Oleh
2017021002
JURUSAN BIOLOGI
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
LEMBAR PENGESAHAN
NPM : 2017021002
Jurusan : Biologi A
Kelompok : 1 ( Satu )
A.Latar Belakang
B.Tujuan Praktikum
Gen pada level populasi dimulai dengan memperhatikan frekuensi, dengan kata
lain seberapa sering varian gen tertentu terjadi pada sebuah populasi tertentu.
Frekuensi tersebut dapat dihitung untuk alel-alel, fenotip atau genotip. Frekuensi
genotip merupakan proporsi dari heterozigot dan dua tipe dari homozigot di dalam
populasi. Frekuensi fenotip dihitung dengan mengobservasi bagaimana kondisi dari
sifat (ciri-ciri) di dalam populasi. Hal- hal ini memiliki nilai di dalam genetika dalam
mengestimasi resiko yang ditimbulkan oleh kelainan warisan tertentu pada suatu
individu ketika tidakada riwayat penyakit pada keturunannya.
Frekuensi genotip dapat mengalami perubahan jika kondisi-kondisi berikut
terpenuhi, di antaranya :
1. Individu dari satu genotip memiliki kemungkinan untuk menghasilkan
keturunan dengan genotip yang sama, dibandingkan dengan yang berbeda
genotip.
2. Migrasi individu yang terjadi di antara populasi.
5. Perkawinan acak
6. Frekuensi alel yang sama antara laki-laki dan perempuan (setiap orang
memproduksi jumlah keturunan yang sama)
C. Cara Kerja
Adapun cara kerja yang dilakukan dalam praktikum kali ini yaitu :
1. Tutuplah mangkuk dengan tangan dan kocok untuk mencampur kancing-
kancing dengan acak.
2. Ambil satu pasang (2 kancing) tanpa melihatnya. Pasangan kancing ini
merupakan gambaran kombinasi diploid suatu alel dari individu generasi
berikutnya.
3. Catat pasangan gen tersebut (genotip) pada table 1. Kembalikan kancing-
kancing tersebut ke dalam mangkuk untuk dikocok lagi. Langkah ini diulangi
untuk mendapatkan jumlah 100 genotip.
4. Dari hasil pencatatan genotip pada table 1, masukkan hasilnya pada table 2.
Hitunglah frekwensi gen dan frekwensi genotip dengan mengikuti persamaan
persamaaan
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Melalui pemahaman mengenai perubahan frekuensi alel dan genotipe, para ilmuwan
dapat melakukan identifikasi terhadap berbagai populasi yang secara genetika telah
mengalami perubahan atau evolusi.Sehingga, Para ilmuwan mampu untuk
memperkirakan kemungkinan kemungkinan munculnya kelainan genetika pada suatu
populasi.Dalam hukum Hardy Weinberg juga menyatakan bahwa perbandingan frekuensi
gen atau genotipe dalam sebuah populasi tidak akan berubah.
Sebelum itu, ahli biologi lain bernama Udny Yule telah mengatasi masalah ini pada
tahun 1902. Yule mulai dengan seperangkat gen di mana frekuensi kedua alel adalah 0,5
dan 0,5. Ahli biologi menunjukkan bahwa frekuensi dipertahankan selama generasi
berikutnya. Meskipun Yule menyimpulkan bahwa frekuensi alel dapat tetap stabil,
interpretasi mereka terlalu harfiah. Dia percaya bahwa satu-satunya keadaan
keseimbangan ditemukan ketika frekuensi sesuai dengan nilai 0,5.Yule dengan panas
mendiskusikan temuan-temuan barunya dengan R.C. Punnett - dikenal luas di cabang
genetika untuk penemuan "kotak Punnett" yang terkenal. Meskipun Punnett tahu bahwa
Yule salah, dia tidak menemukan cara matematika untuk membuktikannya. Oleh karena
Punnett menghubungi teman matematika nya Hardy, yang berhasil memecahkan segera,
mengulangi perhitungan dengan menggunakan variabel umum, daripada nilai tetap dari
0,5 sebagai Yule memiliki.
Seleksi alam dalam sebuah populasi untuk sebuah sifat yang nilainya bervariasi,
misalnya tinggi badan, dapat dikategorikan menjadi tiga jenis. Yang pertama
adalah seleksi berarah (directional selection), yang merupakan geseran nilai rata-rata sifat
dalam selang waktu tertentu, misalnya organisme cenderung menjadi lebih tinggi.
Kedua, seleksi pemutus (disruptive selection), merupakan seleksi nilai ekstrem, dan
sering mengakibatkan dua nilai yang berbeda menjadi lebih umum (dengan menyeleksi
keluar nilai rata-rata). Hal ini terjadi apabila baik organisme yang pendek ataupun panjang
menguntungkan, sedangkan organisme dengan tinggi menengah tidak.
Berikut merupakan faktor-faktor yang berasal dari lingkungan dan dapat menyebabkan
seleksi alam pada organisme:
1. Makanan
Faktor pertama ini adalah hal yang penting. Misalnya pada suatu pulau hidup 100
ekor burung dara pemakan biji-bijian, jika jumlah burung terus bertambah akibat
berkembang biak maka sumber makanan mulai terbatas. Hal ini menyebabkan
burung bersaing untuk mendapat makanan, yang terkuat akan tetap hidup karena
mendapatkan makanan, namun yang lemah akan terseleksi dan mati karena tidak
makan.
2. Suhu/Temperatur
Faktor kedua ini berhubungan dengan arti suhu penyebab seleksi alam yang
terjadi pada lingkungan. Seperti ketika siswa yang terbiasa hidup di daerah panas,
ketika ada darma wisata ke daerah pegunungan yang dingin maka tidak semua
siswa dapat bertahan pada lingkungan baru. Beberapa akan sakit, namun yang
dapat beradaptasi dapat menyesuaikan diri.
3. Cahaya Matahari
Faktor ini penting terutama bagi tumbuhan yang melakukan fotosintesis. Proses
fotosintesis memerlukan sinar matahari, jika intensitasnya tidak cukup maka akan
menyebabkan beberapa jenis tumbuhan tidak dapat bertahan hidup.
4. Habitat
Habitat adalah tempat tinggal makhluk hidup dengan segala komponen
abiotik yang ada didalamnya juga memengaruhi proses seleksi alam. Kerusakan
habitat karena faktor alami atau buatan dapat menyebabkan terganggunya
keberlangsungan hidup organisme didalamnya.
V.KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum kali ini yaitu sebagai berikut:
Griffin, V., McMiller, T., Jones, E., and Johnson, C. M. , (2002). Identifying
Novel Helix– Loop–Helix Genes in Caenorhabditis elegans through a Classroom
Demonstration of Functional Genomics. [online]. CBE—Life Sciences Education
Vol. 2, 51–62.
.