Anda di halaman 1dari 19

Laporan Praktikum Botani

“Sel dan Jaringan”

Disusun oleh:
Nama : Marceline Kurnia Desile
NIM : 215040200111167
Kelas :Q
Asisten : Amrul Mubarok

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam bidang ilmu biologi, makhluk hidup tentunya menjadi objek yang
konsisten untuk dipelajari. Berbagai proses yang terjadi dalam makhluk hidup
selalu memberikan berbagai informasi yang melingkupi struktur,fungsi, maupun
mekanisme yang bekerja. Setiap unit dalam makhluk hidup selalu saling terkait
membentuk suatu sistem yang bekerja dengan fungsi tertentu. Pentingnya
mempelajari seluk beluk dari setiap unit yang berkerja pada makhluk hidup
sehingga menjadi pengetahuan dasar yang mengantar kepada ilmu terapan yang
lebih kompleks.
Unit terkecil yang paling mendasar untuk diamati dalam makhluk hidup
adalah sel. Bahkan di tingkat pendidikan menengah pertama sekalipun telah
diperkenalkan bahwa sel adalah komponen paling penting yang menyusun
makhluk hidup. Sebagaimana setiap komponen selalu berkesinambungan, sel juga
berkumpul membentuk suatu jaringan. Dengan kata lain, tidak akan terbentuk
suatu individu apabila unitnya yang paling kecil tidak ada. Maka setiap sifat dan
karakteristik makhluk hidup akan dipengaruhi oleh unit bernama sel. Dengan
adanya studi dari sel yang mikroskopis maka mampu melahirkan berbagai solusi
untuk permasalahan yang lebih besar.
Dapat dikatakan bahwa sel dan jaringan merupakan pengetahuan dasar yang
mengembangkan ilmu botani, seperti fisiologi Tumbuhan,bioteknologi dan
rekayasa genetika serta biologi terapan lainnya seperti pertanian, holtikultura,
patologi tumbuhan dan kehutanan, dan berbagai cabang ilmu lainnya. Maka untuk
mengimajinasikan masalah yang berkaitan dengan makhluk hidup, pengetahuan
akan sel dan jaringan akan menjadi pondasinya. Dengan demikian terciptalah
makalah ini untuk memuat berbagai informasi mengenai sel dan jaringan makhluk
hidup yang diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang sel dan jaringan.
1.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari sel dan jaringan
2. Untuk mengetahui pembagian dari sel dan jaringan serta jenis-jenis sel
dan jaringan.
3. Untuk mengetahui serta membedakan ciri-ciri atau karakteristik dari sel
dan jaringan makhluk hidup
1.3. Manfaat
Adapun manfaat yang didapatkan adalah memperoleh informasi dan
pengetahuan tentang sel dan jaringan sehingga mampu memberikan pemahaman
akan makhluk hidup. Dengan demikian melalui makalah ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi dalam pengembangan pembelajaran tentang makhluk
hidup bagi mahasiswa di perguruan tinggi. Selain itu, juga membekali mahasiswa
dalam pengamatan sel dan jaringan makhluk hidup melalui mikroskop dan alat
bantu lainnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Sel


Sel merupakan unit terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti
biologis (Moh. Gade, 2014). Cells are the basic unit of an organism, just like the
molecules in a bulk phase of a substance (Shu-Kun Lin, 2012). Sel adalah unit
dasar suatu organisme, seperti halnya molekul dalam fase massal suatu zat. Sel
adalah unit yang mikroskopis sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
Sel merupakan unit terkecil dari mahluk hidup yang berarti sel mampu atau dapat
tetap hidup tanpa kehadiran sel lain (Tuti Kurniati, 2020).
Setiap makhluk hidup di bumi tersusun atas sel baik berjumlah satu maupun
berjumlah banyak. Makhluk hidup yang bersel satu disebut uniseluler, sedangkan
makhluk hidup yang bersel banyak disebut multiseluler. A cell is regarded as the
true biological atom (George Henry Lewes). Sebuah sel dianggap sebagai atom
biologis sejati. Kata sel berasal dari kata latin cella. Berarti ruangan kecil, yang
ditemukan oleh Robert Hooke, pengamatan terhadap sayatan gabus dan terdapat
ruangan-ruangan kecil di dalam gabus tersebut. Sel merupakan tingkatan
struktural kehidupan terendah, yang memiliki seluruh sifat kehidupan, seperti
reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan, pemanfaatan energi, respons
terhadap lingkungan, dan adaptasi terhadap lingkungan di sekitarnya.
2.2. Bagian-bagian Sel
Sel memiliki bagian-bagian dan organel-organel yang berbeda ukuran,
struktur, dan fungsinya. Untuk menggunakan pendekatan biokimiawi yang disebut
fraksionasi sel, untuk mengisolasi komponen-komponen. Organel memiliki fungsi
yang berperan dalam mekanisme yang terjadi dalam sel. Bagian-bagian sel
tersebut antara lain :
1. Inti Sel
Inti sel atau nukleus adalah bagian terpenting dari sel. Selain itu, nucleus juga
merupakan organe terbesar yang berada pada sel. Di dalam nucleus terdapat
nukleoplasma (plasma inti), anak inti (nukleolus), materi genetik berupa DNA.
DNA mengandung kode genetik dan diatur menjadi kromosom. Nukleus memiliki
membran inti yang terdiri dari bahan lipid dan protein. Nukleus memiliki fungsi
yaitu untuk mengontrol sintesis protein dengan cara menyintesis m-RNA sesuai
dengan perintah DNA, mengendalikan proses metabolism sel, menyimpan
informasi genetik berupa DNA, serta tempat replikasi DNA.
2. Membran Plasma
Membran sel atau membran plasma merupakan lapisan tipis dengan
ketebalan sekitar 8 nm, yang membatasi isi sel dengan lingkungan di sekiatarnya.
Membran sel tersusun atas molekul lemak dan protein. Membran sel bersifat
selektif permeabel, atau semipermeabel karena hanya dapat dilewati oleh ion,
molekul, dan senyawa-senyawa tertentu. Fungsi dari membran sel adalah
mengontrol masuk dan keluarnya zat dari atau ke dalam sel, sebagai pelindung
agar isi sel tidak keluar, dan sebagai reseptor dari luar sel.
3. Sitoplasma
Sitoplasma adalah cairan sel yang terletak dalam sel, diluar inti sel dan
organel sel. Sitoplasma berbentuk cairan koloid homogen yang jernih, serta
mengandung nutrien, ion-ion, garam, dan molekul organik. Sitoplasma tersusun
atas air, protein, lemak, mineral, dan enzim-enzim. Bagian cairan yang jernih
dimana pertikel-partikel tersebar, dinamakan hialoplasma; hialoplasma terutama
mengandung protein yang terlarut, elektolit, glukosa, dan dalam jumlah sedikit
fospolipid, kolesterol dan asam lemak teresterifikasi. Fungsi dari sitoplasma
adalah tempat organel sel dan sitoskeleton, memungkinkan terjadinya pergerakan
organel sel, oleh aliran sitoplasma, tempat terjadinya reaksi metabolisme sel, serta
penyimpanan molekul-molekul organik.
4. Ribosom
Ribosom berbentuk butiran kecil dengan diameter sekitar 20-22 nm. Ribosom
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu ribosom bebas dan ribosom terikat. Ribosom
bebas adalah ribosom yang terdapat di dalam sitosol seperti enzim metabolism,
sedangkan ribosom terikat adalah ribosom yang menempel pada retikulum
endoplasma. Ribosom berfungsi dalam sintesis protein untuk keperluan sel.
Ribosom terikat juga memiliki fungsi mensintesis protein untuk dibawa keluar sel.
Ribosom terbentuk di nucleus.
5. Retikulum Endoplasma
Retukum endoplasma merupakan membran berbentuk labirin yang
berhubungan dengan selubung inti sel. Retikulum berasal dari kata retikulas
berarti anyaman benang/jala. Retikulum endoplasma berupa R.E kasar dan R.E
halus. Fungsi Retikulum Endoplasma kasar yaitu menampung protein yang
disintesis oleh ribosom untuk disalurkan ke komplek golgi dan akhirnya
dikeluarkan dari sel. R.E kasar dan R.E. halus mensintesis lemak dan kolesterol,
menetralkan racun (detoksifikasi) misalnya yang ada di dalam sel-sel hati,
transporasi molekul dari bagian sel yang satu ke bagian sel yang lain.
6. Badan Golgi
Badan golgi atau apparatus golgi adalah organel yang terdiri atas tumpukan
kantong membran pipih sisterna dan vesikula-vesikula. Pada sel tanaman dan
jaringan invertebrata, kompleks Golgi tersebar di seluruh sitoplasma dalam tubuh
yang disebut diktiosom, yang hampir secara eksklusif dibentuk oleh kantung yang
diratakan dengan kelompok vesikel kecil di tepinya. Badan golgi berperan sebagai
pusat produksi, pergudangan, penyortiran, dan pengiriman produk sel. Di dalam
sel-sel sekretori seperti kelenjar pencernaan dan kelenjar air mata, terdapat badan
golgi dengan jumlah banyak. Fungsi badan golgi adalah membentuk vesikula
yang berisi enzim untuk sekresi, membuat makromolekul, dan membentuk
membran plasma dari vesikula vesikula yang dilepaskan.
7. Mitokondria
Mitokondria merupakan organel penghasil energi karena memiliki fungsi
respirasi. Membran dalam mitokondria berbentuk lekak-lekuk dinamakan krista.
Krista memperluas permukaan membran sehingga dapat meningkatkan
produktivitas respirasi sel. Mitokondria berperan dalam respirasi sel atau
metabolisme energi dalam sel yang dapat menghasilkan ATP.
8. Vakuola
Vakuola adalah organel berbentuk vesikula besar yang berisi cairan dan
diselubungi membran tunggal. Vakuola berukuran besar dapat tebentuk karena
penggabungan vakuola-vakuola kecil dari retikulum endoplasma maupun badan
golgi. Fungsi dari vakuola adalah menyimpan gas, senyawa organik, dan ion
anorganik, tempat menyimpan pigmen, menyimpan senyawa beracun, menyerap
air sehingga sel lebih besar, serta tempat pembuangan akumulasi produk
sampingan hasil metabolism yang berbahaya.
9. Lisosom
Lisosom merupakan organel kecil yang berbentuk seperti kantong (vesikel)
yang diselubungi membran tunggal. Lisosom mengandung enzim yang dikenal
sebagai asam hidrolase. Enzim-enzim ini disintesis pada ribosom yang terikat ke
RE. Pada lisosom, enzim berfungsi pada lingkungan asam untuk menghidrolisis
atau memecah makromolekul seperti protein, asam nukleat, karbohidrat, dan lipid.
Lisosom berperan penting pada keadaan jumlah makromolekul normal yaitu telah
mencapai akhir hidup fungsionalnya.
10. Plastida
Plastida merupakan organel penyimpan materi yang diselubungi oleh
membran ganda dan antar membran dipisahkan oleh ruangan sempit
intramembran. Plastida terdapat pada sel tumbuhan dan alga. Pada tumbuhan
plastid disebut kloroplas. Di dalam kloroplas terdapat pigmen fotosintesis yaitu
klorofil. Kloroplas memiliki DNA dan ribosom sehingga disebut organel
semiotonom sama seperti mitokondria.
11. Dinding sel
Dinding sel adalah organel yang terdapat pada tumbuhan. Di sebelah luar
membran plasma terdapat dinding sel yang kaku, dibentuk oleh kompleks golgi.
Dinding sel berperan dalam turgiditas sel. Pada dinding sel yang bertetangga di
antara dinding selnya terdapat lamela tengah yang banyak mengandung kalsium
dan magnesium. Fungsi dari dinding sel adalah untuk melindungi sel,
mempertahankan bentuk sel, mencegah penyerapan air yang berlebihan.

Gambar 2.1. Sel Tumbuhan dengan bagian-bagiannya


2.3. Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan
Sel hewan dan tumbuhan merupakan sel eukariotik, tetapi keduanya memiliki
perbedaan struktur maupun fungsinya. Dalam ilmu ekologi, tumbuhan berperan
sebagai produsen yang mampu membuat makanannya sendiri, sedangkan hewan
berperan sebagai konsumen atau pemakan. Perbedaan tersebut terjadi karena sel
tumbuhan memiliki organel-organel yang tidak dimiliki hewan, begitupun
sebaliknya. Sel tumbuhan memiliki organel khusus yang tidak dimiliki oleh sel
hewan, yaitu dinding sel, plastid, dan juga memiliki timbunan zat berupa pati.
Sedangkan pada sel hewan memiliki lisosom, sentrosom, dan juga timbuanan zat
berupa lemak dan glikogen.
Dalam hal bentuk, sel tumbuhan memiliki bentuk yang tetap dan kaku,
sedangkan pada sel hewan memilki bentuk yang tidak tetap. Hal ini dipengaruhi
oleh dinding sel pada tumbuhan yang membuat sel tetap menjaga bentuknya.
Selain itu, vakuola pada sel tumbuhan berukaran besar dibandingkan dengan
vakuola pada sel hewan.
2.4. Ciri-ciri Sel Hidup dan Sel Mati
Ciri-ciri sel hidup adalah melakukan aktifitas metabolisme, mampu
beradaptasi dengan perubahan lingkungannya, peka terhadap rangsang dan ciri
hidup lainnya. Suatu sel hidup harus memiliki protoplas, yaitu bagian sel yang ada
dibagian dalam dinding sel.
Ciri-ciri sel mati adalah tidak ditemukan adanya organel-organel, didalam sel
hanya berupa ruangan kosong saja. Sel mati sendiri asalnya dari sel hidup. Sel
menjadi mati disebabkan karena berbagai faktor, misalnya faktor genetik maupun
faktor lingkungan. Struktur sel mati adalah ruang sel yang di dalamnya kosong
dan mempunyai dinding sel untukmembatasi sel satu dengan sel yang lainnya.
(Fega, 2017).
2.5. Definisi Jaringan
Jaringan ialah kumpulan sel-sel (protoplas yang berdinding) yang sama
bentuk dan fungsinya (Muhiddin dkk, 2016). Pada makhluk hidup multiseluler
maka setiap selnya akan membentuk jaringan yang kemudian akan membentuk
organ. Jaringan tumbuhan merupakan jaringan yang tersusun atas selsel yang
mempunyai kemampuan titopotensial yang berbeda dengan jaringan hewan,
jaringan tumbuhan merupakan jaringan yang mempunyai kemampuan jika
organisme tumbuhan ini dapat memperbanyak diri dengan negatif mengingat
kemampuan tubuh tumuhan terdiri dari sel-sel (Nurhayati, 2012, p.6). Tissue is a
union of cells which have common origin, function and similar morphology
(Alexei Shipunov, 2021). Jaringan adalah penyatuan sel-sel yang memiliki asal,
fungsi, dan morfologi yang sama. Misalnya jaringan meristem pada tumbuhan
akan memiliki sifat yang sama, yaitu aktif membelah dan mengandung banyak
protoplasma. Jaringan sederhana terdiri dari jenis sel yang sama; jaringan
kompleks terdiri dari lebih dari satu jenis sel, ini unik untuk tumbuhan. A group of
cells that are similar in structure and/or work together to achieve a particular
function forms a tissue (Ncert, 2021). Sekelompok sel yang serupa dalam struktur
dan/atau bekerja sama untuk mencapai fungsi tertentu membentuk jaringan.
2.6. Macam-macam Jaringan
Berdasarkan aktivitas pembelahan sel yang terjadi selama masa pertumbuhan
dan perkembangan, jenis jaringan tumbuhan dan perkembangan, jenis jaringan
tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu jaringan meristem
(jaringan embrional), dan jaringan permanen (jaringan dewasa).
a) Jaringan Meristem (Jaringan Embrional)
Jaringan meristem atau jaringan embrional adalah jaringan yang sel-selnya aktif
membelah diri secara mitosis. Pertumbuhan tanaman membutuhkan
membutuhkan peran dari jaringan meristem. Berdasarkan asal terbentuknya
jaringan meristem dibedakan menjadi jaringan meristem primer dan meristem
sekunder. Meristem primer adalah jaringan tumbuhan dewasa yang sel-selnya
masih aktif membelah dan menyebabkan pertumbuhan primer, yaitu pertumbuhan
secara vertical pada ujung akar atau pucuk. Sedangkan meristem sekunder
menyebabkan pertumbuhan sekunder sehingga batang bertambah besar.
Berdasarkan posisinya meristem terbagi menjadi meristem apikal, interkalar, dan
lateral.Meristem apikal merupakan pusat perkembangan tanaman yang terletak di
bagian paling ujung akar (RAM) dan batang (SAM). Serta menghasilkan
meristem menengah (seperti prokambium) yang membentuk semua jaringan
primer. Meristem lateral atau kambium berasal dari prokambium yang pada
gilirannya berasal dari meristem apikal. Biasanya muncul di antara dua jaringan
pembuluh dan fungsi utamanya adalah penebalan dan menghasilkan jaringan
pembuluh sekunder. Meristem lainnya meliputi: interkalar yang memanjang dari
"tengah", marginal yang bertanggung jawab untuk perkembangan daun dan
perbaikan meristem yang timbul di sekitar luka, juga mengontrol reproduksi
vegetatif.
b) Jaringan Dewasa
Jaringan dewasa atau jaringan permanen adalah jaringan yang berasal dari
pembelahan meristem prime yang telah mengalami diferensiasi. Cirinya adalah
sudah tidak aktif membelah diri, berukuran lebih besar dari pada jaringan
meristem, empunyai vakuola yang berukuran besar, sehingga memiliki plasma sel
yang sedikit dan merupakan selaput yang menempel pada dinding sel, dan di sela-
sela selnya memiliki ruang antarsel Sel telah mengalami penebalan dinding sesuai
dengan fungsinya. Jaringan dewasa terdiri dari epidermis dan parenkim. Jaringan
epidermis adalah jaringan terluar tumbuhan yang berasal dari jaringan protoderma
dan menutupi seluruh tubuh tumbuhan. Jaringan epidermis selain berfungsi
sebagai jaringan pelindung juga berfungsi sebagai tempat pertukaran zat. Jaringan
parenkin (dasar) adalah jaringan yang terdapat diseluruh organ tumbuhan.
Jaringan parenkim terbentuk dari sel-sel yang hidup dengan struktur morfologis
dan siologis yang beragam. Dapat disebut sebagai jaringan dasar karena memiliki
peranan sebagai penyusun sebagian besar jaringan pada akar, batang, daun, buah,
dan biji.
2.7. Perbedaan Jaringan Pengangkut Tumbuhan Monokotil dan Dikotil
Batang monokotil ditandai dengan adanya ikatan pembuluh yang tersebar
sedangkan batang dikotil mengacu pada batang tanaman dikotil yang ditandai
dengan adanya ikatan pembuluh yang tersusun dalam cincin. Jadi, inilah
perbedaan utama antara batang monokotil dan batang dikotil. Batang monokotil
memiliki ikatan pembuluh yang tersebar di seluruh batang sedangkan batang
dikotil mengandung ikatan pembuluh yang tersusun dalam bentuk cincin.
Perbedaan lain antara batang monokotil dan batang dikotil adalah bahwa batang
monokotil mengandung banyak ikatan pembuluh sedangkan batang dikotil
mengandung 4 hingga 8 ikatan pembuluh. Selain itu, ikatan pembuluh luar lebih
kecil dari ikatan pembuluh dalam pada batang monokotil sementara semua ikatan
pembuluh berukuran sama pada batang dikotil. Berkas pembuluh pada batang
monokotil tidak mengandung tutup berkas sklerenkim sedangkan berkas
pembuluh pada batang dikotil mengandung penutup berkas sklerenkim.
Selanjutnya, berkas pembuluh dari batang monokotil dikelilingi oleh selubung
berkas sklerenkim sedangkan berkas pembuluh dari batang dikotil tidak
dikelilingi oleh selubung berkas. Selain itu, hanya dua elemen metaxilem yang
ada per bundel vaskular di batang monokotil sementara banyak elemen metaxilem
ada di batang dikotil. Selain itu, satu perbedaan lain antara batang monokotil dan
batang dikotil adalah bahwa ada protoxylem lacuna di batang monokotil
sedangkan protoxylem lacuna tidak ada di batang dikotil. Unsur xilem batang
monokotil berbentuk lingkaran, sedangkan unsur xilem batang dikotil berbentuk
poligonal. Batang monokotil tidak mengandung parenkim floem dan serat floem
sedangkan batang dikotil mengandung serat parenkim floem dan floem. Batang
monokotil tidak mengandung empulur sedangkan empulur ada di batang dikotil.
BAB III

METODOLOGI

3.1. Alat dan Bahan Beserta Fungsinya

No Nama Alat Fungsi

1. Mikroskop Mengamati sel dan jaringan

2. Cutter/pisau Mengiris specimen

3. Preparat Tempat meletak objek pengamatan

4. Pipet Alat bantu meneteskan air

5. Gelas Tempat menampung air

6. Air Medium spesimen

7. Batang bayam Objek pengamatan tumbuhan dikotil

8. Batang Rumput Gajah Objek pengamatan tumbuhan monokotil

Tabel 3.1. Alat dan bahan beserta fungsinya


3.2. Langkah Kerja

Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan

Mengiris tipis batang spesimen dengan arah melintang

Meletakkan objek di atas preparat

Meneteskan air menggunakan pipet ke atas objek

Mengamati preparat dengan mikroskop

Dokumentasi dan mencatat hasil pengamatan.

3.3. Analisis Perlakuan


Dibuat preparat irisan dari spesimen. Objek yang diamati pertama-tama diiris
dengan menggunakan cutter/pisau kemudian dengan hati-hati diletakkan di kaca
preparat. Kaca preparat kemudian ditetesi dengan air menggunakan pipet.
Pastikan agar air mengenai bagian spesimen. Air yang diteteskan akan berfungsi
sebagai medium. Setelah itu letakkan kaca pada mikroskop dengan hati-hati dan
atur posisinya agar bisa terlihat pada mikroskop. Kemudian amatilah objek
dengan mikroskop. Catatlah hasil pengamatan atau bisa mengambil foto dari hasil
pengamatan.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Klasifikasi Spesimen


Bayam merupakan tumbuhan yang biasa ditanam untuk dikonsumsi daunnya
sebagai sayuran hijau. Tumbuhan ini dikenal sebagai sayuran sumber zat besi
yang penting. Bayam merupakan tumbuhan yang berasal dari Amerika tropic,
namun kini sudah tersebar di daerah tropis dan subtropis seluruh dunia. Di
Indonesia, bayam dapat tumbuh sepanjang tahun tumbuh di daerah panas dan
dingin, tetapi tumbuh lebih subur di dataran rendah pada lahan terbuka yang
udaranya gak panas.

Gambar 4.1. Bayam Hijau (Amaranthus hybridus L.)

Sumber : (Saprianto 2013)

Klasifikasi Bayam Hijau (Amaranthus hybridus L.)

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Caryophyllales

Famili : Amaranthaceae

Genus : Amaranthus

Spesies : Amaranthus hybridus L. (Saparinto, 2013)


Menurut Chemisquy et al. (2010) dan USDA (2012) klasifikasi rumput gajah mini
adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Sub-kingdom : Tracheobionta

Super-divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida (monokotil)

Sub-kelas : Commolinidae

Ordo : Poales

Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan)

Bangsa : Paniceae

Genus : Pennisetum

Spesies : P. purpureum cv. Mott

Gambar 4.2. Rumput Gajah


Sumber : (Juniar Sirait, 2017)

4.2. Susunan jaringan pengangkut pada Tanaman Dikotil dan Monokotil


Pada batang dikotil muda terdapat tiga daerah yaitu epidermis, korteks dan
stele. Epidermis terdiri dari selapis sel dan merupakan bagian terluar batang.
Daerah di sebelah dalam epidermis adalah korteks, dan pada bagian dalam korteks
dibatasi oleh perisikel. Korteks terbagi menjadi dua daerah yaiatu daerah
kolenkim dan daerah parenkim. Kolenkim menempati posisi di bawah epidermis,
dan parenkim di sebelah dalam kolenkim. Stele terdiri atas perisikel, berkas
vaskuler dan empulur. Berkas vaskuler tersusun melingkar. Masing-masing berkas
terdiri atas xilem, kambium dan floem. Batang monokotil sama dengan batang
dikotil, memiliki epidermis, korteks dan stele. Korteks bisa berkembang baik atau
tidak nyata. Struktur dan susunan berkas vaskuler terutama yang membedakan
batang dikotil dan monokotil. Berkas vaskuler tersebar, termasuk juga pada
empulur sehingga tidak ada batas yang jelas antara korteks dan empulur. Berkas
vaskuler monokitil tidak memiliki kambium, sehingga tidak mengalami penebalan
sekunder. Masing-masing berkas vaskuler diselubungi selubung berkas
pengangkut yang tersusun dari jaringan sklerenkim.

Gambar 4.3. Penampang melintang batang


Sumber : (Pande 2016)
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup. Bagian-bagian sel terdiri
dari inti sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, reticulum endoplasma, badan
golgi, mitokondria, vakuola, lisosom, plastida, dan dinding sel. Sel tumbuhan
memiliki organel khusus yang tidak dimiliki oleh sel hewan, yaitu dinding sel,
plastid, dan juga memiliki timbunan zat berupa pati. Sedangkan pada sel hewan
memiliki lisosom, sentrosom, dan juga timbuanan zat berupa lemak dan glikogen.
Ciri-ciri sel hidup adalah melakukan aktifitas metabolisme, mampu beradaptasi
dengan perubahan lingkungannya, peka terhadap rangsang dan ciri hidup lainnya.
Ciri-ciri sel mati adalah tidak ditemukan adanya organel-organel, didalam sel
hanya berupa ruangan kosong saja.
Jaringan tumbuhan merupakan jaringan yang tersusun atas sel-sel. Maca-
macam jaringan terbagi atas jaringan meristem, yaitu jaringan yang masih aktif
membelah, dan jaringan permanen, yaitu jaringan yang telah mengalami
diferensiasi. Batang monokotil memiliki ikatan pembuluh yang tersebar di seluruh
batang sedangkan batang dikotil mengandung ikatan pembuluh yang tersusun
dalam bentuk cincin. Struktur dan susunan berkas vaskuler terutama yang
membedakan batang dikotil dan monokotil. Berkas vaskuler tersebar, termasuk
juga pada empulur sehingga tidak ada batas yang jelas antara korteks dan
empulur. Berkas vaskuler monokotil tidak memiliki kambium, sehingga tidak
mengalami penebalan sekunder.
5.2. Saran
Diperlukan kemauan untuk memahami akan sel dan jaringan makhluk hidup
sehingga dapat mengembangkan berbagai informasi tersebut ke dalam masalah
yang lebih kompleks dalam ilmu terapan lainnya. Sebagai ciptaan Tuhan yang
memiliki akal budi maka perlu adanya kepedulian terhadap hal yang paling
mendasar dalam susunan makhluk hidup, yaitu sel dan jaringan, serta mensyukuri
karya penciptaan yang telah diberikan.
DAFTAR PUSTAKA

Lin, Shu-Kun. (2011). Cells — An Open Access Journal of Cell Biology. Cells.
1.1-2. 10.3390/cells1010001.
Nelson, Daniel (22 June 2018). "The Difference Between Eukaryotic And
Prokaryotic Cells". Science Trends.
Bock, Ortwin (January 2, 2015). "A History of the Development of Histology up
to the End of the Nineteenth Century". Research. 2015,
2:1283. doi:10.13070/rs.en.2.1283 (inactive 31 May 2021).
Retrieved August 14, 2021.
Saparinto, C. 2013. Grow your own vegetables-panduan praktis menanam 14
Sayuran Konsumsi Populer di Pekarangan. Yogyakarta: Penebar
Swadaya. 180 hlm.
USDA. 2012. Plants profile for Pennisetum purpureum Schumach-elephant grass.
National Resources monthly in Central Thailand. J Sustain
Bioenergy Syst. 3:107-112.
Chemisquy MA, Giussani LM, Scataglini MA, Kellogg EA, Morrone O. 2010.
Phylogenetic studies favour the unification of Pennisetum,
Cenchrus and Odontelytrum (Poaceae): A combined nuclear,
plastid and morphological analysis, and nomenclatural
combinations in Cenchrus. Ann Bot. 106:107-130.
Gade, Moh. 2014. Struktur, Fungsi Organel, dan Komunikasi Antar Sel. Al Ulum
Seri Sainstek, Volume II Nomor 1, Tahun 2014. Banda Aceh:
Universitas Jabal Ghapur.
Kurniati, Tuti. 2020. Biologi Sel. Bandung: CV Cendekia Press
Priastini, Rina. 2019. Kajian Sel dan Molekuler (Hubungannya Dengan Penyakit
Manusia). Jawa Tengah: CV. Pena Persada
Sirait, Juniar. 2017. Rumput Gajah Mini (Pennisetum purpureum cv. Mott)
sebagai Hijauan Pakan untuk Ruminansia. Loka Penelitian
Kambing Potong, PO Box I Sei Putih, Galang 20585, Sumatera
Utara.
Palennari, Muhiddin. Lodang, Hamka. Faisal. Muis, Abd. (2016). Biologi Dasar
Bagian Pertama. ISBN : 978-602-328-205-0.
Nur, Ainah. Muhimmah, Izzati. 2018. Purwarupa Sistem Penghitungan Sel Polen
Berdasarkan Citra Mikroskopis Digital. Yogyakarta: Universitas
Islam Indonesia. ISSN: 1907 – 5022

Anda mungkin juga menyukai