Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

“ORGANISME DAN LINGKUNGAN”

Disusun oleh :

Nama : Gusti Hardika Putra

NIM : F1D120015

Prodi : Teknik Pertambangan

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI

2020
Lembar Pengesahan

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

ORGANISME DAN LINGKUNGAN

Nama : Gusti Hardika Putra

NIM : F1D120015

Prodi : Teknik Pertambangan

Telah disetujui dan diterima laporannya sebagai syarat untuk


menyelesaikan perkuliahan Biologi Umum pada Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Jambi.

Jambi, 4/11/2020

Mahasiswa Asisten Laboratorium

( Gusti Hardika Putra ) ( Dwi Cahyo Yulianto )

NIM : F1D120015 NIM : F1C471012


IDENTITAS PRAKTIKUM

Judul Praktikum : Organisme dan Lingkungan

Hari & Tanggal Praktikum :Kamis, 4 November 2020

Tujuan Praktikum :

Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa mampu


mengetahui komponen penyusun lingkungan, menjelaskan
interaksi yang terjadi pada suatu ekosistem.

Cara kerja :

- Amatilah ekosistem daratan yang ada disekitar rumahnya masing-


masing
- Catatlah komponen biotik dan abiotik yang terdapat didalamnya
- Catatlah kondisi cuaca saat pengamatan dilakukan (pagi hari, tengah
hari, sore hari, setelah hujan, dsb)
- Amati jenis interakasi yang terjadi antara hewan-tumbuhan, hewan-
hewan, dan tumbuhan-tumbuhan.
- Buatlah hubungan antar faktor biotik baik dalam bentuk rantai
makanan maupun jaring-jaring makanan
- Buatlah laporan dari hasil kegiatannya.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Ekologi bersal dari akar kata yunani,yaitu oikos (rumah)
dan logos (ilmu),sehingga secara harfiah bisa diartikan sebaagai
kajian organisme hidup dalam rumahnya,secara lebih formal
ekologi didefenisikansebagai kajian yang mempelajari ubungan
timbal balik antara organisme-organismehidup dengan
lingkungan fisik dan biotik secara menyeluruh. Jadidalam hal
inidapat disimpulkan bahwa ekologi itu adalah ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup
dengan lingkungan (biotik dan abiotic) (Hasmar,2003 ).
Dalam ilmu ekologi terdapat dua faktor yaitu faktor biotik
dan faktor abiotik. Faktor biotik, faktor-faktor hidup adalah
semua organisme yang merupakan bagian dari lingkungan dari
suatu individusedangkan faktor abiotik, faktor faktor tak hidup
adalah faktor kimiawi dan fisik seperti suhu,cahaya, air dan
nutrien yang memengaruhi distribusi dan kelimpahan organisme.
Ekologi organismmencakup sub disiplin ekologi fisiologi ekologi
evolusi dan ekologi perilaku. Mempelajari bagaimanastruktur
fisiologi dari perilaku organisme memenuhi tantangan dari
lingkungan (Campbell, 2008).
Ekologi tanaman adalah ilmu yang mempelajari hubungan
timbale balik tanaman denganlingkungannya. Tanaman
membutuhkan sumber daya kehidupan dari lingkungannya,
danmempengaruhi lingkungan begitu juga sebaliknya.
Lingkungan mempengaruhi pertumbuhan danperkembangan
tanaman. Faktor luar yang mempenaruhi kehidupan mahluk
hidup ini disebutdengan lingkungan (Hanum, 2009).
Objek ekologi adalah ekosistem. Ekosistem merupakan
hubungan timbal balik suatu komunitas dengan lingkungan
fsiknya sehingga ekosistem meliputi komponen biotik danabiotik
yang terdapat di suatu area. Faktor biotik akan di pengaruhi oleh
Faktor abiotik begitu pula sebaliknya suatu organisme akan
selalu berinteraksi dengan lingkungan abiotikdan dengan
organisme lain disekelilingnya. (Hartono Nugroho, 2004).
Ekosistem tersusun atas mahluk hidup. Yaitu individu,
populasi, dan komunitas. Individu adalahmahluk hidup tunggal.
Populai adalah kumpulan individu sejenis yang menempati suatu
daerahtertentu sedangkan komunitas adalah seluruh populasi
mahluk hidup yang hidup di suatu daerahtertentu (saktiyono,
2004).
Vegetasi adalah semua spesies tumbuhan dalam suatu
wilayah yang luas yang memperlihatkan poladistribusi menurut
ruang dan waktu. Tumbuhan menutup penatapan permukaan
bumi merupakanvegetasi yang amat berbeda dalam ruang dan
waktu untuk komponen spesies penyusunnya.Berdasarkan
ukuran keluasan maka vegetasi dapat dibedakan dalam formasi
yaitu suatu tipevegetasi yang sangat luas dan menutupi
permukaan bumi (Retno, 2013).

1.2 Tujuan praktikum

Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa mampu mengetahui


komponen penyusun lingkungan, menjelaskan interaksi yang terjadi
pada suatu ekosistem.
BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Lembar isian praktikum

1. Apa yang dimaksud dengan komponen biotik & Komponen


Abiotik?

 Komponen biotik adalah segala sesuatu di alam yang


bersifat hidup. Komponen biotik dapat dibagi menjadi
produsen, konsumen dan pengurai.

 Komponen abiotik adalah segala sesuatu yang bersifat


tidak hidup, tetapi diperlukan untuk kelangsungan hidup
makhluk hidup. Komponen abiotik meliputi factor-faktor
iklim ( suhu, udara tekanan, kelembaban, angin curah
hujan ) dan factor-faktor tanah ( jenis tanah, struktur dan
tekstur tanah, derajat keasaman atau Ph, kandungan
mineral dan air, serta dalamnya permukaan air tanah ).
Tanpa adanya salah satu komponen tersebut, maka
keseimbangan ekosistem akan terganggu.

2. Tabel Data komponen biotik & abiotik pengamatan


No Komponen biotik Komponen abiotik
.
1. Pohon kapas Tanah
2. Burung pipit Udara
3. Kupu-kupu Suhu
4. Rumput Sinar matahari
5. cacing Air
6. Ular
7. Tikus

3. Apa hubungan faktor lingkungan dengan keberadaan organisme?


Faktor lingkungan tentunya sangat memberikan pengaruh yang
besar pada kelangsungan kehidupan makhluk hidup.Makhluk hidup
dapat tumbuh dan berkembang dipengaruhi oleh
lingkungannya.Lingkungan juga menjadi penentu jenis-jenis
makhluk hidup yang ada di dalamnnya.Jika sebuah lingkungan
masih memiliki unsur-unsur yang yang lengkap atau memadai baik
dari kualitas udara,air,tanah,kelembapan,dan pencahayaan
matahari yang cukup maka organisme yang akan mendiaminya pun
akan beragam karena didukung oleh unsur-unsur tersebut.Namun
jika sebuah lingkungan tidak memiliki unsur-unsur tersebut atau
unsur yang dimaksud kurang lengkap maka hanya beberapa saja
organisme yang akan mendiami lingkungan tersebut terhusus bagi
orgenisme yang kuat dengan segal ligkungan bahkan mungkin tidak
ada organisme yang mendiami lingkungan tersebut karena tidak
sesuai dengan kebutuhannya.

4. Interaksi antar komponen lingkungan dalam pengamatan

No Biotik dengan biotik Biotik dengan abiotik


.
1. Ular dengan tikus Burung dengan udara
2. Burung dengan cacing Ular dengan rumput
3 Tikus dengan cacing Kupu kupu dengan rumput
4 Burung dengan kupu - Cacing dengan tanah
kupu

5. Gambarkan sebuah jaring-jaring makanan yang kamu dapat dari


hasil pengamatan !

6. Dokumentasi praktikum !
2.2 Hasil

Foto Ekosistem

Lokasi : belakang perumahan arza griya mandiri 1. RT.18 gang jeruk


desa mendalo indah, jambi luar kota, jambi

Foto hewan dan tumbuhan yang ditemukan

Hewan dan tumbuhan yang ditemukan: kupu-kupu,semut, burung


pipit, tikus, ilalang, pohon kapas.

2.3 Pembahasan

1. Ekosistem
a. Pengertian ekosistem

Di dalam ekosistem, organisme yang ada selalu berinteraksi


secara timbal balik dengan lingkungannya. Interaksi timbal balik
ini membentuk suatu sistem yang kemudian kita kenal sebagai
sistem ekologi atau ekosistem. Dengan kata lain ekosistem
merupakan suatu satuan fungsional dasar yang menyangkut
proses interaksi organisme hidup dengan lingkungannya.
Lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan biotik
(makhluk hidup) maupun abiotik (non makhluk hidup). Sebagai
suatu sistem, di dalam suatu ekosistem selalu dijumpai proses
interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya, antara lain
dapat berupa adanya aliran energi, rantai makanan, siklus
biogeokimiawi, perkembangan, dan pengendalian.

Ekosistem juga dapat didefinisikan sebagai suatu satuan


lingkungan yang melibatkan unsur-unsur biotik (jenis-jenis
makhluk) dan faktor-faktor fisik (iklim, air, dan tanah) serta kimia
(keasaman dan salinitas) yang saling berinteraksi satu sama
lainnya. Gatra yang dapat digunakan sebagai ciri keseutuhan
ekosistem adalah energetika (taraf trofi atau makanan, produsen,
konsumen, dan redusen), pendauran hara (peran pelaksana taraf
trofi), dan produktivitas (hasil keseluruhan sistem). Jika dilihat
komponen biotanya, jenis yang dapat hidup dalam ekosistem
ditentukan oleh hubungannya dengan jenis lain yang tinggal
dalam ekosistem tersebut. Selain itu keberadaannya ditentukan
juga oleh keseluruhan jenis dan faktor-faktor fisik serta kimia
yang menyusun ekosistem tersebut.

Berbagai konsep ekosistem pada dasarnya sudah mulai


dirintis oleh beberapa pakar ekologi. Pada tahun 1877, Karl
Mobius (Jerman) menggunakan istilah biocoenosis. Kemudian
pada tahun 1887, S.A.Forbes (Amerika) menggunakan istilah
mikrokosmos. Di Rusia pada mulanya lebih banyak digunakan
istilah biocoenosis, ataupun geobiocoenosis. Istilah ekosistem
mula-mula diperkenalkan oleh seorang pakar ekologi dari Inggris,
A.G.Tansley, pada tahun 1935. Pada akhirnya istilah ekosistem
lebih banyak digunakan dan dapat diterima secara luas sampai
sekarang.

b. Tipe ekosistem

Dalam mengenal berbagai tipe ekosistem, pada umumnya


digunakan ciri komunitas yang paling menonjol. Untuk ekosistem
daratan biasanya digunakan komunitas tumbuhan atau
vegetasinya, karena wujud vegetasi merupakan pencerminan
penampakan luar interaksi antara tumbuhan, hewan, dan
lingkungannya.

Pada dasarnya di Indonesia terdapat empat kelompok


ekosistem utama, yaitu (1) ekosistem bahari, (2) ekosistem darat
alami, (3) ekosistem suksesi, dan (4) ekosistem buatan.

1. Kelompok Ekosistem Bahari

Ekosistem bahari dapat dikelompokkan lagi ke dalam


ekosistem yang lebih kecil lagi, yaitu: ekosistem laut dalam,
pantai pasir dangkal, terumbu karang, pantai batu, dan pantai
lumpur. Dalam setiap ekosistem pada ekosistem bahari ada
perbedaan dalam komponen penyusunnya, baik biotik maupun
abiotik.

2. Kelompok Ekosistem Darat Alami

Pada ekosistem darat alami di Indonesia terdapat tiga


bentuk vegetasi utama, yaitu (1) vegetasi pamah (lowland
vegetation), (2) vegetasi pegunungan dan (3) vegetasi monsun.
Vegetasi pamah merupakan bagian terbesar hutan dan mencakup
kawasan yang paling luas di Indonesia, terletak pada ketinggian
0-1000 m. Vegetasi pamah terdiri dari vegetasi rawa dan vegetasi
darat. Vegetasi rawa terdapat di tempat yang selalu tergenang air
dan membentuk urutan yang menerus dari air terbuka sampai
hutan campuran. Di Indonesia terdapat beberapa bentuk vegetasi
rawa bergantung pada kedalaman, salinitas dan kualitas air, serta
kondisi drainase dan banjir. Beberapa contoh vegetasi pamah
adalah hutan bakau, hutan rawa air tawar, hutan tepi sungai,
hutan rawa gambut, dan komunitas danau. Vegetasi pegunungan
sangat beraneka ragam dan sering menunjukkan pemintakatan
yang jelas, sesuai dengan pemintakatan flora yang berlaku untuk
semua kawasan tropik. Vegetasi pegunungan dapat diklasifikasi
menjadi hutan pegunungan, padang rumput, vegetasi terbuka
pada lereng berbatu, vegetasi rawa gambut dan danau, serta
vegetasi alpin. Vegetasi monsun terdapat di daerah yang beriklim
kering musiman dengan Q > 33,3 % dan evapotranspirasi melebihi
curah hujan yang umumnya kurang dari 1500 mm/tahun.
Jumlah hari hujan selama empat bulan terkering berturut-turut
kurang dari 20. Musim kemarau pendek sampai kemarau panjang
terjadi pada pertengahan tahun. Beberapa contoh di antaranya
adalah hutan monsun, savana, dan padang rumput.

3. Kelompok Ekosistem Suksesi

Ekosistem suksesi adalah ekosistem yang berkembang


setelah terjadi perusakan terhadap ekosistem alami yang terjadi
karena peristiwa alami maupun karena kegiatan manusia atau
bila ekosistem buatan tidak dirawat lagi dan dibiarkan
berkembang sendiri menurut kondisi alam setempat. Ekosistem
ini dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu (1) ekosistem
suksesi primer dan (2) ekosistem suksesi sekunder. Ekosistem
suksesi primer berkembang pada substrat baru seperti
permukaan tanah terbuka yang ditinggalkan, tanah longsor atau
pemapasan tanah untuk penambangan dan pembuatan jalan,
timbunan abu atau lahar yang dimuntahkan letusan gunung
berapi, timbunan tanah bekas galian, endapan pasir pantai dan
endapan lumpur di tepi danau dan tepi sungai atau muara.
Ekosistem suksesi sekunder berkembang setelah ekosistem alami
rusak total tetapi tidak terbentuk substrat baru yang diakibatkan
khususnya oleh kegiatan manusia, seperti penebangan hutan
habis-habisan dan pembakaran. Ekosistem ini juga dapat
berkembang dari ekosistem buatan yang ditinggalkan yang
kemudian berkembang secara alami seperti yang terjadi pada
perladangan berpindah atau sistem rotasi yang meninggalkan
lahan garapan untuk diberakan setelah dua atau tiga kali panen.

4. Kelompok Ekosistem Buatan

Di samping ekosistem alam ada ekosistem buatan manusia,


seperti danau, hutan tanaman, dan agroekosistem (sawah tadah
hujan, sawah irigasi, sawah surjan, sawah rawa, sawah pasang
surut, kebun pekarangan, kolam, dan lain-lain). Sebagai
gambaran dari ekosistem buatan akan diuraikan mengenai
ekosistem kolam dan ekosistem padang rumput.

2. Interaksi dalam suatu ekosistem

Interaksi Dalam Ekosistem dan Contohnya

Ekosistem terbentuk karena adanya interaksiantar organisme dalam


ekosistem serta interaksi dengan komponen abiotik disekitarnya. Adanya
interaksi ini yang memungkinkan keseimbangan ekosistem dapat
terjadi. Apabila telah tercapai keseimbangan ekosistem atau disebut juga
kondisi homeostatis tercapai, maka sedikit perubahan tidak akan
berakibat fatal pada kelangsungan hidup organisme dalam ekosistem.
Berikut adalah penjelasan mengenai interaksi dalam ekosistem :

Interaksi Antar Komponen Ekosistem

Ekosistem terdiri atas dua komponen yaitu komponen biotik dan


komponen abiotik. Komponen abiotik menunjukkan benda mati dan
kondisi lingkungan yang mendukung kehidupan makhluk hidup
contohnya air, cahaya matahari, udara, iklim, cuaca, batu, tanah, dan
sebagainya. Sedangkan komponen biotik menunjukkan makhluk hidup
yang ada dalam ekosistem, termasuk manusia, hewan, dan tumbuhan.
Interaksi antar komponen dapat terjadi berupa interaksi antar
komponen abiotik, antar komponen biotik dan abiotik, dan antar
komponen biotik.

1. Interaksi Antar Komponen Abiotik

Komponen abiotik dalam suatu ekosistem akan mempengaruhi


komponen abiotik yang lain. Interaksi ini membentuk hubungan timbal
balik. Contohnya antara lain:

 Intensitas cahaya yang makin tinggi akan menyebabkan


penguapan air meningkat
 Peningkatan suhu Bumi secara global menyebabkan es di kutub
mencair dan volume lautan meningkat
 Curah hujan yang tinggi membuat kondisi tanah lebih lembek dan
mudah digali

2. Interaksi Komponen Biotik dan Abiotik

Kebutuhan makhluk hidup dapat dipenuhi dengan bantuan dan


dukungan dari lingkungan disekitarnya. Sebaliknya, keberadaan
komponen biotik juga mempengaruhi kondisi lingkungan atau
komponen abiotik. Beberapa contoh dari interaksi ini adalah:

 Cahaya matahari dibutuhkan untuk terjadinyaprose fotosintesis


pada tumbuhan. Akibat kekurangan cahaya pada tumbuhan akan
membuat tumbuhan layu dan mati.
 Tumbuhan membutuhkan karbondioksida untuk berfotosintesis.
Sebaliknya tumbuhan berperan menjaga kestabilan komposisi
udara agar dapat mendukung kehidupan organisme lainnya.

Kondisi komponen abiotik sangat bergantung pada komponen biotik,


terutama kegiatan manusia. Oleh karena itu sebaiknya manusia mulai
menyadari bahaya tidak melestarikan lingkungan hidup. Sehingga
kondisi homeostasis dalam ekosistem ini tidak terganggu.

3. Interaksi Antar Komponen Biotik


Interaksi antar komponen biotik memiliki banyak contoh. Namun secara
umum dapat dibedakan menjadi 2 yaitu interaksi intraspesifik dan
interaksi interspesifik.

 interaksi intraspesifik – ini terjadi apabila interaksi dilakukan


antar individu dalam satu spesies. Contoh paling mudah adalah
lebah madu. Dalam koloni lebah madu, terdapat sistem interaksi
yang sangat teratur dengan pembagian lebah sesuai dengan
tugasnya. Interaksi manusia dengan manusia lain dalam
bermasyarakat juga termasuk kedalam interaksi intraspesifik
 interaksi interspesifik – interaksi yang terjadi antara individu yang
bukan dari spesies yang sama dalam satu ekosistem.

Diantara kedua interaksi tersebut, interaksi interspesifik memiliki


bentuk yang bermacam-macam. Kategorinya adalah sebagai berikut:

 Predasi dan herbivori- Predasi adalah hubungan antara predator


dan mangsanya. Misalnya hubungan hewan mamalia singa
(predator) dengan rusa (mangsa). sedangkan herbivori merujuk
pada interaksi antara herbivora dan tumbuhan. Untuk penjelasan
lebih lengkap tentang pengelompokkan hewan dapat dibaca pada
artikel hewan karnivora, herbivora, omnivora dan ciri ciri hewan
karnivora, herbivora, dan omnivore .
 Kompetisi – hubungan yang terjadi dalam bentuk persaingan.
Misalnya adalah persaingan antara singa dan cheetah di
ekosistem padang rumput.
 Netral – hubungan antara populasi dalam satu daerah dan
masing masing populasi tidak saling mengganggu. Contohnya
adalah populasi belalang dan cacing di ekosistem sawah.
 Simbiosis – interaksi antara dua individu berbeda jenis yang
saling hidup bersama

Simbiosis dapat dibedakan kembali menjadi:

 simbiosis mutualisme – hubungan yang saling menguntungkan


kedua belah pihak. Misalnya adalah simbiosis mutualisme antara
organisme uniseluler golongan algae, zooxanthellae, dan karang.
Tidak semua karang bersimbiosis dengan algae ini. Jenis jenis
terumbu karang yang bersimbiosis dapat dibaca lebih jelas pada
artikel sebelumnya.
 simbiosis komensalisme – hubungan yang menguntungkan satu
pihak namun tidak merugikan pihak lain. Misalnya tumbuhan
anggrek yang tumbuh di cabang pohon untuk mendapatkan sinar
matahari. Bunga anggrek diuntungkan karena mendapatkan
sinar matahari yang optimal, sedangkan pohon yang ditumpangi
tidak dirugikan.
 simbiosis parasitisme – hubungan yang menguntungkan salah
satu pihak, sedangkan yang lain dirugikan. Misalnya adalah
benalu yang tumbuh di batang pohon.

KAITAN ANTARA INTERAKSI EKOSISTEM HUTAN DENGAN


INTERAKSI YANG ADA PADA REFERENSI

Kaiatan nya pada penilitian yang saya lakukan yaitu terjadi pada
beberapa bentuk interaksi dalam ekosistem hutan meliputi:

 interaksi biotik dan abiotik – contohnya interaksi pohon kapas


dengan komponen biotik seperti cahaya, air, tanah dan udara
 netral – dalam ekosistem ini yang termasuk interaksi netral yaitu
interaksi antara belalang dan cacing, laba laba dan cacing.
 predasi – interaksi antara burung dengan cacing
 herbivori – interaksi antara belalang dengan rumput, interaksi
ulat dengan rumput.
 kompetisi – hubungan antara rumput liar dan pohon
kapas( bersaing memperebutkan air dan unsur hara)
 simbiosis komensalisme – interaksi antara lebah dengan pohon,
dimana lebah sebagai pihak yang diuntungkan
 simbiosis parasitisme – hubungan pohon kapas dengan semut

3. Rantai makanan
Adalah pengalihan energi dari sumbernya dalam tumbuhan
melalui sederetan organisme yang makan dan yang dimakan.
Apabila antara rantai makanan yang satu dengan yang lainnya
terdapat hubungan (ada komponen yang sama), maka beberapa
rantai makanan akan membentuk jaring-jaring makanan:

4. Jaring makanan
Jaring-jaring makanan, yaitu rantai-rantai makanan yang
saling berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga
membentuk seperti jaringan-jaringan. Jaringan-jaringan makanan
terjadi karena setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan
satu jenis makhluk hidup lainnya.

5. Piramida makanan
Piramida Makanan adalah suatu piramida yang
menggambarkan perbandingan komposisi jumlah biomassa dan
energi dari produsen sampai konsumen puncak dalam suatu
ekosistem. Komposisi biomassa terbesar terdapat pada produsen
yang menempati dasar piramida. Demikian pula jumlah energi
terbesar terdapat pada dasar piramida. Komposisi biomassa dan
energi ini semakin ke atas semakin kecil karena selama proses
perpindahan energi terjadi penyusutan jumlah energi pada setiap
tingkat trofik

Jaring makanan pada pengamatan


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Ekosistem adalah suatu sistem di alam dimana di dalamnya


terjadi hubungan timbal balik antar komponen biotik, komponen
biotic dengan komponen abiotik seperti suhu, kecepatan angin,
kelembapan, tanah, air (kondisi lingkungan).

2. Ekosistem terdiri dari komponen biotik dan abiotik.

3. Komponen biotic adalah komponen hidup yaitu semua makhluk


hidup yang ada dalam ekosistem, seperti semut, kumbang hitam,
tumbuhan dll.

4. Komponen abiotik adalah komponen tak hidup seperti, suhu,


kelembapan, cahaya matahari, air, udara dll.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell N.A dan Jane Reece.2008. Biologi. Erlangga. Jakarta.

Hanum, Chairani. 2009. Ekologi Tanaman. USU. Medan.

Rusmendro, Hasmar. 2003. Seri diktat kuliah ekologi tumbuhan.


Jakarta: Fakultas Biologi, Universitas Nasional.

Saktiyono.2004. Ilmu Pengetahuan Alam. Erlangga. Jakarta

Utomo, S. W., Sutriyono, I., & Rizal, R. (2012). Pengertian, Ruang


Lingkup Ekologi dan Ekosistem.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai