidak dijumpaipada bakteri, tetapi terjadi pemindahan materi genetik dari satu bakteri

ke bakteri lain tanpa menghasilkan zigot. Peristiwa ini disebut proses paraseksual.

Ada tiga proses paraseksual yang telah diketahui, yaitu transformasi, konjugasi, dan

transduksi.

29
Gambar anatomi dan morfologi bakteri

30
KLASIFIKASI BAKTERI

 Berdasarkan cara hidupnya

1. Heterotrof

Heterotrof adalah tidak bisa membuat makanan sendiri, dibagi menjadi parasit

(Hidup pada inang), dan saprofit (Menguraikan sampah organik).

2. Autotrof

Autotrof adalah jenis bakteri yang mampu membuat makana sendiri, terbagi

menjadi fotoautotrof (Membuat makanan dengan bantuan cahaya), dan

kemoautotrof (Membuat makanan dengna bantuan senyawa kimia).

 Berdasarkan kebutuhan oksigennya

1. Aerob

Aerob adalah membutuhkan oksigen, terbagi menjadi obligat (Sangat

membutuhkan oksigen), dan fakultatif (Bisa hidup tanpa oksigen atau ada

oksigen).

2. Anaerob

Anaerob adalah bakteri yang tidak membutuhkan oksigen

 Berdasarkan bentuknya

31
1. Kokus

Kokus adalah bakteri berbentuk bulat. Kokos terbagi lagi diantaranya

monokokus, diplokokus, streptokokus, stafilokokus.

2. Basilus

Basilus yaitu bakteri berbentuk batang. Basilus terbagi menjadi beberapa bentuk

diantaranya monobasil, diplobasil, streptobasil.

3. Koma

Koma yaitu bakteri yang berbentuk koma.

4. Spirilum

Spirilum yaitu bakteri berbentuk spiral.

32
 Sel Bakteri Gram-Positif dengan Gram-Negatif

Pewarnaan Gram dilakukan untuk identifikasi bakteri. Warna ungu

untuk Gram positif dan warna merah untuk Gram negatif.

Pada bakteri Gram positif, kandungan peptidoglikan dinding selnya lebih

banyak daripada lipid. Sebaliknya pada bakteri Gram negatif, kandungan

lipid-nya lebih banyak daripada peptidoglikan.

Pada bakteri Gram negatif terdapat tiga lapis pembungkus sel, yaitu

membran bagian luar (Outer membrane), lapisan tengah yang merupakan

dinding sel atau lapisan murein, dan membran plasma dalam. Bakteri Gram

negatif kebanyakan dapat menyebabkan penyakit.

C. Spirochaeta

Spirochaeta adalah bakteri berukuran besar, kelompok heterogen bakteri spiral

yang motil. Satu family (spirochaetaceae) dari ordo Spirochaeta terdiri dari tiga

genus organisme yang hidup bebas, berukuran besar dan berbentuk spiral. Family

lainnya (Treponema taetae) meliputi tiga genus yang pathogen bagi manusia yakni

Treponema, Boriela dan Leptospira. Bakteri spirochetes berbentuk spiroket

Panjang dengan banyak uliran. Pada beberapa kelompok bakteri spiroket seperti

Triponema, Leptospira, dan Borrelia, bergerak dengan suatu gelombang uliran

berjalan, suatu tipe gerakan sel untuk menembus medium kental (Jawetz, 2010).

Spirochaeta hidup bebas didalam air yang mengandung H2S, dilumpur, atau di

dasar laut. Kuman ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. Penyakit

infeksi bakteri Spirochaeta diantaranya Sifilis, Frambusia, Borelia dan

Leptospirosis. Penyakit sifilis merupakan penyakit infeksi menular kronik yang

disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Sedangkan penyakit frambusia

33
disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum pertenue. Bakteri golongan

spirochaetal berbentuk spiral (Jawetz, 2010).

2.3 Tempat Parasit Hidup

Sandjaja (2007), berdasarkan letak atau tempat parasit hidup, parasit terbagi atas dua

jenis yaitu:

a. Ektoparasit Merupakan jenis parasit yang hidup di luar/dipermukaan tubuh inang.

Ektoparasit menyerang permukaan tubuh (kulit) inang. Parasit yang menyerang

umumnya berupa serangga. Contoh ektoparasit adalah kutu rambut (Pediculus

humanus).

b. Endoparasit Merupakan jenis parasit yng hidup didalam tubuh inang. Berbeda

dengan ektoparasit, endoparasit menyerang organ dalam tubuh inang. Endoparasit

mempunyai kemampuan untuk beradaptasi terhadap jaringan inang sehingga

umumnya tidak menimbulkan kerusaan secara klinis yang berat. Endoparasit dapat

pula menjadi patogen karena inang malnutrisi atau terjadi penurunan daya imunitas

tubuh. Contoh endoparasit adalah cacing tambang (nematoda) yang hidup dalam

usus manusia (Natadisastra & Agoes, 2009).

2.4 Berdasarkan Pengaruhnya Terhadap Hospes

Adanya parasit di dalam suata hospes akan berpengaruh terhadap hospesnya. Pengaruh

tersebut bervariasi mulai yang pengaruhnya tidak tampak sampai yang menimbulkan sakit

pada hospesnya. Sehingga dalam parasitologi dikenal istilah parasitiasis dan parasitosis.

Parasitiasis adalah kondisi hospes yang mengandung parasit tapi tidak menimbulkan sakit,

sebaliknya parasitosis adalah kondisi hospes yang mengadung parasit dan menimbulkan

gejala sakit Karena parasit tersebut. Berdasarkan pengaruh pada hospes dikenal tiga

golongan parasit yaitu:

34
1. Parasit patogen: Parasit-parasit seperti Plasmodium falciparum, Theileria parva,

Trypanosoma evansi, Babesia bigemina dan Leishmania donovani dapat

digolongkan parasit yang berefek patogen terhadap hospesnya.

2. Parasit kurang patogen. Parasit Fasciola hepatica kurang patogen pada domba

sedang Fasciola gigantica kurang patogen bagi sapi. Haemonchus contortus dan

cacing kait Bunostomum termasuk dapat digolongkan parasit kurang patogen.

3. Parasit yang tidak patogen. Termasuk parasit tidak patogen adalah Ascaris

Lumbricoides pada babi dan manusia.

Penggolongan parasit berdasarkan pengaruh parasit terhadap hospesnya tidak jelas

batasnya karena pengaruh parasit terhadap hospesnya dipengaruhi banyak faktor seperti

kepekaan hospes, kondisi hospes, jumlah parasit dan sebagainya, sehingga parasit yang

digolongkan kurang patogen bisa Lenladi parasit yang patogen bila jumlahnya banyak dan

terdapat pada hospes yang peka. Demikian pula sebalikaya parasit seperti Trypanosoma

evansi adalah parasit yang patogen tetapi bagi hospes tertentu (sapi n’Dama) yang memiliki

sifat trypanotolerant trypanosoma tersebut menjadi tidak patogen.

2.5 Berdasarkan Klasifikasi Hewan

Hewan terdiri dari hewan bersel satu (uniseluler atau protozoa) dan bersel banyak

(multiseluler atau metazoa).

1. Uniseluler parasit. Kebanyakan hewan-hewan bersel satu sebagian besar hidupnya

sebagai parasit seperti misalnya, hewan-hewan yang termasuk filum

Sarcomastigophora, Apicomplexa, Microspora, Myxospora dan Ciliophora. Contoh

parasit yang termasul dalam filum Sarcomastigophora adalah Trypanosoma,

Trichomonas, Tritrichomonas, Histomonas, Giardia. Contoh parasit yang termasuk

filum Apicomplexa adalah Hepatozoon, Eimeria, Isospora, Cryptospondia,

Toxoplasma, Sarcocystis Besnoitia, Hammondia, Plasmodium. Haemoproteus,

35
Leucocytozoon, Baesia dan Theileria. Contoh parasit yang termasuk Microspora adalah

Encephalotozoon (parasit pada otak dan ginjal kelinci, tikus, marmut, anjing, hamster).

Myxozoa parasit biasanya ditemukan pada ikan, sedang contoh parasit yang termasuk

kedalam filum Ciliophora adalah Balantidium.

2. Multiseluler parasit. Hewan-hewan multiseluler yang hidupnya sebagai parasit

kebanyakan pada hewan-hewan invertebrata seperti yang termasuk filum,

Nemathelminthes, Plathyhelminthes, Crustacea Arthropoda. Contoh parasit yang

termasuk filum Nemathelminthes adalah Ascaris, Ancylostoma, Haemonchus,

Spirocerca. Contoh parasit yang termasuk filum Platyhelminthes adalah Taenia,

Raillietina, Fasciola, Eurythrema, Paramphistomum. Contoh parasit yang termasuk

Crustace adalah kebanyakan anggota ordo Isopoda, dan sebagian dari ordo Amphipoda

dan Decapoda yang kesemuanya parasit pada hewan akuatik. Pada filum-filum lainnya

dan hewan ertebrata seperti Spongifera, Porifera, Echinodermata, Coelenterata, dan

Mollusca walaupun ada tapi jarang sekali yang hidup sebagai parasit bahkan filum

Echinodermata mungkin satu-satunya yang tidak miliki anggota yang hidupnya sebagai

parasit. Sedangkan, hewan-hewan vertebrata yang umumnya ukuran tubuhnya jauh

lebih besar dari hewan-hewan yang disebut sebelumnya hampir tidak ada yang hidup

sebagai parasit bahkan kebanyakan dari mereka berperan sebagai hospes dalam

kehidupn simbiosis parasitik. Walaupun demikian ada informasi bahwa di Amerika

selatan ada hewan vertebrata yang hidup sebagai parasit yaitu sejenis ikan golongan

uritormis (Branchioica dan Vandeffia) hidup di dalam rongga insang ikan lain dimana

ikan tersebut menghisap darah ikan lain yang berperan sebagai hospesnya,

2.6 Berdasarkan Sifat Parasit

1. Parasit fakultatif. Parasit fakultatif adalah organisme yang sebenarnya organisme

hidup bebas, tetapi karena kondisi tertentu mengharuskan organisme tersebut hidup

36
sebagai parasit sehingga sifat hidup keparasitannya itu tidak mutlak. Sebagai contoh

lalat-lalat seperti Sarcophaga, Chrysomya, Coelophora dan lain-lainnya yang

termasuk keluarga Calliphoridae. Stadium larvanya normalnya hidup di dalam

kotoran ternak, tetapi karena tidak ada kotoran ternak, terpaksa lalat betina bertelur

di tubuh yang luka sehingga waktu menetas larva dan menimbulkan miasis yang

biasanya dijumpai di sela-sela tracak atau bagian belakang kuku bahkan dibagian

lubang telinga luar.

2. Parasit obligat. Parasit obligat adalah semua organisme yang untuk kelangsungan

hidup dan eksistensinya mutlak memerlukan hospes. Semua organisme yang

patogen merupakan parasit obligat.

3. Parasit insidentil atau parasit sporadis. Parasit insidentil adalah suatu parasit yang

karena sesuatu sebab berada pada hospes yang tidak sewajarnya. Contoh parasit

insidentil: Dipylidium caninum. Parasit ini adalah cacing pita pada anjing yang

dikenal dengan cacing pita biji ketimun, tetapi karena kebetulan atau karena suatu

“kecelakaan” terdapat pada manusia. Kecelakaan itu dapat terjadi sebagai berikut:

bila ada segmen yang gravid lepas dan merayap keluar melalui anus anjing, dan

diluar termakan oleh pinjal anjing Ctenocephalus canis atau pinjal manusia Pulex

irritans maka telur yang telah berembrio tumbuh menjadi sistiserkoid atau

kriptosista. Oleh karena kedekatan antara anjing dan manusia bila pinjal tersebut

termakan olehnya maka didalam saluran pencernaan manusia tersebut dapat

ditemukan cacing biji ketimun. Gongylonema scutum, Parasit ini adalah termasuk

cacing nematoda yang secara normal parasit pada mulut sapi, tetapi karena

kebetulan mungkin dapat ditemukan pada mulut orang.

4. Parasit eratika. Parasit eratika adalah parasit yang terdapat pada hospes yang wajar

tetapi lokasinya pada daerah yang tidak sewajarnya. Contoh parasit eratika : Ascaris

37
lumbricoides. Parasit ini termasuk cacing nematoda yang normalnya berlokasi di

dalam duodenum manusia dan babi. Namun demikian karena pengaruh sesuatu hal

seperti misalnya kelaparan atau karena pengaruh gerakan antiperistaltik dinding

usus, cacing tersebut terdorong masuk ke lambung atau memasuki kandung empedu

lewat saluran empedu. Terjadinga parasit eratika ini mungkin juga karena migrasi

cacing dalam siklus hidupnya tidak normal. Misalnya, larva Ascaris sesampainya

di dalam paru tidak terbatukkan agar tertelan lewat trakea, tetapi dari paru malah

masuk peredaraan darah besar sehingga cacing datang disembarang jaringan tubuh

hospesnya sehingga pernah cacing ini ditemukan di dalam medula oblongata seekor

kera. Fasciola hepatica, Parasit ini termasuk cacing trematoda yang secara normal

berlokasi di dalam hati sapi, tetapi karena kecelakaan mungkin ditemukan di dalam

jaringan bawah kulit kelinci atau mungkin di temukan di dalam paru kuda. Kejadian

ini tidak hanya bersifat parasit eratika tetapi juga termasuk parasit indisentil.

5. Parasit spuriosa. Istilah ini sebenarnya tidak tepat untuk menyatakan parasit salah

duga. Hal ini terjadi pada saat diagnosa pasca mati, misalnya karena sebelum mati

anjing makan tinja sapi yang mengandung telur cacing Moniezia expansa, maka

pada pemeriksaan pasca mati bisa saja anjing didiagnosa terinfestasi cacing

Moniezia expansa.

38
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Zooparasit adalah berupa hewan yang terbagi menjadi 2 yaitu protozoa dan

metazoa. Protozoa merupakan organisme bersel satu protozoa, sedangkan metazoa

contohnya cacing dan arthropoda. Pyhtoparasit adalah parasit berupatumbuh-

tumbuhan seperti fungi dan bakteri. Sedangkan Spirochaeta adalah bakteri berukuran

besar, kelompok heterogen bakteri spiral yang motil.

39
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, R., 2009. Peran Nyamuk dalam Ilmu Kedokteran. Dalam: Natadisastra, D., Agoes, R.,

Parasitologi Kedokteran Ditinjau dari Organ Tubuh yang Diserang. Jakarta: EGC, 302-

319

H. Fried, George, J. Hademenos George. 2006. Biologi Edisi 2. Jakarta: Erlangga

Jawetz E, Melnick JL, Adelberg EA, 2010. Mikrobiologi Kedokteran, Edisi Ke 23. Jakarta:

EGC.

Natadisastra D, Ridad A. 2009, Parasitologi Kedokteran, Jakarta : Penerbit EGC.Hlm. 82-96.

oyne, Mark S. 1999. Soil Microbiology: An Exploratory Approach. Delmar Publisher, USA.

Pelczar, Michael J. 1999. Microbiology. McGRAW-HILL INTERNATIONAL EDITIONS,

USA.

Riyanto, Bekti, dkk. 2000. Biologi Untuk SMA Kelas X.Solo: CV. Sindunata

Sandjaja, B. 2007. Parasitologi Kedokteran Buku I: Protozoologi Kedokteran, Prestasi Pustaka

Publisher, Jakarta

Staf Pengajar Bagian Parasitologi FKUI.2006 .Parasitologi Kedokteran.edisi ke 6. Dalam

Gandahusada., sriasi., ilahude, H.Herry.D and Pribadi, Wita (eds). Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia.Jakarta

Syamsuri, Istamar. 2004. BIOLOGI untuk SMA kelas X. Erlangga, Jakarta.

Waluyo, Lud. 2004. Mikrobiologi Umum. UMM PRESS, Malang.

Winarni, Endang Widi. 2007. Biologi 3. Esis, Jakarta.

40

Anda mungkin juga menyukai