Anda di halaman 1dari 12

Nama : Anastasia Sasamu

Nim : 18507034
Tugas Terstruktur
Materi Genetik dalam Populasi

GENETIKA

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN GENETIKA POPULASI


Genetika populasi adalah bidang biologi yang mempelajari komposigenetik populasi
biologi, dan perubahan dalam komposisi genetik yangdihasilkan dari pengaruh berbagai faktor,
termasuk seleksi alam. Genetikapopulasimengejar tujuan mereka dengan mengembangkan
modelmatematis abstrak dinamika frekuensi gen, mencoba untuk mengambilkesimpulan dari
model-model tentang pola-pola kemungkinan variasi genetika populasi  yang sebenarnya, dan
menguji kesimpulan terhadap data empiris.

Genetika populasi adalah suatu ilmu yang mempelajari komposisi dan variasi genetik
individu-individu dalam suatu populasi dan faktor-faktor yang dapat mengubah komposisi
genetik tersebut.

Gen merupakan unit dasar yang meneruskan sifat-sifat dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Pada dasarnya, evolusi adalah perubahan frekuensi gen dalam populasi.
Gen dalam Populasi. Darwin tahu bahwa variasi yang diwariskan diperlukan supaya evolusi
dapat terjadi. Namun, ia tidak tahu apa-apa tentang hukum genetika Mendel. Hukum Mendel
ditemukan di awal tahun 1900-an.
Beberapa saat kemudian baru bisa ilmuwan memahami proses evolusi. Kita sekarang tahu
bahwa variasi sifat dapat diwariskan. Variasi ini ditentukan oleh alel yang berbeda. Kita juga
tahu bahwa evolusi adalah karena perubahan dalam alel dari waktu ke waktu.
1. Mikroevolusi terjadi selama periode yang relatif singkat dalam populasi atau spesies.
2. Makroevolusi terjadi dari waktu ke waktu geologi di atas tingkat spesies. Catatan fosil
mencerminkan tingkat evolusi. Ini hasil dari mikro evolusi berlangsung selama beberapa
generasi.

Ingat bahwa individu tidak berevolusi. Gen mereka tidak berubah dari waktu ke waktu.
Unit evolusi adalah populasi. Populasi terdiri dari organisme dari spesies yang sama yang hidup
di daerah yang sama. Dalam hal evolusi, populasi diasumsikan kelompok yang relatif tertutup.
Ini berarti bahwa sebagian kawin terjadi dalam populasi. Ilmu yang berfokus pada evolusi dalam
populasi adalah genetika populasi. Ini adalah kombinasi dari teori evolusi dan genetika Mendel.

B. HUKUM HARDY-WEINBERG
Hukum Hardy-Weinberg ditemukan oleh ahli Fisika W. Weinberg dan ahli Matematika
G.H. Hardy pada tahun 1908. Kedua ahli tersebut berasal dari Inggris. Hukum ini menyatakan
bahwa dalam suatu kondisi tertentu yang stabil, frekuensi gen dan frekuensi genotif akan tetap
konstan dari satu generasi ke generasi dalam suatu populasi yang berbiak seksual. Hukum
Hardy-Weinberg ini berfungsi sebagai parameter evolusi dalam suatu populasi. Bila frekuensi
gen dalam suatu populasi selalu konstan dari generasi ke generasi, maka populasi
tersebut tidak mengalami evolusi. Bila salah satu saja syarat tidak dipenuhi maka frekuensi gen
berubah, artinya populasi tersebut telah dan sedang mengalami evolusi.

HukumHardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi alel dan frekuensi genotipe dalam


suatu populasi akan tetap konstan, yakni berada dalam kesetimbangan dari satugenerasi ke
generasi lainnya kecuali apabila terdapat pengaruh-pengaruh tertentu yang mengganggu
kesetimbangan tersebut. Pengaruh- pengaruh tersebutmeliputi perkawinan tak acak, mutasi,
seleksi, ukuran populasi terbatas,hanyutan genetik, dan aliran gen. Hal yang penting untuk
dimengerti bahwadi luar laboratorium, satu atau lebih pengaruh ini akan selalu ada. Oleh
karenaitu, kesetimbangan Hardy-Weinberg sangatlah tidak mungkin terjadi di alam.
Kesetimbangan genetik adalah suatu keadaan ideal yang dapat dijadikan sebagaigaris dasar
untuk mengukur perubahan genetik.

Untuk menjelaskan hukum ini digunakan contoh perkawinan sapi Shorthon warna merah,
putih, dan roan. Seperti diketahui, sifat ini dikontrol oleh dua alel yang kodominan yaitu alel
merah (R) dan alel putih (r). Jika kita asumsikan bahwa frekuensi gen merah adalah p dan
frekuensi gen putih adalah q, dengan p = 0,7 dan q = 0,3 maka proporsi gen sapo merah RR
adalah p2 = 0,49 , proporsi gen sapi putih adalah q2 = 0,09 dan proporsi sapi roan = 2pq = 2 (0,7)
(0,3) = 0,42. Akan dua didepan pq disebabkan oleh adanya dua kemungkinan terbentuknya sapi
roan yaitu dari pertemuan sperma yang mengandung gen R dengan sel besar dengan sel telur
yang mengandung gen r dan dari sperma yang mengandung gen r sperma dengan sel telur yang
mengandung gen R.
Hukum Hardy-Weinberg ini berfungsi sebagai parameter evolusi dalam suatu populasi.
Bila frekuensi gen dalam suatu populasi selalu konstan dari generasi ke generasi, maka populasi
tersebuttidak mengalami evolusi. Bila salah satu saja syarat tidak dipenuhi maka frekuensi gen
berubah, artinya populasi tersebut telah dan sedang mengalami evolusi.
Ada dua hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan hukum Hardy Weinberg yaitu :
1. Jumlah frekuensi gen dominan dan resesif ( p + q ) adalah 1.
2. Jumlah proporsi dari ketiga macam genotif ( p2 + 2pq + q2 ) adalah 1.

Jadi pada dasarnya hukum ini menyatakan bahwa frekuensi gen dominan dan resesif. Pada
sutau populasi yang cukup besar tidak akan berubah dari satu generasi ke generasi lainnya.
Keadaan populasi yang demikian disebut dlaam keadaan equilibrium (dalam keadaan seimbang).
Susunan genetik ini akan tetap dan tidak berubah jika beberapa keadaan terpenuhi antara lain :
Hukum Hardy – Weinberg hanya dapat terjadi apabila :

 Populasi sangat besar, pada populasi yang sangat besar terjadinya genetic drift tidak
menyebabkan perubahan frekuensi gen di dalam genpool. Tetapi dalam populasi yang
kecil, penyimpangan genetik bisa merubah frekuensi gen.
 Terisolasi dari populasi lain, terpisah dengan populasi yang lain sehingga kemungkinan
terjadinya gen flow (aliran gen) karena perkawinan antar populasi tidak terjadi.
 Tidak terjadi mutasi, perubahan satu alel menjadi bentuk alel lain akan merubah gen pool
 Perkawinan Acak, di dalam suatu populasi setiap anggota di dalam populasi mempunyai
kemungkinan yang sama untuk saling melakukan perkawinan. Kalau ada faktor
keinginan untuk memilih pasangan kawin, maka hukum H-W tidak akan terjadi.
 Tidak ada seleksi alam, apabila semua individu mempunyai kemampuan hidup, tidak ada
persaingan dalam mempertahankan hidup, maka dunia akan penuh dengan makhluk
hidup yang beraneka macam jenisnya. Kenyataannya populasi makhluk hidup relatif
stabil, berarti ada yang mati karena tidak dapat mempertahankan hidup atau populasinya
makin menurun karena menurunnya kemampuan memperbanyak diri.
Hukum Hardy-Weinberg dirumuskan sebagai berikut :
P2 + 2PQ + Q2
Sebagai contoh alel gen A dan a, maka menurut persamaan diatas adalah :
P2           = Frekuensi Individu Homozigot AA
2PQ       = Frekuensi Individu Heterzigot Aa
Q2          = Frekuensi Individu Homozigote aa.

Rumus ini berlaku dengan syarat sebagai berikut :


1. Mutasi tidak terjadi atau mutasi menguntungkan sama jumlahnya dengan mutasi yang
merugikan
2. Semua anggota [populasi tersebut mempunyai kesempatan yang sama untuk mengawini
anggota populasi (perkawinan acak atau panmiksi)
3. Tidak terjadi imigrasi atau jumlah individu yang berimigrasi adalah sama dengan yang
berimigrasi
4. Semua alela mempunyai kemungkinan yang sama untuk berada dalam populasi,  tidak
ada yang lebih unggul dari yang lain. Dengan perkataan lain, seleksi alam tidak terjadi.
5. Jumlah populasi tetap, atau jumlah individu yang mati sama dengan jumlah individu yang
lahir
6. Populasi berjumlah besar sehingga factor kebetulan tidak terjadi atau dapat diabaikan

Ciri-Ciri Hukum Keseimbangan Hardy-Weinberg


Adapun ciri-ciri dalam hokum keseimbangan Hardy-Weinberg, antara lain:
 Jumlah frekuensi genotype harus sama dengan 1, yaitu p2(CC) + 2pq(Cc) + q2(cc)=1
 Hubungan p2 + 2pq + q2 tetap, tidak peduli besarnya frekuensi alel permulaan (p atau q) dapat
bernilai 0 sampai 1), yaitu frekuensi genotype pada saat keseimbangan hanya tergantung
pada frekuensi alel permulaan dan tidak tergantung dari frekuensi genotype dari populasi
asal.
 Keseimbangan dapat tercapai dalam satu generasi; kemudian frekuensi alel dan genotip tidak
berubah dari generasi ke generasi asal syarat-syarat keseimbangan Hardy-Weinberg
terpenuhi.
 Frekuensi alel dapat ditentukan dari frekuensi satu genotype yang diketahui.
 Bila suatu populasi dalam keseimbangan, maka frekuensi alel dapat dihitung apabila
diketahui srekuensi satu genotip homozigot. Umpama saudara menangkap suatu contoh tikus
dari pertanaman padi dan diperoleh frekuensi no-agouti (aa) adalah 0,509 persen.

Teori  Hardy Weinberg Kaitannya dengan Konsep Evolusi

Sebuah cara utama di mana pemahaman Hardy-Weinberg Equilibrium adalah penting


untuk memahami evolusi adalah bahwa lima asumsi Hardy-Weinberg Equilibrium semua harus
dipenuhi untuk itu menjadi evolusi tidak ada. Jika salah seorang dari mereka tidak terpenuhi,
evolusi terjadi. . Kita dapat menentukan lima cara berbeda di mana evolusi terjadi berdasarkan
situasi di mana kelima asumsi TIDAK dipenuhi. Ini adalah:

1.      Genetik drift perubahan frekuensi allele secara kebetulan acak. Hal ini terjadi jika suatu
populasi tidak terbatas dalam ukuran. Pada populasi yang tidak jauh besar, akan ada kesalahan
acak di mana alel diwariskan dari generasi, dan frekuensi alel akan berubah secara acak. karena
penduduk tidak ada yang benar-benar tak terbatas besar, selalu ada pergeseran genetik terjadi,
namun, efeknya sangat kecil dalam populasi besar. Pengaruh pergeseran genetik lebih besar dan
lebih besar yang lebih kecil sebuah populasi d lebih kecil.

2.    Aliran gen adalah perubahan frekuensi alel yang terjadi karena individu-individu bergerak
diantara populasi. Jika ada frekuensi alel berbeda dalam berbeda dari    sebuah spesies, maka
ketika individu pindah ke populasi baru, mereka akan menambah alel dalam proporsi yang
berbeda dari yang ada di populasi, dan karena itu perubahan frekuensi alel dalam populasi.
3.          Mutasi biokimia perubahan dalam DNA. Itu berubah satu alel ke lain, dan dapat
menciptakan alel baru. Ini adalah proses yang sangat tidak biasa (tingkat mutasi khas sekitar satu
mutasi dalam satu juta gen diwariskan dari generasi ke generasi); sebagai akibatnya, evolusi
melalui mutasi.

4.         Sangat lambat - sangat lambat kita tidak bisa secara umum mendeteksi itu. Namun,
mutasi penting bagi evolusi karena, pada akhirnya, mutasi adalah sumber variasi genetik dan
bentuk lain dari evoluti untuk tidak dapat terjadi tanpa variasi genetik. Jadi tanpa mutasi, yang
lain, evolusi bentuk-bentuk lebih cepat tidak akan terjadi, baik. Hal lain yang penting tentang
mutasi adalah bahwa, berkaitan dengan kesesuaian alel, adalah acak - mungkin menghasilkan
alel th pada hasil di kebugaran kebugaran tinggi atau rendah. Apa yang terjadi pada mereka alel,
begitu mereka diproduksi, tergantung pada evolusi bentuk-bentuk lain seperti seleksi alam.

5.         Acak kawin non evolusi yang terjadi karena individu memilih pasangan berdasarkan
karakteristik mereka. Beberapa bentuk genotipe kawin tidak acak berubah, tetapi tidak frekuensi
alel; lain perubahan keduanya (Perhatikan bahwa buku Anda menggunakan definisi agak terbatas
kawin tidak acak karena hanya mengubah frekuensi genotipe dan perhatikan bahwa penulis tidak
mempertimbangkan evolusi ini Kami akan mengambil pandangan yang lebih luas dan
mempertimbangkan -. Kemudian dalam kursus - setiap       situasi di yang individu ar e memilih
pasangan atau di mana suatu sifat mempengaruhi keberhasilan kawin menjadi contoh kawin
tidak acak, dan ada banyak situasi di mana perubahan ini baik alel dan frekuensi genotipe.)

          Seleksi alam adalah evolusi yang terjadi karena genotipe yang berbeda memiliki
kebugaran yang berbeda.Kita telah didefinisikan dan didiskusikan seleksi alam berdasarkan sifat
yang berbeda. Definisi ini sedikit lebih spesifik karena catatan bahwa itu adalah genotipe
berbeda yang memiliki kebugaran yang berbeda, tetapi pada dasarnya mengatakan hal yang
sama. Anda harus meninjau ceramah tentang seleksi alam dan pastikan Anda memahami bahwa
ini adalah sama sebelum melanjutkan ke kuliah berikutnya.

C. GEN POOL
Gene pool (lungkang gen) adalah populasi yang menampung berbagai alel yang mungkin
tersedia dalam suatu spesies. Populasi menjadi lungkang gen apabila di dalamnya terdapat
keunikan akibat proses saling kawin di dalamnya terjadi secara tertutup (terisolasi), terpiasah
dari populasi lain.
Gen pool adalah kumpulan gen dari suatu populasi atau suatu spesies. Jadi, itu adalah
campuran gen dari sekelompok organisme. Itu tidak mewakili satu organisme. Faktanya,
kumpulan gen mewakili sekelompok organisme dan total alel dari populasi tertentu. Di sini, alel
adalah bentuk alternatif dari gen. Lebih lanjut, kumpulan gen menjelaskan semua bentuk gen
yang mungkin dalam populasi. Oleh karena itu, kita dapat mendefinisikan kumpulan gen istilah
sebagai kumpulan abstrak dari total semua varian yang ada dari setiap gen populasi.
Gene pool  adalah jumlah dari seluruh gen (termasuk plasma gen) yang dimiliki oleh
semua individu. Genotip dari individu diploid hanya dapat mempunyai suatu maksimal jumlah
dari dua alel dari suatu gen. Pembatasan ini tidak dijumpai pada gene pool dari suatu populasi.
Disini dapat terdapat setiap jumlah dari gen. kita melihat gen pool dari sudut setiap macam gen
dengan frekuensi atau perbandingan alel gen A dan a pada suatu populasi yang berbiak secara
seksual. Dan misalnya juga bahwa alel A merupakan 90 % dari jumlah kedua alel, sedangkan
alel a merupakan 10 % dari jumlah itu. Akan kita katakan kemudian bahwa frekuensi A dan a
pada gen pool populasi ini adalah 0,9 dan 0,1. Bila frekuensi ini berubah dengan berubahnya
waktu, maka perubahan ini merupakan perubahan evolusi.
Kalau kita katakan bahwa evolusi adalah perubahan di dalam komposisi genetis dari
populasi, yang kita artikan adalah suatu perubahan dari frekuensi genetis di dalam suatu gen
pool. Itulah sebabnya faktor penyebab evolusi dapat kita tentukan dengan menentukan faktor apa
yang dapat menghasilkan suatu pergeseran dari frekuensi genetis.
Karakteristik gen pool ( lungkang gen )

1. Konsep lungkang gen hanya digunakan untuk organisme dengan reproduksi setsual
(karena reproduksi vegetatif menghasilkan klon).
2. Ini mencakup semua varian atau alel dari setiap gen.
3. Ini mencakup semua gen yang terdapat dalam populasi.
4. Dalam kebanyakan kasus, populasi termasuk individu-individu dari spesies yang
sama saja.
5. lukang gen bahkan termasuk gen mereka yang efeknya tidak terlihat pada individu.
Pentingnya Gen Pool atau gen lungkang
Karena lungkang gen merupakan jumlah gen yang ditemukan dalam populasi, populasi
tersebut dengan lungkang gen yang lebih besar cenderung memiliki lebih banyak gen, dan
karenanya, akan memiliki keragaman genetik lebih. Setiap gen memiliki tujuan tertentu, seperti
memberikan tanaman / hewan karakteristik tertentu, ketahanan terhadap penyakit, toleransi
terhadap iklim yang keras, dan sebagainya. Oleh karena itu, populasi dengan keragaman genetik
yang lebih besar akan lebih siap untuk menghadapi wabah penyakit atau perubahan lingkungan
yang ekstrim, karena mereka akan, kemungkinan besar, memiliki gen-gen yang melindungi
mereka dari perubahan yang merugikan tersebut.

Di sisi lain, populasi dengan jumlah yang lebih kecil dari gen dalam lungkang gen mereka
akan rentan terhadap masalah tersebut, yang dapat menyebabkan mereka menjadi terancam
punah atau bahkan binasa sama sekali, yaitu, menjadi punah. Oleh karena itu, populasi dengan
lukang gen yang besar akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk bertahan hidup, sementara
mereka dengan lukang gen kecil berada dalam bahaya tertular penyakit genetik, cacat, dan
infertilitas.

Perubahan Gen Pool ( Gen Lungkang )


 Dengan Mutasi

Mutasi adalah perubahan gen dari seorang individu. Variasi ini mungkin sebagai perubahan kecil
dari nukleotida tunggal (molekul organik) dalam DNA, atau perubahan dalam seluruh set
kromosom. Tergantung pada apakah mutasi ini diturunkan kepada keturunannya, mungkin
permanen atau sementara. Mereka bermanfaat bagi populasi jika mereka menambahkan gen yang
berharga, tetapi beberapa dapat menyebabkan penyakit.

 Menurut Seleksi Alam

Seleksi alam adalah salah satu faktor paling penting yang mempengaruhi lungkang gen. Individu
dari populasi yang membawa gen menguntungkan lebih mungkin untuk bertahan hidup dan
menghasilkan keturunan, daripada mereka yang tidak. Oleh karena itu, generasi berikutnya
kemungkinan besar akan, membawa gen dari individu tersebut, yang bahkan mungkin menjadi
tetap, yaitu, terjadi pada setiap individu.
 Dengan hayuntan genetik atau Drift Genetik

Kadang-kadang, jenis gen dalam suatu populasi berubah karena peristiwa acak (seperti kematian
beberapa orang), dan tidak selalu karena perubahan ini dapat menguntungkan. Ini disebut
‘pergeseran genetik’, dan mempengaruhi populasi yang lebih kecil lebih sampai ke yang lebih
besar, karena, dalam bentuk sebelumnya mungkin gen tersebut terjadi pada setiap individu.

D. FREKUENSI ALEL DAN FREKUENSI GENOTIP DALAM POPULASI

Frekuensi alel adalah proporsi ataupun perbandingan keseluruhan kopi gen yang terdiri
dari suatu varian gen tertentu (alel). Dengan kata lain, ia merupakan jumlah kopi suatu alel
tertentu dibagi dengan jumlah kopi keseluruhan alel pada suatu lokus dalam suatu populasi. Ia
dapat diekspresikan dalam bentuk persentase. Dalam genetika populasi, frekuensi alel digunakan
untuk menggambarkan tingkat keanekaragaman genetik pada suatu individu, populasi, dan
spesies.

Frekuensi alel dapat ditentukan dari frekuensi satu genotipe yang diketahui.   Bila suatu
populasi dalam keseimbangan, maka frekuensi alel dapat dihitung apabila diketahui frekuensi
satu genotipe homozigot. Perbandingan frekuensi gen dapat mengalami perubahan sehingga
perbandingan frekuensi gen tidak dalam keadaan keseimbangan gen. Perubahan perbandingan
frekunsi gen di dalam suatu populasi terutama disebabkan oleh mutasi atau seleksi alam.
Frekuensi gen merupakan frekuensi kehadiran suatu gen didalam populsi dan hubungannya
dengan alam. Kemudian hukum ini menjadi pemula perkembangan Ilmu Biometrika dalam
genetika yang ditumbuhkan sejak tahun 1920 oleh R. A. Fisher dan Sewall Wright.  

Untuk mempelajari komposisi dan variasi genetik suatu populasi, maka seorang peneliti
Genetika Populasi harus mampu menggambarkan lengkang gen populasi tersebut. Hal ini dapat
dilakukan dengan menghitung frekuensi genotip dan frekuensi alel populasi tersebut. Jika gamet
yang dihasilkan oleh suatu populasi ditetapkan sebagai suatu campuran unit-unit genetik yang
akan menimbulkan generasi berikutnya, kita mempunyai konsep suatu lengkang gen. Misalnya
dalam lengkang gen:
p adalah frekuensi alel A atau alel dominan
q adalah frekuensi alel a atau alel resesif

Dengan demikian frekuensi genotip yang diharapkan pada generasi berikutnya adalah:

p2(AA) + 2pq(Aa) + q2(aa)    = 1 yang berasal dari :


f(AA)  = (p x p)                    = p2
f(Aa)   = (p x q) + (p x q)       = 2pq
f(aa)    = (q x q)                     = q2

Sedangkan frekuensi alel adalah p(A) + q(a) = 1

Berdasarkan hal di atas, beberapa peneliti genetika populasi ada yang menganggap bahwa
frekuensi alel adalah frekuensi gen atau gamet, sedangkan frekuensi genotip adalah frekuensi
zigot. Penggunaan frekuensi alel memiliki kelebihan bila dibandingkan dengan frekuensi
genotip. Sebagai contoh jika suatu lokus memiliki 3 alel (A1, A2, A3), maka frekuensi genotip
yang harus dihitung ada 6 yaitu genotip A 1A1, A1A2, A1A3, A2A2, A2A3, A3A3, sedangkan
frekuensi alel yang harus dihitung hanya 3, yaitu frekuensi A1, A2, dan A3.

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi GEN


1.    Seleksi
Seleksi merupakan suatau proses yang melibatkan kekuatan – kekuatan untuk menentukan
ternaka mana yang boleh berkembang biak pada generasi selanjutnya. Kekuaktan – kekuatan itu
bisa di kontrol se0penuhnya oleh alam yang disebut seleksi alam. Jika kekuatan itu di kontrol
oleh manusia maka prosesnya disebut seleksi buatan kedua macam seleksi itu akan merubah
frekuensi gen yang sat relatif terhadap alelnya. Laju perubahan frekuensi pada seleksi buatan jika
dibandingkan dengan seleksi alam.
Untuk mendemonstrasikan peran seleksi dalam mengubah frekuesni gen, diambil suatu
contoh populasi yang terdiri dari beberapa ribu sap yang bertanduk dan yang tidak bertanduk.
Jika diasunsikan bahwa frekuensi gen yang bertanduk dan yang  tidak bertandu pada populasi
tersebut masing – masing 0,5 ( bila terjadi kawin acak) maka sekitar 75% dari total sapi yang ada
tidak bertanduk dan 25% bertanduk. Dari 75% sapi yang tidak bertanduk sebanyak 1/3
bergenotip hemozigot dan 2/3 bergenotip heterozigot. 
2.    Mutasi
Mutasi adalah suatu perubahan kimia gen yang berakibat berubahnya fungsi gen. Jika gen
mengalami mutasi dengan kecepatan tetap maka frekuensi gen akan sedikit menurun, sedangkan
frekuensi alel  akan meningkat. Laju mutasi bervariasi dari suatu kejadian mutasi ke kejadian
mutasi lain. Namun, laju relatif rendah ( kira – kira satu dalam satu juta pengandaan ge) sebagai
gambaran, diambil contoh frekuensi gen merah pada sapi angus, yaitu antara 0.05-0.08. jika
terjadi kawin acak maka akan dijumpai 25-64 ekor sapi merh dari setiap 10.000 kelahiran. Anak
sapi yang berwarna merah dan juga tetua yang heterozigot akan dikeluarkan dari peternakan.
Secara teoritis frekuensi gen merah akan menurun mendekati angkan nol, namun kenyataan
frekuensi gen merah tetap anata 0.05-0.08 dari suatu generasi ke generasi berikutnya hal itu bisa
dijalaskan dengan mengunakkan teori mutasi. Diduga bahwa laju mutasi gen hitam menjadi gen
merah sama dengan laju seleksi terhadaap gen merah sehingga tercapai suatu keseimbangan.
3.    Pencampuran populasi
Percampuran dua populasi yang frekuensi gennya berbeda dapat mengubah frekuensi gen
tertentu. Frekuenssi gen ini merupakan rataan dari frekuensi gen dari dua populasi yang
bercampur.
Jika seorang peternak memiliki 150 ekor sapi dengan frekuensi bertanduk dengan = 0.95
( bila terjadi kawin acak) maka sekitar 90% dari sapi – sapinya akan bertanduk. Selanjutnya, jika
diasumsikan bahwa ada enam pejatan baru yang diamsukkan ke peternakan utnuk memperbaiki
mutu geneteik terna – ternak yang ada. Dari enam pejantan dimasukkan terdapat satu ekor yang
bertanduk, dua ekor yang tidak bertanduk heterozigot dan tiga ekor yang tidak bertanduk
homozigot.  Frekuensi gen bertanduk pada kelompok pejantan =  1/6  = 0.033. dengan asumsi
bahwa tidak ada sapi lain yang masuk kedalam peternakan maka frekuensi gen bertanduk pada
populasi itu setelah terjadi kawin acak, selama satu generasi   ( 0.950 + 0.333) / 2 = 0.064
4.    Silang dalam (inbreeding ) dan sialng luar (outbreeding)
Silang dalam merupakan salah satu bentuk isolasi secara genetik. Jika suatu populais
terisolasi, silang dalam cenderung terjadi karena adanya keterbatasan pilihan dalam proses
perkawinan. Jika silang dalam terjadi anatara grup ternak yang tidak terisolasi secara geografis
maka pengaruhnya juga yang sama. Oleh sebab itu, silang dalam merupakan suatu isolasi buatan.
Sebenarnya silang dalam tidak merubah frekuensi gen awal pada saat proses silang dalam
dimulai. Jika terjadi perubahan frekuensi gen maka perubahan itu disebabkan oleh adanya
seleksi, mutasi dan pengaruh sampel acak. Jika silang luar dilakukan pada suatu populasi yang
memilik rasio jenis kelamin yang sama dengan frekuensi gen pada suatu lokus yang sama pada
kedua jenis kelamin maka frekuensi gen tidak akan berubah akibat pengaruh langsung silang
luar.
5.    Genetic drift
Genetic drift merupakan perubahan frekuensi gen yang mendadak. Perubahan frekuensi
gen yang mendadak biasanya terjadi pada kelompok kecil ternak yang di pindahkan untuk tujuan
pemulian ternak atau dibiakan. Jika kelompok ternak diisolasi dari kelompok ternak asalnya
maka frekuensi gen yang terbentuk pada populasi baru dapat  berubah. Perubahan frekuensi gen
yang mendadak dapat pula disebabkan oleh bencana alam, misal matinya sebagian besar ternak
yang memiliki gen tertentu.

Sumber :

BSCS, 2006, Biology, A Molecular Approach, ninth edition, Mc Graw Hill, Glencoe, New York

Campbell, N. A., J. B. Reece dan L.G. Mitchell, 1999, Biology, Fifth Edition, Addison Wesley
Longman, Inc. New York

Futuyma, D. J., 2005, Evolution, Sinauer associates, Inc. Publishers Sunderland, Massachusetts
USA

Gardner, E. J. and D. P. Snustad, 1984, Principle of Genetics, John Wiley and Sons, New York

Suryo, 1984, Genetka, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 1989, Genetika Manusia,
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/ir-victoria-henuhili-msi/genetika-dan-
evolusi.pdf

Anda mungkin juga menyukai