Anda di halaman 1dari 13

KEMENTERIAN PERTANIAN

BADAN PENYULUHAN & PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN


POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA MAGELANG
JURUSAN PERTANIAN
Jl. Kusumanegara No. 2 Yogyakarta Telp. (0274) 375528

LAPORAN PRAKTIKUM

I. Identitas
Mata Kuliah : Agroekosistem Berkelanjutan
Acara Praktikum : Menganalisis Interaksi yang terjadi pada Agroekosistem diwilayah
sekitar tempat tinggal
Tujuan : Untuk mengetahui interaksi komponen biotik dan abiotik pada
agroekosistem yang di identifikasi
Tempat : Kecamatan Umbulharjo, Yogyakarta, DIY
Hari, Tanggal : Senin, 27 September 2021
Nama Mahasiswa : Fitriyan Restu Illahi
Semester : 7 (tujuh)
Dosen Pengampu : Asih Farmia, SP, M.Agr.Sc
Asisten Dosen : Annisa Choiriyah , SP, M.Sc
PLP :-

II. Dasar Teori


A. Agroekosistem
Agroekosistem adalah sistem interaksi antara manusia dengan lingkungan
biofisik, sumber daya pedesaan dan pertanian guna meningkatkan kelangsungan hidup
penduduknya. Agroekosistem dapat diartikan sebagai suatu unit yang tersusun oleh
semua organisme di dalam areal pertanaman bersama-sama dengan keseluruhan
kondisi lingkungan yang telah dimodifikasi manusia, yaitu pertanian, industri, tempat
rekreasi, dan aktifitas sosial manusia lainnya. Agroekosistem merupakan suatu
ekosistem yang dimodifikasi atau dirancang oleh dan dimanfaatkan baik secara
langsung maupun tidak langsung oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan
pangan.Pada agroekosistem, manusia sengaja merubah ekosistem alami. Ekosistem
ini khusus dibuat untuk kepentingan pertanian. Dalam suatu agroekosistem terdapat
berbagai komponen yang membentuk agroekosistem tersebut. Berikut adalah
komponen - komponen dari agroekosistem yaitu :
1. Komponen Biotik
Komponen biotik dari agroekosistem terdiri dari:
1) Produsen, berupa jasad-jasad hidup yang mampu menangkap energi matahari dan
membentuk bahan-bahan yang mengandung energi. Contohnya adalah tumbuh-
tumbuhan berklorofil hijau.
2) Konsumen, berupa jasad-jasad hidup yang memakan tumbuhtumbuhan dan atau
hewan; mampu membentuk bahan-bahan organik yang lebih tinggi mutunya dari
bahan yang dimakannya. Konsumen terbagi menjadi herbivora, karnivora, dan
omnivora.
3) Dekomposer, berupa jasad-jasad hidup (mikrobia) yang dapat menguraikan sisa-
sisa dari jasad hidup yang mati melalui proses mineralisasi.
4) Tanaman atau vegetasi tanaman dalam agroekosistem berfungsi sebagai produsen
atau komponen yang diusahakan oleh manusia untuk budidaya.
5) Hewan sebagai penyeimbang atau pendukung komponenkomponen dalam
agroekosistem. Contoh: cacing yang membantu menyuburkan tanah.

2. Komponen Abiotik
Komponen abiotik dari agroekosistem terdiri dari:
1) Air, Lebih dari 50% penyusun tubuh organisme terdiri dari air. Oleh sebab itu, air
merupakan salah satu komponen abiotik yang sangat menentukan kelangsungan hidup
organisme.
2) Udara, Gas-gas yang ada di atmosfer,di samping sebagai selimut bumi, juga sebagai
sumber berbagai unsur tertentu, seperti: oksigen, karbondioksida, nitrogen, dan
hidrogen. Udara juga merupakan komponen utama tanah. Tanah yang cukup pori atau
cukup ronggaakan baik pertukaran udara atau aerasinya. Tanah yang baik, aerasinya
akan baik, dan baik pula proses mineralisasinya.
3) Suhu, Setiap makhluk hidup memerlukan suhu lingkungan tertentu. Suhu
diperlukan makhluk hidup untuk proses kimia dalam tubuhnya. Semua makhluk hidup
selalu menghindari suhu lingkungan yang terlalu tinggi, dan terlalu rendah. Makhluk
hidup selalu berusaha untuk mendapatkan suhu lingkungan yang optimum.
4) Tanah, merupakan komponen sumberdaya alam yang mencakup semua bagian
padat di atas permukaan bumi, termasuk semua yang ada di atas dan di dalamnya yang
terbentuk dari bahan induk dan dipengaruhi oleh kinerja iklim, jasad hidup, dan relief
setempat dalam waktu tertentu.
5) Cahaya, merupakan komponen abiotik yang berfungsi sebagai sumber energi
primer bagi ekosistem. Keberadaannya mampu mempengaruhi dan mengontrol
organisme yang ada pada suatu ekosistem.
6) Salinitas, berhubungan erat dengan pH tanah. Jika pH tanah semakin tinggi, maka
akan menghambat proses pertumbuhan tanaman. Hal ini karena ada beberapa
tanaman yang tidak cocok dengan pH yang tinggi.

B. Interaksi Antar Komponen Dalam Agroekosistem


Di alam ini tidak ada satupun organisme yang dapat hidup sendirian. Setiap
organisme selalu membutuhkan organisme lain. Adanya keinginan saling
membutuhkan antara organisme satu dengan organisme lainnya menimbulkan
interaksi. Komponen abiotik dan biotik di dalam agroekosistem saling berinteraksi
untuk mencapai keseimbangan ekosistem pertanian. Kebutuhan pangan atau sumber
nutrisi bagi faktor biotik tersedia dengan adanya faktor abiotik tanah, air, unsur hara,
dan unsur iklim yang mendukung nutrisi dalam tanah maupun udara menjadi tersedia.
Interaksi antara biotik dan abiotik adalah interaksi yang terjadi antara makhluk hidup
serta alam yang ada di sekitarnya. Interaksi ini sangat dibutuhkan oleh semua makhluk
hidup. Interaksi ini terjadi antara semua makhluk hidup dengan air, udara, dan sinar
matahari.
Adanya daur unsur atau daur biogeokimiawi di alam menunjukkan keterkaitan
antara faktor biotik dan abiotik. Interaksi yang terjadi antar individu tumbuhan pada
suatu daerah tertentu dapat bersifat positif, negatif, atau tidak saling mempengaruhi
satu sama lain. Interaksi dapat bersifat positif bila keberadaaan komponen biotik atau
abiotik lainnya menguntungkan bagai tanaman utama. Contoh interaksi yang bersifat
positif adalah koorporasi. Kooporasi merupakan bentuk Kerjasama antara komponen
biotik dan abiotik yang dilakukan secara sengaja atau tidak yang saling
menguntungkan keduanya.
Interaksi juga dapat bersifat negatif. Interaksi yang bersifat negatif artinya
keberadaan tanaman individu lain dalam suatu ekosistem yang sama dapat
mengurangi potensi sumberdaya yang tersedia bagi tanaman budidaya yang ditanam
di daerah tersebut. Interaksi negatif ini sering disebut kompetisi. Kompetisi akan
menyebabkan berkurangnya ruang, sinar matahari, nutrisi, dan mineral akibat adanya
kompetisi. Kompetisi dibagi menjadi kompetisi intraspesifik dan kompetisi
interspesifik. Kompetisi intraspesifik merupakan kompetisi yang terjadi dalam satu
spesies yang sama. Sedangkan kompetisi interspesifik merupakan kompetisi yang
terjadi pada beda spesies tanaman
Bentuk interaksi yang sangat erat antara dua jenis makhluk hidup sehingga
membentuk hubungan yang sangat khas disebut simbiosis. Simbiosis merupakan
semua jenis interaksi biologis jangka panjang dan dekat antara dua organisme biologis
yang berbeda. Pada dasarnya, setiap hubungan antara dua populasi spesies (kelompok
organisme) yang hidup bersama adalah simbiosis, terlepas dari apakah spesies itu
bermanfaat, berbahaya, atau tidak berpengaruh pada satu sama lain. Makhluk hidup
yang melakukan ini disebut simbion. Secara umum terdapat 3 jenis symbiosis yaitu
simbiosis mutualisme, simbiosis komensalisme, dan simbiosis parasitisme.
1. Simbiosis mutualisme
Simbiosis mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda jenis
dan saling menguntungkan. Contohnya bunga dan lebah. Bunga menghasilkan
madu yang disukai lebah dan lebah membantu penyerbukan bunga. Oleh karena
itu, keduanya memperoleh keuntungan.
2. Simbiosis komensalisme
Simbiosis komensalisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda
jenis, yang satu untung dan yang lain tidak dirugikan. Contohnya angrek dan
tumbuhan yang ditumpanginya. Anggrek hanya menempel pada pohon yang
ditumpanginya untuk mendapat sinar matahari. Pohon yang ditumpangi anggrek
tidak mengalami kerugian apapun.
3. Simbiosis parasitisme
Simbiosis parasitisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda jenis,
yang satu untung dan yang lain dirugukan. Contoh benalu dengan inangnya.
Benalu dapat berfotosintesis karena memiliki zat hijau daun, tetapi benalu
menyerap air dari inangnya. Hal ini menyebabkan pertumbuhan inang yang
ditumpangi menjadi terganggu karena kebutuhan air untuk fotosintesis berkurang
sehingga makanan yang dihasilkansedikit. Jika benalu makin tumbuh dan
berkembang, maka inang akan mengalami kematian.
III. Alat & Bahan
A. Alat
1. Handphone
2. Laptop

B. Bahan
1. Foto Agroekosistem
2. Foto komponen biotik dan abiotik
2. Literatur (Jurnal, E-Book, Artikel)

IV. Cara Kerja


A. Siapkan alat dan bahan terlebih dahulu
B. Cari lokasi agroekosistem yang akan diamati
C. Amati agroekosistem beserta komponen biotik dan abiotiknya
D. Analisa interaksi yang terjadi pada komponen tersebut
E. Foto agroekosistem yang ada disekitar tempat tinggal
F. Menulis laporan
V. Hasil Pengamatan
No Komponen Biotik Fungsi dalam Ekosistem
1 Padi Produsen
2 Keong mas Konsumen
3 Belalang Konsumen
4 Rumput Tanaman pengganggu

No Komponen Abiotik Fungsi dalam Ekosistem


1 Cahaya Matahari Faktor pertumbuhan Tanaman
2 Air Faktor pertumbuhan Tanaman
3 Tanah Faktor pertumbuhan Tanaman
4 Gas (diudara) Faktor pertumbuhan Tanaman
Gambar 1. Padi Gambar 2. Cahaya Matahari

Gambar 3. Air Gambar 4. Belalang Gambar 5. Tanah

Gambar 6. Keong Mas (Telur) Gambar 7. Rumput


VI. Pembahasan
Agroekosistem merupakan suatu Kawasan tempat membudidayakan makhluk hidup
tertentu meliputi apa saja yang hidup di dalamnya serta material lain yang saling
berinteraksi. Agroekosistem sendiri merupakan salah satu ekosistem buatan yang sengaja
dibuat dengan tujuan untuk berbagai kegiatan yang berujung pada pemenuhan kebutuhan
manusia. Ada banyak agroekosistem yang ada di Indonesia seperti sawah, ladang,
perkebunan, kolam, dan lain sebagainya.
Pada praktik ini akan dibahas mengenai ineraksi yang terjadi antara komponen biotik
dan abiotik pada agroekosistem sawah. Pelaksanaan praktik identifikasi agroekosistem ini
dilaksanakan di kecamatan Umbulharjo, Yogyakarta. Obyek praktikum yaitu
agroekosistem sawah. Sawah merupakan sebidang tanah yang digarap sedemikian rupa
untuk tempat bercocok tanam padi sawah. Agroekosistem sawah merupakan sebuah sistem
ekologi yang terjadi pada sawah.
Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan pada agroekosistem sawah terdapat beberapa
komponen biotik (hidup) dan abiotik (mati). Komponen biotik merupakan komponen
utama yang membutuhkan komponen abiotik untuk bisa hidup dan berkembang
Komponen biotik yang terdapat pada agroekosistem sawah antara lain padi, keong mas,
belalang, rumput, dan jasad renik. Pada agroekosistem sawah, komponen biotik ini
khususnya padi merupakan komponen yang penting karena padi merupakan komoditas
utama yang diusahakan pada suatu agroekosistem. Komponen abiotik merupakan
komponen tidak hidup dimana komponen abiotik ini dibutuhkan oleh komponen biotik
agar bisa hidup. Komponen abiotik yang terdapat pada agroekosistem sawah yaitu air,
cahaya matahari, oksigen dan tanah.
Komponen biotik dan abiotik memiliki peran tersendiri dalam suatu ekosistem dimana
komponen biotik pasti membutuhkan komponen abiotik untuk dapat hidup. Dalam
komponen biotik padi berperan sebagai produsen karena padi membutuhkan cahaya
matahari, air, dan oksigen serta komponen abiotik lainnya untuk dapat hidup. Selain itu,
padi juga merupakan pemeran utama dalam agroekosistem ini yang dimanfaatkan untuk
diambil hasilnya oleh manusia. Keong mas dalam komponen biotik berperan sebagai
konsumen dimana keong mas dapat mengkonsumsi batang padi yang masih muda. Begitu
pula dengan belalang yang mengkonsumsi daun padi yang masih muda untuk
kelangsungan hidupnya. kondisi tersebut membuktikan bahwa dalam suatu agroekosistem,
akan terjadi proses interaksi.
Interaksi adalah suatu jenis tindakan yang terjadi ketika dua atau
lebih objek mempengaruhi atau memiliki efek satu sama lain. Berdasarkan hasil
identifikasi dilapangan, pada agroekosistem sawah tempat pelaksanaan praktikum terdapat
beberapa interaksi yang terjadi antara komponen biotik dan abiotik.
Adapun proses interaksi yang terjadi yaitu dimulai dari interaksi antara tumbuhan dan
komponen abiotik seperti cahaya matahari, tanah, air, gas, dan nutrisi. Tumbuhan
membutuhkan tanah, air, dan nutrisi untuk dapat tumbuh. selain itu tumbuhan juga cahaya
matahari, gas karbon dioksida (CO2), dan air untuk melangsungkan proses fotosintesis.
Setelah padi tumbuh menjadi padi muda terdapat rumput yang tumbuh bersamaan dengan
padi yang mengakibatkan terjadinya persaingan antara keduanya. Selain itu terdapat juga
keong mas yang mengkonsumsi batang padi muda tersebut untuk kelangsungan hidupnya.
Begitu pula dengan kehadiran belalang yang mengkonsumsi daun padi muda sehingga
merugikan padi sebagai tumbuhan utama dalam suatu ekosistem sawah. Secara rinci
proses interaksi antara komponen biotik dan abiotik akan dijelaskan berikut ini.
1. Interkasi antara tanaman dan komponen abiotik
Tanaman yang bertindak sebagai produsen tidak dapat tumbuh jika tidak ada
komponen abiotik. Tanaman merupakan makhluk hidup autotroph yang berarti dapat
membuat makanannya sendiri tentunya harus mendapat dukungan dari luar dalam hal
ini komponen abiotik. Pada agroekosistem sawah yang diidentifikasi, komponen
abiotik yang terdapat didalamnya yaitu cahaya matahari, tanah, air, dan gas diudara.
Proses interaksi yang terjadi yaitu tanaman melakukan proses fotosintesis untuk
menghasilkan makanan. Untuk dapat melangsungkan proses fotosintesis, tanaman
berinteraksi dengan cahaya matahari. Proses interaksi antara tanaman dan cahaya
matahari yaitu tanaman menyerap cahaya matahari melalui daun. Nantinya cahaya
matahari yang terserap digunakan untuk kebutuhan fotosintesis. Matahari berinteraksi
dengan tanaman khususnya daun yang memiliki klorofil untuk melangsungkan proses
fotosisntesis. Cahaya matahari juga berinteraksi dengan daun untuk proses respirasi
tanaman.
Tanaman juga berinteraksi dengan komponen abiotik lainnya yaitu tanah. Pada
agroekosistem sawah yang diidentifikasi, padi membutuhkan tanah untuk dapat hidup.
Tanah yang digunakan dikondisikan sedemikian rupa (berlumpur) sehingga bisa
dimanfaatkan untuk tanam padi. Tanah mengandung banyak sekali unsur hara yang
dapat menunjang pertumbuhan tanaman. Berdasarkan hasil identifikasi dilapangan,
padi berinteraksi dengan tanah melalui akar. Akar padi yang berbentuk serabut
mencengkram tanah dengan kuat sehingga padi dapat berdiri tegak. Selain itu, akar
padi juga menyerap unsur hara atau nutrisi yang terkandung didalam tanah sehingga
padi menjadi sehat dan tumbuh dengan subur.
Tanaman juga berinteraksi dengan air. Air merupakan salah satu komponen
abiotik yang sangat penting dalam suatu ekosistem. Air juga memiliki pengaruh yang
besar terhadap suatu ekosistem. Kekurangan air dapat menyebabkan kekeringan
bahkan tanaman dapat mati. Pada agroekosistem sawah, padi juga berinteraksi dengan
air. Proses interaksi antara padi dan air yaitu padi melalui akar menyerap kandungan
air dalam tanah untuk dapat hidup. Selain itu air juga diserap oleh akar untuk
melangsungkan proses fotosintesis. Selain itu, dengan adanya air yang menggenang
dapat menekan tumbuhnya gulma dan perkembangan hama tikus. Oleh karena itu
adanya air pada agroekosistem sawah ini berdampak baik serta interaksi antara air dan
padi juga baik.
Tanaman berinteraksi dengan gas diudara. Udara mengandung banyak sekali
gas yang tidak bisa kita lihat. Berdasarkan hasil identifikasi agroekosistem sawah,
padi pasti berinteraksi dengan gas diudara. Hal ini terbukti dengan padi yang
menunjukan pertumbuhan dan perkembangan yang baik. Gas diudara yang
berpengaruh paling penting terhadap padi yaitu Karbon dioksida (CO2). Gas CO2
berinteraksi dengan padi dengan cara padi melalui daunnya menyerap gas CO2 di
udara. Gas CO2 ini nantinya digunakan untuk kebutuhan fotosinstesis padi sehingga
padi dapat menghasilkan makan sendiri. selain itu setelah melangsungkan proses
fotosintesis, tanaman padi juga akan melepas gas Oksigen (O2) diudara yang sangat
berguna untuk makhluk hidup lainnya terutama manusia dan hewan.
Proses interaksi antara tanaman dan komponen abiotik merupakan ketetapan
yang sudah menjadi ketetapan Tuhan yang maha kuasa. Oleh karena itu, proses
interaksi yang terjadi ini bersifat positif dan tidak merugikan 1 pihak atau lingkungan
sekitar agroekosistem sawah.
2. Interaksi antara tanaman dan tumbuhan lain
Pada agroekosistem sawah yang diidentifikasi, tanaman utama yaitu padi juga
berinteraksi dengan tumbuhan lain yaitu rumput liar. Dalam suatu agroekosistem,
rumput dapat tumbuh dimana saja. Namun, dalam agroekosistem rumput merupakan
tumbuhan yang tidak dikehendaki untuk tumbuh. Jika ada tumbuh yang rumput dalam
suatu agroekosistem misalnya sawah, maka rumput tersebut harus dibuang. Jika tidak
maka akan terjadi proses interaksi antara padi dan rumput. Proses interaksi yang tejadi
adalah padi dan rumput merupakan makhluk hidup yang sama – sama membutuhkan
komponen abiotik untuk tumbuh. Hal tersebut mengakibatkan padi dan rumput
berlomba – lomba untuk mendapatkan nutrisi dari tanah, cahaya matahari, serta air.
Hasilnya salah satu dari padi dan rumput akan kalah dalam persaingan tersebut
sehingga pertumbuhan akan tertinggal bahkan dapat menyebabkan kematian.
Persaingan tersebut sangat merugikan padi karena padi merupakan tanaman utama
dalam agroekosistem sawah terlebih jika padi kalah dalam persaingan.
Proses interaksi tersebut merupakan bentuk interaksi yang negatif karena yang
kalah dalam persaingan akan dirugikan. Bentuk interaksi antara padi dan rumput
tersebut tergolong interaksi kompetisi. interaksi kompetisi merupakan intreaksi antara
makhluk hidup yang bersaing untuk mendapatkan syarat hidupnya dan yang kalah
bersaing akan mati.
3. Interaksi antara tanaman dan keong mas
Pada agroekosistem yang diidentifikasi, terdapat komponen biotik lainnya
seperti keong mas. Kehadiran keong mas ini mengakibatkan terjadinya proses
interaksi antara keong mas dan padi sebagai tanaman utama dalam suatu
agroekosistem. Proses interaksi yang terjadi yaitu padi dan keong mas merupakan
makhluk hidup yang sama – sama membutuhkan makan. Keong mas hidup
diekosistem sawah karena pengaruh dari kondisi tanah yang berlumpur dan terdapat
air yang menggenang. Pada agroekosistem sawah, keong mas mengkonsumsi batang
padi yang masih muda sehingga padi yang merupakan komoditas utama dalam
agroekosistem sawah menjadi tidak dapat tumbuh dengan optimal bahkan mati.
Proses interaksi tersebut bersifat negatif karena merugikan satu pihak. Bentuk
interaksi antara padi dan keong mas tersebut termasuk kedalam interaksi symbiosis
parasitisme. Hal tersebut karena padi yang juga merupakan tanaman utama dalam
agroekosistem dirugikan dengan kehadiran keong mas yang mengkonsumsi batang
padi muda untuk kelangsungan hidupnya.
4. Interaksi antara tanaman dan belalang
Pada agroekosistem yang diidentifikasi, terdapat komponen biotik lain yaitu
belalang. Adanya belalang mengakibatkan terjadinya interaksi antara belalang
tersebut dengan padi. Untuk kelangsungan hidupnya belalang mengkonsumsi daun
padi yang masih muda. Hal tersebut mengakibatkan daun padi menjadi berlubang
sehingga pertumbuhan padi menjadi tidak optimal. Kejadian tersebut merugikan padi
sebagai makhluk hidup dan sebagai tanaman utama dalam agroekosistem sawah.
Interaksi yang terjadi merupakan interaksi yang bersifat negatif. Bentuk
interaksi tersebut termasuk interaksi simbiosis paarasitisme. Hal tersebut karena salah
satu pihak dalam agroekosistem tersebut dalam hal ini padi dirugikan dengan
kehadiran belalang yang mengkonsumsi daun mudanya. Keadaan tersebut
menyebabkan pertumbuhan padi menjadi terhambat, tidak optimal, serta dapat
menyebabkan kematian padi sebagai tanaman utama dalam agroekosistem sawah.

Berdasarkan hasil identifikasi interaksi yang terjadi antar komponen biotik dan abiotik,
dapat diketahui bahwa agroekosistem sawah dapat dikatakan dalam keadaan seimbang.
Hal tersebut karena terjadi perisiwa makan dan dimakan yang masih sesuai sehingga tidak
ada rantai makanan yang putus. Keseimbangan ekosistem terjadi jika komponen dalam
agroekosistem dapat hidup sesuai rantai makanan yang sudah diatur Tuhan yang maha esa.
Keseimbangan agroekosistem akan terpelihara bila komposisi komponennya baik
komponen biotik maupun komponen abiotik dalam keadaan seimbang. Keseimbangan
juga tercapai dengan peristiwa makan dan dimakan.
VII. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan analisis interaksi komponen biotik dan abiotik
agroekosistem sawah di Kecamatan Umbulharjo, Yogyakarta, dapat disimpulkan bahwa
agroekosistem sawah tersebut memiliki komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik
terdiri dari padi, keong mas, belalang, dan rumput. Sementara komponen abiotik terdiri
dari tanah, matahari, air, oksigen, dan suhu. Proses interaksi yang terjadi berjalan sesuai
prinsip ekosistem yang sudah diatur oleh alam dan Tuhan yang maha esa. Tanaman
berinteraksi dengan komponen abiotik untuk kelangsungan hidupnya seperti fotosintesis.
Tanaman padi juga berinteraksi dengan komponen biotik namun semua interaksi tersebut
bersifat negatif karena merugikan padi sebagai tanaman utama dalam sebuah
agroekosistem sawah.
Pada agroekosistem sawah tersebut daoat dikatakan terjadi keseimbangan ekosistem.
Hal tersebut karena komponen biotik dan abiotik bergerak sesuai ketetapan alam dan
Tuhan yang maha esa serta adanya proses makan dan dimakan.
VIII. Daftar Pustaka
Adiwirman, ____Modul 1 Pertanian dan Lingkungannya. diakses pada 20 September 2021
pukul 14.22
Analisis Beberapa Tipe Agroekosistem Hubungan Faktor Iklim dengan Pertumbuhan
Tanaman diakses pada 21 September 2021 melalui https://bocah-
e.blogspot.com/2012/06/analisis-beberapa-tipe-agroekosistem_6348.html
Anonim. Agroekosistem. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Hortikultura. Balibang
Pertanian. diakses pada 20 September 2021 pukul 14.20 melalui
https://hortikultura.litbang.pertanian.go.id/Modul%20PTT/Bawang_Merah/A
groekosistem.pdf
Damayanti, Astrid. 2013. Analisis Zone Agroekologi Untuk Strategi Pengelolaan Das
Berkelanjutan. Jurnal Geografi ISSN 2085 – 8167 Vol 5 No. 1 – 2013.
Universitas Indonesia
Farmia, Asih dan Annisa Choiriyah. 2021. Petunjuk Praktikum Konsep Agroekosistem.
Polbangtan Yoma. Yogyakarta
Iskandar J, dan Budiawati Supangkat. 2016. Etnoekologi Dan Pengelolaan Agroekosistem
Oleh Penduduk Desa Karangwangi Kecamatan Cidaun, Cianjur Selatan Jawa
Barat. Jurnal Biodjati ISSN: 2541-4208 Vol. 1, No. 1. Universitas Padjadjaran
Tamalane, Asri. 2018. Materi Interaksi Makhluk Hidup Dengan Lingkungan. Universitas
Negeri Yogyakarta.
Tongasa, Hermansyah. 2015. Makalah Ekologi Pertanian Agroekosistem. Fakultas
Pertanian Universitas Halu Oleo. Diakses pada 20 September 2021 pukul
14.15 melalui
https://www.academia.edu/24032460/MAKALAH_EKOLOGI_PERTANIA
N_Agroekosistem_
Disahkan di Yogyakarta tanggal 1 Oktober 2021

Asisten Dosen Praktikan

Annisa Choriyah, SP, M.Sc Fitriyan Restu Illahi

Anda mungkin juga menyukai