Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

GENETIKA TUMBUHAN

ACARA VI
PERHITUNGAN FREKUENSI ALELE,FREKUENSI
GENOTIP,PENGUKURAN SIFAT SIFAT KUALITATIF DAN
KUANTITATIF

Semester:
Ganjil 2015

Oleh:
Muhammad Sofyan A
A1L014139/ 6

KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
LABORATORIUM PEMULIAAN TANAMAN DAN BIOTEKNOLOGI
PURWOKERTO
2015

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam mempelajari ilmu genetika kita tertarik pada nisbah fenotipe dan
genotipe dari keturunan yang dihasilkan dari keturunan tertentu. Hal ini meliputi
persilangan antaara dua tetua murni untuk mendapatkan F1 heterosigot.
F1 heterosigot kemudian dibuahi sendiri atau saling disilangkan (intercross)
dengan F1 yang lain untuk mendapatkan keturunan F2 atau F1disilang balik
dengan tetua homosigot resesif dalam suatu uji silang (testcross). Analisis nisbah
F1, F2 dan uji silang dapat digunakan untuk menetukan dominasi, jumlah gen
yang mengatur suatu sifat, jarak peta dan urutan letak gen.
Keanekaragaman adalah sifat beda dari suatu organisasi spesies. Dengan
adanya sifat beda akan terjadi variasi, maka dari itu perlu bagi mahasiswa
mengadakan percobaan dan pengamatan ini untuk mengetahui faktor faktor
serta sifat secara genetik atau pengaruh lingkungan yang mempengaruhi
keanekaragaman dan keseragaman pada makhluk hidup. Meskipun terdapat
keseragaman pada makhluk hidup , tetapi tidak ada manusia yang tepat sama
sekalipun kembar identik , Setiap manusia memiliki keunikan masing-masing ,
individu yang satu dengan yang lainnya mempunyai persamaan dan perbedaan
sifat yang menurun , baik sifat kualitatif maupun kuantitatif .

Keanekaragaman yang tampak secara fenotip pada tumbuhan dan hewan juga
mempunyai variasi antara lain : bentuk, warna, dan ukuran, sedangkan pada
manusia dengan adanya pengaruh lingkungan maka individu yang bergenotip
sama kemungkinan akan mempunyai fenotip yang berbeda. Adanya pewarisan
sifat, dalam populasi dapat dilihat adanya sifat yang sangat bervariasi sehingga
kecil kemungkinan persamaannya

B. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk menghitung frekuensi alele dan frekuensi


genotip; membuktikan hukum hardy-weinberg, serta mengukur sifat sifat
kualitatif dan kuantitatif.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Genetika populasi ialah cabang ilmu yang mempelajari gen gen dalam
populasi,yang menguraikan secara sistematik dan matematik akibat dari keturunan
dari tingkat suatu populasi.Populasi adalah suatu kelompok organisasi dari suatu
keturunan spesies. Dan dari situ dapat dapat diambil semple.Semua makhluk
hidup merupakan masyarakat dalam suatu populasi dimana merupakan hasil dari
perkawinan antar spesies dan memiliki lengkang gen yang sama.Lengkang gen
(gen pool) yaitujumlah dari semua alel yang berlainan atau keterangan genetik
dalam anggota dari suatu populasi secara kawin (Suryo, 1986).
Dalam tahun 1908 G.H. Hardy ( seorang ahli matematik bangsa inggris )
dan W. Weinberg ( seorang dokter bangsa jerman ) secara terarah menemukan
dasar dasar yang ada hubunganya dengan frekuensi da dalam populasi.prinsip
yang terbentuk pernyataan teoritis itu dikenal sebagai prisnsip Ekuilibrum HardyWeinberg.Pernyataan ( dalam keseimbangan ), maka baik frekuensi gen maupun
frekuensi genotip akan tetap dari satu generasi ke generasi seterusnya.Hal ini
dijumpai dalam populasi besar,dimana perkawinan berlangsung secara acak
( random) dan tidak ada pilihan/ pengaturan atau faktor lain yang dapat merubah
frekuensi gen ( Suryo, 1986).
Suatu populasi terdiri atas individu-individu sejenis yang saling
berinteraksi. Dalam suatu poulasi menurut hukum Hardy-Weinberg adalah tetap.
Menurut hukum Hardy-Weinberg jika individu-individu dalam populasi
melakukan atau mengadakan persilangan secara acak dan beberapa asumsi

terpenuhi, maka frekuensi alel dalam populasi akan tetap dalam keseimbangan
yang stabil, yaitu tidak berubah dari generasi ke generasi berikutnya. Tiap gamet
yang terbentuk akan sebanding dengan frekuensi masing-masing alelnya dan
frekuensi tiap tipe zigot akan sama dengan hasil kali dari frekuensi gametgametnya, (Stanfield, 1991).
Beberapa asumsi yang mendasari perolehan kesimbangan genetik seperti
diekspresikan dalam persamaan Hardy-Weinberg adalah:
1. Populasi itu tidak terbatas besarnya dan melakukan secara acak (panmiktis).
2. Tidak terdapat seleksi, yaitu setiap genotype yang dipersoalkan dapat bertahan
hidup sama seperti yang lain (tidak ada kematian diferensial).
3. Populasi itu tertutup yaitu tidak terjadi perpindahan (migrasi).
4. Tidak ada mutasi dari satu alelik kepada yang lain. Mutasi diperbolehkan jika
laju mutasi maju dan kembali adalah sama atau ekuivalen.
5. Terjadi meiosis normal, sehingga hanya peluang yang menjadi faktor operatif
dalam gametogenesis.
Jika dalam suatu populasi terjadi perubahan dalam keseimbangan populasi
tersebut maka akan terjadi pelanggaran batasan hukum Hardy-Weinberg akan
menyebabkan poulasi tersebut bergerak menjauhi frekuensi keseimbangan
gametik dan zigotik (Stanfield, 1991)

Genetika ( ilmu keturunan ) tegolong dalam ilmu hayat yang mempelajari


turun temurunnya sifat

sifat induk atau orang tua kepada keturunannya).

Terbentuknya individu hasil perkawinan yang dapat dilihat dalam wujud fenotip,
pada dasarnya hanya merupakan kemungkinan-kemungkinan pertemuan gamet
jantan dan gamet betina. Keturunan hasil suatu persilangan tidak dapat dipastikan
begitu saja, melainkan hanya diduga berdasarkan peluang yang ada. Sehubungan
dengan itu, peranan teori kemungkinan ( peluang ) sangat penting dalam
mempelajari genetika( Suryo, 2008).
Sifat kualitatif adalah sifat yang secara kualitatif berbeda sehingga mudah
dikelompokkan dan biasanya dinyatakan dalam kategori, Sifat ini yang menjadi
obyek penelitian Mendel sehingga tercipta hukumnya yang yang terkenal dengan
Genetika Mendel menyangkut segregasi, rekombinasi, linkage, interaksi non alel
dan lain-lain yang dapat menyebabkan berhasil tidaknya hibridisasi. Banyak sifat
penting seperti produksi, kadar protein dan kualitas dikendalikan oleh kegiatan
banyak gen yang masing-masing mempunyai pengaruh kecil pada sifat itu.
Dengan adanya pengaruh lingkungan, akan menambah pengaburan perbedaan
genetika tersebut(Stanfield, 1991)

III.

METODE PRAKTIKUM

A. Bahan Dan Alat

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah kantong pelastik berisi
biji kedelai, kantong pelastik yang berisi kancing berwarna, kantong plastik yang
berisi kacang tanah dan lembar pengamatan.Alat yang diguanakan dalam
praktikum ini adalah neraca ( timbangan eletrik), kalkulator dan alat tulis.

B. Prosedur Kerja

Pecobaan 1.
Misal suatu populasi yang sudah keadaan seimbang,tersusun dari individu
individu dengan warna merah (GG), putih(gg), dan merah muda (Gg).
1. Sebanyak 200 individu diambil secara acak
2. Individu yang dipilih dicatat warnanya
3. Frekuensi genotip dan frekuensi alel G dan alel g dihitung.

Percobaan 2.
Siapkan kantong yang sama ukuranya
1. Setiap kantong dengan 2 macam warna kancing baju diisi dengan
perbandingan seperti hasil perhitungan point 1.Kedua kantong isinya sama
2.
3.
4.
5.
6.

banyak
Secara acak kancing diambil dari setiap kantong dan catat warna keduanya
Pengambilan diulang sebanyak 100x
Frekuensi alel dan frekuensi genotipnya dihitung
Label yang tersedia dimasukan data
X2 sebagai analisis.

Percobaan 3.
Pengamatan karakter kuantitatif dan kualitatif menggunakan kacang tanah:
1. Individu secara acak diambil dan timbang dari populasi kacang tanah yang
tersedia
2. Pekerjaan tersebut diulang sebanyak 100x
3. Warna dan bobotnya diamati dan buat grafiknya.

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Percobaan 1
Misal

GG = 46 X
Gg = 108 Y
Gg = 46 Z
Z
populasi
1

46

= 200 = 0,23

Perhitungan frekuensi alel

p+ q = 1
( p + q ) = 1
p +2pq + q = 1
q = 0,23 = 0,48
Jika

p+q=1

Maka p = 1 q
P = 1 0,48
P = 0,52
GG(merah) = p = (0,52) x 100% = 27,04
Gg(merah muda) = 2pq = 2 (0,52) (0,48) x 100 % = 49,92
gg(putih) = q = (0,48) x 100% = 23,04
p : 2pq : q

= GG + Gg + gg

27,04 : 49,92 : 23,04


1

:2

:1

Tabel 1.1 Uji X2 Percobaan 1


Karakteristik

GG(merah)

Gg(putih)

Gg(merah muda)

Jumlah

Observasi (O)

46

108

46

200

Harapan (E)

1
200=50
4

2
200=100
4

1
20=50
4

200

(|4650|)2

(|108100|)2

( |OE| )2

(|0E|) 2
E

(|4650|)2
16

16

64

(16)
=0,32
50

(64)
=0,92
108

(16)
=0,32
50

1,56

0,32

0,92

0,32

1,56

X2

X table = 5,99
X hitung = 1,56
X table < X hitung, jadi bersifat signifikan atau sesuai dengan teori.

Percobaan 2
Misal
HH = 22 X
Hk = 51 Y
kk= 27 Z
Z
populasi

q = z = 27
q =

27
100

96

27

= 100 = 0,27

0,27
= 0,51
Jika

p+q=1

Maka p = 1 q
P = 1 0,51
P = 0,49 g
Perhitungan frekuensi genotip
HH = p = (0,49) x 100% = 24,01 %
Hk = 2pq = 2 (0,49) (0,51) x 100 % = 49,48 %
kk = q = (0,51) x 100% = 26,01 %
p : 2pq : q
24,01
1

= HH + Hk + kk

: 49,48 : 26,01
:2

:1

Hasilnya signifikan atau sesuai dengan teori

Tabel 1.2 Uji X2 Percobaan 2


Karakteristik

Observasi (O)
Harapan (E)

( |OE| )2

GG

Gg

gg

Jumlah

22

51

27

100

2
100=50
4

1
100=25
4

100

1
100=25
4

(|2225|)2
9

(|0E|) 2

(|2225|)
25

E
X2

(|2325|)2

(|5150|)2
1

=0,36

(|5150|)
50

0,36

14

=0,02

(|2725|)
25

0,02

0,16

=0,16

0,54
0,54

X table = 5,99
X hitung = 0,54
X table > X hitung jadi bersifat

signifikan jadi percobaan sesuai dengan

perbandingan Hukum Mendel atau sesuai dengan teori.


Percobaan 3
Tabel 1.3 Pengamatan Kuantitatif dan Kualitatif.

Bobot

0,2

0,3

0,4

0,5

Jumlah

15

48

35

Grafik Pengamatan Kuantitatif dan Kualitatif.

Uji Kuantitatif dan Kualitatif


60
50
40

Jumlah

30
20
10
0
0.15

0.2

0.25

0.3

0.35

0.4

0.45

0.5

0.55

B. Pembahasan
Populasi Mendel meruapakan suatu kelompok organisme yang bereproduksi
secara seksual dengan derajat hubungan keluarga yang relatif dekat yang berada di
dalam batas-batas geografis dimana terjadi antar-perkawinan (interbreeding). Jika
semua gamet yang dihasilkan oleh suatu populasi Mendel ditetapkan sebagai
campuran hipotesis unit-unit genetik yang akan menimbulkan generasi
berikutnya, kita mempunyai konsep suatu kelompok gen (gen pool).
Jika kita memperhatikan akan sepasang alel (A dan a), kita akan menemukan
bahwa persentase gamet-gamet pada pusat gen yang mengandung A atau a akan
bergantung pada frekuensi-frekuensi genotipe dari generasi parental yang gametgametnya membentuk pusat gen ini. Misalnya, jika sebagian besar populasi itu
bergenotipe resesif aa, maka frekuensi alele resesif dalam pusat gen itu akan

relatif tinggi, dan persentase gamet-gamet yang mengandung alele dominan A


secara bersesuaian akan rendah. Perkawinan antar anggota dalam suatu populasi
yang terjadi secara acak maka frekuensi zigotik yang diharapkan pada generasi
berikutnya dapat diramalkan dari pengetahuan tentang frekuensi gen (alelik)
dalam pusat gen dari populasi parental, (Stanfield, 1991).
Bahwa p + q = 1, yaitu persentase gamet-gamet A dan a harus menjadi
100% umtuk memperhitumgkan semua gamet dalam pusat gen. Frekuensifrekuensi genotipe (zigotik) yang diharapkan pada generasi berikutnya dapat
diringkas seperti berikut:
(p + q)2 = p2 + 2pq + q2 = 1,0
AA

Aa

aa

Jadi p2 adalah fraksi generasi berikutnya yang diharapkan menjadi homozigot


dominan (AA), 2pq adalah fraksi yang diharapkan heterozigot (Aa), dan q2 adalah
fraksi yang diharapkan resesif (aa). Semua fraksi genotipe ini harus menjadi satu
unit untuk memperhitungkan semua genotipe dalam populasi keturunan.
Rumus ini, yang mengekspresikan harapan-harapan genotipe dari
keturunan yang berkenaan dengan frekuensi-frekuensi gametik (alelik) dari pusat
gen parental, disebut hukum Hardy-Weinberg, (Stanfield, 1991). Yaitu Di bawah
suatu kondisi yang stabil, baik frekuensi gen maupun perbandingan genotip akan
tetap (konstan) dari generasi ke generasi pada populasi yang berbiak secara
seksual.

Genetika populasi ialah cabang ilmu yang mempelajari gen gen dalam
populasi,yang menguraikan secara sistematik dan matematik akibat dari keturunan
dari tingkat suatu populasi.Populasi adalah suatu kelompok organisasi dari suatu
keturunan spesies. Dan dari situ dapat dapat diambil semple.Semua makhluk
hidup merupakan masyarakat dalam suatu populasi dimana merupakan hasil dari
perkawinan antar spesies dan memiliki lengkang gen yang sama.Lengkang gen
(gen pool) yaitujumlah dari semua alel yang berlainan atau keterangan genetik
dalam anggota dari suatu populasi secara kawin (Suryo, 1986).
Populasi adalah kelompok organisme yang dapat saling kawin. Dengan
kata lain, gen-gen dari beberapa individu organisme mampu membuat kombinasi
gen antara satu dengan yang lainnya. Gen-gen dalam populasi disebut kutub
gen,dalam kutub gen, jumlah dari terjadinya satu alel disebut frekuensi.. jika
dilihat dari ciri khas tertentu dalam populasi, terlihat bahwa bentuk dominan
menampilkan sifatnya sendiri secara lebih sering dibanding sifat resesif.
Contohnya pada populasi manusia, sifat bola mata coklat muncul lebih sering
daripada bola mata biru. Meskipun demikian, proporsi dari alal dominan dan
resesif dari gen tertentu masih sama. Hal itu tidak berubah akibat saling kawin.
Fenomena ini disebut hukum Hardy-Weinberg yang berupa rumus
metematika yang bergantung pada empat keadaan yaitu :
a. Tidak terjadi mutasi.
b. Populasi terisolasi, sehingga tidak ada aliran gen yang keluar masuk populasi.
c. Tidak terjadi seleksi alam.

d. Populasi cukup besar dan terjadi perkawinan acak.( Pratiwi, 2000)


Frekuensi alel adalah nisbah alel tertentu terhadap keseluruhan alel dalam
populasi. Dengan mengambil model diploid, frekuensi genotipe homozigot
dominan

dan

homozigot

resesif

serta

heterozigot

berturut-turut

dapat

dilambangkan dengan P, Q, dan H. Frekuensi suatu alel dengan model diploid


tersebut dilambangkan sebagai p, sedangkan frekuensi alel pasangannya
dilambangkan sebagai q. Dalam hal iniP+H+Q = 1 dan p+q = 1.
Frekuensi genotipe didefinisikan sebagai proporsi atau persentase genotipe
tertentu di dalam suatu populasi. Frekuensi genotipe dapat pula diartikan sebagai
proporsi/persentase individu di dalam suatu populasi yang tergolong ke dalam
genotipe tertentu (Kimball, 1994)
Hukum hardy weinberg berfungsi sebagai parameter evolusi dalam suatu
populasi. Bila frekuensi gen dalam suatu populasi selalu kontan dari
generasi,maka populasi tersebut tidak mengalami evulasi. Jika salah satu salah
satu syarat tidak terpenuhi maka gen akan berubah,yang artinya populasi tersebut
sedang atau akan mengalami evolusi atau perubahan.
Asas Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi alel dan frekuensi genotipe
dalam suatu populasi akan tetap konstan, yakni berada dalam kesetimbangan dari
satu generasi ke generasi lainnya kecuali apabila terdapat pengaruh-pengaruh
tertentu yang mengganggu kesetimbangan tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut
meliputi perkawinan tak acak, mutasi, seleksi, ukuran populasi terbatas, hanyutan
genetik, dan aliran gen. Adalah penting untuk dimengerti bahwa di luar
laboratorium, satu atau lebih pengaruh ini akan selalu ada. Oleh karena itu,

kesetimbangan Hardy-Weinberg sangatlah tidak mungkin terjadi di alam.


Kesetimbangan genetik adalah suatu keadaan ideal yang dapat dijadikan sebagai
garis dasar untuk mengukur perubahan genetic .Asumsi untuk keseimbangan
Hardy-Weinberg (Yatim, 1980).:
1.

Perkawinan secara rambang. Dalam perkawinan rambang fenotipe individu

tidak mempengaruhi pilihan pasangannya. Perkawinan rambang lebih banyak


terjadi diantara tanaman diantara manusia dan hewan.
2.

Tidak ada seleksi. Semua gamet mempunyai kesempatan sama untuk

membentuk zigot dan semua zigot mempunyai viabilitas (daya hidup) dan
fertilitas sama.
3. Tidak ada migrasi, yaitu tidak ada introduksi alele dari populasi lain.
4.

Tidak ada mutasi. Mutasi adalah proses yang lambat dan perubahan frekuensi

alele biasanya minimal.


5.

Tidak ada penghanyutan genetik rambang (random genetic drift).

Penghanyutan terjadi dalam populasi kecil karena contoh alele yang kecil bila
dibandingkan suatu populasi besar.
6.

Meiosis normal sehingga hanya faktor kebetulan yang berlaku dalam

gametogenesis.
Dan dari hasil praktikum bahwa asumsi asumsi Hukum Hardy Weinberg
perlakuan perkawinan secara acak,tidak ada seleksi dan hasil perbadingan sesuai
dengan hukum mendel.

Sifat kualitatif merupakan sifat-sifat yang mudah digolongkan kedalam


kategori fenotipe yang jelas. Fenotipe-fenotipe yang jelas ini berada dibawah
kendali genetik dari hanya satu atau beberapa gen dengan sedikit atau tanpa
modifikasi-modifikasi lingkungan yang mengaburkan pengaruh-pengaruh gennya.
Pigmentasi normal atau albino, penggunaan tangan kanan atau kiri, dan rambut
lurus (normal) atau keriting merupakan salah satu contoh dari sifat kualitatif.
Sifat kuantitatif adalah penyusunan genotip dari suatu kultivar agar lebih
bermanfaat. Juga dapat diartikan sebagai ilmu genetika yang mempelajari model
pewarisan sifat sifat kuantitatif. Beberapa prinsip diantaranya:1. Merubah susunan
genotip, 2. Harus ada keragaman genotip, 3. Kebanyakan sifat agronomis
dikendalikan oleh gen minor..Banyak sifat tanaman dan hewan lebih
memperlihatkan perbedaan tingkatan fenotipe kontinu daripada perbedaan
tingkatan fenotipe yang jelas dan tegas seperti yang dijumpai dalam segregasi sifat
Mendel. Sifat-sifat ekonomis penting seperti hasil tanaman, produksi telur dan
susu, pertambahan berat badan, tinggi tanaman, ketahanan terhadap penyakit dan
lain-lain, menunjukan pola yang seolah-olah tercampur dari satu bentuk ke bentuk
lainnya. Sifat-sifat ini sering disebut sifat-sifat kuantitatif yang dibedakan dari
sifat kualitatif yang kategorinya berbeda jelas, (Crowder, 1986).
Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa frekuensi gen sama dengan 1.Hal ini
sesuai dengan hukum Hardy Weinberg, sehingga dapat dikatakan tidak ada
penyimpangan. Pada percobaan 1 menghasilkan perbandingan 27,04 : 49,92 :
23,04 atau 1: 2 :1 dan diperoleh X2 hitung sebesar 1,56. Oleh karena X2hitung <
X2 tabel, maka pengujian sesuai dengan perbandingan. Pada percobaan 2

menghasilkan perbandingan 24,01 : 49,48 : 26,01 atau 1: 2 : 1 dan


diperoleh X2 hitung sebesar 0,54. Oleh karena X2hitung < X2tabel, maka
pengujian sesuai dengan perbandingan.
Pada percobaan penimbangan bobot kacang tanah seperti pada hasil
pengamatan di atas, bobot kacang 0,2 sebanyak 15 individu, bobot kacang tanah
0,3 sebanyak 48 individu, bobot kacang tanah 0,4 sebanyak 35 individu dan bobot
kacang tanah 0,5 sebanyak 2 individu.
Dalam mempelajari pewarisan kuantitatif digunakan populasi besar. Dengan
banyak gen yang memberikan kontribusi kecil pada penampakan suatu sifat, dan
karena pengaruh dari satu gen tunggal tidak bisa ditentukan maka perlu dibuat
banyak pengukuran-pengukuran. Pengukuran yang dibuat dalam suatu populasi
tertentu dianggap mewakili contoh rambang dari populasi itu dan data dapat
digunakan untuk menduga hasil yang diharapkan dari populasi yang besar.

V.

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hukum Hardy Weinberg yaitu di bawah suatu kondisi yang stabil, baik
frekuensi gen maupun perbandingan genotip akan tetap (konstan) dari generasi ke
generasi

pada

populasi

yang

berbiak

secara

seksual.

Pada

percobaan 1 diperoleh perbandingan 27,04 : 49,92 : 23,04 atau 1: 2 :1 dengan


X2 hitung sebesar 1,54. Oleh karena X2 hitung < X2 tabel, maka hasilnya
signifikan atau pengujian sesuai dengan perbandingan. Pada percobaan 2
diperoleh perbandingan 24,01 : 49,48 : 26,01 atau 1: 2 : 1 dengan X2 hitung
sebesar 0,54. Oleh karena X2 hitung < X2 tabel, maka hasilnya signifikan. Pada
percobaan 3 pengamatan karakter kuantitatif dan kualitatif menggunakan kacang
tanah diperoleh bobot yang dominan yaitu 0,3 sebanyak 48 individu dari 100
individu yang diambil secara acak.

B. Saran

1. Mahasiswa dalam praktikum harus lebih teliti dan serius.


2. Asisten harus benar benar meperhatikan praktikan.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N. A. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.


Crowder, L. V. 1986. Genetika Tumbuhan. Gadjah Mada University
Press:Yogyakarta.
Kimball, John W. 1994. Biologi Edisi Kelima. Erlangga: Jakarta.
Pratiwi, D.A, (2000), Biologi SMA Kelas XI, Erlangga ; Jakarta .
Stanfield, W. D. 1991. Genetika Edisi Kedua. Erlangga:Jakarta.
Suryo. 1983 Genetika. Gadjah Mada University Press:Yogyakarta.
Yatim, Wildan. 1980. Genetika. Tarsito. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai