Anda di halaman 1dari 5

TUGAS GENETIKA TANAMAN

“Genetika Populasi”

Disusun oleh:
Nama : Marceline Kurnia Desile
NIM : 215040200111167
Kelas :Q
Asisten : Rechtia Rani

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2022
1. Terdapat 3 (tiga) alel dalam suatu populasi; yaitu A1, A2, dan A3. Dalam
populasi tersebut kita dapat menggunakan simbol p =A1; q =A2 dan r =
A3. Jika dalam populasi terjadi perkawinan acak, frekuensi alel A1=0,3;
A2=0,6; A3=0,1, berapa frekuensi genotipenya? (Petunjuk: persamaannya
yang digunakan : p + q + r = 1, dengan distribusi genotipenya adalah (p+q+r)2
= 1 atau (p2 + 2pq+q2+2pr+2qr+r2 =1)
Jawaban : Frekuensi genotip
A1A1 = p^2 = (0,3)2 = 0,09
A2A2 = q^2 = (0,6)2 = 0,36
A3A2 = r^2 = (0,1)2 = 0,01
A1A2 = 2pq = 2(0,3×0,6) = 0,36
A1A3 = 2pr = 2(0,3 x0,1) = 0,06
A2A3 = 2qr = 2(0,6×0,1) = 0,12
(0,09+0,36+0.01) + (0,36+0,06+0,12) = 1

2. Apa yang saudara ketahui tentang Frekuensi Genotipe, dan Hukum


Keseimbangan Hardy-Weinberg. Sertakan sumber literatur!
Keragaman genetik dalam suatu populasi digunakan untuk mengetahui dan
melestarikan bangsa – bangsa dalam populasi terkait dengan penciri suatu sifat
khusus, serta menentukan hubungan antar subpopulasi dapat diketahui dengan
melihat persamaan dan perbedaan frekuensi alel dan genotipe diantara
subpopulasi (Li et al, 2000).
Pada tahun 1908, seorang ahli matematika berkebangsaan Inggris Godfrey
Harold Hardy (1877-1947) dan seorang dokter berkebangsaan Jerman
Wilhelm Weinberg (1862-1937) secara terpisah menguraikan kondisi penting
tentang keseimbangan genetik. Mereka menemukan dasar-dasar frekuensi gen
dalam suatu populasi yang terpisah dan menemukan suatu hubungan
matematika dari frekuensi gen dalam populasi, yang kemudian dikenal dengan
hukum Hardy-Weinberg (prinsip kesetimbangan). Pernyataan itu menegaskan
bahwa frekuensi gen suatu populasi (gene pool) selalu konstan dari generasi
ke generasi dengan kondisi tertentu. Hukum ini digunakan sebagai parameter
untuk mengetahui apakah dalam suatu populasi sedang berlangsung evolusi
ataukah tidak (Vogel & Motulsky, 1997).
Hukum Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi genotipe suatu
populasi yang cukup besar akan selalu dalam keadaan seimbang bila tidak
ditemukan seleksi, migrasi, mutasi, dan genetic drift. Genetika dipandang dari
segi populasi, terutama frekuensi gen dengan efek yang diinginkan (Yuniarsih,
et al., 2011).
Hukum Hardy-Weinberg menyebutkan apabila tidak ada faktor- faktor
yang dapat mengubah frekuensi gen pada suatu populasi, dan populasi tersebut
mengadakan perkawinan secara acak dari generasi berikutnya maka frekuensi
gen tersebut tidak akan mengalami perubahan. Faktor-faktor yang dapat
mengubah frekuensi gen dalam suatu populasi adalah adanya seleksi, mutasi,
migrasi, dan random drift (Warwick et a.,l 1994). Suatu populasi dinyatakan
dalam keseimbangan Hardy-Weinberg, jika frekuensi genotipe (p2 + 2pq + q2
= 1) dan frekuensi alel (p + q = 1) konstan dari generasi ke generasi, karena
akibat penggabungan gamet yang terjadi secara acak (Vasconcellos et al.,
2003). Menurut Hardjosubroto (1998) bahwa hal – hal yang dapat
mempengaruhi ketidakseimbangan Hardy-Weinberg adalah mutasi, gene flow,
migrasi, seleksi, genetic drift, tidak terjadi perkawinan secara acak. Seleksi
merupakan salah satu faktor yang mengubah keseimbangan secara cepat.
Menurut Vasconcellos et al. (2003) bahwa beberapa kejadian seperti
akumulasi genotip, populasi yang terbagi, mutasi, seleksi, migrasi dan
perkawinan dalam kelompok/populasi yang sama (endogamy) dapat
menimbulkan ketidakseimbangan dalam populasi.

3. Apa yang saudara ketahui tentang populasi Mendelian. Sertakan sumber


literatur!
Populasi mendelian ialah sekelompok individu suatu spesies yang
bereproduksi secara seksual, hidup di tempat tertentu pada waktu yang sama,
dan diantara mereka terjadi perkawinan (interbreeding) sehingga masing-
masing akan memberikan kontribusi genetik ke dalam lungkang gen (gene
pool).
Hukum Hardy-Weinberg menyatakan populasi mendelian yang berukuran
besar sangat memungkinkan terjadinya kawin acak di antara individu-individu
anggotanya. Artinya, tiap individu memiliki peluang yang sama untuk
bertemu dengan individu lain, baik dengan genotipe yang sama maupun
berbeda dengannya. Dengan adanya sistem kawin acak ini, frekuensi alel akan
senantiasa konstan dari generasi ke generasi. Dengan kawin acak, hubungan
antara frekuensi alel dan frekuensi genotipe menjadi sederhana karena
perkawinan acak individu setara dengan sekumpulan gamet acak. Untuk
membentuk genotipe zigot, pasangan gamet ditarik dari wadah secara acak.
Untuk lebih spesifik, mempertimbangkan alel M dan N pada golongan darah
MN, yang frekuensi alel adalah p dan q, dengan mengingat bahwa p + q = 1.
Frekuensi genotipe dengan kawin acak dapat disimpulkan dari gambar 2.3
berikut (Hartl & Jones, et al. 1998):
DAFTAR PUSTAKA

Hartl, D. L., & Jones, E. W. 1998. Genetics : Principles And Analysis. Jones and
Bartlett Publisher: Massachusetts.
Li, X., K. Li, B. Fan, Y. Gong, S. Zhao, Z. Peng and B. Liu. 2000. The
geneticdiversity of seven pigs breeds in China, estimated by means
ofmicosatellites. J. Anim. Sci. 9 : 1193-1195.
Vasconcellos L. P. M. K., D. T. Talhari, A. P. Pereira, L. L. Coutinho and L. C.A.
Regitano. 2003. Genetic characterization of Aberdeen Angus cattle using
molecular markers. Genet. Mol. Biol. 26: 133-137.
Vogel, F., & Motulsky, A. G. 1997. Human Genetics : Problems and Approaches.
Springer: Berlin.
Warwick, E. J., J. M. Astuti dan W. Hardjosubroto. 1994. Pemuliaan Ternak.
Edisi V. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Yuniarsih, P., Jakaria, dan Muladno. 2011. Ekspolarasi Gen Growth Hormone
Exon 3 pada Kambing Peranakan Etawah (PE), saanen dan PESA melalui
Teknik PCR-SSCP. IPB, Bogor.

Anda mungkin juga menyukai