Anda di halaman 1dari 60

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ekologi adalah Ilmu yang mempelajari hubungan antara makhluk hidup
sebagai satu kesatuan dengan lingkungannya, dimana didalamnya tercakup faktor-faktor fisik,
biologi, ekonomi, sosial dan juga politis. Hubungan ini bersifat timbal balik dan membentuk
suatu sistem yang disebut Ekosistem.
Dalam hubungan timbal balik ini diperlukan adanya keselarasan ekologis,
yaitu suatu keadaan dimana makhluk hidup ada dalam hubungan yang harmonis dengan
lingkungannya, sehingga terjadi adanya keseimbangan antara makhluk hidup dengan
lingkungannya.
Dalam hal ini, lingkungan yang kita observasi yaitu Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu, Air Terjun Parang Ijo
dan Sumber Mata Air di Plaosan, Magetan. Di ketiga daerah tersebut terdapat komponen-
komponen biotik dan abiotik pada ekosistem yang memiliki aspek-aspek yaitu ekonomi,
sosial, budaya dan politik yang dapat mengakibatkan pencemaran.

1.2. Rumusan Masalah


 Balai Besar Pengembangan dan Penelitian Tanaman Obat dan Obat Tradisional
Tawangmangu
1. Bagaimana jenis-jenis tanaman obat yang ada di lingkungan B2P2TO-OT
Tawangmangu?
2. Apa manfaat dari jenis-jenis tanaman obat yang ada di B2P2TO-OT
Tawangmangu?

 Sumber Mata Air di Plaosan, Magetan


1. Bagaimana ekosistem yang ada di lingkungan sumber mata air di Plaosan?
2. Bagaimana parameter fisik yang ada di lingkungan sumber mata air di
Plaosan?
3. Bagaimana keanekaragaman hayati yang ada di lingkungan sumber mata air di
Plaosan?
4. Bagaimana upaya pemerintah dan masyarakat untuk mencapai kelestarian
lingkungan yang ada di lingkungan sumber mata air di Plaosan?
5. Bagaimana bentuk pencemaran yang berada di lingkungan sumber mata air di
Plaosan?

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 1


 Air Terjun Parang Ijo
1. Bagaimana ekosistem
yang ada di lingkungan Air Terjun Parang Ijo?
2. Bagaimana
keanekaragaman hayati yang ada di lingkungan Air Terjun Parang Ijo?
3. Bagaimana upaya
pengendalian dan pelestarian lingkungan oleh masyarakat dan pemerintah yang
ada di lingkungan Air Terjun Parang Ijo?
4. Bagaimana parameter fisik di lingkungan Air Terjun Parang Ijo?
5. Bagaimana bentuk
pencemaran di lingkungan Air Terjun Parang Ijo yang berpotensi sebagai
penyebaran penyakit?

1.3. Tujuan
1. Umum
a. Untuk mengetahui dan memahami hubungan timbal balik antara makhluk hidup
dengan lingkungan dari aspek politik, ekonomi, sosial dan budaya, serta untuk
mengetahui ekosistem yang ada di B2P2TO-OT Tawangmangu, lingkungan Air
Terjun Parang Ijo dan sumber mata air di Plaosan Magetan.
b. Untuk mengetahui ekosistem yang ada di sekitar Air Terjun Parang Ijo dan
sumber mata air di Plaosan Magetan.

2. Khusus
 Balai Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
Tawangmangu
a. Mengetahui jenis-jenis tanaman obat yang ada di lingkungan B2P2TO-OT
Tawangmangu.
b. Mengetahui manfaat tanaman obat yang ada di lingkungan B2P2TO-OT.

 Sumber Mata Air di Plaosan Magetan


a. Mengetahui ekosistem yang ada di lingkungan sumber mata air di Plaosan.
b. Mengetahui parameter fisik yang ada di lingkungan sumber mata air di Plaosan.
c. Mengetahui keanekaragaman hayati yang ada di lingkungan sumber mata air di
Plaosan.
d. Mengetahui upaya apa saja dari pemerintah dan masyarakat untuk mencapai
kelestarian lingkungan yang ada di lingkungan sumber mata air di Plaosan.
e. Mengetahui bentuk pencemaran yang ada di lingkungan sumber mata air di
Plaosan.

 Air Terjun Parang Ijo


a. Mengetahui ekosistem yang ada di lingkungan Air Terjun Parang Ijo.

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 2


b.Mengetahui keanekaragaman hayati yang ada di lingkungan Air Terjun Parang
Ijo.
c. Mengetahui upaya pengendalian dan pelestarian lingkungan yang ada di
lingkungan Air Terjun Parang Ijo.
d.Mengetahui parameter fisik yang ada di lingkungan Air Terjun Parang Ijo.
e. Mengetahui bentuk pencemaran yang ada di sekitar Air Terjun Parang Ijo.

1.4. Manfaat
1. Menanamkan kepada diri mahasiswa untuk lebih mencintai dan memelihara
kelestarian alam.
2. Agar kita khususnya mahasiswa selalu menjaga dan melestarikan lingkungan dan
sumber daya alam yang tersedia.
3. Menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa dengan survey langsung ke
lapangan.

1.5. Metode
Adapun metode penyusunan laporan ekologi kesehatan, yaitu :
1. Studi Kepustakaan
2. Studi Wawancara
3. Studi Observasi / pengetahuan

BAB II
KAJIAN TEORI

2.1. Pengertian Ekologi


Kata ekologi pertama kali diperkenalkan oleh Ernest Haekel, ahli biologi Jerman pada
tahun 1869. Arti kata oikos yang berarti rumah atau tempat tinggal makhluk hidup. Jadi
ekologi adalah ilmu tentang rumah atau tempat tinggal makhluk hidup.
Menurut Soemitro, Ekologi sebagai ilmu, berkembang pesat dan lebih pesat lagi dalam 2
dasawarsa. Sekarang kita kenal ilmu lingkungan hidup (Environmental Sciences) dan Biologi
Lingkungan (Environmental Biology).

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 3


Menurut Mochtar Lubis, Ekologi adalah keseimbangn proses antara organisme
hidupnnya. Di mana di dalamnya tercakup faktor-faktor fisik, biologis, social, ekonomi dan
juga politik di dalam setiap lingkungan hidup, yang anggota-anggotanya berproses yang
saling berkaitan dan saling berdampak.
Menurut DR.I. Supardi, Ekologi adalah Ilmu yang mempelajari hubungan antara makhluk
hidup sebagai suatu kesatuan dengan lingkungan. Biasanya ekologi didefinisikan sebagai
ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan dan
membentuk suatu system yang disebut ekosistem.

2.2. Komponen- komponen dalam Ekosistem


1. Faktor Alam Abiotis
Faktor abiotik adalah faktor yang berasal dari alam semesta yang tidak hidup, misalnya
udara, air, cahaya, dll. Fungsi-fungsi komponen abiotik dalam pemenuhan kebutuhan
manusia dan yang dapat mempengaruhi ekosistem antara lain :
1. Tanah
Seperti yang kita ketahui, tempat dimana manusia tinggal dan berpijak adalah tanah.
Manusia dapat beraktifitas, membangun rumah, gedung, bahkan bercocok tanam. Tanah juga
ditempati oleh komponen biotik, seperti tumbuhan dan hewan yang melakukan aktifitasnya
setiap hari.
2. Suhu Atau Temperatur
Pada umumnya mahkluk hidup rata-rata dapat bertahan hidup hanya pada kisaran
suhu 00C–400C. Hanya mahkluk hidup tertentu saja yang dapat hidup dibawah 0 0C atau diatas
400C. Hewan berdarah panas mampu hidup pada suhu dibawah titik beku karena memiliki
bulu dan memiliki suhu tubuh yang konstan (tetap). Suhu merupakan syarat yang diperlukan
organisme untuk hidup. Temperatur lingkungan adalah ukuran dari intensitas panas dalam
unit standar dan biasanya diekspresikan dalam skala derajat celsius.
Secara umum, temperatur udara adalah faktor bioklimat tunggal yang penting dalam
lingkunan fisik ternak. Supaya ternak dapat hidup nyaman dan proses fisiologi dapat
berfungsi normal, dibutuhkan temperatur lingkungan yang sesuai. Banyak species ternak
membutuhkan temperatur nyaman 13 – 18 oC atau Temperature Humidity Index (THI) < 72.
Keadaan pergerakan molekul ditentukan oleh temperatur atau suhu. Makin tinggi suhu, maka
akan mempercepat proses kehilangan air dari tanaman dan sebaliknya.

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 4


Selama musim hujan, rata-rata temperatur udara lebih rendah, sedangkan kelembaban tinggi
dibanding pada musim panas. Jumlah dan pola curah hujan adalah faktor penting untuk
produksi tanaman dan dapat dimanfaatkan untuk suplai makanan bagi ternak.
Curah hujan bersama temperatur dan kelembaban berhubungan dengan masalah
penyakit ternak serta parasit internal dan eksternal. Curah hujan dan angin juga dapat menjadi
petunjuk orientasi perkandangan ternak.
3. Sinar / Cahaya Matahari
Sinar matahari mempengaruhi sistem secara global, karena sinar matahari
menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh
tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis.
Radiasi matahari dalam suatu lingkungan berasal dari dua sumber utama:
a. Temperatur matahari yang tinggi.
b. Radiasi termal dari tanah, pohon, awan dan atmosfir.
Petunjuk variasi dan kecepatan radiasi matahari, penting untuk mendesain
perkandangan ternak, karena dapat mempengaruhi proses fisiologi ternak. Lingkungan termal
adalah ruang empat dimensi yang sesuai ditempati ternak.. Mamalia dapat bertahan hidup dan
berkembang pada suatu lingkungan termal yang tidak disukai, tergantung pada kemampuan
ternak itu sendiri dalam menggunakan mekanisme fisiologis dan tingkah laku secara efisien
untuk mempertahankan keseimbangan panas di antara tubuhnya dan lingkungan.
4. Air
Sekitar 80-90 % tubuh mahkluk hidup tersusun atas air. Zat ini digunakan sebagai
pelarut di dalam sitoplasma, untuk menjaga tekanan osmosis sel, dan mencegah sel dari
kekeringan. Air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air
diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan dan penyebaran biji, bagi hewan dan
manusia air diperlukan untuk minum dan sarana hidup lain seperti transportasi bagi manusia
dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain misalnya tanah dan batuan, air digunakan
sebagai pelarut dan pelapuk.
5. Udara
Selain berperan dalam menentukan kelembaban, angin juga berperan sebagai
penyebaran biji tumbuhan tertentu. angin diturunkan oleh pola tekanan yang luas dalam
atmosfir yang berhubungan dengan sumber panas atau daerah panas dan dingin pada
atmosfir. Kecepatan angin selalu diukur pada ketinggian tempat ternak berada. Hal ini

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 5


penting karena transfer panas melalui konveksi dan evaporasi di antara ternak dan
lingkungannya dipengaruhi oleh kecepatan angin.
Udara di atmosfer tersusun atas nitrogen (N2, 78 %), oksigen (O2, 21 %), karbon dioksida
(CO2,0,03 %), dan gas lainnya. Jadi, gas nitrogen merupakan penyusun udara terbesar di
atmosfer bumi.
a. Nitrogen
Unsur Nitrogen merupakan gas yang diperlukan oleh mahkluk hidup untuk membentuk
protein, dan persenyawaan lainnya. Tumbuhan, hewan, dan manusia tidak mampu
memanfaatkan nitrogen yang ada di udara secara langsung. Ada bakteri yang dapat
menangkap nitrogen bebas dari udara misalnya, bakteri rhizobium yang hidup bersimbiosis
diakar tanaman kacang, atau ganggang biru anabaena yang hidup bersimbiosis dengan azolla
(tumbuhan air). Tumbuhan lainnya memperoleh nitrogen dalam bentuk nitrit atau nitrat. Nitrit
dan nitrat secara alami terbentuk dari nitrogen diudara yang terkena lecutan petir, secara
alami tanah memperoleh nitrit dan nitrat sehingga menjadi subur.
b. Oksigen dan karbon dioksida
Okigen (O2) merupakan gas pembakar dalam proses pernapasan. Makanan, misalnya
karbohidrat yang ada di dalam sel, mengalami pembakaran (oksidasi) guna mendapatkan
energi. Oksidasi tersebut sering disebut sebagai pernapasan sel. Dalam pernapasan dihasilkan
pula karbondioksida (CO2) dan air (H2O), baik tumbuhan maupun hewan memerlukan
oksigen dari udara bebas untuk pernapasannya dalam rangka mendapatkan energi.
c. Angin dan kelembaban
Angin berperan membantu penyerbukan tumbuhan, menyebarkan spora dan biji
tumbuhan. Beberapa serangga hama tumbuhan dapat diterbangkan oleh angin ke tempat lain
yang jauh.
Kelembaban berperan menjaga organisme agar tidak kehilangan air karena penguapan.
Beberapa mikroorganisme seperti jamur dan bakteri hidup di tempat-tempat yang lembab.
Mikroorganisme tersebut tidak dapat hidup ditempat-tempat kering. Kelembaban adalah
jumlah uap air dalam udara. Kelembaban udara penting, karena mempengaruhi kecepatan
kehilangan panas dari ternak. Kelembaban dapat menjadi kontrol dari evaporasi kehilangan
panas melalui kulit dan saluran pernafasan (Chantalakhana dan Skunmun, 2002).
Kelembaban biasanya diekspresikan sebagai kelembaban relatif (Relative Humidity = RH)
dalam persentase yaitu ratio dari mol persen fraksi uap air dalam volume udara terhadap mol
persen fraksi kejenuhan udara pada temperatur dan tekanan yang sama (Yousef, 1984). Pada

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 6


saat kelembaban tinggi, evaporasi terjadi secara lambat, kehilangan panas terbatas dan
dengan demikian mempengaruhi keseimbangan termal ternak (Chantalakhana dan Skunmun,
2002).
2. Faktor Biotis
Faktor ini berperan sekali dalam menunjang kehidupan dalam proses terciptanya
pelestarian lingkungan. Dalam kehidupan manusia, factor biotis berperan sekali baik itu
berasal dari hewan maupun tumbuh- tumbuhan. Dalam hal ini ada yang merugikan manusia
secara langsung antara lain parasit seperti: nyamuk, cacing, jasad renik, bakteri kolera dan
bakteri pathogen

2.3. Interaksi Faktor- Faktor


Hal ini merupakan hal yang dipertimbangkan dalam pengelolaan sumber daya alam
baik yang biotis maupun abiotis. Mengubah pengaruh satu factor dapat dengan mudah
menaikkan atau menurunkan lainnya. Karena ini dalam rencana pengelolaan diperlukan
selalu melihatnya dari sudut operasi seluruh ekosistem dan mempertimbangkan bagaimana
semua faktor itu berinteraksi. Suatu spesies tidak mungkin dapat musnah karena beberapa
individu dari spesies itu akan tetap hidup terus dan berkembangbiak.
Di sini kita mempelajari masalah hidup yang saling berkaitan. Pada lingkungan biotik tidak
memiliki parameter seperti lingkungan abiotik. Pada lingkungan biotik didalam ekosistem
lebih menekankan interaksi sesama biotiknya. Sebagai contohnya, besarnya jumlah optimum
bagi populasi di dalam lingkungan populasi rusa.
2.4. Keanekaragaman Hayati
1) Spesies-spesies eksotik (pendatang) = spesies pendatang sering kali menjadi
penyebab terhadap rusaknya atau musnahnya spesies asli suatu ekosistem.
2) Degradasi habitat = kerusakan habitat oleh populasi dapat di artikan sebagai
perubahan-perubahan lingkungan yang menimbulkan pengaruh negative
terhadap kehidupan dan kesehatan bagi makhluk hidup.
3) Ekploitasi secara berlebihan jika jumlah yang diambil lebih besar
dibandingkan dengan sumber daya alam tersebut untuk memperbarui diri.
4) Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati

 Usaha Pelindungan Konservasi


1).Taman Nasional
Taman nasional adalah kawasan konservasi alam dengan ciri khas tertentu
baik diaratan maupun di perairan.taman nasional memiliki fungsi ganda yaitu
perlindungan terhadap sistem penyangga kehidupan dan perlindungan jenis tumbuhan

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 7


dan hewan serta pelestarian sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Taman
nasional juga penting untuk ilmu pengetahuan, pendidikan, budaya, dan rekreasi alam.
2).Cagar Alam
Cagar alam adalah kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas tumbuhan,
satwa dan ekosistem, yang perkembanganya diserahkan pada alam dan untuk
membudidayakan fauna dan flora yang hampir punah.
3).Hutan Wisata
Hutan wisata adalah kawasan hutan yang karena keadaan dan sifat wilayahnya
perlu di bina dan di pertahankan sebagai hutan, yang dapat dimanfaatkan bagi
kepentingan pendidikan, konservasi alam,dan rekreasi, misalnya pangandaran.
4).Taman Hutan Raya
Taman hutan raya adalah kawasan konservasi alam yang terutama dimanfaatkan
untuk koleksi tumbuhan dan hewan, alami atau non alami, jenis asli atau pendatang,
yang berguna untuk perkembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, kebudayaan,dan
rekreasi. Taman ini dapat disebut sebagai taman propinsi, misalnya pulau sempu di
Jawa Timur.
5).Taman Laut
Taman laut adalah wilayah lautan yang mempunyai ciri khas berupa keindahan
alam atau keunikan alam yang ditunjuk sebagai kawasan konservasi alam, yang
diperuntukkan guna melidungi plasma nutfah lautan, misalnya Bunaken di sulawesi
utara.
6).Wana Wisata
Wana wisata adalah kawasan hutan yang disamping fungsi utamanya sebagai
hutan produksi, juga dimanfaatkan sebagai obyek wisata hutan.
7).Hutan Lindung
Hutan lindung adalah kawasan hutan alam yang biasanya terletak di daerah
pegunungan yang di konservasikan untuk tujuan melindungi lahan agar tidak tererosian
untuk mengatur tata air.
8).Kebun Raya
Kebun raya adalah kumpulan tumbu-tumbuhan di suatu tempat, dan tumbuh-
tumbuhan tersebut berasal dari berbagai daerah yang ditanam untuk tujuan konservasi,
ilmu pengetahuan, dan rekreasi, misalnya kebun raya bogor dan purwodadi. Selain
tempat-tempat yang telah disebutkan diatas yang memang ditetapkan oleh pemerintah

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 8


sebagai tempat konservasi, sebenarnya masyarakat pun dapat dapat berpartisipasi alam
pelestarian keanekaragaman hayati, bentuk partisipasi masyarakat dalam pelestarian
keanekaragaman hayati, misalnya:
a) Memperkaya koleksi tanaman di pekarangan rumah.
b) Tidak membunuh burung dan hewan-hewan lainya.
c) Tidak membuang limbah sembarangan, terutama limbah pabrik,
limbah rumah tangga, dan limbah pestisida.
 Usaha Perlindungan Melalui Peraturan Perundangan
Tujuannya untuk melindungi beberapa jenis hewan yang terdapat di Indonesia.
 Usaha Perlindungan Melalui Kepres
Misalnya, melalui Kepres No.4 Tahun 1993 telah menetapkan beberapa
tumbuhan dan hewan asli Indonesia sebagai tumbuhan dan hewan Nasional.

2.5. Sumber Penyakit Berbasis Lingkungan


Dijelaskan oleh Bapak Fahan dari Dinas Kesehatan Unit Puskesmas Sangkan Hurip
pada saat diskusi kesehatan di radio komunitas PASS FM, bahwa pengertian sehat menurut
WHO adalah keadaan yang seimbang baik mental, fisik, tanpa adanya cacat. Faktor-faktor
yang mempengaruhinya adalah yang pertama faktor agen atau disebut pula faktor penyebab
penyakit yang menjadi penyebab dari pada adanya penyakit, kedua faktor host, dalam hal ini
adalah manusia sebagai objek dari pada penyakit, yang ketiga adalah faktor lingkungan
dimana lingkungan adalah sebagai medianya. Manusia dalam hal ini sebagai host atau objek
dari suatu penyakit.
Penyakit didalam manusia sangat dipengaruhi oleh manusia itu sendiri. Bagaimana
sikap atau perilaku manusia terhadap lingkungan. Agen yang biasa menyebabkan manusia itu
biasa sakit terdiri dari dua macam, yang pertama ada dalam tubuh manusia (zat kimia
eksogent). Faktor lingkungan sangat erat kaitannya dengan kesehatan manusia itu sendiri.
Dimana udara, tanah, air, hewan, yang ada di lingkungan kita sendiri merupakan faktor yang
bisa menyebabkan penyakit apabila tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan adanya
ketidakseimbangan sehingga hal tersebut dapat mengakibatkan terjadinya penyakit.
Jenis penyakit yang berbasis lingkungan diantara pertama yang disebabkan oleh virus
diantaranya ISPA, TBC, Paru, Diare, Polio, Campak, Cacingan dll. Kedua yang disebabkan
oleh vektor nyamuk diantaranya DBD, Chikingunya, malaria dll.
Dalam upaya pemberantasan dan pencegahan penyakit-penyakit berbasis lingkungan
ini harus ditangani secara bersama-sama tidak bisa secara sendiri-sendiri maka dari itu perlu
dilakukan promosi kesehatan melalui berbagi media, baik cetak, elektronik, ataupun
dipertemukan pengaturan lingkungan dengan system manajemen lingkungan yang cukup baik

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 9


diharapkan lingkungan atau sangat mendorong terjadinya lingkungan yang sehat, sehingga
tidak menjadi sumber penyakit bagi manusia. Diadakannya perlindungan secara khusus
misalnya dengan adanya imunisasi yang dilakukan secara rutin dan konsisten, serta pemulian
dan pelestarian lingkungan hidup.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Tanaman Obat Dan Obat Tradisional
(B2P2TO-OT) Tawangmangu

1. Gambaran Umum Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Tanaman Obat Dan
Obat Tradisional (B2P2TO-OT) Tawangmangu

Balai besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
(B2P2TO-OT) ini terletak di jalan Cemoro Sewu 10 Tawangmangu Jawa Tengah yang
luasnya ±15 Ha. Di lahan tersebut terdapat ±500 spesies tanaman yang dapat digunakan
sebagai obat. Pada awalnya, tahun 1948 berupa rintisan koleksi tanaman obat Hortus Medicus
Tawangmangu. Pada tahun 1963-1968 berada di bawah koordinasi Badan Pelayanan Umum
Farmasi dan kemudian pada tahun 1968-1975 dibawah Direktorat Jendral Farmasi (Lembaga
farmasi Nasional). Pada tahun 1975-1979 kebijakan Pemerintah menetapkan Hortus Medicus
dibawah pengawasan Direktorat Pengawasan Obat Tradisionil, Ditjen POM, Depkes RI.

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 10


Berdasarkan SK Menteri Kesehatan No. 149/Menkes/SK/IV/78 pada tanggal 28 April
1978 status kelembagaan berubah menjadi Balai Penelitian Tanaman Obat(BPTO) yang
merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Litbang Kesehatan. Selanjutnya berdasarkan
peraturan Menteri Kesehatan RI. No. 491/Per/Menkes/VII/2006 tertanggal 17 Juli 2006,
BPTO meningkat status kelembagaannya menjadi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TO-OT).

 Visi
Masyarakat sehat dengan jamu yang aman dan berkhasiat

 Misi
 Meningkatkan mutu Litbang tanaman Obat dan Obat tradisional
 Mengembangkan hasil Litbang Tanaman obat dan obat tradisional
 Meningkatkan pemanfaatan hasil litbang tanaman obat dan obat tradisional.

 Tugas Pokok
Melaksanakan Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional.
 Fungsi
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Balai Besar Litbang TO-OT
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
 perencanaan, pelaksanaan, evaluasi penelitian dan/atau pengembangan di bidang
tanaman obat dan obat tradisional
 pelaksanaan eksplorasi, inventarisasi, identifikasi, adaptasi, dan koleksi plasma nutfah
tanaman obat
 pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi konservasi dan pelstarian plasma
nutfah tanaman obat
 pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi standarisasi tanaman obat dan bahan
baku obat tradisional
 pelaksanaan pengembangan jejaring kerjasama dan kemitraan di bidang tanaman obat
dan obat tradisional
 pelaksanaan kajian dan diseminasi informasi tanaman obat dan obat tradisional
 pelaksanaan pelatihan teknis di bidang pembibitan, budidaya, pasca panen, analisa,
koleksi spesimen tanaman obat serta uji keamanan dan kemanfaatan obat tradisional
 pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 11


Struktur Organisasi

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 12


Daftar jenis spesies tanaman obat di BPTO
Kandungan
No Nama Umum Nama Latin Gambar Deskripsi Propagasi Khasiat
Kimia
1 Kuma-kuma Crocus sativus Habitus semak, Semusim, Umbi Peluruh haid, Alkaloid,
L Tinggi 40 cm pembersih saponin, dan
Tinggi pohon 6 m polifenol
darah
Batang semu membentuk
umbi
Daun tunggal, pipih
memanjang, beralur
Bunga tunggal, mahkota
terdiri dari 6 daun mahkota
Buah kotak terdiri dari 3
ruangan
Biji keras, bentuk ginjal
Akar serabut
2 Kamboja Plumiera Habitus pohon, bergetah Stek Obat bisul Triterpenoid
Batang berkayu, bekas amyrin, lupeol,
acuminate Ait dan busung
dudukan terlihat jelas kautscuk, dan
lapas (getah)
Daun tunggal, lanset. damar (getah)
Bunga majemuk, bentuk
malai
Buah bumbung, bentuk lanset
Biji bulat, bersayap
Akar tunggang

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 13


3 Kayu putih melaleuca Habitus pohon, tinggi 25 m. Biji Obat masuk Saponin,
Batang berkayu, kulit mudah flavonoid, tanin,
leucadendra L angin dan
mengelupas dan minyak atsiri
penghangat
Daun tunggal, bulat telur, tepi
badan
rata, tulang menyirip
Bunga majemuk
Buah bentuk lonceng
Biji kecil
Akar tunggang
4 Gandarusa Justica Habitus perdu, tegak Stek Obat pegal Justisin, minyak
Batang berkayu, beruas atsiri, kalium,
gendarusa batang linu, haid tak
Daun tunggal, lanset kalsium oksalat,
Burm.F. Bunga majemuk, malai atau biji teratur
tanin dan alkaloid
Buah berbentuk gada
Biji kecil, keras
Akar tunggang

5 Iris Iris pallida Habitus semak, menahun Umbi Bedak Saponin,


Batang pendek, bulat, polifenol dan
Lamk penghalus
membentuk rimpang tanin
kulit
Daun tunggal, lanset tersusun
kipas
Bunga majemuk, bulir
Buah kotak
Biji pipih
Akar serabut

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 14


6 Lampas Ocimum Habitus semak, semusim Biji Peluruh ASI, Alkaloid,
Batang berkayu, segi empat, saponin,
sanctum L penurun
beratur, berbulu flavanoid, dan
panas,
Buah kotak tanin
Biji kecil pencernaan
Akar tunggang

7 Selasih Ocimum Habitat semak, semusim Biji Peluruh Saponin,


Batang berkayu flavanoid,
basilicum L kentut,
Daun tunggal, bulat telur, polifenol, tanin
peluruh haid,
berbulu dan minyak atsiri
Bunga majemuk, bentuk peluruh ASI,
malai obat demam,
Buah kotak
sariawan dan
Akar tunggang
mual, obat
kencing
nanah
8 Krangean Litsea cubeba Habitat pohon, tinggi 15 cm Biji Obat batuk Saponin,
Batang tegak, berkayu flavonoid dan
Pers
Daun tunggal, lonjong, tepi tanin
rata, pertulangan menyirip
Bunga majemuk, bentuk
malai, mahkota bulat
melengkung
Buah bulat, keras
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 15
Biji bulat
Akar tunggang
9 Samber lilen Strobilanthus Habitat semak, tinggi 2 m Stek Peluruh air Saponin
Batang tegak, berkayu, halus
dyerianus Mast seni dan obat
Daun tunggal, lonjong,
rematik
berhadapan, pertulangan
menyirip, permukaan kasar
Bunga majemuk, bentuk
bulir, mahkota bentuk
terompet
Buah bulat terbungkus
kelopak
Biji bentuk ginjal, kecil
Akar tunggang
10 Antanan Viola odorata L Habitat semak, tahunan, Stek Peluruh air Saponin dan
tinggi 20 cm seni dan polifenol
Batang tegak, silindris, lunak
encok
Daun tunggal, lonjong,
tersusun dalam roset akar,
ujung tumpul, tepi beringgit,
pertulangan menjari
Bunga tunggal, bentuk
corong
Buah bulat
Biji bulat
Akar tunggang

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 16


11 Cendana Santalum album Habitus pohon,tinggi 15 cm, biji Penghalus Saponin,
Batang tegak,permukaan flavonoid
L kulit,peluruh
kasar
keringat,pere
Daun
dan kejang
tunggal,tersebar,pertulangan
dan
menyirip,
Bunga majemuk,berbentuk mencegah
payung,mahkota lepas 4 mual
helai,bentuk solet
Buah bulat telur
Biji bulat telur
Akar tnggang
12 Tolod Isotona Habitus semak,semusim biji Obat luka Alkaloid,
Batang berkayu,bulat daun saponin,
longiflora L
tunggal,bulat telur flavonoid dan
(presl)
Bunga tunggal polifenol
Bentuk lonceng
Buah lonceng,menggantung
Biji bulat telur,kecil,pipih
Akar tunggang

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 17


13 Seligi Pyillantus Habitus perdu,tahunan Stek atau Obat sendi Saponin,
Batang tegak, bulat polifenol dan
buxifolius anakan terkilir
berkayu,permukaan kasar flavonoid
muell.arg
Daun majemuk bulat telur
Bunga tunggal menggantung
Buah bulat
Biji pipih.bentuk ginjal
Akar tunggang

14 Sirih Piper betle Habitus perdu,merambat stek Obat hidung Saponin,flavonoi


Batang berkayu,bulat d,polifenol dan
berdarah,bisu
berbuku-buku,beralur minyak atsiri
l,sariawan,sa
Daun tunggal
Bunga majemuk bentuk bulir kit mata
Buah bulat
Akar tunggang

15 Sanrego Lunasia amara Habitus perdu biji Obat luka Saponin, alkaloid,
Batang kasar flavonoid,
blanco gigitan
Daun tunggal,bulat polifenol,
ular,racun
telur,permukaan attas cardonolin,
serangga,saki bufadienol,
licin,bawah kasap
Bunga majemuk bentuk t perut,obat lunasin, dan
lunacrin
tandan bengkak,sakit
Buah kapsul
perut dan
Akar tunggang
penyubur

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 18


rambut
16 Allamanda Alamanda Habitus perdu tinggi 5m biji Penawar Alkaloid
Batang berkayu
cathartica L keracunan
bulat,berbuku-buku
Daun tunggal lonjong,tepi
rata,pertulangan menyirip
Bunga majemuk bentuk
tandan,mahkota betuk
terompet
Buah bulat
Biji bentuk segitiga
Akar serabut

17 Daun encok Plumbago Habitus perdu,tahunan stek Obat encok Plumbagin dan
Batang berkayu bulat licin droseron
zeylanica L dan pusing
Daun tunggal,bulat telur,
Bunga majemuk
Diujung batang berbulu
Buah bulat panjang
Biji kecil
Akar tunggang

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 19


18 Cempaka India Michelia Habitus pohon Cangkok Obat haid tak Saponin,
Batang berkayu licin flavonoid, tanin
champaka L atau biji teratur,
Daun tunggal,bulat telur dan minyak atsiri
Bunga majemuk tandan rematik,
Buah kotak,bulat telur,
amandel,
berambut halus
kumur,obat
Biji bulat telur
Akar tunggang keputihan
19 Parijoto Medinella Habitus perdu tegak Stek atau Anti Saponin,kardenol
Batang bulat in,flavonoid dan
speciosa L biji bakteri,obat
Bunga majemuk tanin
Buah bulat bagian ujung sariawan dan
benjol,bekas pelekatan anti radang
kelopak
Biji bulat banyak kecil
Akar serabut
20 Sawo Manilkara kauki Habitus pohon tahunan biji Obat mencret Saponin ,
Batang berkayu,bergetah flavonoid dan
dub
Daun tungga l bulat telur polofenol
Bunga tunggal
Buah bulat telur
Akar tunggang

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 20


21 Daun urat Plantago major Habitus herba semusim biji Peluruh air Plantagin,
Batang pendek,bulat aukubin, asam
L reinw seni,penurun
Daun tunggal bulat telur usolik,
Bunga majemuk,bentuk bulir panas dan
betastetosteron
Buah kotak
penambah
Biji kecil
Akar serabut nafsu makan

22 Silibum Silybum Habitus terna tegak,semusim biji Stimulant Kardenolon,sapo


Batang bulat berusuk,kasar nin,tanin,flavonoi
marianum (L) pencahar dan
Daun tunggal d,sam amino
gaertner peluruh
berhadapan,bentuk jantung
keringat
memanjang
Bunga tunggal elpis
Biji elpis,lunak. Akar serabut

23 The kembang Matricaria Habitus semak,semusim biji Untuk urus- Saponin dan
Batang lunak,bercabang polifenol,minyak
kamilen chamomilla L urus,mengelu
Daun atsiri
arkan
tunggal,bersilang,bentuk
dahak,mangh
jarum
Bung amajemuk bentuk ilangkan
bongkol demam,man
Buah kotak,beralur
mbah nafsu
Biji kecil
Akar serabut makan,peluru

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 21


h air seni
24 Sidagori Sida Habitus semak tinggi 2m biji Obat kulit Alkaloid.tanin,sa
Batang berkayu bulat ponin,saporin,fla
rhombifolia L gatal,bisul,bo
Daun tunggal bentuk jantung vinoid,polifenol
Bunga tunggal bulat telur rok,kudis,cac
Buah batu terdiri dari 8-10
ing,eksim,ob
ruang
at
Biji bulat kecil
Akar tunggang sariawan,ben
gakak,sengat
an serangga,
25 Pule pandak Rauwolfia Habitus semak tahunan Stek akar Obat tekanan Alkaloid,saponin,
Batang berkayu bulat flavonoid,polifen
serpentina darah tinggi
permukaan kasar ol
benth
Daun tunggal bulat telur
Bunga majemuk bentuk
payung
Buah bulat telur
Biji bulat pipih akar tunggang

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 22


26 Otot-ototan Plantago Habitus semak tahunan biji Peluruh air Plantagin,aukubin
Batang pendek bulat ,asam
lanceolata L seni
Daun tunggal bulat telur usolik,betasitoster
Bunga majemuk penenang dan
ol
Bulir panjang
kejang otot
Buah kotak hijau biji pipih
Akar tunggang

27 Salvia Salvia Habitus seamak stek Obat tekanan Alkaloid,polifeno


Batang tegak l,flavonoid,saponi
leucantha cav darahtinggi
Daun tunggal berhadapan n,tanin
Bunga majemuk bentuk malari,sembe
tandan lit,kencing
Akar tunggang
manis,obat
haid tidak
teratur

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 23


28 Kumis kucing Orthosiphon Habitus semaktahunan stek Peluruh air Orthosipon,glikos
Batang berkayu,segi id,zat
spicatus B.B.S seni obat batu
empat,beruas semak,minyak
ginjal
Daun tunggal bulat telur atsiri,minyak
Bunga majemuk bentuk kencing lemak,saponin,sa
malay manis polonin,garam
Buahk kotak bulat telur kalium,mioinosit
tekanan darah
Biji kecil ol,sinensetin
Akar tunggang tinggi,encok

29 Kedondong Lannea grandis Habitus pohon Biji stek Obat mencret Saponin
Batang berkayu bulat flavonoid,tanin,
engl batang dan sariawan
Daun majemuk
Bunga majemuk atau
Buah bulat memanjang
okulasi
Biji bulat berserat
akar tunggang

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 24


30 Porwoceng Partemisia habitus terna menaun,sedikit biji Peluruh haid Saponin
gunung lactiflora wall melata tinggi 50cm flavonoid,kadenol
batang buklat beruas in,minyak atsiri
daun tunggal bentuk
oval,lonjong tepi
bergerigi,pertulangan daun
tegas
bunga majemuk bentuk
tandan
biji bentuk lansat kecil
akar serabut
31 legundi Vitex trifolia( L) habitus pohon,tinggi 8m stek Obat cacing Alkaloid,flavonoi
batang berkayu bulat ranting dpolifenol
berambut minyak atsiri
daun majemuk berseling
berhadapan,pertulangan
menyirip
duah batu bentuk bola
bijinkecil
akar tunggang

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 25


32 Nanas Ananas habitus herba taunan tunas Obat cacing Saponin
comosus merr tinggi150cm flavonoid
batang dalam bentuk roset polivenol
pangkal melebar dalam
bentuk pelepah
bunga majemul bentuk bulir
dan mahkota lonjong
buah semu bulat panjang
berdaging
biji pipih kecil
akar serabut
33 sembung Blumea habitus perdu tinggi 3m biji Obat demam Alkaloid,tanin,mi
batang tegak bulat bagian atas nyak atsiri
balsamifera DC
berbulu lebar
daun tunggal tersebar lonjong
berbulu tepi bergerigi
pertulangan menyirip
bunga majemuk
buah slindris keras,berambut
biji pipih
akar tunggang

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 26


34 Waru lengis Hibiscus habitus pohon Biji atau Obat demam Saponin
batang berkayu flavonoid
tiliaceus L stek bisul amandel
daun tunggal bulat polivenol tanin
bunga tunggal
buah bulat telur berbulu lebat
coklat
bijikecil
akar tunggang

35 Suplir Adiatum habitus semak semusim tinggi spora Peluruh air Saponin
cuneatum langs 1,3m seni flavonoid tanin
batang tegak mudah retak
& fisch
daun tunggal lonjonhg tepi
berlekuk sisi bawah daun ada
spora
bunga tanaman berspora
akar serabut

36 Ceguk Quisqualis habitus semak membelit stek Obat cacing Alkoloid,


indica L batang berkayu bulat cabang saponin,
flavonoid,
berbulu berduri
polifenol
daun tunggal bulat telur
bunga majemuk bentuk bulir
buah batu
biji kecil pipih
akar tunggang

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 27


37 Kemuning Muraya habitus pohon batang berkayu Biji Pelangsing Cadinese,
paniculata jacq beralur cangkok penghalus citroneloli,
daun majemuk paniculatin, tanin,
atau stek kulit,haid
bunga majemuk bentuk coumurruyin
tidak
tandan
buah bini teratur,obat
biji kecil
sakit gigi
lansat
akar tunggang
38 Pandan Pandanus habitus perdu batang tegak stek Obat mual Saponin,polifenol
tectorius lunak
daun tunggal memeluk batang
soland.ex park
lanset
bunga majemuk bentuk
bongkol
buah bulat telur
akar serabut

39 Pandan bidur Pandanus bidur habitus pohon stek Obat sakit Saponin dan
batang tegak bylat polifenol
jungh. Ex mig gigi
daun tunggal memeluk batang
lanset
bunga majemuk bentuk
bongkol
buah bulat telur
biji bulat kecil
akar kecil

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 28


40 Cempoko Talauma habitus perdu tinggi 5m stek Obat demam Alkaloid,
batang tegak berkayu bulat flavonoid,
gondok candollii BI pewangi
daun tunggal prtulangan saoonin, polifenol
menyiri lonjong mahkota
lonjong
buah bentuk kerucut
biji
lonjong
akar tunggang
41 Merakan Caesalpinia habitus perdu tahunan tinggi biji Obat Saponin,flavonoi
pulcerima 4m demam,radan d,polifenol
batang berkayu bulat
(L)swarth g
bercabang
melancarkan
daun majemuk menyirip tepi
haid,urus-
rata
bunga majemuk bentuk urus
tandan mhkota bentuk
terompet
buah polong pipih
akar tunggang

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 29


42 Besaran Morus alba L habitus pohon batang berkayu Stek Peluruh air Ecdysterone,
daun tunggal bulat telur inicosterone,
seni obat
bunga majemuk bentuk lupenol,
demam,malar
tandan tritarpenoid,
buah bunu ia,tekanan flavonoid,
biji kecil coumarin
darah tinggi
akar tunggang

43 Anggrung Trema orientalis Habitus pohon tahunan Biji Obat Alkaloid,saponin,


Batang tegak flavonoid,poliven
BI mencret, obat
berkayu,permukaan halus ol
batuk
Daun majemuk
berseling,lonjong
Bunga majemuk diketiak
daun
Buah buni berisi 4-10 biji
Biji bulat pipih
Akar tunggang

44 Air mancur Jacobinia Habitus perdu tahunan stek Penurun Saponin polifenol
Batang tegak berkayu beruas
carnea(lind.)nic panas
Daun tunggal lonjong
hols Bunga majemuk bongkol
Buah kotak bulat
Biji bulat
Akar tunggang

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 30


45 Racunan Eu phorbia Habitus perdu tinggi 4m stek Obat luka Saponin
Batang berkayu bulat flavonoid,tanin,
pulcherrima baru
bergetah
willd
Daun tunggal bulat telur tepi
rata pertulangan menyirip
Bunga majemuk bentuk
malay
Buah kotak
Biji bulat
Akar tunggang

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 31


46 Mrico kepyar Phytolacca Habitus terma menaun tegak biji Obat pelancar Alkaloid,
Batang bulat berkayu saponin, polifenol
americana L haid dan
permukaan kasar
eksim
Daun tunggal berseling
bentuk lonjong
Bunga majemuk bentuk bulir
Buah tunggal bulat lunak
Biji bulat keras
Akar tunggang

47 Pulutan Urena lobata L Habitus perdu biji Peluruh Saponin


Batang berkayu bulat berbulu flavonoid,tanin,m
dahak obat
lebat inyak atsiri
mencret, luka
Daun tunggal
Bulat telur berbulu baru,obat
Bunga tunggal bulat telur
demam,perut
Buah kotak
nyeri,obat
5 ruang tertutup rambut sperti
bisul dan
sikat
borok
Biji segitiga
Akar tunggang

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 32


48 Jangkang Homalocladium Habitus perdu menaun tinggi Biji atau Obat luka Saponin,
platycadium(f.m 5m batang berkayu cabang stek memar, anti flavanoid, tanin

uell)bailey muda pipih radang,


Daun tunggal lansep
melancarkan
Bunga majemuk kecil
Buah bentuk segitigs peredaran
Biji kecil
darah,
Akar tunggang
menghilangk
an bengkak,
bisul
49 Pandan kecil Pandanus Habitus perdu tinggi 7m anakan Obat gusi Saponin polifenol
Batang tegak lunak bulat tepi
polycepalus bengkak
bergerigi pertulangan sejajar
lamk
Bunga majemuk bentuk
bongkol
Buah bentuk lonjong
Akar serabut

50. Jagung jali Coix lacryma Habitus pohon menaun biji Peluruh air Saponin,polifenol
Batang lunak bergabus beruas ,flavonoid
jobi L seni
Daun tunggal
Lanset memajang berhadapan
bentuk lonjong
Bunga majemuk berkelamin

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 33


ganda
Buah tunggal bulat telur
Biji bulat keras
Akar tunggang

51 Rumput kipas Selaginella Habitus terma menaun Stek atau Obat infeksi Saponin dan
Batang bulat.percabangan kardenolin
tamariscina(bau siwilan saluran
membentuk kipas tanpa
v)spring kencing dan
pertumbuhan sekunder
obat demam
Daun tunggal bersusun
berbarissepanjang batang
berbentuk jarum,sporangium
tereduksi diketiak
Akar serabut muncul dari
batang seperti akar lekat
52 Som Talinum habitus semak Umbi atau Obat lemah Saponin
batang tegakberkayu, flavanoid tanin
trianguler willd stek syahwat
daun tunggal lonjong
bunga majemuk
bentuk malai
buah kotak lonjong
biji lonjong pipih
akar tunggang

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 34


53 Asparagus Asparagus habitus semak menjalar biji Obat beri- Saponin dan tanin
officinalis S panjang 3m beri
batang slindris memanjang
bentuk rebung
daun
majemuk,beseling,tresebar
bentuk jarum
bunga majemuk mahkota
putih kemerahan
buah bulat
biji bulat
akar serabut
54 Begonia Begonia glabra habitus semak tinggi 75cm Stek Obat luka Saponin dan tanin
batang lunak berbuku-buku
kuiz.pav batang baru
daun tunggal bulat jantung
tepi berringgit pertulangan
menyirip
bunga majemuk bentuk makai
buah bulat lonjong
akar tunggang

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 35


55 Lengkuas Alpinia habitus semak,tahunan tinggi biji Peluruh air Saponin
merah purpurata 2m seni flavonoid
batang semu tegak terdiri polifenol
K.schum
pelepah daun
daun tunggal lanset
memanjang
bunga majemuk berbentuk
bulir
buah bulat telur
akar serabut
56 Kala leli Zantedeschia habitus herba tahunan umbi Obat sakit Alkaloid,saponin,
tidak berbatang membentuk polifenol
aethiopica (L) batuk kering
urbi
spreng batuk
daun tunggal bentuk jantung
bunga tongkol slindris influenza
diketiak daun obat damam
buah buni
biji bulat panjang beratur
membujur
akar serabut

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 36


57. Markisa Passiflora habitus semak menjajar biji Obat peluruh Saponin,
batang semu bersegi lunak flavonoid,
quadrangularis air seni
daun tunggal bentuk lonjong polifenol
L penennang
tersebar
bunga tunggal bulat mahkota
lonjong permukaan beratur
biji bulat pipih
akar tunggang
58 Anggrek tanah Spathogottis habitus semak semusim siwilan Obat radang Saponin dan
batang tegak lunak berbulu polifenol
plicata BL telinga
membentuk umbi
daun tunggal
lonjong
bunga majemuk bentuk
tandan
buah kotak lonjong
biji bulat
akar serabut

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 37


59. Bakung Crinum Habitus tahunan, tinggi 1,3 Umbi Peluruh Alkaloid,
asiaticum L m anakan keringat, obat saponin,
Batang semu, tegak flafonoid,
luka, obat
Daun tunggal, lanset, tepi rata polifenol
Bunga majemuk, bentuk bengkak
paying, pangkal mahkota
berlekatan
Buah bulat telur
Biji keras, bentuk ginjal, akar
serabut

60. Coklat Theobroma Habitus Biji Obat pusing Alkaloid,


Pohon tinggi 10m, batang saponin,
cacao L
berkayu bulat plafonoid, tannin
Daun tunggal bertangkai
bulat telur, tepi rata
Bunga tunggal di ketiak daun
Buah bulat telur
Biji bulat telur dibalut selaput
putih
Akar tunggang

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 38


KLASIFIKASI TANAMAN OBAT DI B2P2T-OT

NO NAMA SPESIES KLASIFIKASI

1 Plumeria acuminata Ait Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi:Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Plumeria
2 Ocimum sanctum L. Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asterid
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Ocimum
3 Litsea cubeba Pers Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Magnoliida
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
Genus : Litsea
4 Strobilanthes dyerianus Mast Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Scrophulariales
Famili : Acanthaceae
Genus : Strobilanthes
5 Viola odorata L. Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Violales
Famili : Violaceae
Genus : Viola

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 39


6 Santalum album L Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Santales
Famili : Santalaceae
Genus : Santalum
7 Isotoma longiflora (Wild.) Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Presl
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Campanulales
Famili : Campanulaceae
Genus : Isotoma
8 Phyllanthus Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
buxifolius Muell.Arg
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Phyllanthus
9 Piper betle L. Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Magnoliidae
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae (suku sirih-sirihan)
Genus : Piper
10 Lunasia amara Blanco Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae (suku jeruk-jerukan)
Genus : Lunasia
11 Allamanda cathartica L Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 40


Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Allamanda
12 Plumbago zeylanica L Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Hamamelidae
Ordo : Plumbaginales
Famili : Plumbaginaceae
Genus : Plumbago
13 Michelia champaca L. Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil
Sub Kelas : Magnoliidae
Ordo : Magnoliales
Famili : Magnoliaceae
Genus : Michelia
14 Medinella speciosa L. Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Melastomataceae
Genus : Medinella
15 Manilkara kauki Dub Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Ebenales
Famili : Sapotaceae
Genus : Manilkara
16 Plantago major L. Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Plantaginales
Famili : Plantaginaceae

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 41


Genus : Plantago
17 Silybum marianum (L.) Gaertn. Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Silybum

18 Matricaria chamomilla L Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Matricaria
19 Sida rhombifolia L. Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae (suku kapas-kapasan)
Genus : Sida
20 Rauvolfia Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
serpentina L. Bentham ex Ku
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Rauvolfia
21 Plantago lanceolata L. Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Plantaginales
Famili : Plantaginaceae
Genus : Plantago
22 Salvia splendens Sellow ex Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 42


J.A. Schultes Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Salvia
23 : Orthosiphon Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
stamineus Benth.
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Orthosiphon
24 Lannea grandis (Dennst.) Engl Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Lannea

25 Artemisia lactiflora Wall Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Artemisia
26 Vitex trifolia L. Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Famili : Verbenaceae
Genus : Vitex

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 43


27 Ananas comosus Merr Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Bromeliales
Famili : Bromeliaceae
Genus : Ananas

28 Blumea balsamifera [L.] DC. Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Blumea
29 Hibiscus tiliaceus L. Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae (suku kapas-kapasan)
Genus : Hibiscus
30 Adiantum cuneatum Langs.& Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Fisch
Divisi : Pteridophyta (paku-pakuan)
Kelas : Filicopsida
Sub Kelas : Polypoditae
Ordo : Polypodiales
Famili : Pteridaceae
Genus : Adiantum

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 44


31 Quisqualis indica L. Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Combretaceae
Genus : Quisqualis

32 :Murraya paniculata L. Jack Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae (suku jeruk-jerukan)
Genus : Murraya
33 Pandanus tectorius Soland.Ex Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Park
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Arecidae
Ordo : Pandanales
Famili : Pandanaceae
Genus : Pandanus
34 Pandanus bidur Jungh.Ex Miq Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Arecidae
Ordo : Pandanales
Famili : Pandanaceae
Genus : Pandanus
35 Talauma candollii Bl Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Magnoliidae
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 45
Ordo : Magnoliales
Famili : Magnoliaceae
Genus : Talauma
36 Caesalpinia pulcherrima (L.) Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Swartz
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Caesalpiniaceae
Genus : Caesalpinia
37 Morus alba L. Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Urticales
Famili : Moraceae (suku nangka-nangkaan)
Genus : Morus
38 Trema orientalis (L.) Blume Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Urticales
Famili : Ulmaceae
Genus : Trema
39 Russelia Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
equisetiformis Schltdl. &
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Cham. Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Scrophulariales
Famili : Scrophulariaceae
Genus : Russelia
40 Euphorbia pulcherrima Willd. Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
ex Klotzs
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Euphorbia
41 Phytolacca americana L Divisi : Spermatophyta

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 46


Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonea
Bangsa : Caryophy Hales
Suku : Phytolaccaceae
Marga : Phytolacca
42 Urena lobata L. Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae (suku kapas-kapasan)
Genus : Urena
43 Homalocladium platydadum Divisi : Spermatophyta
Sub divisi :Angiospermae
(F. Muell) Bally
Kelas :Dicotyledoneae
Bangsa :Polygonales
suku :Polygonaceae
marga :Homalocladium

44 Pandanus polycephalus Lamk Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Arecidae
Ordo : Pandanales
Famili : Pandanaceae
Genus : Pandanus
45 Zea mays L Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus : Zea
46 Selaginella Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
tamariscina (Bauv.) Spring
Divisi : Lycopodiophyta
Kelas : Lycopodiopsida
Ordo : Selaginellales
Famili : Selaginellaceae
Genus : Selaginella
47 Talinum triangulare (Jacq.) Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 47


Willd. Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Hamamelidae
Ordo : Caryophyllales
Famili : Portulacaceae
Genus : Talinum
48 Asparagus officinalis L Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Liliales
Suku : Liliaceae
Marga : Asparagus
49 Begonia glabra Kuiz.Ex Pav Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Dilleniida
Ordo : Violales
Famili : Begoniaceae
Genus : Begonia
50 Alpinia purpurata K. Schum. Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
Genus : Alpinia
51 Zantedeschia aethiopica (L.) Divisi : Spermatophyta
Spreng Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : AraleS
Suku : Araceae
Marga : Zantedeschia
52 Passiflora quadrangularis L. Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Violales
Famili : Passifloraceae
Genus : Passiflora
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 48
53 Spathoglottis plicata Bl. Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Asterales
Suku : Compositae
Marga : Spathoglottis
54 Crinum asiaticum L Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Bangsa : Liliales
Suku : Amaryllidaceae
Marga : Crinum
55 Theobroma cacao L. Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Famili : Sterculiaceae
Genus : Theobroma
56 C. sativus Kerajaan : tumbuhan
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Asparagalles
Famili : Iridiciae
Genus : Crocus
57 Ocimum americanum Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Ocimum basilicum
Kelas : Magnoliopsida
Ocimum campechianum Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Ocimum gratissimum
Ocimum kilimandscharicum

58 Citrus medica var. proper L Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae (suku jeruk-jerukan)
Genus : Citrus

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 49


59 Plumiera acuminate Ait Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
(Kamboja)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berKbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Plumeria
60 Melaleuca leucadendra L Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae (suku jambu-jambuan)
Genus : Melaleuca

2. Hubungan yang ada dalam ekosistem dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu :
a. Aspek ekonomi
Dengan adanya B2P2TO-OT dapat membantu perekonomian masyarakat yang ada di
sekitarnya karena pihak B2P2TO-OT mengadakan kerjasama dengan para petani
untuk menanam tanaman obat yang hasilnya di setorkan kepada pihak B2P2TO-OT,
sehingga para petani dapat memperoleh penghasilan selain dari tanaman sayur dan
buah.
b. Aspek sosial
Dengan adanya B2P2TO-OT banyak di manfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk
menanam tanaman obat di halaman rumahnya, selain dapat memperindah rumah dapat
digunakan sebagai obat.
c. Aspek politik
B2P2TO-OT membudidayakan tanaman obat yang hasilnya di jadikan obat dan jamu
untuk dijual kepada masyarakat yang ada di Indonesia.
3. Parameter Fisik
o Suhu udara : 30 C
o Kelembaban : 60 % RH
o Ketinggian : 1500 m

3.2. Sumber Mata Air Nggangging

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 50


4. Gambaran Umum Sumber Mata Air Ngganggging
Lokasi yang kami amati adalah sumber mata air nggangging. Sumber mata air ini
merupakan sumber mata air tertutup. Disekitar sumber mata air ini terdapat banyak pohon –
pohon besar yang mendukung peresapan air masuk kedalam tanah dan pada akhirnya menjadi
sumber mata air.
Selain digunakan sebagai air bersih, sumber mata air ini digunakan untuk irigasi
sawah – sawah penduduk sekitar dan juga digunakan oleh PDAM.
Lokasi : Sumber mata air Nggangging RT.09 / RW.11, Des. Sidomulyo, Kec. Plaosan,
Kab. Magetan
Hari / tanggal : Rabu, 23 November 2011
Dengan adanya kegiatan ini kami dapat mengetahui berbagai keanekaragaman hayati /
biota alam baik darat, air, dan udara. Selain itu kami juga dapat mengetahui, menghitung, dan
mengukur keanekaragaman hayati secara fisik dan non fisik.
5. Hubungan yang ada dalam ekosistem dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu :
d. Aspek ekonomi
Sumber mata air nggangging dipakai oleh PDAM untuk disalurkan ke Desa
Sidomulyo dan sekitarnya, selain itu juga disalurkan hingga ke daerah Maospati.
e. Aspek sosial
Digunakan untuk kegiatan sehari – hari seperti untuk mandi, mencuci, dan kegiatan
lainnya oleh penduduk sekitar, mata air nggangging ini juga untuk mengairi sawah
dan perkebunan milik warga sekitar.
f. Aspek politik
Bagi penduduk Desa Sidomulyo menggunakan air dari sumber mata air secara gratis,
hal ini dikarenakan sumber mata air tersebut berada di wilayah mereka .
6. Parameter Fisik
o Suhu udara : 22 C
o Kelembaban : 65 % RH
o pH air :6
o Ketinggian : 1300 m
7. Keanekaragaman Hayati
o Keanekaragaman biota air.
Flora : lumut, ganggang.
Fauna : ikan kecil.
o Keanekaragaman biota tanah.
Flora : pohon, talas, tanaman paku, bambu, pohon ringin.
Fauna : ulat, katak, cacing, semut.
o Keanekaragaman biota udara.
Fauna : kupu –kupu, nyamuk, belalang, lalat.

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 51


8. Upaya pelestarian dan kebersihan
a. Pemerintah
- Pembangunan PDAM di Sumber mata air nggangging.
- Pemasangan saluran perpipaan air bersih untuk masyarakat sekitar dan
wilayah sekitarnya.
- Membangun tandon – tandon air sebagai cadangan sumber air bersih.
b. Masyarakat
- Menjaga kebersihan sekitar sumber mata air nggangging dengan tidak
membuang sampah sembarangan.
- Tidak melakukan penebangan pohon – pohon disekitar mata air.
9. Pencemaran
 Pencemaran air
Pencemaran air yang ada adalah berupa sampah dedaunan dan aktifitas
kecil masyarakat sekitar seperti mandi.
 Pencemaran udara
Tidak ada pencemaran udara di sumber air Ngangging karena lokasinya
yang berada jauh dari sumber polusi udara.
 Pencemaran tanah
Pencemaran tanah yang ada adalah karena dedaunan yang gugur.
10. Pembahasan
Sumber mata air nggangging merupakan sumber mata air yang berada di desa
Sidomulyo, Plaosan Kabupaten Magetan. Air tersebut tidak hanya didistribusikan di daerah
Magetan saja tetapi juga didistribusikan di daerah Maospati. Kondisi alam yang ada disekitar
Sumber mata air nggangging masih sangat asri, hal tersebut dapat dilihat dengan adanya
pohon – pohon besar yang sangat berguna untuk peresapan air yang menjadi sumber mata air.
Selain itu juga masih banyak ditemukan berbagai jenis flora dan fauna yang masih tumbuh
dan hidup disekitar sumber mata air tersebut.
Dan perlu diperhatikan bahwa sarana dan prasarana yang ada di sumber mata air
nggangging kurang terawat, hal ini ditandai dengan kondisi tandon – tandon air yang sudah
mulai berkarat dan rusak.

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 52


3.3. Air Terjun parang Ijo
1. Gambaran Umum

Wisata parang ijo ini merupakan salah satu tujuan wisata yang terletak di lereng
gunung lawu, tepatnya di Desa Munggur, Girimulyo, Ngargoyoso, Karanganyar. Parang ijo
adalah wisata alam air terjun yang mempunyai ketinggian ± 50 M. Parang Ijo dibangun diatas
lahan seluas 2 Ha dan diresmikan pada tanggal 10 Juni 2006 oleh Bupati Karanganyar
Hj.Rina Iriani Ratnaningsih,Spd,MM. Selain kita bisa menikmati indahnya air terjun parang
ijo kita juga bisa menggunakan fasilitas yang telah disediakan oleh pengelola yaitu Gardu
Pandang, Ayunan, kolam renang, patung dewi saraswati.
Tiap hari libur tiba banyak sekali pengunjung yang refreshing ke Parang Ijo. Untuk
masuk ke Area Parang Ijo kita membayar tiket masuk seharga 2500 untuk menyenangkan
para pengunjung pengelola parang ijo selalu memberikan pelayanan dan fasilitas yang
terbaik, buktinya saat ini sedang dibangun area baru untuk bersantai dan lainnya.
Sejarah parang ijo sendiri adalah sebagai berikut Pada tahun 1942 di sebuah Dusun
yang letaknya agak jauh dari pusat pemerintahan, ada sebuah pohon tua yang sangat besar
dan didominasi warna hijau. Pohon ini dianggap keramat karena tidak bisa ditebang.
Keberadaan pohon itu tidak lama, banjir besar yang melanda daerah itu mampu
menumbangkan pohon tersebut, karena melimpahnya air sungai yang bermuara ke Kali
Luwak sehingga pengakumulasian air tidak mampu dibendung lagi, banjir yang disebut Baru
Klinting oleh masyarakat sekitar tidak terhindarkan dan mampu menggoyahkan pohon dan
membawanya bersama derasnya arus. Namun pohon tersebut tetap dapat berdiri tegak dan
mendapat tempat baru secara kebetulan terletak di antara tebing (parang), sehingga
mempermudah aliran air dari atas tebing menuju lembah melalui batangnya. Aliran air yang
terus menerus membuat pohon semakin hijau dengan tumbuhnya lumut-lumut.
Pada tahun 1982 banjir Baru Klinting kembali melanda daerah ini dan mampu
menerjang pohon diantara parang itu. Hilangnya pohon menyebabkan aliran air yang awalnya
melalui batang pohon kini terjun ke bawah tanpa perantara membentuk air terjun yang
dikenal dengan nama “Parang Ijo” yang berarti pohon berwarna hijau diantara 2 tebing. Itulah
sejarah singkat dari Parang Ijo yang hingga kini diyakini oleh masyarakat sekitar.

2. Hubungan yang ada dalam ekosistem dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu :

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 53


a. Aspek Ekonomi
Adanya Air Terjun Parang Ijo di Desa Munggur, Girimulyo,
Ngargoyoso, Karanganyar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk
meningkatkan perekonomian masyarakat.
Di sekitar lingkungan air terjun dimanfaatkan warga untuk mendirikan
warung-warung yang menjual beraneka macam makanan untuk meningkatkan
pendapatan.
b. Aspek Sosial
Air Terjun Parang Ijo dimanfaatkan masyarakat sebagai salah satu
alternatif tempat wisata alam.
Dengan adanya air terjun parang ijo dapat menyerap tenaga kerja sebagai
pengelola wahana wisata, selain itu air terjun Parang ijo juga dijadikan
sebagai sumber air bagi masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
Lahan sekitar 2 Ha tersebut sebagian juga dimanfaatkan untuk pertanian,
seperti penanaman wortel dan daun bawang.
c. Aspek Politik
Pihak pemerintah menarik pembayaran tarif kepada para pengunjung
sebesar Rp. 2.500,- per orang. Pendapatan tersebut digunakan untuk
mengelola sarana dan prasarana di wilayah air terjun Parang ijo.
d. Aspek Budaya
Tidak ada kepercayaan ataupun upacara ritual tertentu yang dilaksanakan
di Air Terjun Parang Ijo. Akan tetapi setiap memperingati HUT RI penduduk
sekitar mengadakan acara makan bersama, dengan cara membawa makanan
sendiri dari rumah.

3. Keanekaragaman Hayati
a. Flora
 Biota Tanah
- Pakis - Mangga
- Paku-pakuan - Sengon
- Cemara - Bunga Kertas
- Pinus - Andong
- Bambu - Palem
- Pisang - Tales
- Rumput-rumputan - Nangka
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 54
- Wortel
 Biota Air
- Lumut
- Paku air
b. Fauna

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Page 55


 Biota Tanah - Laba-laba
- Semut  Biota Air
- Cacing tanah - Udang  Biota Udara
- Tupai - Lele Jumbo - Kupu-kupu
- Serangga - Ikan-ikan kecil - Nyamuk
- Burung kecil
4. Parameter Fisik
a. Dipintu masuk air terjun Parang Ijo
pH air :7
suhu : 28o C
kelembaban : 55 % RH
ketinggian : 1730 m
b. Dibawah air terjun Parang Ijo
pH air :7
suhu : 28oC
kelembaban : 57% RH
ketinggian : 1835 m
5. Upaya Pelestarian di Lokasi
a. Pemerintah
 Menyuruh masyarakat untuk menjaga kebersihan dan kelestarian
lingkungan alam yang ada di Air Terjun Parang Ijo maupun lingkungan
sekitarnya.
 Menarik retribusi kepada pengunjung ketika pertama masuk ke Parang Ijo
sebesar Rp.2500,-per orang sebagai pajak.
b. Masyarakat
 Melestarikan lingkungan.
 Ikut menjaga kebersihan lingkungan.
6. Pencemaran
 Pencemaran Air
Di Air Terjun Parang Ijo tidak ada pencemaran air karena kondisinya yang
masih alami dan airnya yang masih jernih.
 Pencemaran Udara
Di Air Terjun Parang Ijo tidak ada pencemaran udara karena lokasinya
yang jauh dari jalan raya.
 Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah yang ada adalah karena dedaunan yang gugur dan
sampah dari para pengunjung di lokasi Wisata Air Terjun Parang Ijo.

7. Pembahasan
Air terjun Parang Ijo merupakan sumber mata air yang berada di Desa Munggur,
Girimulyo, Ngargoyoso, Karanganyar. Air terjun ini digunakan sebagai tempat wisata dan
dikelola oleh penduduk setempat namun juga ada campur tangan pemerintah.
Masyarakat memanfaatkan air dari sumber tersebut untuk kebutuhan pengairan dan
kebutuhan sehari-hari.
Kondisi Air Terjun Parang Ijo di Karanganyar masih sangat alami yang dibuktikan
dengan lokasi tersebut masih belum terkena pencemaran, masih banyak jenis fauna yang
masih bertahan hidup, udaranya masih bersih dan sejuk.

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
1) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional (B2P2TO-OT) Tawangmangu
 B2P2TO-OT Tawangmangu merupakan salah satu usaha pemerintah
untuk membudidayakan dan mengembangkan jenis-jenis tanaman obat
yang berkhasiat untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
 B2P2TO-OT merupakan wisata ilmiah yang bertujuan untuk
meningkatkan minat masyarakat terhadap pemanfaatan jamu yang
aman dan berkhasiat serta pelestarian tanaman obat yang dikemas
secara edukatif dan rekreatif.
 B2P2TO-OT adalah salah satu alternative masyarakat untuk berobat di
klinik saintifikasi jamu Hortus Medicus selain berobat di rumah sakit.
 Jenis- jenis tanaman obat yang ada di B2P2TO-OT sebagian besar
adalah tanaman yang berasal dari Indonesia yang sebagian besar oleh
masyarakat Indonesia belum diketahui manfaat dan khasiatnya.
 B2P2TO-OT merupakan salah satu tempat yang dapat membantu
perekonomian masyarakat sekitarnya dengan cara menjalin kerjasama
dengan petani-petani dengan cara menanam tanaman obat yang
hasilnya di setorkan kepada pihak B2P2TO-OT

2) Sumber Mata Air Nggangging


 Sumber mata air nggangging merupakan sumber mata air yang berasal
dari tanah.
 Ekosistem di sumber mata air nggangging masih seimbang, hal itu di
tandai dengan banyaknya pohon - pohon besar di sekitar sumber mata
air.
 Sumber mata air ngangging merupakan sumber mata air yang sangat
bermanfaat bagi masyarakat di sekitarnya.
 Sumber mata air ngangging merupakan salah satu penyuplai PDAM di
kota Magetan.
 Pengendalian ekosistem sumber mata air Ngganging di lakukan oleh
masyarakat setempat dan pemerintah daerah.
3) Air Terjun Parang Ijo
 Air terjun parang ijo merupakan salah satu bentuk kelentingan yang
sudah mendapat campur tangan manusia untuk dilestarikan.
 Air terjun parang ijo memiliki banyak manfaat dari segi ekonomi untuk
masyarakat di sekitarnya.
 Keanekaragan hayati di Air terjun parang ijo masih terjaga dengan baik
meskipun sudah ada campur tangan manusia
 Sumber air yang ada di air terjun parang ijo berasal dari sungai yang
ada di atasnya.
 Keadaan di sekitar air terjun parang ijo masih terjaga kebersihannya.
 Pengendalian ekosistem air terjun parang ijo dilakukan oleh pihak
masyarakat dan pemerintah daerah setempat
 Air Terjun Parang Ijo memiliki potensi untuk menjadi tempat rekreasi
dan wahana belajar bagi para pengunjung karena masih terdapat
keanekaragaman hayati yang masih terjaga baik.

4.2. Saran
 Perlu adanya sosialisasi yang lebih luas lagi untuk masyarakat tentang
manfaat tanaman liar di sekitar mereka.
 Perlu menjaga kelestarian lingkungan agar sumber air tetap terjaga.
 Perlunya menjaga keanekaragaman hayati yang ada di lokasi tempat
wisata agar tidak punah.
 Masyarakat perlu menjaga kebersihan agar tidak timbul penyakit-
penyakit yang berbasis lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

(http://www.lautanindonesia.com/blog/isombahri/blog/6187/pelestarianalam)

Id.wikipedia.org/wiki/ekologi

Teamtouring.net/menengok-air-terjun-parang-ijo.html

Dewaarka.wordpress.com/2009/04/10/abiotik/

Wikimapia.org/9384320/id/BPTO-Balai-Penelitian-Tanaman-Obat-Tawangmangu

Anda mungkin juga menyukai