Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

ARTHROPODA DALAM AGROEKOSISTEM PADI

Oleh:
Yudya Pratidina Marhatn 151510501288
Rizki Beril Yudatama 171510501038
Aisyah Fibrianthie 171510501027

GOLONGAN/KELOMPOK
A/1b

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITASJEMBER
2019
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut (Euzalde, 2014), Definisi dari Arthropoda adalah salah satu filum
hewan terbesar dengan ciri-ciri yaitu terdapat kaki beruas, berbuku-buku, maupun
bersegmen serta populasinnya yang sangat beragam, sehingga memiliki peran
paling utama di seluruh ekosistem. Arthropoda memiliki beberapa spesies hewan
dengan sifatnya yang sangat sensitif terhadap faktor-faktor lingkungan seperti
salah satunya yaitu terganggunya proses respirasi walaupun dalam jangka waktu
singkat (Chen and Shaner, 2018).
Subfilum Insecta merupakan salah satu dari filum Athropoda, selain dari
subfilum Crustacea, Myriapoda, dan Arachnoidea yang memiliki ciri-ciri terdapat
3 bagian tubuh utama yaitu tubuh bersegmen (ruas), rangka luar (eksoskeleton),
dan ekor serta pada bagian tubuhnya terbagi menjadi tiga bagian yaiu kaput
(kepala), toraks (dada), dan perut (Junior et al., 2015).
Arthropoda memiliki peran penting bagi ekosistem, karena dengan adanya
arthropoda dalam proses kehidupan dapat menyeimbangkan mata rantai yaitu
jaring-jaring makanan, namun terdapat arthropoda yang paling dominan dalam
habitatnya berperan sebagai pemakan di bagian kanopi tanaman (Leksono, 2017).
Habitat arthropoda didalam tanah memiliki peran yang menguntungkan yaitu
dapat berperan sebagai pengurai bahan-bahan organik untuk menambah nutrisi
yang dibutuhkan oleh tanaman, selain itu terdapat arthropoda tanah yang dapat
merugikan tanaman (Basir dkk., 2017).
Peran arthropoda tidak hanya bertindak sebagai pemakan tanaman dan
pengurai atau biasanya disebut dengan dekomposer, namun terdapat arthropoda
dari kelas insecta memiliki peran sebagai pemakan serangga yang lebih lemah
(predator), perusak tanaman (parasitoid), dan penyerbuk tanaman (pollinator)
(Iqbal dkk., 2018). Hymenoptera merupakan salah satu Ordo yang paling
mendominasi sebagai musuh alami dengan famili Formicidae, namun terdapat
Ordo lainnya yang bertindak sebagai predator yaitu Ordo Coleoptera, Diptera,
Orthoptera, Odonata, Mantodea, dan Hemiptera (Kurniawati, 2015).
1.2 TUJUAN
1. Mahasiswa mampu menersngksn berbagai tipe level habitat pada agroekosistem
padi dan jenis organisme hidup dan atau arthropoda yang hidup didalamnya.
2. Mahasiswa mampu untuk identifikasi fungsional grup serangga dalam
agroekosistem padi.
METODOLOGI

2.1 Alat
1. Jaring Penangkap Serangga
2. Alkohol
3. Kamera
4. Kertas Karton

2.2 Bahan
1. Serangga yang dikoleksi di lapang
2. Sawah Padi

2.3 Metode
1. Membagi kelas praktikum dalam kelompok (3-5 mahasiswa/kelompok)
2. Membagi kelompok dalam level habitat (di atas kanopi, pada kanopi dan
ianah/air sawah)
3. Mengoleksi seluruh organisme yang ada dalam level habitat, . di atas kanopi
menggunakan jaring serangga, di kanopi menggunakan vacuum, dan di tanah
dan air menggunakan alat saringan plastik. Arthropoda yang ditemukan harus
diawetkan dalam alkohol 70%. Dipastikan setiap kelompok bekerja pada level
habitat yang berbeda dalam agroekosistem padi. Memfoto semua Arthropoda
yang ditemukan.
4. Mengidentifikasi serangga menggunakan aplikasi Rice Doctor dan Key of
Insect Order dalam Samrtphone berbasis Android
5. Menggambar agroekosistem padi seperti Gambar 1. Pada sebuah kertas A1,
menggunakan spidol, sehingga menggambarkan level habitat dan arthropoda
yang hidup di dalamnya (gambarkan secara sederhana arthropoda yang
ditemukan (lihat gambar 3 bagaimana menggambar serangga).
6. Mencatat dalam lembar kerja 1 semua spesies yang ditemukan
7. Membawa Semua spesies arthropoda yang telah ditemukan dan yang telah
diawetkan ke laboratorium untuk dilakukan pengamatan kelompok fungsional
8. Mengumpulkan dan Mencatat (ordo, spesies, level habitat) semua arthropoda
yang ditemukan dalam agroekosistem padi dalam kelompok fungsional
(pemakan tanaman, paraasitoid, predator, netral). (lihat lembar kerja 2)
 Pemakan tanaman dibagi dalam kelompok kelompok kecil berdasrakn
kelompok dimana ditemukan pada bagian tanaman padi
 Predator juga dibagi dalam kelompok kecil berdasarkan pad abgain mana
pada tanaman padi mereka hidupmangsanya dan stadia mangsanya.
 Parasitoid dibagi kelompok berdasarkan stadia inang yang diserang (telur,
larvae, pupa, dan dewasa)
 Netral dibagi kelompok berdasarkan sumber makannya (bahan organik atau
plangton/algae)
HASIL PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Tabel 3.1
Habitat Ordo Spesies Bagian Tanaman
Atas Kanopi Lepidoptera Euruma blanda -
Atas Kanopi Odonata Cordulegaster -
bidentata
Atas Kanopi Odonata Pantala flavescens -
Atas Kanopi Lepidoptera Melonitis leda -
Kanopi Orthoptora Valangae Daun
nigricornis
Kanopi Aranae Phidippus sp Daun
Kanopi Coleoptera Paederus littoralis Pelepah daun
Kanopi Orthoptera Oxya seviles Pelepah daun
Air Hemiptera Gerris remigis -
Air Coleopteran Hydropilus piceus -
Air Odonata Ischura heterosticta -
Air Aranae Argyroneta -
aquatica
Tanah Orthoptera Gryllotalpa -
bracyptera
Tabel 3.1 dapat dilihat bahwa ditemukan beberapa serangga berdasarkan habitat
berbeda yang ada pada agroekosistem padi. Terdapat habitat di atas kanopi, di kanopi, di
bagian air dan tanah. Serangga tersebut digolongkan berdasarkan nama ordo dan juga
spesies.

Grafik 3.2
Grafik 3.2 dapat dilihat terdapat jenis serangga berdasarkan perannya dalam
agroekosistem padi. Setiap ordo serangga yang telah ditemukan dikelompokkan
berdasarkan jenis perannya, dan dapat terlihat jumlahnya di atas.

3.2 Pembahasan
Tabel 3.1 dapat dilihat terdapat 2 jenis ordo yang ditemukan pada level habitat di atas
kanopi. Ordo yang ditemukan adalah ordo Lepidoptera dan odonata. Athropoda yang
termasuk dalam level habitat di atas kanopi maksudnya adalah arthropoda yang tidak
menyentuh bagian tanaman, arthropoda tersebut berada atau berterbangan di atas bagian
tanaman. Arthropoda yang berterbangan tersebut dapat berubah level habitat ketika
arthropoda tersebut hinggap pada salah satu bagian tanaman. Level habitat kanopi
ditemukan 3 jenis ordo yaitu Orthoptera, Araneae, Coleoptera. Arthropoda tersebut ada
yang ditemukan pada bagian daun dan juga pada bagian pelepah daun. arthropda yang
ada di kanopi akan berubah habitat ketika mereka sedang berterbangan di atas kanopi.
Habitat air ditemukan 4 jenis ordo antara lain : Hemiptera, Coleoptera, Odonata, dan
Araneae. Arthropda tersebut akan tergolong berpindah habitat ketika mereka naik dari
permukaan air ke bagian kanopi atau terbang dia atas kanopi. Habitat tanah hanya
ditemukan 1 arthropoda yaitu ordo Orthoptera.
Arthropoda yang ditemukan di lahan dapat digolongkan berdasarkan perannya pada
agroekosistem padi, ada yang berperan sebagai herbivore atau pemakan tumbuhan atau
hama, ada yang berperan sebagai predator, parasitoid, dan ada yang netral atau biasanya
pada golongan decomposer, pengurai, dan pollinator. Menurut grafik ditemukan
arthropoda pemakan tumbuhan terdapat dari ordo Orhtoptera sebanyak 3 ekor. Pada
agroekosistem padi yang diamati tidak terdapat jenis parasitoid. Jenis predator terdapat
ordo Araneae sebanyak 3 ekor, Odonata 6 ekor, Hemiptera 5 ekor, dan Coleoptera 8 ekor.
Sedangkan dari golongan netral terdapat ordo Lepidoptera yang biasanya sebagai
pollinator. Menurut Fitriani (2016), serangga yang tergolong pemakan tumbuhan
biasanya berasal dari ordo Orthoptera, Lepidoptera, Hemiptera, dan Coleoptera. Pada
keadaan lapang yang digolongkan hama hanya ordo Orthoptera, hal ini dikarena tempat
ditemukannya serangga tersebut adalah pada bagian kanopi (bagian tumbuhan seperti
daun, pelepah, malai). Untuk serangga lain yang ditemukan di kanopi tidak termasuk
pemakan tumbuhan. Menurut Sari dkk (2017), mengatakan bahwa tidak semua serangga
yang berada pada bagian tanaman termasuk dalam hama perusak tanaman atau memakan
tanaman tersebut, bisa saja serangga tersebut hanya ingin singgah sementara atau
berlindung pada bagian tanaman tersebut.
Arthropoda yang berperan sebagai predator paling banyak ditemukan pada lahan ini
yaitu sebanyak 22 ekor dari 4 ordo berbeda yang didominasi oleh ordo Coleoptera.
Serangga-serangga tersebut tergolong predator karena sudah jelas merekan tidak
memakan tumbuhan melainkan memakan serangga lain berupa hama. Menurut Hendrival
dkk (2017), mengatakan bahwa jumlah dari predator sangat dipengaruhi oleh cara
budidaya tanaman yang diterapkan pada lahan tersebut. Budidaya secara konvensional
menghasilkan lebih sedikit jumlah predator dibandingkan dengan budidaya pengolaan
tanaman terpadu atau juga SRI. Hal ini dikarenakan pada budidaya PTT atau SRI dapat
memberikan iklim yang mendukung arthropoda predator dan juga ruang gerak yang
cukup sehingga predator dapat berburu mangsanya. Menurut Pradhana (2014),
mengatakan bahwa pada lahan konvensioanal bisanya banyak menggunakan pestisida
kimia untuk memberantas hama. Hal ini menyebabkan menurunnya populasi musuh
alami seperti predator atau parasitoid. pemberian pestisida kimia dapat membunuh musuh
alami karena penggunaannya yang tidak tepat sasaran. Hal ini juga yang membuat
terjadinya peledakan hama.
Arthropoda netral hanya terdapat satu jenis ordo yaitu Lepidoptera, dalam hal ini
jenis Lepidoptera yang ditemukan berupa kupu-kupu. Kupu-kupu bukanlah serangga
yang merugikan di kawasan ekosistem padi dan juga tempat atau habitat ditemukannya
yaitu berada di atas kanopi sehingga tidak berpengaruh apapun bagi tanaman padi.
Menurut Gosal dkk (2016), mengatakan bahwa kupu-kupu merupakan salah satu
serangga yang keberadaannya berfungsi sebagai penyeimbang alam atau ekosistem dan
adanya kupu-kupu ini dapat memperkaya keanekaragaman yang ada di afroekosistem
padi tersebut. Oleh sebab itu kupu-kupu dari ordo Lepidoptera tergolong sebagai
Arthropoda netral.
KESIMPULAN

Pada level habitat di atas kanopi, Ordo yang ditemukan adalah ordo Lepidoptera dan
odonata. Arthropoda yang ditemukan di lahan dapat digolongkan berdasarkan perannya pada
agroekosistem padi, ada yang berperan sebagai herbivore atau pemakan tumbuhan atau hama,
ada yang berperan sebagai predator, parasitoid, dan ada yang netral atau biasanya pada golongan
decomposer, pengurai, dan pollinator. arthropoda pemakan tumbuhan terdapat dari ordo
Orhtoptera sebanyak 3 ekor serta Jenis predator terdapat ordo Araneae sebanyak 3 ekor, Odonata
6 ekor, Hemiptera 5 ekor, dan Coleoptera 8 ekor. Arthropoda netral hanya terdapat satu jenis ordo
yaitu Lepidoptera, dalam hal ini jenis Lepidoptera yang ditemukan berupa kupu-kupu.
DAFTAR PUSTAKA

Basir, A., Dharmawibawa, D. I., dan Safnowandi. 2017. Keanekaragaman dan


Kelimpahan Arthropoda Tanah di Lahan Stroberi (Fragaria Sp) Sembalun
Kabupaten Lombok Timursebagai Dasar Penyusunan Modul Ekologi Hewan.
Prosiding Seminar Nasional Pendidik dan Pengmbangan Pendidikan Indonesia.
1-8.
Chen, L. C. dan Shaner, L. P. 2018. Effects of Greenfll on Ground-dwelling Arhtropods in
a Subtropical Forest. Zoological Studies. 57(44): 1-13.
Elizalde, L. 2014. Volcanism and Arthropods: a Review. Ecologia Austral. 24(1): 3-16.
Fitriani. 2016. Keanekaragaman Arthropoda Pada Ekosistem Tanaman Padi Dengan
Aplikasi Pestisida. Agrovital, 1(1) : 6-8.
Gosal, L. M., Ventje, M., dan Jimmy, R. 2016. Keanekaragaman dan Perbedaan Jenis
Kupu-kupu (Ordo Lepidoptera) Berdasarkan Topografi pada Lokasi Hutan di
Sulawesi Utara. Bioslogos, 6(2) : 42-50.
Hendrival, Lukmanul, H., dan Halimmudin. 2017. Komposisi dan Keanekaragaman
Arthropoda Predator pada Agroekosistem Padi. Floratek, 12(1) : 21-33.
Iqbal, M., Thei, P. S. R., dan Windarningsih, M. 2018. Kelimpahan dan Keanekaragaman
Arhtropoda pada Tajuk Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescent) di Desa
Kuripan Lombok Barat. 1-10.
Junior, H. V., Amorim, D. H. C. P., Junior, H. T. W., and Cardoso, C. L. J. 2015.
Venomous and Poisonous arthropods: Identifications, Clinical Manifestations of
Envenomation, and Treatments Used in Human Injuries. Revista da Sociedade
Brasileira d Medicina Tropical. 48(6): 650-657.
Kurniawati, N. 2015. Keragaman dan Kelimpahan Musuh Alami Hama pada Habitat Padi
yang Dimanipulasi dengan Tumbuhan Berbunga. Ilmu Pertanian. 18(1): 31-36.
Leksono, S. A. 2017. Ekologi Arthropoda. UB Press:Malang.
Pradhana, R. A. I., Gatot, M., dan Sri, K. 2014. Keanekaragaman Serangga dan Laba-laba
pada Pertanaman Padi Organik dan Konvensional. HPT, 2(2) : 58-66.
Sari, P., Syahribulan, Sylvia, S., dan Slamet, S. 2017. Analisis Keragaman Jenis Serangga
Herbivora di Areal Persawahan Kelurahan Tamalanrea Kota Makasar. Biologi
Makasar, 2(1) : 35-45.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai