MAKALAH KU
Home
Pendidikan
Search...
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah
Godfrey Harold Hardy seorang matematikawan Inggris dan Wilhelm Weinberg seorang
dokter dari Jerman. Tahun 1908 secara terpisah menemukan dasar-dasar frekuensi alel dan
genetik dalam suatu populasi terpisah menemukan suatu hubungan matematik dari frekuensi gen
dalam populasi, yang kemudian dikenal dengan hukum Hardy-Weinberg (prinsip
kesetimbangan). Pernyataan itu menegaskan bahwa frekuensi alel dan genotip suatu populasi
(gene pool) selalu konstan dari generasi ke generasi dengan kondisi tertentu. Hukum ini
digunakan sebagai parameter untuk mengetahui apakah dalam suatu populasi sedang
berlangsung evolusi atau kah tidak.
2.2 Teori Hardy–Weinberg
Hukum Hardy-Weinberg menyatakan, “Di bawah suatu kondisi yang stabil, baik frekuensi
gen maupun perbandingan genotip akan tetap (konstan) dari generasi ke generasi pada populasi
yang berbiak secara seksual”.
Jika lima syarat yang diajukan dalam kesetimbangan Hardy Weinberg tadi banyak
dilanggar, jelas akan terjadi evolusi pada populasi tersebut, yang akan menyebabkan perubahan
perbandingan alel dalam populasi tersebut. Definisi evolusi sekarang dapat dikatakan sebagai:
”Perubahan dari generasi ke generasi dalam hal frekuensi alel atau genotipe populasi”. Dalam
perubahan dalam kumpulan gen ini (yang merupakan skala terkecil), spesifik dikenal sebagai
mikroevolusi. Akan dibahas 5 penyebab mikroevolusi:
3. Mutasi
Meskipun mutasi dalam lokus gen tertentu jarang terjadi, dampak kumulatifnya dapat
berakibat nyata. Hal ini disebabkan karena tiap individu punya ribuan gen dan banyak populasi
memiliki jutaan individu. Tentunya dalam jangka panjang, mutasi sangat penting bagi evolusi
karena posisinya sebagai sumber asli variasi genetik yang merupakan seleksi alam.
4. Perkawinan Tak Acak
Perkawinan tak acak adalah pelanggaran syarat kesetimbangan Hardy-Weinberg yang
mengharapkan perkawinan acak. Nyatanya, individu akan lebih sering kawin dengan
tetangganya (bahkan kawin dengan dirinya sendiri/selfing yang amat umum pada tumbuhan).
Hal ini akan mengurangi jumlah heterozygote dan meningkatkan jumlah homozygote dominan
dan resesif. Pun ada jenis perkawinan berdasar pilihan (assortative mating), yakni individu
(biasanya betina) cenderung memilih jantan dengan ciri-ciri khusus. Bisa ditebak, ini
menyebabkan pergeseran dalam perbandingan alel tertentu.
5. Seleksi Alam
Intinya adalah keberhasilan yang berbeda dalam reproduksi. Seleksi alam menyebabkan
perbandingan alel yang diturunkan ke generasi berikutnya menjadi berubah dibandingkan
perbandingan alel di populasi awal. Di antara semua faktor mikroevolusi yang kita bahas, hanya
seleksi alam yang mampu menyesuaikan populasi dengan lingkungannya. Seleksi alam
mengakumulasi dan mempertahankan genotipe yang menguntungkan dalam populasi. Jika
lingkungan berubah, seleksi alam akan “merespons” dengan mempertahankan genotipe yang
cocok dengan lingkungan yang baru. Akan tetapi, derajat adaptasi hanya dapat diperluas dalam
ruang lingkup keanekaragaman genetik populasi tersebut.
Hukum Hardy-Weinberg ini berfungsi sebagai parameter evolusi dalam suatu populasi. Bila
frekuensi gen dalam suatu populasi selalu konstan dari generasi ke generasi, maka populasi
tersebut tidak mengalami evolusi. Bila salah satu saja syarat tidak dipenuhi maka frekuensi gen
berubah, artinya populasi tersebut telah dan sedang mengalami evolusi.
2.3 Rumus hukum Hardy-Weinberg
Pada suatu lokus, gen hanya mempunyai dua alel dalam satu populasi. Para ahli genetika
populasi menggunakan huruf p untuk mewakili frekuensi dari satu alel dan huruf q untuk
mewakili frekuensi alel lainnya.
Bila frekuensi gen yang satu dinyatakan dengan simbol p dan alelnya dengan simbol q, maka
secara matematis hukum tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
P + q = 1
( + q) = 1
P + 2pq + q2 = 1
Pp + 2pq + qq = 1
Dimana :
pp = alel yang homozigot dominan
2pq = alel yang heterozigot
qq = alel yang homozigot resesif
Contoh penggunaan hukum ini adalah sebagai berikut:
1. Bila dalam suatu populasi masyarakat terdapat perasa kertas PTC 64% sedangkan bukan
perasa PTC (tt) 36%,
a. Berapa frekuensi gen perasa (T) dan gen bukan perasa (t) dalam populasi tersebut?
b. Berapakah rasio genotifnya?
Jawab :
a. Gen bukan perasa = tt = 36 %
tt = 36 %, maka t = = 0.6
T + t = 1
T = 1 – 0.6 = 0.4
Frekuensi gen T = 0.4 = 40 %
Frekuensi gen t = 0.6 = 60 %
b. TT = (0.4) 2 = o.16 = 16 %
Tt = 2Tt = 2 x 0.4 x 0.6 = 0.48 = 48 %
Tt = (0.6) x 2 = 0.36 = 36 %
Jadi perbandingan genotif TT : Tt : tt = 16: 48: 36
1. Dalam masyarakat A yang berpenduduk 10.000 orang terdapat 4 orang albino. Berapa orang
pembawa sifat albino pada masyarakat tersebut?
Jawab :
a. Orang albino = aa = = 0.0004
a = = 0.02
A + a = 1
A = 1- 0.02
= 0.98
Jadi frekuensi gen A = 0.98 dan a = 0.02
b. Orang pembawa sifat albino (Aa)
Aa = 2Aa = 2 x 0.98 x 0.02 = 0.0392 = 3.92 %
Berarti dalam populasi 10000 orang terdapat carrier albino sebanyak 10000 x 0.0392 = 392
orang.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan diatas maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa :
1. Hukum Hardy-Weinberg menyatakan bahwa jumlah frekuensi alel di dalam populasi akan
tetap seperti frekuensi awal, dengan beberapa persyaratan yaitu: populasi sangat besar, kawin
acak, tidak ada perubahan di dalam unggun gen akibat mutasi, tidak terjadi migrasi individu ke
dalam dan ke luar populasi, dan tidak ada seleksi alam.
2. Apabila lima syarat dalam kesetimbangan Hardy Weinberg dilanggar, maka akan terjadi
evolusi pada populasi tersebut, yang akan menyebabkan perubahan perbandingan alel dalam
populasi tersebut.
3. Perubahan dari generasi ke generasi dalam hal frekuensi alel atau genotipe populasi lebih
spesifik dikenal sebagai mikroevolusi.
3.2 SARAN
Setelah mempelajari hukum Hardy-Weinberg diharapkan penulis dan pembaca dapat
mengerti dan memahaminya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2009. Variasi Genetik. http:// I:\blog-evolusi-dan-seleksi-alam.php.htm.
Campbell, N. A. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Corebima, tanpa tahun. Evolusi Makhluk Hidup. Ikip. Malang.
Tag : Makalah
SHARE THIS ARTICLE :
Tweet
+
Next
This is the current newest page
Previous
Next Post »
Related Post
Popular Posts
MAKALAH HUKUM HARDY -- WEINBERG
BAB
I ...
A. Pendahuluan Islam telah menjadi kajian yang menarik banyak minat belakangan
ini, Studi Islam pun makin berkembang Islam tidak...
Label
Cerpen (2) Kisah Inspiratif (6) Makalah (9)
POS TERBARU
MAKALAH HUKUM HARDY -- WEINBERG
BAB I ...
BIOLOGI
BIOLOGI - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Makalah Evolusi
Puji dan syukur dipanjatkan ke pada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kesehatan yang
telah diberikan oleh-Nya, serta atas izin-Nya dan karunia-Nya makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik dan tepat pada waktunya.
Makalah ini ditulis sebagai pembelajaran bagi mahasiswa FMIPA Unimed di dalam
mempelajari tentang, Teori Hardy Weinberg sehingga dapat memperoleh ilmu pengetahuan
dasar evolusi. Makalah ini terdiri dari 3 bab., yaitu pada Bab 1 berupa bagian pendahuluan dari
makalah ini, Bab 2 berupa pembahasan tentang teori yang berkenaan dengan Hardy Weiberg.
Pada Bab 3 berupa ringkasan tentang pembahasan dari bab 2. Sehingga, mahasiswa dapat
merangkum lebih cermat dan lebih baik.
Makalah ini diharapkan dapat membantu dan menambah ilmu pengetahuan bagi
mahasiswa, matakuliah Kewarganegaraan, bapak Sahat Sibarani, dalam memperlancar hal
pembelajarannya di FMIPA Unimed. Saran dan kritik yang dapat membangun dari pembaca
sangat diharapkan sehingga makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi.
Penulis
Daftar Isi
Halaman
i
ii
Bab 1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 1
2
2
7
13
14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu hambatan dalam memahami evolusi adalah miokonsepsi umum bahwa
setiap organisme berevolusi. Dalam pengertian darwinian, selama masa hidup organisme
tersebut akan terus mengalami perubahan. Nyatanya seleksi alam memang bekerja pada
Tingkat Individual sifat-sifat organisme mempengaruhi peluang organisme itu untuk bertahan
hidup dan keberhasilan reproduksinya. Akan tetapi dampak evolusioner seleksi alam hanya
tampak dalam melacak bagaimana suatu populasi organisme berubah seiring dengan
berjalannya waktu. Suatu hewan akan memiliki variasi tertentu yang lebih sering di mangsa
predator sehingga populasinya menurun serta akan menghasilkan keturunan yang sedikit
sehingga presentasi struktur populasi akan berubah. Dengan demikian, populasi dan bukanlah
individunya yang mengalami evolusi. Beberapa sifat yang mendukung daya tahan hidup
populasi akan bertambah sedangkan yang tidak baik akan berkurang.
Darwin juga lebih menekankan pada sifat kuantitatif seperti panjang bulu mamalia
serta kemampuan menghindar dari suatu hewan. Sekarang, telah diketahui bahwa sifat
kuantitatif tersebut disebabkan oleh lokus gen ganda. Akan tetapi Mendel dan para ahli
genetika mengeali sifat yang terlihat sebagai “either or” seperti warna bunga kacang ercis
yang dikawinkan dalam penelitiannya. Dengan demikian, telah terjadi perubahan frekuensi
gen dalam populasi sehingga berlaku hukum Hardy-Weinberg.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui bunyi hukum Hardy-Weinberg.
2. Mengetahui adanya hubungan hukum Hardy-Weiberg dengan evolusi.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Mutasi tidak terjadi atau mutasi menguntungkan sama jumlahnya dengan mutasi yang
merugikan
2. Semua anggota [populasi tersebut mempunyai kesempatan yang sama untuk
mengawini anggota populasi (perkawinan acak atau panmiksi)
3. Tidak terjadi imigrasi atau jumlah individu yang berimigrasi adalah sama dengan
yang berimigrasi
4. Semua alela mempunyai kemungkinan yang sama untuk berada dalam populasi, tidak
ada yang lebih unggul dari yang lain. Dengan perkataan lain, seleksi alam tidak
terjadi.
5. Jumlah populasi tetap, atau jumlah individu yang mati sama dengan jumlah individu
yang lahir
6. Populasi berjumlah besar sehingga factor kebetulan tidak terjadi atau dapat diabaikan.
1. MUTASI
Kita sekarng mengetahui bahwa mutasi selalu terjadi. Mutasi yang terjadi tidak selalu
mengakibatkan perubahan dalam struktur fungsi.kejadian mutasi walaupun tidak terlihat
mungkin ikut berperan misalnya protein yang bermutasi meskipun tidak berubah dalam
fungsi,mungkin memupnyai kelemahan tertentu yang baru terlihat apabila keadan
lingkungan berubah.yang sudah dapat di pastikan,frekuensi gen dalam populasi akan
berubah,karena ada suatu gen yang berubah. Kemungkinan ada mutasi yang menguntungkan
sama banyaknya dengan mutasi merugikan tidak mungkin tercapai,karena pada umumnya
mutasi yang terjadi bersifat merugikan.
2. PANMIKSI
Perkawinan acak hanya mungkin terjadi didaerah yang secara ekologi adalah tepat
sama.biasanya perkawinan terjadi tidak secara acak.adanya suatu kelainan,pada umunya
menyebabkan kemunkinan melakukan perkawinan menjadi lebih kecil,meskipun hal yang
sebaliknya bisa terjadi.perkawianan pada umunya terjadi dengan indiviu setetepat,karena
kesempatan untuk bertemu lebih besar.mesikipun perkawinanterjadi dalam populasi
lokal,umunya ditemukan suatu mekanisme yang mencegah perkawinan antar
saudara.mekanisme yang berperan dalam hal ini pada umumnya berupa naluri dan tingkah
laku (etologis)
Bagi suatu daerah terisolasi, misalnya suatu pulau, imigrasi suatu spesies ditentukan
oleh alel-alel yang ikut dibawa ke daerah tersebut. Karena jumlah individu yang berhasil
mencapai dan mengkolonisasi pulau itu dari tidak ad menjadi suatu populasi yang stabil,
maka biasanya suatu alel yang tidak berarti frekuensinya dalam populasi asal yang cukup
besar dapat menjadi penting sekali bagi populasi kecil yang baru dibentuk. Hal ini disebut
dengan genetika drift (arus genetik) atau founder effect (efek pembentuk populasi) atau
sering juga di sebut dengan bottle neck effect (efek leher botol). Hal ini selalu dapat kita
temukan, terutama di Indonesia yang terjadi dari pulau-pulau yang keci. Spesiasi atau sub
spesiasi (terbentuknya seb spesies) dapat kita terangkan dengan mekanisme diatas, meskipun
biasanya banyak aspek lain yang ikut menunjang.
Imigrasi atau emigrasi dapat tidak terjadi di populasi yang terisolasi misalnya bagi organisme
yang hanya bisa hidup di danau, atau puncak gunung atau di suatu pulau kecil yang terisolasi
dari daratan.
5. POPULASI TETAP
Populasi tetap secar teoritis tidak mungkin terjadi meskipun disuatu populasi yang
terisolasi. Selain faktor lingkungan yang senatiasa berubah sepanjang tahun, juga selalu
terjadi kelahiran dan kematian, tetapi hasil penelitian menyatakan pada umumnya suatu
populasi selalu berubah-ubah mengikuti suatu siklus tertentu.
6. POPULASI BESAR
Populasi besar mungkin hanya terjadi pada serangga atau mikroba, tetapi hampir tidak
mungkin terjadi pada hewan mamalia. Hal ini erat hubungannya dengan makanan yang
tersedia sebab lebih besar populasi suatu organisme, jumlah makanan yang tersedia harus
jauh lebih besar dari penjelasan diatas, ternyata persyaratan untuk rumus atau hukum Hardy-
Weinberg hampir tidak pernah dipenuhi oleh karena itu evolusi terjadi. Rumus ini hanya
dapat di penuhi pada setahun waktu yang singkat saja setiap saat rumus ini dipenuhi namun
dalam jangka waktu tertentu rumus ini tidak berlaku ke 6 persyaratan tersebut diatas tidak
pernah dapat di penuhi sekaligus. Hanya persyaratan ke 3, e,igrasi dan imigrasi saja yang
dapat di penuhi pada populasi terpencil atau organisme yang hanya dapat hidup pada puncak
gunung yang tinggi.
B. Jumlah Individu
o AA dan AA = 40
o AA dan Aa = 80
o AA dan aa = 40
o Aa dan AA = 40
o Aa dan Aa = 80
o Aa dan aa = 40
o aa dan AA = 40
o aa dan Aa = 80
o aa dan aa = 40
2. Bila dalam suatu populasi masyarakat terdapat perasa kertas PTC (TT) 64% sedangkan bukan
perasa PTC (tt) 36%,
a. Berapa frekuensi gen perasa (T) dan gen bukan perasa (t) dalam populasi tersebut?
b. Berapakah rasio genotifnya?
3. Dalam masyarakat A yang berpenduduk 10.000 orang terdapat 4 orang albino. Berapa orang
pembawa sifat albino pada masyarakat tersebut?
4. Terdapat perbedaan jumlah kromosom X antara pria dan wanita: wanita = 2 kromosom X;
pria = 1 kromosom X sehingga terdapat perbedaan formula persamaan untuk hukum
HW. Wanita: p2 + 2pq + q2 = 1. Pria : p + q = 1.Dalam perhitungan frekuensi gen harus
dibedakan antara populasi wanita dan populasi pria. Misalkan 8% dari laki-laki di suatu
daerah menderita buta warna merah-hijau. Berapakah frekuensi perempuan yang menderita
buta warna di daerah tersebut ? Frekuensi perempuan yang diduga normal di daerah tersebut
?
Jawab :
Menurut Hukum Hardy – Weinberg :
Frekuensi gen c = q = 0,08
Frekuensi gen C = p = 1 – 0,08 = 0,92
Frekuensi wanita buta warna = cc = q2 = ( 0,08 )2 = 0,0064
Frekuensi wanita normal = CC dan Cc = p2 + 2pq
= ( 0,92 )2 + 2 ( 0,92 ) ( 0,08 ) = 0,9936
BAB III
PENUTUP
3.1 Ringkasan
Hukum Hardy-Weinberg ditemukan oleh ahli Fisika W. Weinberg dan ahli
Matematika G.H. Hardy pada tahun 1908. Kedua ahli tersebut berasal dari Inggris. Hukum
ini menyatakan bahwa dalam suatu kondisi tertentu yang stabil, frekuensi gen dan frekuensi
genotif akan tetap konstan dari satu generasi ke generasi dalam suatu populasi yang berbiak
seksual. Dirumuskan dengan :
P2 + 2PQ + Q2
Keterangan : P2 = Frekuensi individu homozigote AA
2PQ = Frekuensi individu heterozigote Aa
Q2 = Frekuensi individu homozigote aa
DAFTAR PUSTAKA
PROFIL
Yuli Hardiyanti
YULI HARDIYANTI
MAHASISWA BIOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2012
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
▼ 2015 (41)
o ► November (4)
o ▼ Oktober (37)
MAKALAH PERANAN SERANGGA BAGI KEHIDUPAN
MANUSIA
MAKALAH PERKEMBANGAN EMBRIO PADA MANUSIA
MAKALAH PEWARNAAN DAN PEMBAGIAN ZAT
MAKALAH MEMBRAN SEL
MAKALAH KULTUR JARINGAN
MAKALAH SISTEM SARAF MANUSIA
Makalah Negara dan Konstitusi
LAPORAN MONOHIBRID DAN DIHIBRID
LAPORAN PENGAMATAN KROMOSOM MANUSIA DAN
KROMOSOM K...
LAPORAN GENETIKA KEANEKARAGAMAN MAKHLUK
HIDUP
LAPORAN GENETIKA ALEL DAN GEN GANDA
MAKALAH TEORI HARDY WEINBERG
LAPORAN OKULASI
USAHA MANISAN KULIT SEMANGKA UNIVERSITAS NEGERI
ME...
LAPORAN PLASMA NUFTAH MANGGA DI KEBUN
PERCOBAAN CU...
BENTOS JENIS “FORAMINIFERA”
MAKALAH METODE DAN TEKNIK ANALISIS BIOTA
PERAIRAN...
MAKALAH PENULISAN KARYA ILMIAH
SOAL UAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MAKALAH KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA DAN
KELUARGA...
CRITICAL JURNAL MIKROBIOLOGI PANGAN
UJI MIKROBIOLOGI PADA SAYURAN
KAPANG PADA MAKANAN FERMENTASI
PERANAN MIKROORGANISME Leuconostoc mesenteroides S...
PEMANFAATAN MIKROORGANISME UNTUK PRODUKSI
SAUERKRA...
Teknik Pengolahan Susu
BAKTERI YANG DAPAT MEMECAH KARBOHIDRAT,
PROTEIN DA...
BAKTERI PEMBENTUK ASAM TANPA GAS - MIKROBIOLOGI
UN...
PENGARUH EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifoli...
PENGELOLAAN DAN PERILAKU BURUNG BELIBIS DI
TAMAN N...
GLOBAL WARMING
LAPORAN IMUNOLOGI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PROPOSAL PENGARUH PEMBERIAN AMPAS KOPI
TERHADAP PE...
PENGARUH PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH (AUKSIN
2-4...
MAKALAH HORMON PADA HEWAN, TUMBUHAN DAN
MANUSIA
PERBEDAAN SEL HEWAN DAN SEL TUMBUHAN
AKTIVITAS ANTI KANKER EKSTRAK ETANOL DAUN BUAS-
BUA...
YULI HARDIYANTI. Tema Kelembutan. Gambar tema oleh konradlew. Diberdayakan oleh
Blogger.
aimarusciencemania
Life is learning.Semua yang kita lalui pasti mengikuti alur
skenario dari Sang Kholiq. Seiring berjalannya waktu
aktor, artis dan karakter yang bervariasi datang silih
berganti untuk melengkapi naskah skenario yang telah
dirancang- Nya.Semoga dengan datangnya tokoh dan
karakter baru dapat menjadikan kita lebih dewasa, maka
yakinlah dalam memperjuangkan hidup karena hidup
adalah pembelajaran” (Aini Maskuro)
Menu utama
Skip to content
Beranda
About
Aini Rupi Rias Manten
Artikel
Book’s and Tutorial Jilbab Aimaru
DESAIN FOTO EDIT NARSIS
DOKUMENTASI AIMARU PENTING
FASHION HIJAB
Galeri
Materi Kuliah FKIP BIO UM JEMBER
MY BARAKALLAH WEDDING
ONLINE SHOP AIMARU
PELAPORAN TUGAS
SCIENCE AND STORIES
Stories
Tugas Kependidikan
VISIT ME AT MY ACCOUNT
Jun 8 2012
Oleh:
KELOMPOK 2
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah S.W.T yang telah memberikan karunia-Nya sehingga,penulis
dapat menyusun makalah yang berjudul”Mutasi gen , Frekuensi gen populasi dan Hukum
Hardy Weinberg”dengan baik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Evolusi telah
memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan makalah ini.Sehingga, makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik.Makalah ini disusun sebagai tugas awal yang menjadi
kesepakatan dalam kontrak perkuliahan dengan strategi students center.Dengan demikian
penulis berharap agar makalah ini dapat menambah khasanah pengetahuan baik bagi
kelompok kami maupun bagi para pembaca dalam memahami konsep evolusi secara umum.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun,untuk kesempurnaan makalah di masa yang akan
datang.Semoga makalah ini dapat menambah khasanah pengetahuan bagi para pembaca.
DAFTAR ISI
Halaman Judul………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..
ii
DAFTAR
ISI…………………………………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN
2.1.1 Mutasi
Gen………………………………………………………………………………….7
3.1
Kesimpulan………………………………………………………………………………….22
3.2
Saran………………………………………………………………………………………….2
3
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………………………24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbicara tentang salah satu kajian biologi yang paling mengundang rasa penasaran para
sainstist adalah bidang evolusi. Karena evolusi merupakan salah satu kajian biologi yang
menimbulkan teka-teki yang perlu diunggap, selain itu ada juga yang menyebutkan
evolusi merupakan teori dan adapula yang menyebutkan evolusi adalah fakta. Hal ini tentu
sangat menarik untuk dikaji. Berbagai alasan oleh para ahli baik yang pro akan terjadinya
evolusi maupun kontra akan terjadinya evolusi telah diungkapkan dalam bukunya masing-
masing.Salah satu ahli yang sangat dikenal sebagai bapak evolusi adalah Carles Darwin
dengan bukunya the origin species.Banyak ahli pula yang mendukung pendapat Darwin
tentunya dengan penemuannya sendiri.
Dari latar belakang di atas maka rumusam masalah dar makalah ini adalah:
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
PEMBAHASAN
Dalam setiap spesies terdapat anggota kelompok populasi dengan cirri-ciri yang
berbeda satu sama lain. Bahkan antara dua individu, meskipun merupakan anggota spesies
yang sama. Keduanya dapat berbeda-beda karena variasi berbagai factor antara lain genetic,
umur, jenis kelamin, makanan, stadium daur hidup, bentuk tubuh, habitat dan lain-lain.
Secara genetic tidak ada dua individu dalam spesies yang persis sama. Apalagi factor-faktor
lingkungan juga ikut berpengaruh dalam timbulnya ciri-ciri yang muncul sebagai fenotip.
Perbedaan cirri yang tampak pada anggota tiap spesies ini menyebabkan adanya
keanekaragaman dalam spesies.
Keanekaragaman dalam spesies menyebabkan pada tiap anggota spesies dapat di lihat adanya
kedekatan kekerabatan satu sama lain. Semakin banyak persamaan cirri-ciri yang dimiliki
semakin dekat kekerabatannya. Sebaliknya, semakin sedikit persamaan dalam ciri-ciri yang
di miliki semakin jauh kekerabatannya. Dengan demikian dalam suatu spesies dapat dijumpai
kelompok-kelompok populasi yang satu sama lain di bedakan berdasarkan persamaan dan
perbedaan cirri-ciri morfologis atau fenotipnya.
Terlepas dari penggunaan keanekaragaman genetis guna mempelajari kekerabatan antara dua
individu atau dua populasi dalam satu spesies. Keanekaragaman genetis dalam spesies perlu
didokumen dengan baik. Khususnya dalam dunia hewan dan tumbuhan, dokumentasi
semacam ini merupakan suatu hal yang vital untuk konservasi genotip-genotip untuk yang
kelak berguna untuk program penangkaran. Karakterisasi galur resisten dan pembawa
penyakit serta genotip yang terkait dengan trait yang diperlukan secara ekonomis sangat
berharga bagi bidang kedokteran dan pertanian. Yang menjadi persoalan adalah perlu disadari
adanya banyak keanekaragaman genetis dalam populasi maupun spesies, dan metode untuk
mengenali genotip-genotip khusus belum di kembangkan. Tampaknya kesulitan ini dapat
terjawab dengan pendekatan biologi molekuler. Dengan teknik-teknik biologi molekuler
maka sekarang dapat dilakukan pemeriksaaan terhadap keanekaragaman genetis pada
individu-individu anggota suatu spesies bukan saja sampai aras protein tetapi bahkan ke aras
DNA. Kita sudah mengetahui bahwa pada suatu organism terdapat variasi yang diakibatkan
oleh mutasi. Mutasi selalu terjadi. Apabila hal ini terus terjadi, maka semua organism akan
bertambah beranekaragam.
Contoh penelitian mengenai cheetah dan penyu hijau meberikan gambaran bahwa semua
individu cheetah dan penyu hijau di muka bumi yang jumlahnya mencapai ribuan adalah
identik atau hampir identik (Iskandar, 1994). Walaupun demikian, secara ekologis tidaklah
logis apabila cheetah dari Kenya dianggap satu populasi dengan cheetah dari Ethiopia yang
terpisah sejauh 6000 km. Dalam ekologi, tempat atau lokasi dipakai sebagai tolak ukur untuk
membedakan suatu populasi dengan populasi lainnya yang berada di lokasi lain. Dalam
istilah genetika populasi, maka semua individu kedua jenis di atas diartikan sebagai satu
populasi. Adapun alasannya ialah bahwa suatu populasi dicirikan oleh suatu perbedaan
dibandingkan dengan populasi yang lain. Apa saja dapat dijadikan tolak ukur untuk
membedakan suatu populasi dapat dipakai. Misalnya frekuensi suatu alel jarang dalam suatu
populasi akan berbeda bila dibandingkan dengan populasi yang lain. Perbedaan ini timbul
karena individu suatu populasi akan cenderung untuk kawin dengan anggota populasinya.
Batasan ini berbeda dengan batasan yang didefinisikan oleh para ekologiawan namun untuk
menerangkan proses evolusi kita akan memakai tolok ukur genetika populasi.
Telah disepakati oleh sebagian besar para ahli bahwa evolusi biologis adalah perubahan
susunan genetic pada generasi yang berurutan. Genetika populasi merupakan dasar
pemahaman yang baik untuk mempelajari evolusi. Genetika individu selalu berkaitan dengan
konsep genotip yaitu susunan genetis individu.
Gene pool merupakan total gen yang dimiliki oleh semua individu. Genotip individu diploid
maksimal hanya memiliki 2 alel suatu gen. hal ini tidak terjadi pada gene pool dari suatu
populasi, bahwa setiap jumlah dari berbagai macam alel suatu gen di perhitungkan. Contoh
gen A hanya memiliki bentuk alel A dan a pada populasi yang dapat berbiak secara seksual.
Jika alel A merupakan 80% dari jumlah kedua alel dan a adalah 20%, maka akan kita
katakana bahwa frekuensi A dan a pada gen pool populasi ini adalah 0,8 dan 0,2. Jika
frekuensi ini berubah dengan berubahnya waktu maka perubahan ini merupakan petunjuk
adanya evolusi.
Coba kita ulas lagi tentang populasi hipotesis seperti kita sebutkan di atas dimana alela A
memiliki frekuensi 0,8 dan alela a adalah 0,2. Bagaimana kita dapat menghitung
perbandingan genotip yang akan berada dalam populasi ini? Berangkat dari asumsi bahwa
semua genotip memiliki kemungkinan hidup yang sama, maka perhitungannya adalah seperti
“Punnet Squere” di bawah. Jika perbandingan A dan a di dalam total populasi adalah 8:2,
maka perbandingan sperma yang membawa alela A dan a adalah 8:2 demikian juga untuk
ovum.
Ovum
0,8 0,64 0,16
0,2 0,16 0,04
Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa sperma dan telur di hasilkan oleh semua
hewan jantan dan betina dalam populasi, maka frekuensi dari setiap macam sperma dan ovum
seperti di tunjukkan pada diagram diatas. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa frekuensi
homozigot dominan (AA) dalam populasi adalah 0,64 sedangkan heterozigot adalah 0,32 dan
frekuensi dari genotip homozigot resesif adalah 0,04. Maka frekuensi gene pool dari generasi
pada waktu dilakukan perhitungan (populasi hipotesis) adalah 0,8 dan 0,2 dan perbandingan
genotipnya adalah 0,64:0,32 dan 0,04.
Secara terpisah Hardy dan Weinberg menemukan suatu rumusan yang menyatakan bahwa
frekuensi suatu alel dalam populasi akan tetap berada dalam keseimbangan dan hal ini
dijabarkan dengan rumus:
P2+2pq+q2=1
P adalah frekuensi alel (A) dan q adalah frekuensi alel (a). Rumus ini berlaku apabila:
1. Mutasi tidak terjadi atau mutasi menguntungkan sama jumlahnya dengan mutasi yang
merugikan
2. Semua anggota [populasi tersebut mempunyai kesempatan yang sama untuk
mengawini anggota populasi (perkawinan acak atau panmiksi)
3. Tidak terjadi imigrasi atau jumlah individu yang berimigrasi adalah sama dengan
yang berimigrasi
4. Semua alela mempunyai kemungkinan yang sama untuk berada dalam populasi, tidak
ada yang lebih unggul dari yang lain. Dengan perkataan lain, seleksi alam tidak
terjadi.
5. Jumlah populasi tetap, atau jumlah individu yang mati sama dengan jumlah individu
yang lahir
6. Populasi berjumlah besar sehingga factor kebetulan tidak terjadi atau dapat diabaikan.
1. MUTASI
Kita sekarng mengetahui bahwa mutasi selalu terjadi. Mutasi yang terjadi tidak selalu
mengakibatkan perubahan dalam struktur fungsi.kejadian mutasi walaupun tidak terlihat
mungkin ikut berperan misalnya protein yang bermutasi meskipun tidak berubah dalam
fungsi,mungkin memupnyai kelemahan tertentu yang baru terlihat apabila keadan lingkungan
berubah.yang sudah dapat di pastikan,frekuensi gen dalam populasi akan berubah,karena ada
suatu gen yang berubah. Kemungkinan ada mutasi yang menguntungkan sama
banyaknya dengan mutasi merugikan tidak mungkin tercapai,karena pada umumnya mutasi
yang terjadi bersifat merugikan.
2. PANMIKSI
Perkawinan acak hanya mungkin terjadi didaerah yang secara ekologi adalah tepat
sama.biasanya perkawinan terjadi tidak secara acak.adanya suatu kelainan,pada umunya
menyebabkan kemunkinan melakukan perkawinan menjadi lebih kecil,meskipun hal yang
sebaliknya bisa terjadi.perkawianan pada umunya terjadi dengan indiviu setetepat,karena
kesempatan untuk bertemu lebih besar.mesikipun perkawinanterjadi dalam populasi
lokal,umunya ditemukan suatu mekanisme yang mencegah perkawinan antar
saudara.mekanisme yang berperan dalam hal ini pada umumnya berupa naluri dan tingkah
laku (etologis)
Emigrasi atau imigrasi akan mengubah frekuensi suatu gen dalam populasi.pengaruh
emigrasi atau imrigasi berbanding terbalik dengan ukuran populasi asal atau ukuran populasi
yang di bentuk. Lebih kecil ukuran populasi asal maka perubahan frekuensi akan lebih besar
bagi populasi tersebut. Pengaruh imi atau emigrasi atau ukuran populasi dapat dilihat di
bawah ini.
Bagi suatu daerah terisolasi, misalnya suatu pulau, imigrasi suatu spesies ditentukan oleh
alel-alel yang ikut dibawa ke daerah tersebut. Karena jumlah individu yang berhasil mencapai
dan mengkolonisasi pulau itu dari tidak ad menjadi suatu populasi yang stabil, maka biasanya
suatu alel yang tidak berarti frekuensinya dalam populasi asal yang cukup besar dapat
menjadi penting sekali bagi populasi kecil yang baru dibentuk. Hal ini disebut dengan
genetika drift (arus genetik) atau founder effect (efek pembentuk populasi) atau sering juga
di sebut dengan bottle neck effect (efek leher botol). Hal ini selalu dapat kita temukan,
terutama di Indonesia yang terjadi dari pulau-pulau yang keci. Spesiasi atau sub spesiasi
(terbentuknya seb spesies) dapat kita terangkan dengan mekanisme diatas, meskipun biasanya
banyak aspek lain yang ikut menunjang.
Imigrasi atau emigrasi dapat tidak terjadi di populasi yang terisolasi misalnya bagi organisme
yang hanya bisa hidup di danau, atau puncak gunung atau di suatu pulau kecil yang terisolasi
dari daratan.
Alel-alel berlainan mempunyai tingkat lurus hidup yang berlainan. Nilai lulus hidup biasanya
dinyatakan dalam perbandingan dengan alel normalnya. Nilai kelulushidupanini dapat
berubah-ubah bergantung pada lingkungan hidupnya. Misalnya mutan vestigeal di alam tidak
mungkin dapat bertahan dan kita dapat memberi nilai 0. Tetapi di laboratorium, mereka
cukup tahan, meskipun lebih lemah daripada bentuk normalnya, yang pasti tidak sama
dengan 0.
5. POPULASI TETAP
Populasi tetap secar teoritis tidak mungkin terjadi meskipun disuatu populasi yang terisolasi.
Selain faktor lingkungan yang senatiasa berubah sepanjang tahun, juga selalu terjadi
kelahiran dan kematian, tetapi hasil penelitian menyatakan pada umumnya suatu populasi
selalu berubah-ubah mengikuti suatu siklus tertentu.
6. POPULASI BESAR
Populasi besar mungkin hanya terjadi pada serangga atau mikroba, tetapi hampir tidak
mungkin terjadi pada hewan mamalia. Hal ini erat hubungannya dengan makanan yang
tersedia sebab lebih besar populasi suatu organisme, jumlah makanan yang tersedia harus
jauh lebih besar dari penjelasan diatas, ternyata persyaratan untuk rumus atau hukum Hardy-
Weinberg hampir tidak pernah dipenuhi oleh karena itu evolusi terjadi. Rumus ini hanya
dapat di penuhi pada setahun waktu yang singkat saja setiap saat rumus ini dipenuhi namun
dalam jangka waktu tertentu rumus ini tidak berlaku ke 6 persyaratan tersebut diatas tidak
pernah dapat di penuhi sekaligus. Hanya persyaratan ke 3, e,igrasi dan imigrasi saja yang
dapat di penuhi pada populasi terpencil atau organisme yang hanya dapat hidup pada puncak
gunung yang tinggi.(Widodo,dkk ,2003:41-45)
suatu kesempatan dapat menyebabkan perubahan evolusi di dalam populasi kecil, tetapi
perubahan ini kadang – kadang disebut juga genetic drift atau pergeseran genetis tidak
dipengaruhi secara besar oleh adaptivitas relative dari berbagai gen. Hal ini disebut sebagai
evolusi pertengahan (intermediate evolution). Syarat kedua bagi keseimbangan mutasi
mungkin tidak dijumpai pada suatu populasi.
A. mutasi maju
Mutasi selalu terjadi, tidak ada suatu cara apapun untuk mencegahnya. Hampir semua gen
mungkin mengalami mutasi sekali pada 50.000 sampai 10.000 pembelahan, kecepatan mutasi
pada berbagai macam gen berbeda. Sangat jarang mutasi alel dengan sifat sama dapat sampai
mencapai keseimbangan. Jadi jumlah mutasi maju jarang sekali sama dengan mutasi balik di
dalam suatu kesatuan waktu. Contoh mutasi alel A ke alel a adalah mutasi maju, sedangkan
mutasi dari a ke A adalah mutasi mundur.
B. mutasi mundur
Kecepatan dari kedua mutasi ini jarang sekali akan terjadi dalam keadaan yang sama – sama
betul sama, salah satu mutasi yang akan terjadi lebih sering. Tekanan mutasi ini akan
cenderung untuk menyebabkan pergeseran perlahan – lahan pada frekuensi genetis di dalam
populasi. Alel yang lebih stabil akan cenderung untuk bertambah frekuensinya, sedangkan
alel yang mudah bermutasi akan cenderung untuk berkurang frekuensinya, kecuali kalau ada
faktor lain yang mengubah tekanan mutasi ini. Meskipun tekanan mutasi selalu ada, tetapi
mungkin sekali bahwa ini merupakan faktor utama yang dapat menghasilkan perubahan pada
frekuensi genetis di dalam suatu populasi. Mutasi berjalan begitu lambat sehingga kalau
bereaksi secara tunggal akan membutuhkan waktu yang lama sekali untuk menimbulkan
suatu perubahan yang nyata (kecuali dalam hal poliploid). Mutasi terjadi secara sembarang
(random) dan seringkali cenderung untuk mengarah pada jurusan yang berbeda dari faktor –
faktor lain yang menyebabkan organism sesungguhnya harus berevolusi.
Keadaan tersebut di atas mungkin tidak dijumpai pada suatu populasi. Faktor – faktor
tersebut mungkin selalu berhubungan dengan genotip, yakni genotip dari organisme yang
mempengaruhi pasangannya dan semua hal yang disebutkan di atas. Secara singkat dapat
dikatakan bahwa tidak ada aspek reproduksi yang sama sekali tidak mempunyai hubungan
dengan genotip.
Reproduksi tidak sembarang (nonrandom) adalah hukum umum. Reproduksi di dalam arti
luas adalah seleksi alam. Jadi seleksi selalu bekerja pada semua populasi.
1. Mutasi mengubah struktur an DNA tetapi tidak mengubah produk yang dihasilkan
DNA akan ditranlasikan menjadi asam amino,asam amino membentuk protein. Ada asam
amino yang dikode oleh salah satu kode genetik atau kodon tetapi ada juga yang dikode oleh
kode genetik.Apabila mutasi terjdadi pada satu tempat pada dna, tetapi tidak mengubah
produk asam amino yang dihasil atau dalam hal ini asam amino yang dihasilkan tetap
sama.Maka mutasi tersebut tidak berakibat apa-apa.
1. Mutasi mengubah struktur DNA dan mengubah komposisi produk tetapi tidak
mengubah fungsi produk yang dihasilkan
Dalam hal ini terjadi perubahan produk, sehingga misalnya asam amino yang dihasilkan
adalah lisin.Pada hal kode genetik sebelum mutasi terjadi adalah asam amino treonin.
Akibatnya terjadi perubahan dalam rantai protein yang dihasilkan. Walaupun demikian
protein itu tidak mengalami perubahan lagi .
1. Mutasi mengubah fungsi produk yang dihasilkan, tetapi tidak berakibat apa-apa
mutasi dapat berakibat lebih besar, sehingga fungsi suatu protein berubah.Misalnya
kita mengenal golongan darah ada beberapa macam.Golongan darah yang lebih
langka diduga sebagai hasil mutasi dari golongan darah yang paling umum.Semuanya
berfungsi normal, namun kalau dilakukan transfusi darah dengan golongan darah
yang lain baru akibatnya dapat dilihat.
1. Mutasi mengakibatkan perubahan fungsi yang besar namun kejadiannya pada sel
somatik, jadi tidak diturunkan.
Mutasi sel somatik jarang kita lihat sebagai contoh tahi lalat dapat dianggap sebagai suatu
mutasi somatik yang diturunkan .
1. Mutasi bisa bersifat fatal sehingga organisme tersebut mati, jadi tidak terlihat.Mutasi
yang bersifat fatal ini dikenal sebagai gen letal.Banyak gen letal yang diketahui
misalnya hemofilia.
1. Mutasi yang menguntungkan dapat dilihat dari banyak segi bagi manusia mungkin
menguntungkan tetapi bagi organisme lain mungkin merugikan misalnya ayam
mutan ayam broiler, sapi pedaging, menguntungkan bagi manusia, tetapi bagi hewan
tersebut tidak demikian dikarenakan hewan-hewan tersebut menjadi lemah san
lamban sehingga lebih muda dimakan predatornya.
Dari keenam kemungkinan diatas kasus kelima yang berakibat fatal sebenarnya paling umum
terjadi.Sedangkan kasus terakhir merupakan sering terlihat.Sehingga kita mengangap mutasi
yang terjadi sedikit sekali.(Anonim,2011)
Peristiwa mutasi akan mengakibatkan terjadinya perubahan frekuensi gen, sehingga akan
mempengaruhi fenotipe dan genotipe. Mutasi dapat bersifat menguntungkan dan merugikan.
Sifat menguntungkan maupun merugikan tersebut terjadi jika:
1. Seleksi
Seleksi merupakan suatau proses yang melibatkan kekuatan – kekuatan untuk menentukan
ternaka mana yang boleh berkembang biak pada generasi selanjutnya. Kekuaktan – kekuatan
itu bisa di kontrol sepenuhnya oleh alam yang disebut seleksi alam. Jika kekuatan itu di
kontrol oleh manusia maka prosesnya disebut seleksi buatan kedua macam seleksi itu akan
merubah frekuensi gen yang sat relatif terhadap alelnya. Laju perubahan frekuensi pada
seleksi buatan jika dibandingkan dengan seleksi alam.
Untuk mendemonstrasikan peran seleksi dalam mengubah frekuesni gen, diambil suatu
contoh populasi yang terdiri dari beberapa ribu sap yang bertanduk dan yang tidak bertanduk.
Jika diasunsikan bahwa frekuensi gen yang bertanduk dan yang tidak bertandu pada populasi
tersebut masing – masing 0,5 ( bila terjadi kawin acak) maka sekitar 75% dari total sapi yang
ada tidak bertanduk dan 25% bertanduk. Dari 75% sapi yang tidak bertanduk sebanyak 1/3
bergenotip hemozigot dan 2/3 bergenotip heterozigot.
2. Mutasi
Mutasi adalah suatu perubahan kimia gen yang berakibat berubahnya fungsi gen. Jika gen
mengalami mutasi dengan kecepatan tetap maka frekuensi gen akan sedikit menurun,
sedangkan frekuensi alel akan meningkat. Laju mutasi bervariasi dari suatu kejadian mutasi
ke kejadian mutasi lain. Namun, laju relatif rendah ( kira – kira satu dalam satu juta
pengandaan ge) sebagai gambaran, diambil contoh frekuensi gen merah pada sapi angus,
yaitu antara 0.05-0.08. jika terjadi kawin acak maka akan dijumpai 25-64 ekor sapi merh dari
setiap 10.000 kelahiran. Anak sapi yang berwarna merah dan juga tetua yang heterozigot
akan dikeluarkan dari peternakan. Secara teoritis frekuensi gen merah akan menurun
mendekati angkan nol, namun kenyataan frekuensi gen merah tetap anata 0.05-0.08 dari suatu
generasi ke generasi berikutnya hal itu bisa dijalaskan dengan mengunakkan teori mutasi.
Diduga bahwa laju mutasi gen hitam menjadi gen merah sama dengan laju seleksi terhadaap
gen merah sehingga tercapai suatu keseimbangan.
3. Pencampuran populasi
Percampuran dua populasi yang frekuensi gennya berbeda dapat mengubah frekuensi gen
tertentu. Frekuenssi gen ini merupakan rataan dari frekuensi gen dari dua populasi yang
bercampur.
Jika seorang peternak memiliki 150 ekor sapi dengan frekuensi bertanduk dengan = 0.95 (
bila terjadi kawin acak) maka sekitar 90% dari sapi – sapinya akan bertanduk. Selanjutnya,
jika diasumsikan bahwa ada enam pejatan baru yang diamsukkan ke peternakan utnuk
memperbaiki mutu geneteik terna – ternak yang ada. Dari enam pejantan dimasukkan
terdapat satu ekor yang bertanduk, dua ekor yang tidak bertanduk heterozigot dan tiga ekor
yang tidak bertanduk homozigot. Frekuensi gen bertanduk pada kelompok pejantan = 1/6 =
0.033. dengan asumsi bahwa tidak ada sapi lain yang masuk kedalam peternakan maka
frekuensi gen bertanduk pada populasi itu setelah terjadi kawin acak, selama satu generasi (
0.950 + 0.333) / 2 = 0.064
Silang dalam merupakan salah satu bentuk isolasi secara genetik. Jika suatu populais
terisolasi, silang dalam cenderung terjadi karena adanya keterbatasan pilihan dalam proses
perkawinan. Jika silang dalam terjadi anatara grup ternak yang tidak terisolasi secara
geografis maka pengaruhnya juga yang sama. Oleh sebab itu, silang dalam merupakan suatu
isolasi buatan. Sebenarnya silang dalam tidak merubah frekuensi gen awal pada saat proses
silang dalam dimulai. Jika terjadi perubahan frekuensi gen maka perubahan itu disebabkan
oleh adanya seleksi, mutasi dan pengaruh sampel acak. Jika silang luar dilakukan pada suatu
populasi yang memilik rasio jenis kelamin yang sama dengan frekuensi gen pada suatu lokus
yang sama pada kedua jenis kelamin maka frekuensi gen tidak akan berubah akibat pengaruh
langsung silang luar.
5. Genetic drift
Genetic drift merupakan perubahan frekuensi gen yang mendadak. Perubahan frekuensi gen
yang mendadak biasanya terjadi pada kelompok kecil ternak yang di pindahkan untuk tujuan
pemulian ternak atau dibiakan. Jika kelompok ternak diisolasi dari kelompok ternak asalnya
maka frekuensi gen yang terbentuk pada populasi baru dapat berubah. Perubahan frekuensi
gen yang mendadak dapat pula disebabkan oleh bencana alam, misal matinya sebagian besar
ternak yang memiliki gen tertentu.(Rispandahlan, 2012)
Asas Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi alel dan frekuensi genotipe dalam suatu
populasi akan tetap konstan, yakni berada dalam kesetimbangan dari satu generasi ke
generasi lainnya kecuali apabila terdapat pengaruh-pengaruh tertentu yang mengganggu
kesetimbangan tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut meliputi perkawinan tak acak, mutasi,
seleksi, ukuran populasi terbatas, hanyutan genetik, dan aliran gen. Adalah penting untuk
dimengerti bahwa di luar laboratorium, satu atau lebih pengaruh ini akan selalu ada. Oleh
karena itu, kesetimbangan Hardy-Weinberg sangatlah tidak mungkin terjadi di alam.
Kesetimbangan genetik adalah suatu keadaan ideal yang dapat dijadikan sebagai garis dasar
untuk mengukur perubahan genetik.
Frekuensi alel yang statis dalam suatu populasi dari generasi ke generasi mengasumsikan
adanya perkawinan acak, tidak adanya mutasi, tidak adanya migrasi ataupun emigrasi,
populasi yang besarnya tak terhingga, dan ketiadaan tekanan seleksi terhadap sifat-sifat
tertentu.
Contoh paling sederhana dapat terlihat pada suatu lokus tunggal beralel ganda: alel yang
dominan ditandai A dan yang resesif ditandai a. Kedua frekuensi alel tersebut ditandai p dan
q secara berurutan; freq(A) = p; freq(a) = q; p + q = 1. Apabila populasi berada dalam
kesetimbangan, maka freq(AA) = p2 untuk homozigot AA dalam populasi, freq(aa) = q2
untuk homozigot aa, dan freq(Aa) = 2pq untuk heterozigot.
Konsep ini juga dikenal dalam berbagai nama: Kesetimbangan Hardy-Weinberg, Teorema
Hardy-Weinberg, ataupun Hukum Hardy-Weinberg. Asas ini dinamakan dari G. H. Hardy
dan Wilhelm Weinberg.
Godfrey Harold Hardy dan Wilhelm Weinberg tahun 1908 secara terpisah menemukan
dasar-dasar frekuensi alel dan genetik dalam suatu populasi. Prinsip yang berupa pernyataan
teoritis tersebut dikenal sebagai hukum (prinsip kesetimbangan) Hardy-Weinberg.
Pernyataan itu menegaskan bahwa frekuensi alel dan genotip suatu populasi (gene pool)
selalu konstan dari generasi ke generasi dengan kondisi tertentu.
Kondisi-kondisi yang menunjang Hukum Hardy-Weinberg sebagai berikut:
Pada suatu lokus, gen hanya mempunyai dua alel dalam satu populasi. Para ahli genetika
populasi menggunakan huruf p untuk mewakili frekuensi dari satu alel dan huruf q untuk
mewakili frekuensi alel lainnya. (Anonim, 2012)
Hukum Hardy-Weinberg tidak berlaku untuk proses evolusi karena hukum Hardy-Weinberg
tidak selalu menghasilkan angka perbandingan yang tetap dari generasi ke generasi.
Kenyataannya, frekuensi gen dalam suatu populasi selalu mengalami perubahan atau
menyimpang dari hukum Hardy-Weinberg.
Hukum ini menyatakan bahwa dalam suatu kondisi tertentu yang stabil, frekuensi gen dan
frekuensi genotif akan tetap konstan dari satu generasi ke generasi dalam suatu populasi yang
berbiak seksual, bila syarat berikut dipenuhi:
1. Genotif yang ada memiliki viabilitas (kemampuan hidup) dan fertilitas (kesuburan)
yang sama
2. Perkawinan yang terjadi berlangsung secara acak
3. Tidak ada mutasi gen
4. Tidak terjadi migrasi
5. Tidak terjadi seleksi
Hukum Hardy-Weinberg ini berfungsi sebagai parameter evolusi dalam suatu populasi. Bila
frekuensi gen dalam suatu populasi selalu konstan dari generasi ke generasi, maka populasi
tersebut tidak mengalami evolusi. Bila salah satu saja syarat tidak dipenuhi maka frekuensi
gen berubah, artinya populasi tersebut telah dan sedang mengalami evolusi.(Anonim,2012)
Bila frekuensi gen yang satu dinyatakan dengan simbol p dan alelnya dengan simbol q, maka
secara matematis hukum tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
1. Bila dalam suatu populasi masyarakat terdapat perasa kertas PTC 64% sedangkan bukan
perasa PTC (tt) 36%,
a. Berapa frekuensi gen perasa (T) dan gen bukan perasa (t) dalam populasi tersebut?
Populasi mendelian yang berukuran besar sangat memungkinkan terjadinya kawin acak
(panmiksia) di antara individu-individu anggotanya. Artinya, tiap individu memiliki peluang
yang sama untuk bertemu dengan individu lain, baik dengan genotipe yang sama maupun
berbeda dengannya. Dengan adanya sistem kawin acak ini, frekuensi alel akan senantiasa
konstan dari generasi ke generasi. Prinsip ini dirumuskan oleh G.H. Hardy, ahli matematika
dari Inggris, dan W.Weinberg, dokter dari Jerman,. sehingga selanjutnya dikenal sebagai
hukum keseimbangan Hardy-Weinberg.
Di samping kawin acak, ada persyaratan lain yang harus dipenuhi bagi berlakunya hukum
keseimbangan Hardy-Weinberg, yaitu tidak terjadi migrasi, mutasi, dan seleksi. Dengan
perkatan lain, terjadinya peristiwa-peristiwa ini serta sistem kawin yang tidak acak akan
mengakibatkan perubahan frekuensi alel.
Secara lebih rinci ketiga langkah ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Kembali kita misalkan
bahwa pada generasi tetua terdapat genotipe AA, Aa, dan aa, masing-masing dengan
frekuensi P, H, dan Q. Sementara itu, frekuensi alel A adalah p, sedang frekuensi alel a
adalah q. Dari populasi generasi tetua ini akan dihasilkan dua macam gamet, yaitu A dan a.
Frekuensi gamet A sama dengan frekuensi alel A (p). Begitu juga, frekuensi gamet a sama
dengan frekuensi alel a (q).
Dengan berlangsungnya kawin acak, maka terjadi penggabungan gamet A dan a secara acak
pula. Oleh karena itu, zigot-zigot yang terbentuk akan memilki frekuensi genotipe sebagai
hasil kali frekuensi gamet yang bergabung.
Kita ketahui bahwa frekuensi gene pool dari generasi ke generasi pada waktu ini (populasi
hipotesis) adalah 0,9 dan 0,1; dan perbandingan genotip adalah 0,81; 0,81; dan 0,01. Dengan
angka – angka ini kita akan mendapatkan harga yang sama pada generasi berikutnya. Hasil
yang sama ini akan kita jumpai pada generasi seterusnya, frekuensi genetis dan perbandingan
genotip tidak berubah. Dapat kita simpulkan bahwa perubahan evolusi tidak terjadi. Hal ini
dapat diketahui oleh Hardy (1908) dari Cambrige University dan Weinberg dari jerman
yang bekerja secara terpisah. Secara singkat dikatakan di dalam rumus Hardy-Weinberg
“Di bawah suatu kondisi yang stabil, baik frekuensi gen maupun perbandingan genotip akan
tetap (konstan) dari generasi ke generasi pada populasi yang berbiak secara seksual”
Perlu diteliti apakah yang dimaksud dengan kondisi pada hokum Hardy – Weinberg,
sehingga menyebabkan gene pool dari suatu populasi berada di dalam keseimbangan genetis.
Kondisi tersebut digambarkan sebagai berikut:
Populasi harus cukup besar, sehingga suatu faktor kebetulan saja tidak mungkin
mengubah frekuensi genetis secara berarti.
Mutasi tidak boleh terjadi, atau harus terjadi keseimbangan secara mutasi.
Harus tidak terjadi emigrasi dan imigrasi.
Reproduksi harus sama sekali sembarang (random).
Secara teoritis, suatu populasi harus begitu besar sehingga dapat dianggap bukan merupakan
faktor penyebab dari perubahan frekuensi genetis. Dalam kenyataan, tidaklah ada populasi
yang besarnya tidak terbatas, tetapi beberapa populasi alami dapat cukup besar sehingga
perubahan sedikit saja tidak cukup menjadi penyebab dari perubahan yang berarti pada
frekuensi genetis gene pool mereka.
Suatu populasi produktif yang terdiri lebih dari 10.000 anggota yang dapat berbiak,
mempunyai kemungkinan besar tidak dipengaruhi secara berarti oleh perubahan sembarang,
yang dapat menuju kepada lenyapnya suatu alel dari gene pool, meskipun alel itu merupakan
alel superior. Di dalam populasi yang demikian, ternyata hanya terdapat sangat kecil alel
yang mempunyai frekuensi antara, rupanya semua alel itu mempunyai kecenderungan untuk
hilang dengan segera atau tertahan sebagai satu – satunya alel yang ada. Dengan perkataan
lain, populasi kecil mempunyai kecenderungan besar untuk menjadi homozigot, sedangkan
populasi besar cenderung untuk lebih bermacam – macam.
p = 1 – q ; p = 1 – 0,01 ; p = 0,99
Frekuensi heterozigot karier, pada individu yang tidak mengalami PKU namun mewariskan
alel PKU pada keturunannya, yaitu sebagai berikut.
Hal ini berarti sekitar 2 % suatu populasi manusia yang membawa alel PKU.
Penyelesaian untuk persoalan diatas sebagai berikut. Andaikan p = frekuensi untuk alel IA , q
= frekuensi untuk alel IB , r = frekuensi untuk alel i, maka menurut hukum Hardy-Weinberg
(p+r)2 = 320+490
/1000 = 0,81
2. Frekuensi genotip IAIA = p2 = (0,2)2= 0,04. Jadi dari 320 orang bergolongan A
yang diperkirakan homozigotik IAIA = 0,04 x 1000 orang = 40 orang.
3. Frekuensi genotip IB i = 2qr = 2 (0,1 x 0,7) = 0,14 . Jadi dari 150 orang
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3) Asas Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi alel dan frekuensi genotipe dalam
suatu populasi akan tetap konstan, yakni berada dalam kesetimbangan dari satu generasi ke
generasi lainnya kecuali apabila terdapat pengaruh-pengaruh tertentu yang mengganggu
kesetimbangan tersebut.
3.2 Saran
Diharapkan bagi para pembaca agar tidak tejadi salah konsep mengenai evolusi sehingga
tidak memunculkan asas atau paham baru.
DAFTAR PUSTAKA
http://rispandahlan.blogspot.com/2012/03/hukum-hardy-weinberg-dan-genetika.html diacces
tanggal 2 Juni 2012
Sweety Hamster Love “Hamster Rescue” . 2012. Variasi genetik sebagai dasar evolusi,
mutasi gen, frekuensi gen dalam populasi dan hukum hardy- weinberg. (bag 2) (online)
Anonim-.Asas Hardy-Weinberg.(online)
http://id.wikipedia.org/wiki/Asas_Hardy-Weinberg
http://e-
dukasi.net/index.php?mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/Materi%20Pokok/view&id=330
&uniq=3661
http://e-
dukasi.net/index.php?mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/Materi%20Pokok/view&id=330
&uniq=3660 diacces tanggal 2 Juni 2012
Iklan
Report this ad
Report this ad
Share this:
Twitter
Facebook
Terkait
By aimarusciencemania
Navigasi pos
PETUNJUK PRAKTIKUM Pertumbuhan Populasi (predasi dan kompetisi)
LAPORAN PKL Unmuh Jember FKIP BIOLOGI 2009
Tinggalkan Balasan
Cari
Kalender
Juni 2012
S S R K J S M
« Mei Jul »
1 2 3
4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17
18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30
Jam ku
Tulisan Terakhir
Make up wedding muslim aini rupi
Tutorial hijab paris
Make up aini rupi
Pesona Ranu Agung Tiris Probolinggo
SOAL IPA KELAS 9 SMP SEMESTER GANJIL
Arsip
Januari 2018
Desember 2017
November 2017
Oktober 2017
September 2017
Agustus 2017
Juli 2017
Juni 2017
Mei 2017
April 2017
Maret 2017
Februari 2017
Januari 2017
Desember 2016
November 2016
Oktober 2016
September 2016
Agustus 2016
Juli 2016
Juni 2016
Mei 2016
April 2016
Maret 2016
Februari 2016
Januari 2016
Desember 2015
November 2015
Oktober 2015
September 2015
Agustus 2015
Juli 2015
Juni 2015
Mei 2015
April 2015
Maret 2015
Februari 2015
Januari 2015
Desember 2014
November 2014
Oktober 2014
September 2014
Agustus 2014
Juli 2014
Juni 2014
Mei 2014
April 2014
Maret 2014
Februari 2014
Januari 2014
Desember 2013
November 2013
Oktober 2013
September 2013
Agustus 2013
Juli 2013
Juni 2013
Mei 2013
April 2013
Maret 2013
Februari 2013
Januari 2013
Desember 2012
November 2012
Oktober 2012
September 2012
Agustus 2012
Juli 2012
Juni 2012
Mei 2012
April 2012
Maret 2012
Februari 2012
Januari 2012
Desember 2011
November 2011
Kategori
Uncategorized
Meta
Daftar
Masuk
RSS Entri
RSS Komentar
WordPress.com
Blog di WordPress.com.
DIAN MEUTIA PUTRY
jam weaker_yas
About
Blogger templates
Blogroll
Amayhean Sigadhis Arrachman
Archives
o Maret (3)
o September (7)
o Oktober (2)
o November (1)
o Januari (2)
o Februari (16)
o April (9)
o Mei (3)
o Juni (14)
o November (2)
o Desember (5)
iyan_yassir 4ever
visit-visit
BAB I
PENDAHULUAN
Evolusi berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari
satu generasi ke generasi berikutnya.Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi
tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi.
Suatu individu tidak dapat mengalami evolusi , hanyalah suatu populasi yang dapat
mengalami hal tersebut . komposisi genetik dari suatu individu sudah ditentukan semenjak
terjadinya fertilisasi, yakni persatuan antara spermatozoid dengan sel sel telur. Kebanyakan
dari perubahan sepanjang hidupnya ialah suatu perubahan dialam eksperesi dari potensi
pertumbuahan yang terkandung didalam gen. Didalam populasi , baik komposisi
genetik maupun dari potensi pertumbuhan dapat berubah. Perubahan komposisis genetik
populasi adalah evolusi.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui variasi genetik sebagai
dasar evolusi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Evolusi
Evolusi adalah proses perubahan pada seluruh bentuk kehidupan dari satu generasi ke
generasi selanjutnya, dan biologi evolusioner mempelajari bagaimana evolusi ini terjadi. Pada
setiap generasi, organisme mewarisi sifat-sifat yang dimiliki oleh orang tuanya melalui gen.
Perubahan (yang disebut mutasi) pada gen ini akan menghasilkan sifat baru pada keturunan
suatu organisme. Pada populasi suatu organisme, beberapa sifat akan menjadi lebih umum,
manakala yang lainnya akan menghilang. Sifat-sifat yang membantu keberlangsungan hidup
dan reproduksi organisme akan lebih berkemungkinan berakumulasi dalam suatu populasi
daripada sifat-sifat yang tidak menguntungkan. Proses ini disebut sebagai seleksi alam.
Penghasilkan jumlah keturunan yang lebih banyak daripada jumlah orang tua beserta
keterwarisan sifat-sifat ini merupakan fakta tambahan mengenai kehidupan yang mendukung
dasar-dasar ilmiah seleksi alam. Gaya dorong seleksi alam dapat terlihat dengan jelas pada
populasi yang terisolasi, baik oleh karena perbedaan geografi maupun mekanisme lain yang
mencegah pertukaran genetika. Dalam waktu yang cukup lama, populasi yang terisolasi ini
akan menjadi spesies baru.
Variasi genetik dalam populasi yang merupakan gambar dari adanya perbedaan
respon individu-individu terhadap lingkungan adalah bahan dasar dari perubahan adaptif.
Suatu populasi terdiri dari suatu sejumlah individu. Dengan suatu kekecualian , maka, tidak
ada dua individu yang serupa, pada populasi manusia dapat kita lihat dengan muda adanya
perbedaan- perbedaan individu : misalnya dipunyainya ciri-ciri anatomi, fisiologi dan
kelakuan yang khusus. Hal ini dapat kita lihat pada kucing dan anjing dan kuda., variasi
individu pada cacing, burung jalak, bajing atau bayam sukar sekali kita dapatkan meskipun
hal itu ada. Meskipun variasi individu ini terdapat dan hali ini mungkin tidak dapat kita lihat
oleh mata kita, hal ini terjadi pada binatang bersel satu sampai dengan ikan paus. Dengan
demikian, populasi terdiri dari sejumlah individu yang memiliki sifat penting tetapi berbeda
satu sama lain didalam berbagai hal
Variasi berasal dari mutasi bahan genetika, migrasi antar populasi (aliran gen), dan
perubahan susunan gen melalui reproduksi seksual. Variasi juga datang dari tukar ganti gen
antara spesies yang berbeda: contohnya melalui transfer gen horizontal pada bakteria dan
hibridisasi pada tanaman.Walaupun terdapat variasi yang terjadi secara terus menerus melalui
proses-proses ini, kebanyakan genom spesies adalah identik pada seluruh individu spesies
tersebut. Namun, bahkan perubahan kecil pada genotipe dapat mengakibatkan perubahan
yang dramatis pada fenotipenya. Misalnya simpanse dan manusia hanya berbeda pada 5%
genomnya.
Perbedaan- perbedaan diatas dapat kita lihat dengan nyata dan dapat pula sangat
samar- samar. Dengan demikian, jika terjadi suatu seleksi yang menentang beberapa varian
dan seleksi menguntungkan untuk varian lain didalam suatu populasi, maka komposisi
kesehatan dari populasi itu dapat berubah dengan berjalannya waktu , sebab sifat dari
populasi itu ditentukan oleh induvidu didalamnya. Secara umum variasi genetik dapat
dibedakan menjadi 5 penyebab (agensia evolutif), yakni mutasi rekombinasi gen, genetic
drift, gen flow dan seleksi alam
2.2.1 mutasi
Mutasi diartikan sebagai perubahan faktor keturunan atau sifat keturunan (gen) dan
perubahan itu bersifat fisikokimia.
Mutasi terjadi secara acak, yang beradaptasi hanya sebagian kecil. Bila suatu mutasi
mempunyai nilai ketahanan dan bentuk baru yang diturunkan telah nampak, maka ketahanan,
kedewasaan dan reproduksi dari bentuk baru itu tidak bersifat acak lagi. Mereka, cenderung
untuk bertambah dalam populasi dibandingkan dengan anggota populasi lain yang
mempunyai nilai seleksif rendah. Walaupun mutasi adalah dasar variasi, tetapi peranannya
hanya kecil. Yang lebih penting: kombinasi dan poliploid
b). Macam mutasi
Ada beberapa macam mutasi atas dasar sudut pandang tertentu . hal-hal berikut ini
menunjukkan beberapa macam mutasi berdasarkan atas berbagai sudut pandang.
Mutasi kecil adalah perubahan yang terjadi pada susunan molekul (ADN)gen. Lokus
gen sendiri tetap. Mutasi jenis ini yang menimbulkan perubahan alel. Mutasi gen diartikan
sebagai suatu perubahan fisiokimiawi gen. Perubahan fisiokimiawi gen yang terjadi antara
lain dapat berupa perubahan atau pergantian pasangan basa. Misalnya pasangan A-T diganti
menjadi G-C: peristiwa semacam ini antara lain disebabkan karena terjadi satu basa purin
ataupun pirimidin oleh senyawa lain yang analog semacam zaguanin atau bromouracil C-G.
Sebagai akibat peristiwa lain.
Mutasi besar adalah perubahan yang terjadi pada stuktur dari kromosom . Istilah
khusus mutasi kromosom yakni aberasi. Sehingga untuk selanjutnya istilah aberasi dipakai
untuk mutasi kromosom , sedangkan istilah mutasi khusus untuk mutasi gen saja.
Mutasi somatis adalah mutasi yang terjadi pada sel soma . bila perubahan sel somatis
demikian besar , sel-sel dapat mati . dan kalau dapat bertahan hidup memiliki kelainan atau
tak berfungsi secara normal. Bila sel somatis tidak tidak meliputi daerah yang luas, yang
kurang penting, tidak membahayakan . tetapi bila meliputi daerah yang luas atau alat yang
amat penting dapat membahayakan bahkan dapat mematikan.
Bila perubahan sel itu terjadi ketiak sel somatis sedang giat membelah seperti dalam
embrio dapat mengakibatkan karakter abnormal waktu lahir , tetapi tidak diturunkan kepada
generasi berikutnya . makin muda jaringan yang mengalami perubahan genetis makin luas
akibat abnormalan yang ditimbulkannya sebliknya makin dewasa jaringan itu ketika
mengalami keabnormalan dan dapt ditolerir.
Mutasi germinal adalah mutasi yang terjadi sel germinal (terdapat didalam gonad).
Hal ini terjadi terdapat pada mahkluk hidup bersel banyak dan bukan yang bersel satu. Atau
strukturnya yang lebih sederhana. Bila perubahan berlangsung pada gamet. maka akibat yang
ditimbulkan begitu hebat dan gametpun segera mati. Kadang menyebabkan gamet tidak
mampu melakukan pembuahan dengan wajar. Oleh karena itu tak diteruskan pada
keturunananya. Tetapi bila perubahan tidak begitu hebat dan gamet dapat melakukan
pembuahan, terjadi generasi baru yang menerima peruahan bahan genetik tersebut.
Bila gonad terkena langsung radiasi atau diberi bahan kimia seperti gas murtad, maka
kemungkinan besar mengalami perubahan genetis pada gamet . namun kalau radiasi terjadi
pad bagian tubuh yang lain, bukan langsung ke gonad, suatu saat gonad menerima akibat
radiasi secara tidak langsung itu. Bila radiasi menimbulkan ionisasi berantai pada jaringan
dan akhirnya mencapai inti sel gamet.
Makin dekat bagian tubuh yang kena radiasi ke gonad, makin besar kemungkinan
gamet menerima perubahan genetis . sebaliknya semakin jauh bagian tubuh yang kena
radiasi dari gonad ,makin kecil kemungkinan gamet menerima perubahan genetik itu.
3). Berdasarkan faktor penyebab mutasi
Mutasi alam adalah mutasi yang terjadi secara alami (tanpa dibuat dan disengaja
manusia). Penyebab dari mutasi alamiah antara lain:
Sinar kosmos
Batuan radioaktif
Sinar ultraviolet matahari
Sesuatu yang tidak jelas dalam metabolisme sehingga terjdi kekeliruan dalam sintesis
bahan genetik. Dan
Radiasi ionisasi internal dari bahan radioaktif yang mungkin terkandung dalam
jaringan (lewat makanan atau minuman yang terkena pencemaran zat radioaktif
Mutasi buatan
Mutasi spontan merupakan mutasi yang sengaja dibuat oleh manusia, yang biasa
diarahkan kepada tujuan-tujuan tertentu. Misalnya dibidang budidaya, perakitan bibit dan
lain-lain. Usaha- usaha manusia dalam perubahan genetik dalam bentuk bahan makanan
antara lain:
Mutasi buatan tidak selalu berakibat buruk. Banyak sekali jasa bahan radioaktif
terhadap kesejahteraan hidup manusia. Terutama mengembangkan keturunan baru tanaman.
Perubahan mutasi buatan yang dilakukan pada gandum, buncis, tomat, ternyata dapat
meningkatkan mutunya. banyak tanaman panen (padi jagung gandum) yang dikembangkan
sehingga tahan terhadap suatu jenis hama.
Mutasi mikro adalah mutasi yang terjadi atas satu atau sekelompok kecil faktor keturunan.
Mutasi makro merupakan mutasi yang terjadi atas sejumlah besar atau mungkin seluruh
faktor keturunan.
Dalam ruang lingkup mekanisme evolusi, terdapat dua macam pendapat tentang
dampak perubahan yang efektif supaya evolusi mahkluk hidup dapat berlangsung, pendapat
pertama, mengatakan bahwa penyebab variasi ( penyebab perubahan) yang lebih efektif
adalah perubahan bertahap. Dalam kurun waktu yang cukup lama sedikit demi sedikit akan
terjadi akumulasi demikian banyak variasi yang mengarah pada timbulnya kelompok-
kelompok baru( yang ditinjau dari sudut tinjauan tingkat takson tertentu mungkin sudah
berbeda dengan sebelumnya). Dalam hubungan dengan ini dikataka bahwa mutasi lompatan,
skala perubahan adalah demikian besar sehingga turunan yang mewarisi banyak ciri yang
sekaligus berubah, relatif tidak beradaptasi. Pendapat kedua mengatakan bahwa penyebab
variasi yang efektif adalah mutasi lompatan : dikatan bahwa yang terjadi karena mutasi
bertahap tidak dapat mengarah kepada terbentuknya spesies baru (spesiasi). Namun
demikian, dari pendapat tersebut yang paling banyak dianut adalah pendapat yang pertama.
C. Penyebab mutasi
Faktor- faktor yang menjadi penyebab terjadinya mutasi adalah demikian banyak
aspek variabel faktor lingkungan. Faktor- faktor tersebut dikenal sebagai mutagen. Pada
umumnya faktor- faktor lingkungan penyebab mutasi (mutasi) dibagi menjadi:
Agen mutagenik dari faktor fisika brupa radiasi. Radiasi yang bersifat mutagenik
antara lain berasal dari sinar kosmis, sinar ultraviolet, sinar gamma, sinar –X, partikel beta,
pancaran netron ion- ion berat, dan sina- sinar lain yang mempunyai daya ionisasi.
Radiasi dipancarkan oleh bahan yang bersifat radioaktif. Suatu zat radioaktif dapat
berubah secara spontan menjadi zat lain yang mengeluarkan radiasi. Ada radiasi yang
menimbulkan ionisasi ada yang tidak. Radiasi yang menimbulkan ionisasi dapat menembus
bahan, termasuk jaringan hidup, lewat sel-sel dan membuat ionisasi molekul zat dalam sel,
sehingga zat- zat itu tidak berfungsi normal atau bahkan menjadi rusak. Sinar tampak
gelombang radio dan panas dari matahari atau api, juga mem,bentuk radiasi, tetapi tidak
merusak.
Secara alami, rekombinasi gen terjadi saat pembelahan meiosis terjadi, (jd bukan saat
fertilisasi), yaitu ketika fase yang disebut sebagai “pindah silang” atau crossing over, pada
profase I (silahkan lihat tahapan pembelahan meiosis untuk lebih jelasnya). Pada fase itu,
gen-gen dari pasangan kromosom homolog saling bertukaran. Seperti kita ketahui, manusia
memiliki 2 set kromosom yang saling berpasangan, satu set kromosom yang membawa sifat-
sifat ayah, dan satu set kromosom yang membawa sifat-sifat ibu. Pada pembelahan mitosis
(perbanyakan sel), kedua set kromosom tersebut akan diperbanyak apa adanya, jadi tidak ada
perubahan susunan gen. Namun, pada saat pembelahan meiosis, yaitu pada pembentukan sel
gamet (yang nota bene hanya punya satu set kromosom),mterjadi pndah silang, sehingga satu
set kromosom hasil dari pembelahan meiosis akan membawa kombinasi sifat ayah da sifat
ibu.
Berikut ini adalah informasi – informasi tentang rekombinasi gen seksual seperti disebutkan
dibawah ini:
Hukum mandel 1 dan hukum mandel 11, tentang hukum pemisahan dan
rekombinasi faktor- faktor keturunan yang terjadi selama meiosis. Pada mahkluk hidup
yang bereproduksi secara sseksual, peristiwa fertilisasi didahului oleh proses pembentukan
gamet (meiosis). Proses meiosis menghasilkan gamet-gamet yang mempunyai jumlah
kromosom sebanyak separuh dari jumlah kromosom sel induknya. Pada proses meiosis
inilah terjasi pemisahan faktor- faktor keturunan dari masing- masing alelnya secara bebas.
Peristiwa pemisahan yang berlangsung secara bebas itulah yang lebih terkenal dengan
hukum mandel 1: sebaliknya peristiwa kombinasi secara bebas lebih dikenal dengan
hukum mandel II. Dengan peristiwa pemisahan dan rekombinasi secara bebas inilah
menyebabkan kandungan faktor keturunan pada tiap gamet, secara keseluruhan tidak sama
satu sama lain. Dengan kata lain secara keseluruhan tiap-tiap gamet berbeda satu dengan
yang lainnya.
Seleksi alam yang dimaksud dalam teori evolusi adalah teori bahwa makhluk hidup
yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama kelamaan akan punah. Yang
tertinggal hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Dan sesama
makhluk hidup akan saling bersaing untuk mempertahankan hidupnya.
Masih jelas teringat di benak kita tentang teori evolusinya yang menceritakan bahwa
awalnya jerapah ada yang berleher pendek dan ada yang berleher panjang. Lalu jerapah yang
berleher panjang lebih mudah menjangkau daun-daun muda yang tempatnya memang lebih
tinggi dibandingkan dengan jerapah berleher pendek. Akhirnya, jerapah berleher panjang
dapat bertahan hidup dan jerapah berleher pendek perlahan-lahan akan punah. Ini yang
disebut Charles Darwin sebagai “Seleksi Alam”.
Seleksi alam adalah proses dimana mutasi genetika yang meningkatkan reproduksi
menjadi (dan tetap) lebih umum dari generasi yang satu ke generasi yang lain pada sebuah
populasi. Ia sering disebut sebagai mekanisme yang “terbukti sendiri” karena:
Seleksi alam dalam sebuah populasi untuk sebuah sifat yang nilainya bervariasi,
misalnya tinggi badan, dapat dikategorikan menjadi tiga jenis. Yang pertama adalah seleksi
berarah (directional selection), yang merupakan geseran nilai rata-rata sifat dalam selang
waktu tertentu, misalnya organisme cenderung menjadi lebih tinggi. Kedua, seleksi pemutus
(disruptive selection), merupakan seleksi nilai ekstrem, dan sering mengakibatkan dua nilai
yang berbeda menjadi lebih umum (dengan menyeleksi keluar nilai rata-rata). Hal ini terjadi
apabila baik organisme yang pendek ataupun panjang menguntungkan, sedangkan organisme
dengan tinggi sedang tidak. Ketiga, seleksi pemantap (stabilizing selection), yaitu seleksi
terhadap nilai-nilai ektrem, menyebabkan penurunan variasi di sekitar nilai rata-rata. Hal ini
dapat menyebabkan organisme secara pelahan memiliki tinggi badan yang sama.
Contoh seleksi alam misalnya yang terjadi pada ngengat biston betularia. Ngengat
biston betularia putih sebelum terjadinya revolusi industri jumlahnya lebih banyak daripada
ngengat biston betularia hitam. Namun setelah terjadinya revolusi industri, jumlah ngengat
biston betularia putih lebih sedikit daripada ngengat biston betularia hitam. Ini terjadi karena
ketidakmampuan ngengat biston betularia putih untuk beradaptasi dengan lingkungan yang
baru. Pada saat sebelum terjadinya revolusi di Inggris, udara di Inggris masih bebas dari asap
industri, sehingga populasi ngengat biston betularia hitam menurun karena tidak dapat
beradaptsi dengan lingkungannya. namun setelah revolusi industri, udara di Inggris menjadi
gelap oleh asap dan debu industri, sehingga populasi ngengat biston betularia putih menurun
karena tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan, akibatnya mudah ditangkap oleh
pemangsanya.
Hereditas mendel
1. Mutasi : apabila gen A berubah menjadi a dan sebaliknya, maka frekuensi yang dinyatakan
oleh p dan q dalam (p + q)2 akan berubah.
2. Perbedaan pembagian ke gen pool.
Pembawa (carrier) dari sebuah genotipe dapat berbeda dalam membagi ke gen pool dari
generasi berikutnya, perbedaan dalam nilai adaptif dapat menyebabkan perubahan dalam
frekuensi gen.
3. Migrasi: perbedaan migrasi dari pembawa gen A dan gen a kedalam atau keluar populasi
akan mengakibatkan perubahan.
Pada populasi kecil variasi yang terjadi secara kebetulan dapat menjadi penting.
Perkawinan sendiri atau antara saudara dapat mengubah frekuensi gen.
Mutasi merupakan sumber dari perubahan genetik, bila suatu mutasi meningkatkan
kemauan untuk hidupnya hanya 1% maka untuk terbentuknya ½ populasi perlu waktu 100
generasi. Jadi peranan reproduksi seksual sangat penting. Melalui reproduksi seksual dan
seleksi alam, evolusi dapat menjadi terarah.
Aliran gen atau gene flow merupakan pertukaran gen antar populasi, yang biasanya
merupakan spesies yang sama. Contoh aliran gen dalam sebuah spesies meliputi migrasi dan
perkembangbiakan organisme atau pertukaran serbuk sari. Transfer gen antar spesies meliputi
pembentukan organisme hibrid dan transfer gen horizontal.
Migrasi ke dalam atau ke luar populasi dapat mengubah frekuensi alel, serta
menambah variasi genetika ke dalam suatu populasi. Imigrasi dapat menambah bahan
genetika baru ke lungkang gen yang telah ada pada suatu populasi. Sebaliknya, emigrasi
dapat menghilangkan bahan genetika. Karena pemisahan reproduksi antara dua populasi yang
berdivergen diperlukan agar terjadi spesiasi, aliran gen dapat memperlambat proses ini
dengan menyebarkan genetika yang berbeda antar populasi. Aliran gen dihalangi oleh barisan
gunung, samudera, dan padang pasir. Bahkan bangunan manusia seperti Tembok Raksasa
Cina dapat menghalangi aliran gen tanaman.
Gene flow (alur gen), akibat adanya imigran yang dapat menambah alela baru
kedalam unggun gen suatu “deme”, sehingga dapat merubah frekunsi alela. Alur gen berarti
kisaran imigran mulai dari yang sangat rendah kesangat tinggi tergantung dari jumlah
individu yang datang dan seberapa banyak perbedaan genetik yang ada pada individu-
individu dalam “” deme” yang dapat bergabung. Bila tidak ada perbedaan yang banyak
antara “ deme- deme” dalam populasi yang besar, maka pergerakan individu dalam jumlah
yang sangat kecil diantara “ deme- deme” di pandang cukup kuat dapat menjaga frekuensi
alela tetap sama.
Bagaimanapun juga bila informasi genetik sangat berbeda, imigrasi kecil dapat
menghasilkan perubahan frekuensi alela yang sangat besar. Misalnya hibridisasi,
perkawinan dalam ( interbreeding) diantara individu- individu yang termasuk dalam
spesies yang dianggap berbeda mungkin saja terjadi. Hibridisasi semacam itu mugkin
membawa banyak alela baru kedalam populasi dan memungkinkan menjadi penyebab
dimulainya kecenderungan baru dalam evolusi penerima.
Banyak spesies yang terdiri dari penduduk lokal yang anggotanya cenderung untuk
berkembang biak di dalam kelompok. Setiap penduduk lokal dapat mengembangkan gen
yang berbeda dari yang lain penduduk lokal. Namun, anggota dari satu populasi dapat
berkembang biak dengan sesekali imigran dari populasi yang berdekatan dari spesies yang
sama. Hal ini dapat memperkenalkan gen baru atau mengubah frekuensi gen yang ada di
warga.
Menurut pandagan darwin Charles Darwin mengajukan teori evolusi
melalui seleksi alam
Darwin menyimpulkan oleh karena organisme menghasilkan keturunan yang lebih
banyak daripada yang lingkungan dapat dukung, pastilah terdapat persaingan untuk bertahan
hidup, dan hanya beberapa individu yang dapat bertahan hidup pada tiap generasi. Darwin
menyadari bahwa keberlangsungan hidup tidaklah didasarkan pada kebetulan belaka. Namun,
keberlangsungan hidup bergantung pada sifat-sifat tiap individu, dan sifat-sifat ini dapat
membantu ataupun menghalangi keberlangsungan hidup dan reproduksi individu. Individu
yang beradaptasi dengan baik memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk menghasilkan
keturunan yang lebih banyak. Kemampuan beradaptasi yang tidak setara ini dapat
menyebabkan perubahan perlahan dalam suatu populasi. Sifat-sifat yang membantu suatu
organisme bertahan hidup dan bereproduksi akan berakumulasi dari generasi yang satu ke
generasi selanjutnya. Sebaliknya, sifat-sifat yang menghalangi keberlangsungan hidup dan
reproduksi akan menghilang. Darwin menggunakan istilah seleksi alam untuk menjelaskan
proses ini.
Seleksi alam sering disamakan dengan sintasan yang terbugar (survival of the fittest),
namun ekspresi ini sebenarnya dicetuskan oleh Herbert Spencer pada buku Principles of
Biology tahun 1864, setelah Charles Darwin menerbitkan hasil kerjanya. Sintasan yang
terbugar menjelaskan proses seleksi alam dengan tidak benar, karena seleksi alam bukanlah
hanya mengenai keberlangsungan hidup, dan tidaklah selalu yang paling bugar (fittest) yang
bertahan hidup.
Pengamatan terhadap variasi pada hewan dan tumbuhan merupakan dasar-dasar teori
seleksi alam. Sebagai contoh, Darwin memantau bahwa bunga anggrek dan serangga
mempunyai hubungan dekat yang mengijinkan penyerbukan pada tumbuhan. Ia mencatat
bahwa bunga anggrek mempunyai variasi pada strukturnya yang menarik serangga,
sedemikian rupanya serbuk sari yang berasal dari bunga akan menempel pada tubuh
serangga. Dengan begitu, serangga akan memindahkan serbuk sari dari anggrek jantan ke
anggrek betina. Walaupun struktur bunga anggrek tampaknya rumit, namun bagian
terspesialisasi ini terbuat dari struktur dasar yang dapat ditemukan pada bunga lain. Pada
buku Fertilisation of Orchids karya Darwin, ia mengajukan bahwa bunga anggrek tidak
mewakili hasil karya seorang insinyur yang ideal, namun diadaptasi dari bagian-bagian yang
telah ada melalui seleksi alam.
0 komentar:
Posting Komentar
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit "
About "
Beranda
Proses dan tahapan reproduksi sexual pada tumbuhan bunga secara Reproduksi
seksual (Generatif) Reproduksi merupakan proses (pe...
PARASITOLOGY (TRYPANOSOMA)
PROPOSAL MANGROVE
SISTEM OTOT
Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fungsi seperti untuk alat gerak,
menyimpan glikogen dan menentukan...
Configure your calendar archive widget - Edit archive widget - Flat List - Newest first -
Choose any Month/Year Format
Followers
About Me
About
Sitemap
Contact
Disclaimer
Pulmonaris.biologi
Kami adalah master of sains biologi, dimana blog ini akan membantu anda dalam masalah
biologi.
Animal
Artikel
Rangkuman Kecil
Kumpulan Makalah
Gambar N Keterangan
Tutorial Pratikum
Video
Search...
Dibimbing oleh :
Disusun oleh :
Dimas Wahyu Meidi Vanto
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang atas rahmat – Nya
maka saya dapat menyelesaikan tugas Makalah kelompok evolusi organik. Sholawat serta
Salam senantiasa tercurahkan kepada baginda kita Nabi Besar Muhamad SAW yang telah
membawa umatnya dari zaman jahiliah menuju zaman Islamiah.
Adapun maksud penyusunan makalah dengan materi kajian “variasi genetik sebagai
dasar evolusi, mutasi gen, frekuensi gen dalam populasi dan hukum hardy-weinberg” yakni
sabagai pemenuhan tugas mata kuliah Evolusi Organik.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini tidak akan terselesaikan tanpa dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada Drs. Lud Waluyo,
M.Kes selaku pembimbing kami dalam mengerjakan makalah ini.
Segala kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan penyusunan
makalah ini, agar menjadi terbaik bagi penyusun maupun pembaca.
Kami berharap dengan adanya penyusunan makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca maupun penyusun sendiri, dan bagi semua yang berkepentingan.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang........................................................................................5
1.2 Rumusan masalah...................................................................................6
1.3 Tujuan.....................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Variasi Genetik.......................................................................................7
2.1.1 Mutasi Gen....................................................................................9
2.2.2 Rekombinasi Gen..........................................................................9
2.2.3 Gene Flow...................................................................................12
2.2.4 Genetic Drift................................................................................13
2.2.5 Seleksi Alam...............................................................................13
2.2 Frekuensi Gen Populasi........................................................................14
2.3 Definisi Hukum Hardy-Weinberg........................................................15
2.3.1 Kondisiyang di Perlukan untuk Keseimbangan Genetis.............17
2.3.2 Peran Seleksi...............................................................................20
2.4 Penerapan Teori Evolusi dalam Hukum hardy-Weinberg...................22
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...........................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
a. Mendiskripsikan definisi dari variansi genetik.
b. Mendiskripsikan mutasi gen dan akibat yang di timbulkan
c. Mendiskripsikan frekuensi gen dalam populasi.
d. Mendiskripsikan Penerapan hukum Hady-Weinberg sebagai pendukung terjadinya evolusi
BAB II
PEMBAHASAN
Variasi hanya dapat diterangkan secara adaptasi dan secara genetik. Variasi dapat kita
lihat pada olahragawan yang otot-ototnya lebih terlatih sehingga berukuran lebih besar dari
kebanyakan orang. Namun variasi adaptasi tidak dapat diturunkan secara langsung pada
keturunannya. Ada variasi tertentu yang dapat diwariskan. Organisme tidaklah
memrepresentasikan varian-varian yang pernah ada saja. Variasi dapat dilihat misalnya pada
seleksi artifisial. Jika suatu populasi sapi secara artifisial dipilih untuk meningkatkan hasil
susu, hasil susu akan meningkat sepanjang generasi. Peningkatan ini dimungkinkan oleh
variasi yang dapat diwariskan bagi hasil susu. Eksistensi adaptasi juga membuktikan
eksistensi variasi genetika. Adaptasi dihasilakn oleh seleksi alam dan selelsi alam tidak bisa
bekerja tanpa variasi genetika.
Variasi genetik berasal dari mutasi bahan genetika, migrasi antar populasi (aliran gen),
dan perubahan susunan gen melalui reproduksi seksual. Variasi juga datang dari tukar ganti
gen antara spesies yang berbeda: contohnya melalui transfer gen horizontal pada bakteria dan
hibridisasi pada tanaman.Walaupun terdapat variasi yang terjadi secara terus menerus melalui
proses-proses ini, kebanyakan genom spesies adalah identik pada seluruh individu spesies
tersebut. Namun, bahkan perubahan kecil pada genotipe dapat mengakibatkan perubahan
yang dramatis pada fenotipenya. Misalnya simpanse dan manusia hanya berbeda pada 5%
genomnya.
Perbedaan- perbedaan diatas dapat kita lihat dengan nyata dan dapat pula sangat samar-
samar. Dengan demikian, jika terjadi suatu seleksi yang menentang beberapa varian dan
seleksi menguntungkan untuk varian lain didalam suatu populasi, maka komposisi kesehatan
dari populasi itu dapat berubah dengan berjalannya waktu, sebab sifat dari populasi itu
ditentukan oleh induvidu didalamnya. Secara umum variasi genetik dapat dibedakan menjadi
5 penyebab (agensia evolutif), yakni mutasi rekombinasi gen, genetic drift, gen flow dan
seleksi alam.
Dari kutipan- kutipan tersebut diatas bahwa mutasi diartikan sebagai perubahan faktor
keturunan atau sifat keturunan (gen) dan perubahan itu bersifat fisikokimia. Hugo de Vries
meneliti mutasi pada masa itu dengan melihat fenotipe yang menyimpang yang jarang terjadi
di alam. Tetapi jika mutasi terjadi, sifat berubah dan diwariskan terus ke generasi-generasi
berikutnya. Hugo de Vries membuat batasan tentang variasi yaitu variasi lingkungan dan
variasi genetik.
Gene pool adalah jumlah dari seluruh gen (termasuk plasma gen) yang dimiliki oleh
semua individu. Genotip dari individu diploid hanya dapat mempunyai suatu maksimal
jumlah dari dua alel dari suatu gen. Pembatasan ini tidak dijumpai pada gene pool dari suatu
populasi. Disini dapat terdapat setiap jumlah dari gen. kita melihat gen pool dari sudut setiap
macam gen dengan frekuensi atau perbandingan alel gen A dan a pada suatu populasi yang
berbiak secara seksual. Dan misalnya juga bahwa alel A merupakan 90 % dari jumlah kedua
alel, sedangkan alel a merupakan 10 % dari jumlah itu. Akan kita katakan kemudian bahwa
frekuensi A dan a pada gen pool populasi ini adalah 0,9 dan 0,1. Bila frekuensi ini berubah
dengan berubahnya waktu, maka perubahan ini merupakan perubahan evolusi.
Kalau kita katakan bahwa evolusi adalah perubahan di dalam komposisi genetis dari
populasi, yang kita artikan adalah suatu perubahan dari frekuensi genetis di dalam suatu gen
pool. Itulah sebabnya faktor penyebab evolusi dapat kita tentukan dengan menentukan faktor
apa yang dapat menghasilkan suatu pergeseran dari frekuensi genetis.
Sehingga dapat kita simpulkan bahwa perubahan evolusi tidak terjadi. Hal ini dapat
diketahui oleh Hardy (1908) dari Cambrige University dan Weinberg dari jerman yang
bekerja secara terpisah. Secara singkat dikatakan di dalam rumus Hardy-Weinberg yaitu “Di
bawah suatu kondisi yang stabil, baik frekuensi gen maupun perbandingan genotip akan
tetap (konstan) dari generasi ke generasi pada populasi yang berbiak secara seksual”.
Secara teoritis, suatu populasi harus begitu besar sehingga dapat dianggap bukan
merupakan faktor penyebab dari perubahan frekuensi genetis. Dalam kenyataan, tidaklah ada
populasi yang besarnya tidak terbatas, tetapi beberapa populasi alami dapat cukup besar
sehingga perubahan sedikit saja tidak cukup menjadi penyebab dari perubahan yang berarti
pada frekuensi genetis gene pool mereka.
Suatu populasi produktif yang terdiri lebih dari 10.000 anggota yang dapat berbiak,
mempunyai kemungkinan besar tidak dipengaruhi secara berarti oleh perubahan sembarang,
yang dapat menuju kepada lenyapnya suatu alel dari gene pool, meskipun alel itu merupakan
alel superior. Di dalam populasi yang demikian, ternyata hanya terdapat sangat kecil alel
yang mempunyai frekuensi antara, rupanya semua alel itu mempunyai kecenderungan untuk
hilang dengan segera atau tertahan sebagai satu – satunya alel yang ada. Dengan perkataan
lain, populasi kecil mempunyai kecenderungan besar untuk menjadi homozigot, sedangkan
populasi besar cenderung untuk lebih bermacam – macam.
Jadi suatu kesempatan dapat menyebabkan perubahan evolusi di dalam populasi kecil,
tetapi perubahan ini kadang – kadang disebut juga genetic drift atau pergeseran genetis tidak
dipengaruhi secara besar oleh adaptivitas relative dari berbagai gen. Hal ini disebut sebagai
evolusi pertengahan (intermediate evolution). Syarat kedua bagi keseimbangan mutasi
mungkin tidak dijumpai pada suatu populasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Evolusi merupakan suatu perubahan, perkembangan atau pertumbuhan secara berangsur-
angsur. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi,
reproduksi, dan seleksi.
2. Variasi genetik dalam populasi merupakan gambar dari adanya perbedaan respon
individu-individu terhadap lingkungan yang merupakan bahan dasar dari perubahan
adaptif. Jadi, tidak ada dua individu yang serupa, pada populasi manusia dapat kita
lihat dengan muda adanya perbedaan- perbedaan individu.
3. Mutasi terjadi secara acak, yang beradaptasi hanya sebagian kecil. Bila suatu mutasi
mempunyai nilai ketahanan dan bentuk baru yang diturunkan telah nampak, maka
ketahanan, kedewasaan dan reproduksi dari bentuk baru itu tidak bersifat acak lagi.
4. Ada beberapa macam mutasi atas dasar sudut pandang tertentu :
o Berdasarkan tempat terjadinya
o Berdasarkan macam sel yang mengalami mutasi
o Berdasarkan faktor penyebab mutasi
o Berdasarkan jumlah faktor keturunan
o Berdasarkan manfaat bagi individu atau populasi yang mengalami
5. Rekombinasi gen adalah salah satu peristiwa yang menyebabkan timbulnya variasi
pada generasi keturunan pada saat terjadinya reproduksi seksual.
6. Aliran gen atau gene flow merupakan pertukaran gen antar populasi, yang biasanya
merupakan spesies yang sama. Salah satu faktor yang paling signifikan pada aliran
gen ini adalah mobilitas.
7. Genetic drift (hanyutan genetic) merupakan perubahan dalam kumpulan gen suatu populasi
kecil akibat kejadian acak. Hanya factor keberuntungan saja yang mengakibatkan hanyutan
acak dapat memperbaiki daya adaptasi populasi itu ke lingkunganya.
8. Seleksi alam adalah makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya
yang lama kelamaan akan punah. Makhluk hidup yang tertinggal hanya makhluk hidup yang
mampu beradaptasi dengan lingkungannya dan sesama makhluk hidup akan saling bersaing
untuk mempertahankan hidupnya.
9. Gene pool adalah jumlah dari seluruh gen (termasuk plasma gen) yang dimiliki oleh
semua individu. Genotip dari individu diploid hanya dapat mempunyai suatu
maksimal jumlah dari dua alel dari suatu gen.
10. Populasi mendelian yang berukuran besar sangat memungkinkan terjadinya kawin
acak (panmiksia) di antara individu-individu anggotanya. Artinya, tiap individu
memiliki peluang yang sama untuk bertemu dengan individu lain, baik dengan
genotipe yang sama maupun berbeda dengannya. Dengan adanya sistem kawin acak
ini, frekuensi alel akan senantiasa konstan dari generasi ke generasi. Prinsip ini
dirumuskan oleh G.H. Hardy, ahli matematika dari Inggris, dan W.Weinberg, dokter
dari Jerman,. sehingga selanjutnya dikenal sebagai hukum keseimbangan Hardy-
Weinberg.
DAFTAR PUSTAKA
Share this
Google Facebook Twitter More
Related Posts
REPRODUKSI HEWAN
PPT Whole Mounth Tumbuhan
Flu Burung
Next
SEL SEBAGAI PENYUSUN MAKHLUK HIDUP”
Previous
Anatomi Fisiologi Manusia Cor (Jantung)
About
Paling Dilihat
“VARIASI GENETIK SEBAGAI DASAR EVOLUSI, MUTASI GEN, FREKUENSI
GEN DALAM POPULASI DAN HUKUM HARDY-WEINBERG”
MAKALAH FOTOPERIODISME TUMBUHAN
Komentar
Label Pilihan
Analisis Artikel
Contoh Rpp Kurikulum 2013
Gambar Dan Keterangannya
Kumpulan Jurnal
Kumpulan Makalah
Proposal PPL
RAKIL (RAKUMAN KECIL)